Contoh Skripsi

 

                                      REDUPLIKASI MORFOLOGIS

DALAM NOVEL BINTANG KARYA TERE LIYE

 

                                                          SKRIPSI           

 

OLEH

ARIANA IDRIS

NIM 201735042

 

 

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PATTIMURA

MARET 2022



 

 

 


BAB 1

                                                   PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

       Bahasa merupakan suatu alat komunikasi yang dimiliki oleh manusia yang berupa sistem lambang bunyi yang berasal atau diproduksikan dari tuturan alat ucap manusia. Dengan demikian bahasa mempunyai manfaat di dalam kehidupan sehari-hari manusia yakni bahasa sebagai alat pengembang budaya dan ilmu pengetahuan, sebagai pengantar dalam dunia pendidikan, dan sebagai bahasa resmi dalam suatu negara. Selain itu bahasa juga bermanfaat sebagai suatu pengenalan situasi atau keadaan dengan penangkapan hal dalam pemberlakuaanya di lingkup nyata kegiatan sehari-hari manusia.

       Berkaitan dengan bahasa merupakan suatu sarana komunikasi, maka bahasa dapat dibedakan menjadi dua yakni, bahasa lisan dan bahasa tulis atau juga diperistilahkan menjadi ragam lisan dan ragam tulis. Ragam lisan merupakan bahasa yang diproduksikan oleh alat ucap manusia, sedangkan ragam tulis adalah ragam yang diproduksikan lewat rangkaian kata-kata dalam tulisan-tulisan tertentu. Ragam lisan biasanya dapat kita ketahui penggunaanya di dalam pidato, ceramah, orasi, diskusi dan lain sebagainya, ragam tulis dapat diketahui pada surat atau dalam bentuk media cetak, misalnya buku, majalah, koran, tabloid, novel dan lain sebagainya. Setiap bahasa, baik itu dalam bentuk ragam lisan maupun tertulis, menghasilkan makna tertentu. Oleh karena itu bahasa yang dapat dimaknai adalah bahasa yang dapat dimengerti dan dipahami oleh orang lain. Dengan perkembangannya di dalam ilmu pengetahuan dan pengantar dalam dunia pendidikan, bentuk ragam tertulis banyak ditemukan bahasa yang diulang-ulang yang sering kita dengar dan pernah kita baca di dalam buku cerita yang bergenre novel. Pada dasarnya, dalam sebuah karya sastra khususnya novel, dapat ditemukan suatu proses morfologis di dalamnya yang merupakan suatu kajian tentang pembentukan kata. proses kata dasar pembentukan kata tersebut ada yang diulang-ulang, sehingga disebut bentuk reduplikasi.

       Reduplikasi merupakan proses perulangan kata atau unsur kata. Reduplikasi dapat berupa pengulangan bentuk sebagian maupun perubahan vokal dan konsonan. Menurut Chaer (2015:178) reduplikasi adalah mekanisme yang sangat penting dalam pembentukan kata, disamping afiksasi, dan komposisi. Ada beberapa jenis masalah pengkajian dalam reduplikasi yang sama-sama mengkaji masalah pembentukan kata ulang, yaitu reduplikasi fonologi, morfologi sintaksis, dan semantik. Namun untuk membatasi pengkajian, peneliti hanya memfokuskan penelitian pada bentuk reduplikasi morfologisnya saja. Yakni pada pembentukan kata yang mengulang bentuk dasar.

Morfologi merupakan ilmu yang membicarakan pembentukan kata. Dalam bahasa Indonesia peristiwa pembentukan kata ada tiga macam yaitu tentang afiksasi, reduplikasi, dan komposisi. Namun dari hasil pengamatan berdasarkan sumber novel bintang karya Tere Liye yang telah peneliti baca, peneliti menemukan banyak bentuk reduplikasi daripada bentuk afikasi dan komposisi. Sehingga peneliti memilih untuk fokus mengkaji pada bentuk reduplikasinya saja. Hal ini juga dapat ditinjau dari proses reduplikasi yang juga melibatkan kombinasi ada dan tidaknya proses afiksasi didalamnya.

Alasan yang lainnya adalah sebagaimana pada proses pembubuhan afiks, proses pengulangan ini pun bertujuan membentuk kata. Apabila proses pembubuhan afiks merupakan suatu peristiwa pembentukan kata dengan jalan membubuhkan afiks pada bentuk dasar, maka proses pengulangan (reduplikasi) tidaklah demikian. Proses pengulangan merupakan peristiwa pembentukan kata dengan jalan mengulang bentuk dasar, baik seluruhnya maupun sebagian, baik bervariasi fonem maupun tidak, baik berkombinasi afiks maupun tidak.

Contohnya seperti kata anak-anak, memukul-mukul, gerak-gerik, dan buah-buahan adalah kata ulang, yaitu kata sebagai hasil proses perulangan. Kata anak-anak  sebagai hasil pengulangan bentuk dasar anak, dan merupakan dasar yang diulang seluruhnya tanpa variasi fonem dan tanpa berkombinasi dengan afiks. Kata memuku-mukul sebagai hasil pengulangan bentuk dasar memukul yang termasuk pengulangan sebagian. Kata gerak-gerik sebagai hasil pengulangan bentuk dasar gerak, dan kata dasarnya diulang seluruhnya dengan variasi fonem. Dan kata buah-buahan sebagai hasil pengulangan bentuk dasar buah, dan bentuk dasar tersebut diulang seluruhnya dengan berkombinasi afiks.

Bentuk komposisi juga tidak berkaitan dengan proses bentuk kata ulang. Bentuk komposisi mempunyai pengertian tersendiri yaitu merupakan bergabungnya dua morfem dasar atau lebih secara padu dan menimbulkan arti yang relatif baru. Jika dimasukan kedalam proses reduplikasi, maka tidak saling berhubungan. Apalagi jika dilihat dari segi pembentukan kata dasar ulangnya. Komposisi merupakan penggabungan bentuk dasar untuk menghasilkan kontruksi atau bentuk lain yang memiliki identitas leksikal yang berbeda. Contohnya rumah sakit, ruang tunggu, dan  kereta api. Kata yang terbentuk dari proses ini disebut kata majemuk. Bentuk-bentuk majemuk tertentu mudah sekali dikenal sebab artinya memang benar-benar berbeda, atau sama sekali tak berhubungan dengan arti dari setiap unsur pembentuknya.

Reduplikasi morfologis bahasa Indonesia dapat membentuk kata dengan bentuk dasar yang berkelas kata kerja, benda dan sifat. Disamping itu, reduplikasi morfologi ini ada juga yang berkombinasi dengan morfem imbuhan dalam membentuk suatu kata, misalnya ke-an dalam kekuning-kuningan, se-nya dalam sebaik-baiknya, dan -an dalam orang-orangan. Pengertian kombinasi antara morfem ulang dan imbuhan seperti yang telah dijelaskan tidaklah mempunyai arti sendiri-sendiri, tetapi mendukung satu arti. Oleh sebab itu, kombinasi itu disebut satu morfem.

Bentuk kata ulang juga seringkali banyak ditemui dalam sebuah novel atau buku cerita. Misalkan bentuk kata ulang dalam novel yang berjudul bintang yakni seperti kalimat berikut ini; “bertahun-tahun berlalu, rumah itu menjadi tua”. Bentuk penggunaan kata ulang bertahun-tahun tersebut muncul karena pengarang ingin mempermudah pembaca dalam memahami isi dari novel tersebut. Kemudian bentuk kata ulang bertahun-tahun merupakan kategori dari sisi bentuk, fungsi dan makna, yang merupakan unsur pembangun yang sangat penting di dalam novel Bintang karya Tere Liya. Bentuk bahasa pada kata ulang dalam novel ini berhubungan dengan keadaanya yang mendukung perannya sebagai sarana komunikasi. Berbagai kepentingan komunikasi pemakai bahasa dan hubunganya dengan aspek nilai dan aspek makna merupakan perannya yang terkandung  di dalam bentuk bahasa yang fungsinya sebagai alat komunikasi. Setiap fungsi pada kalimat konkret merupakan tempat yang kosong yang harus diisi oleh dua pengisi, yaitu pengisi kategorial (menurut bentuknya) dan pengisi semantis (menurut semantisnya). Jadi fungsi itu sendiri tidak memiliki bentuk dan makna tertentu, tetapi harus diisi oleh bentuk tertentu, yakni kategori dan harus diisi oleh makna tertentu, yaitu peran. Ketiga unsur tersebut secara keseluruhan dimiliki oleh semua bahasa di dunia, seperti juga halnya dalam bahasa tulis pada novel, jadi hubungan ketiga unsur tersebut merupakan unsur pembangun yang penting dalam novel Bintang karya Tere Liye. Maka oleh sebab itulah pentingnya mengkaji bentuk reduplikasi dalam bahasa tulis pada setiap bentuk kata di dalam novel ini, bagaimana bentuk kata reduplikasi dapat membangun fungsi dan perannya dalam setiap kalimat pada isi teks cerita tertentu. sehingga hubungan unsur tersebut menarik untuk diteliti yang memfokuskan kajian terhadap satuan bahasa pada kalimat-kalimat yang mengandung bentuk kata ulang atau reduplikasi dalam novel.

Novel merupakan karangan prosa yang panjang yang  mengandung rangkaian cerita kehidupan seseorang dengan orang disekelilingnya dengan menonjolkan watak dan sifat setiap pelaku. Peneliti lebih memilih novel yang berjudul bintang karya Tere Liye ini daripada novel-novel yang lain, karena novel ini banyak terdapat bentuk reduplikasi, novel ini juga laris dibaca oleh orang banyak, dan isi ceritanya sangat menarik yang banyak mengandung nilai dan makna yang esensial. Niai esensial dalam novel ‘bintang’ terdapat pesan moral yang dapat diterapkan pada kehidupan sehari-hari yakni jangan tergesa-gesa dalam mengambil sebuah kesimpulan. Jangan merasa pintar sehingga tidak mau menerima masukan lain.

Salah satu cara untuk membuat sebuah cerita lebih menarik yaitu dengan gaya bahasa dan reduplikasinya. Misalnya dalam bentuk reduplikasi fonologis, morfologi, semantis, dan sintaksis, semuanya mengandung bentuk kata ulang pada ketegori bentuk, fungsi dan maknanya masing-masing. Dalam novel Bintang karya Tere Liye terdapat bentuk kata ulang fonologis yang berupa perubahan bunyi yang tanpa banyak mengubah arti dasar, bentuk kata ulang morfologi yang menghasilkan kata dan terjadi perubahan makna gramatikalnya, bentuk kata ulang sintaksis yang proses pengulangan terhadap sebuah dasar yang biasanya berupa akar, tetapi menghasilkan satuan bahasa yang statusnya lebih tinggi daripada sebuah kata, dan bentuk kata ulang semantis yang merupakan penggabungan dua kata yang artinya hampir sinonim atau sama. Namun dengan adanya batasan fokus untuk pengkajian ini, maka peneliti hanya mengkaji dari sisi proses kategori bentuk, fungsi dan makna dari kata ulang morfologisnya. Karena didalam reduplikasi morfologi terdapat berbagai macam variasi dan bentuk didalamnya yang mencakup seluk beluk bentuk kata atau struktur pada kata ulang. Yakni morfem beserta kata ulangnya.

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Reduplikasi Morfologi dalam Novel Bintang Karya Tere Liye”.

                               

1.2  Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan maka dapat dirumuskan masalah penelitian ini adalah, bagaimanakah bentuk, fungsi dan makna reduplikasi morfologis yang terdapat dalam teks  novel berjudul Bintang karya Tere Liye ?

 

1.3    Tujuan Penelitian

Tujuan yang dapat dicapai dalam penelitian ini yaitu untuk mendeskripsikan bentuk, fungsi dan makna reduplikasi morfologis yang terdapat dalam teks novel.

           

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

1.4    Manfaat penelitian

1.4.1        Manfaat Teoretis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah pengetahuan di bidang morfologis khususnya pada bentuk, makna dan fungsi reduplikasi dalam novel.

 

1.4.2    Manfaat Praktis

1.   Bagi mahasiswa

Sebagai sumber pengetahuan, sehingga perlu untuk mengetahui berbagai bentuk reduplikasi dari kajian linguistik

2.   Bagi Peneliti

Dapat mengetahui dan memahami bentuk dan fungsi reduplikasi morfologi dalam novel Bintang karya Tere Liye.

3.   Bagi Peneliti Lain

Bagi peneliti lain yang ingin meneliti tentang reduplikasi, penelitian ini juga sangat bermanfaat karena dapat memberikan rujukan beserta gambaran bagi peneliti lanjutan, untuk mengkaji dalam kajian yang sama


BAB II

                    PERSPEKTIF TEORITIS DAN KAJIAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Morfologi

Secara etimologi, kata morfologi berasal dari kata morf  yang berarti ‘bentuk’ dan kata logi yang berarti ‘ilmu’, jadi secara harfiah kata morfologi merupakan ilmu yang mempelajari mengenai bentuk, atau membicarakan masalah bentuk-bentuk dan pembentukan kata. sehingga seluruh satuan bentuk sebelum  menjadi kata, yakni morfem dengan semua bentuk dan jenisnya, perlu dibahas (Chaer, 2015:3). Morfologi merupakan salah satu bagian dari ilmu bahasa yang mempelajari atau membicarakan seluk beluk struktur kata serta pengaruh dari perubahan-perubahan struktur kata terhadap kelas kata dan arti dari kata tersebut. Morfologi mengidentifikasi satuan-satuan dasar bahasa sebagai satuan gramatikal Verhaar (dalam Putrayasa, 2017:3). Sebagai contoh, kata berjalan secara morfologis terdiri atau dua satuan minimal, yakni ber- dan jalan. Satuan minimal gramatikal ini disebut sebagai “Morfem” kata berjalan adalah kata “Polimorfemis” yang mempunyai makna bahwa kata tersebut terdiri atas satu morfem saja (Putrayasa, 2017:3). Jadi, morfologi merupakan ilmu bahasa mengenai seluk beluk bentuk kata atau struktur kata, atau juga bisa diartikan sebagai cabang tatabahasa yang menelaah struktur ataupun bentuk kata utamanya melalui penggunaan morfem.

2.2     Pengertian Reduplikasi

Reduplikasi atau yang disebut juga kata ulang merupakan kata yang mengalami pengulangan baik pada kata maupun unsur pada suatu kata. Menurut Abdul Chaer (2012:182), menyatakan bahwa reduplikasi adalah proses morfemis yang mengulang bentuk dasar, baik secara keseluruhan, secara sebagian (parsial) maupun dengan perubahan bunyi. Sedangkan menurut Verhaar (2012:152), memberikan defenisi bahwa reduplikasi adalah proses morfemis yang mengulangi bentuk dasar atau sebagian dari bentuk dasar tersebut.

Pengertian menurut Ramlan (2012:65) proses pengulangan atau reduplikasi merupakan pengulangan satuan gramatik, baik seluruhnya maupun sebagiannya saja, baik dengan variasi fonem maupun tidak. Hasil pengulangan itu disebut kata ulang, sedangkan satuan yang diulang merupakan bentuk dasar. Muslich (2014:48) beranggapan bahwa hasil proses pengulangan yaitu peristiwa pembentukan kata dengan cara mengulang bentuk dasar, baik seluruhnya maupun sebagian, baik bervariasi fonem maupun tidak, baik berkombinasi dengan afiks maupun tidak. proses pengulangan baik yang penuh maupun sebagian saja, ada yang berfungsi mengubah golongan kata ada pula yang tidak. Seperti dalam bahasa Indonesia karang-mengarang, jilid-menjilid; berfungsi sebagai pembentuk kata nominal dari kata kerja. Seperti pada kata ulang sebaik-baiknya, sejahat-jahatnya, berfungsi sebagai keterangan dari kata sifat.

Selanjutnya Kridalaksana (2008: 208) dalam kamus linguistiknya menjelaskan bahwa reduplikasi merupakan suatu proses dan hasil pengulangannya berupa satuan bahasa yang digunakan sebagai alat fonologis atau gramatikal. Hasil pengulangan tersebut disebut kata ulang, sedangkan satuan yang diulang ialah bentuk dasar. Istilah ini dipakai dalam tata bahasa pertama berdasarkan bentuk perulangan dalam bahasa barat, jadi bahasa Indonesia mempunyai konsepsi tersendiri tentang kata ulang. Dari pendapat keenam dari para ahli tersebut, jelas tergambar bahwa konsep reduplikasi (proses pengulangan kata) berhubungan dengan kata (termasuk perubahan bunyi kata), fungsi dan makna kata, karena disebutkan berhubungan dengan gramatika.  Dengan melihat konsep tersebut, dalam konteks ilmu bahasa, reduplikasi termasuk dalam kajian morfologi. Karena reduplikasi memiliki status yang sama dengan proses pembentukan kata dalam morfologi. reduplikasi dapat ditinjau dari segi bentuk, makna, dan fungsi reduplikasi.

 

2.3   Ciri-ciri bentuk reduplikasi

          Menurut Muslich (2014:50) ciri bentuk kata ulang berdasarkan hasil pengamatan yang pernah dilakukan oleh beberapa pengamat bahasa Indonesia, ciri-ciri bentuk dasar kata ulang bahasa Indoesia ialah sebagai berikut.

          1. kelas kata bentuk dasar kata ulang sama dengan kelas kata-kata ulangnya

              Misalnya, jika suatu kata ulang berkelas kata benda (nomina) bentuk dasarnya pun berkelas kata benda. Begitu juga, jika kata ulang itu berkelas kata kerja (verba), bentuk dasarnya juga berkelas kata kerja.

Contoh:           Kata Ulang                                        Bentuk Dasarnya

                                    sayur-sayuran (kata benda)                sayur (kata benda)

 

          2. Bentuk Dasar Kata Ulang Selalu Ada Dalam Pemakaian Bahasa

              Sebagaimana pada kata ulangnya, bentuk dasarnya pun ada dalam pemakaian bahasa. Maksud “dalam pemakaian bahasa” ialah bisa digunakan pada konteks kalimat.

              Contoh:         Kata Ulang                            Bentuk Dasarnya

                                    Melaku-lakukan                      melakukan, bukan melaku

 

     3. Arti Bentuk Dasar Kata Ulang Selalu Berhubungan Dengan Arti Kata                     Ulangnya

          Ciri ketiga menjawab persoalan bentuk kata yang secara fonemis berulang, namun bukan sebagai hasil dari proses pengulangan berdasarkan ciri ini, sangat jelas bahwa bentuk dar kata alun bukan merupakan bentuk dasar dari kata alun-alun, begitupula dengan bentuk kata agar bukan  merupakan bentuk dasar dari kata agar-agar.

         

 

 

2.4 Jenis-Jenis Pengulangan

          Menurut Muslich (2014:52) jenis perulangan kata yang berdasarkan hasil penelitian, dalam bahasa Indonesia ada empat jenis perulangan, yaitu; pengulangan seluruh, pengulangan sebagian, pengulangan yang berkombinasi dengan pembubuhan afiks, dan pengulangan dengan perubahan fonem.

       1. Pengulangan Seluruh

       Pengulangan seluruh merupakan pengulangan bentuk dasar secara keseluruhan, tanpa berkombinasi dengan pembubuhan afiks dan tanpa perubahan fonem.

       Misalnya;           Bentuk Dasar            Hasil Pengulangan Seluruh

                                        Batu                                   Batu-Batu      

 

2. Pengulangan Sebagian

       Pengulangan sebagian merupakan pengulangan bentuk dasar secara sebagian, tanpa perubahan fonem.

       Misalnya;           Bentuk Dasar            Hasil Pengulangan Sebagian

                                  Memanggil            memanggil-manggil; panggil-memanggil

 

3. Pengulangan yang Berkombinasi dengan Pembubuhan Afiks

       Pengulangan yang berkombinasi dengan pembubuhan afiks adalah pengulangan bentuk dasar disertai dengan penambahan afiks secara bersamaan atau serentak dan bersama-sama pula dalam mendukung satu arti. Misalnya kata ulang Motor-motoran, adalah pengulangan bentuk dasar dengan penambahan afiks. Bentuk dasar dari kata ulang itu ialah motor, tetapi bukan motoran atau motor-motor. Disebut demikian, karena motoran tidak pernah ditemukan dalam pemakaian sehari-hari, sedangkan motor-motor yang berarti ‘banyak mobil’ tidak ada keseimbangan arti atau makna dengan motor-motoran yang berarti “menyerupai mobil’.

 

4. Pengulangan dengan Perubahan Fonem

       Pengulangan dengan perubahan fonem merupakan pengulangan bentuk dasar yang disertai dengan perubahan fonem. Dalam bahasa Indonesia ada dua macam model pengulangan perubahan fonem, yaitu pengulangan fonem vokal dan pengulangan fonem konsonan. Contoh; serba-serbi (bentuk dasar serba), dan ramah-tamah (bentuk dasar ramah). Namun kata yang seperti sunyi senyap dan simpang siur, kedua kata tersebut tidak ndimasukan sebagai kata ulang sebab perubahan itu sukar dilacak karena sudah banyak yang mengalami perubahan. Oleh karena itu, kedua kata tersebut digolongkan sebagai kata mejemuk yang salah satu unsurnya berupa morfem unik atau morfem terikat ketat.

 

2.5 Bentuk Reduplikasi

Abdul Chaer (2015: 179-191) membagi proses pengulangan atau reduplikasi berdasarkan bentuknya yakni sebagai berikut.

 

1. Reduplikasi Fonologis

Reduplikasi fonologis berlangsung terhadap dasar yang bukan akar atau terhadap bentuk yang statusnya lebih tinggi dari akar. Status bentuk yang diulang tidak jelas serta reduplikasi fonologis ini menghasilkan makna leksikal. Ada empat reduplikasi fonologis berdasarkan bentuknya, yakni;

1)        Bentuk reduplikasi yang bunyi pada kedua suku katanya sama. Contohnya; pada kata pipi, dada, cincin, dan kuku.

2)      Bentuk reduplikasi yang bunyinya jelas sebagai bentuk kata ulang, yang diulang secara utuh. Namun, bentuk dasarnya tidak berstatus sebagai akar yang mandiri. Contohnya; foya-foya, anai-anai, dan tubi-tubi. Kemudian saat ini, dalam bahasa Indonesia tidak ada akar foya, anai, dan tubi

3)      Bentuk reduplikasi ini juga jelas sebagai bentuk ulang dan dasar yang diulang pun jelas ada, tetapi hasil reduplikasi tidak melahirkan makna gramatikal. Hasil reduplikasinya hanya menghasilkan makna leksikal. Contohnya; Kura-kura, kupu-kupu, paru-paru, dan onde-onde.

4)      Bentuk reduplikasi seperti ini tidak diketahui mana yang menjadi bentuk dasar pengulangannya. Sedangkan maknanya pun hanyala makna leksikal, bukan makna gramatikal. Dalam berbagai buku tata bahasa tradisional disebut kata ulang semu.contohnya; teka-teki, mondar-mandir, luntang-lanting dan kocar-kacir.

 

 

2. Reduplikasi Sintaksis

Reduplikasi sintaksis merupakan pengulangan morfem yang menghasilkan klausa. Atau reduplikasi sintaksis adalah proses pengulangan terhadap sebuah dasar yang biasanya berupa akar, tetapi menghasilkan satuan bahasa yang statusnya lebih tinggi daripada sebuah kata. Kridalaksana (dalam Chaer 2015:179) menyebutnya menghasilkan sebuah ‘ulangan kata’, bukan ‘kata ulang’,

Contoh:             Jangan jangan kamu yang ada di balik pintu itu

Bentuk reduplikasi sintaksis juga mempunyai ikatan yang cukup longgar sehingga kedua unsurnya memiliki potensi untuk dipisahkan.

Contoh:             panas memang panas matahari disiang hari ini

Reduplikasi sintaksis termasuk juga yang dilakukan terhadap akar yang menyatakan waktu.

Contoh:              besok-besok dia boleh datang ke sini.

 

3. Reduplikasi Semantis

            Reduplikasi semantis adalah pengulangan makna yang sama dari dua buah kata yang bersinonim. Misalnya; ilmu pengetahuan, alim ulama, cerdik cendekia. Kita lihat ilmu dan kata pengetahuan memiliki makna yang sama. Selain itu, bentuk-bentuk seperti muda belia, tua renta, segar bugar, dan gelap gulita, menurut Chaer, kata-kata diatas juga termasuk reduplikasi semantis. Akan tetapi, bentuk-bentuk seperti ini dalam berbagai buku tata bahasa dimasukkan dalam kelompok reduplikasi berubah bunyi (dwilingga salin suara).

 

4 Reduplikasi Morfologis

       Reduplikasi morfologis menurut (Chaer 2015:181) merupakan pengulangan morfem pada bentuk yang berupa akar, bentuk berafiks dan berupa bentuk komposisi. Prosesnya dapat berupa pengulangan utuh, pengulangan berubah bunyi, dan pengulangan sebagian.

1.      Pengulangan Akar

Bentuk dasar yang berupa akar memiliki tiga macam proses pengulangan, yaitu pengulangan utuh, pengulangan sebagian dan pengulangan dengan perubahan bunyi.

(1)   Pengulangan utuh

Pengulangan yang secara utuh (dwilingga) merupakan bentuk dasar tanpa melakukan perubahan bentuk fisik dari akar tersebut. Contohnya seperti, buku buku (bentuk dasar buku),  lari-lari (bentuk dasar lari), jangan-jangan (bentuk dasar jangan), sungguh-sungguh (bentuk dasar sungguh).

 

 

(2)   Pengulangan sebagian

Dwipurwa atau yang disebut dengan pengulangan sebagian merupakan pengulangan bentuk dasar yang hanya salah satu bentuk katanya saja yang diulang, dalam hal ini suku awal kata disertai dengan “pelemahan” bunyi. Contohnya; leluhur (bentuk dasar luhur), jejari (bentuk dasar jari), lelaki (bentuk dasar laki), tetangga (bentuk dasar tangga).

 

(3)   Pengulangan dengan perubahan bunyi

Dwilingga salin suara atau juga disebut diartikan sebagai pengulangan dengan perubahan bunyi merupakan pengulangan bentuk dasar tetapi disertai dengan perubahan bunyi. Perubahan tersebut bisa saja dalam bentuk bunyi vokal ataupun bunyi konsonan. Bentuk yang berubah bunyi bisa menduduki unsur pertama (a), bisa juga unsur kedua (b).

Contoh       (a); bolak-balik, kelap-kelip, corat-coret.

                      (b); serba-serbi, sayur-mayur, lauk-pauk.

 

2.      Pengulangan Dasar Berafiks

Ada tiga macam proses dalam afiksasi dan reduplikasi.

Pertama, sebuah akar diberi afiks dahulu, kemudian direduplikasi. Contohnya; akar sama mula-mula diulang menjadi bersama, baru kemudian diberi prefiks ber- menjadi bersama-sama.

Kedua, sebuah akar direduplikasi dahulu, kemudian diberi afiks. Contohnya pada akar jalan mula-mula diulang menjadi jalan-jalan, baru kemudian diberi prefiks ber- menjadi berjalan-jalan.

Ketiga, sebuah akar diberi afiks dan diulang secara bersamaan. Contohnya pada akar mungkin diberi prefiks ke- dan sufiks –an, dan proses pengulangan sekaligus menjadi bentuk kemungkinan-kemungkinan.

Pada contoh diatas proses reduplikasi yang terjadi berlangsung sesuai dengan arus ujaran, sehingga disebut reduplikasi progresif. Namun, ada pula reduplikasi regresif, yaitu reduplikasi yang proses pengulanganya terjadi kearah sebelah kiri. Contohnya seperti pukul-memukul, tembak-menembak.

 

(1)   Akar berprefiks ber-    

Ada dua macam pengulangan akar yang berprefiks ber-, yakni:

(a)   pada akar mula-mula diimbuhkan prefiks ber-, kemudian dilakukan pengulangan sebagian dan yang diulang hanya akarnya saja.

Contoh:               berlari-lari                   (dari ber + lari).

                                  Berteriak-teriak           (dari ber + teriak).

                                  Berputar-putar            (dari ber + putar)

(b)   Pengulangn dilakukan serentak dengan pengimbuhan prefiks ber-,

contoh:                            berhari-hari

                                              Bermeter-meter

 

Proses prefiksasi ber- dan proses reduplikasi dikatakan dilakukan sekaligus karena bentuk bermeter dan meter-meter tidak berterima. Sedangkan bentuk hari-hari, minggu-minggu dan bulan-bulan memang berterima, tetapi bentuk ini merupakan bagian dari reduplikasi sintaksis.

 

(2) Akar Berkonfiks ber-an

Akar berkonfiks ber-an seperti pada kata berlarian dan berkejaran direduplikasikan sebagian, yaitu hanya akarnya saja.

Misalnya:

                      Berlari-larian              (dari berlarian).

                      Berkejar-kejaran         (dari berkejaran)

 

(3) Akar berprefiks me-

Akar berprefiks me- seperti pada bagian kata menembak dan menari direduplikasikan hanya akarnya saja, namun ada dua macam cara. Pertama, yang bersifat progresif maksudnya, pengulangan ke arah depan atau ke arah kanan; dan kedua yang bersifat regresif, maksudnya pengulangan ke arah belakang atau ke arah kiri.

Contoh sebagai berikut ini, bagian (a) merupakan yang bersifat progresif dan bagian (b) yaitu bagian bersifat regresif.

(a)      menembak-nembak     (dasar menembak)

          Menari-nari                 (dasar menari)

          Mengulang-ulang        (dasar mengulang)

(b)     tembak-menembak      (dasar menembak)

          Pukul memukul           (dasar memukul)

          Tendang-menendang  (dasar menendang)

 

(4) Akar berklofiks me-kan

       Akar berklofiks me-kan seperti pada kata membedakan, membesarkan dan melebihkan direduplikasikan hanya akarnya saja.

       Misalnya;      Membeda-bedakan      (dari membedakan)

                             Melebih-lebihkan         (dari melebihkan)       

                             Menyama-nyamakan   (dari menyamakan)

 

(5) Akar berklofiks me-i

       Akar berklofiks me-i seperti pada kata menulisi dan mengurangi direduplikasikan hanya akarnya saja.

       Misalnya:      menulis-nulisi              (dari menulisi)

                             Mengurang-ngurangi  (dari mengurangi)

                             Merintang-rintangi      (dari merintangi)

 

(6) Akar berprefiks pe-

       Akar berprefiks pe- seperti pada kata menulisi dan mengurangi direduplikasikan hanya akarnya saja.

Misalnya;                              pemuda-pemuda

                                                     Pelajar-pelajar

       (7) Akar berkonfiks pe-an

       Akar berkonfiks pe-an seperti pada kata pembangunan dan penjelasan direduplikasi secara utuh.

       Misalnya;         pembangunan-pembangunan

                               Penjelasan-penjelasan

 

(8) Akar berkonfiks per-an

       Akar berkonfiks pe-an seperti pada kata peraturan, perindustrian bila direduplikasikan haruslah secara utuh.

       Misalnya;         peraturan-pertauran

                               Perindustrian-perindustrian

 

(9) Akar bersufiks –an

       Akar bersufiks –an ada dua cara pereduplikasiannya. Pertama, dengan mengulang secara utuh bentuk bersufiks –an itu; kedua mengulang akarnya saja yang sekaligus disertai dengan pengulangannya.

       Contohnya;

       (a)     Bangunan-bangunan

                 Lampiran-lampiran

                 Aturan-aturan

       (b)     Obat-obatan

                 Kucing-kucingan

                 Batu-batuan

(10) Akar berprefiks se-

       Akar berprefiks se- ada dua macam cara reduplikasinya. Pertama, diulang secara utuh; dan kedua hanya mengulang bentuk akarnya saja.

       Contoh:

       (a)     Sedikit-sedikit

                 Sekali-sekali

       (b)     Sekali-kali

                 Sepandai-pandai        

 

(11) Akar berprefiks ter-

       Akar berprefiks ter- seperti pada kata terbawa, tersenyum, dan tertawa direduplikasikan hanya akarnya saja.

       Contoh:         Terbawa-bawa

                             Tersenyum-senyum

 

(12) Akar berkonfiks Se-nya

       Akar berkonfiks se-nya seperti pada kata secepatnya, sebaiknya, direduplikasikan hanya akarnya saja.

       Contoh;                     Secepat-cepatnya

                                         Sebaik-baiknya

 

 

 

(13) Akar berafiks ke-an

       Akar berkonfiks ke-an seperti pada keraguan, kemurahan dan kebiruan direduplikasikan hanya akarnya saja; sedangkan konfiks ke-an melingkupi bentuk perulangan itu.

       Contoh;                     keragu-raguan

                                         Kemerah-merahan

                                         Kebiru-biruan

 

(14) Akar berinfiks (-em-, el-, -er-, -m-)

       Akar berinfiks diredupliaksikan sekaligus dalam pengimbuhan infiks dan proses reduplikasi. Proses ini tampaknya tidak produktif.

       Contoh:                     Tali-temali

                                         Patuk-pelatuk

                                         Sinar-seminar

                                         Getar-geletar

                                         Sambung-sinambung

                                             

 

 

 

 

 

2.6 Fungsi dan Makna Reduplikasi Morfologi

Abdul Chaer (2015:191) menjabarkan kelas kata reduplikasi morfemis yakni;

1. Reduplikasi Dasar Nomina

1)  Dasar Nomina, baik yang berupa akar, bentuk berprefiks pe-, bentuk berprefiks ke-, bentuk berkonfiks pe-an, bentuk berkonfiks per-an, bentuk berkonfiks ke-an, bentuk bersufiks –an dan berupa gabungan kata, jika direduplikasikan akan memiliki makna gramatikal ‘banyak’ kalau memiliki komponen makna (+ terhitung).

       Contoh;         Rumah-rumah dengan dinding papan itu telah direnovasi                             (banyak rumah)

 

2)  Dasar nomina khususnya dalam bentuk akar, bila direduplikasikan akan memiliki makna gramatikal ‘banyak’ dan berkomponen (+berjenis)

       Contoh;         Pak Ari menjual buah-buahan           

(berbagai macam buah)

 

3)    Dasar nomina, khususnya bentuk dasar bila direduplikasikan bermakna ‘banyak dengan satuan ukuran tertentu’ bermakna (+ukuran) atau (+takaran).

 

4)    dasar nomina, khususnya dalam bentuk akar, bila direduplikasikan bermakna ‘menyerupai’ atau ‘seperti’ apabila bermakna (+bentuk tertentu) dan (+sifat tertentu)

Contoh;         Adiku menangis minta dibelikan mobil-mobilan

(menyerupai mobil)

5)      Dasar nomina, khususnya bentuk akar bila direduplikasikan akan bermakna ‘saat’

Contoh;          Malam-malam begini baru kamu menangis   

                       (saat malam)

 

2. Reduplikasi Dasar Verba

            1) Dasar verba jika direduplikasikan akan memiliki makna gramatikal             ‘kejadian atau tindakan berulang kali’, apabila dasar itu memiliki            komponen makna (+ tindakan) dan (- durasi).

                 Contoh;           Dari tadi kamu marah-marah terus   

 

2) Apabila direduplikasikan akan memiliki makna gramatikal ‘kejadian                       berintesinsitas’, apabila memiliki makna (+tindakan) dan (+durasi)

                 Contoh;           Mereka berjalan-jalan mengelilingi tempat wisata pantai.

 

            3) Apabila direduplikasikan akan memiliki makna gramatikal ‘belasan’ apabila           bermakna (+tindakan) dan (-durasi).

                 Contoh;           Terjadi tembak-menembak antara tentara dan polisi

 

            4) Apabila direduplikasikan memiliki makna gramatikal ‘dilakukan tanpa       tujuan (dasar), apabila memiliki komponen makna (+tindakan) dan      (+durasi),

                 Contoh;           Kami makan-makan di Pujasera Unpatti.

 

       3. Reduplikasi Dasar Ajektifa

1) Dasar ajektifa bila direduplikasikan akan menghasilkan makna gramatikal ‘banyak yang dasar’ jika bentuk dasar mempunyai komponen makna (+     keadaan) dan (+ ukuran).

     Contoh;           Udangnya masih kecil-kecil, jangan ditangkap dulu

2) Dasar adjektifa bila direduplikasikan akan menghasilkan makna gramatikal

                             ‘se (dasar) mungkin’ jika bentuk dasar berkomponen makna (+keadaan) dan (+ukuran)

     Contoh;           bukalah Pintu itu lebar-lebar

3) Dasar adjektifa bila direduplikasikan akan menghasilkan makna gramatikal

                             ‘hanya yang (dasar)’ jika bentuk dasar berkomponen makna (+keadaan) dan (+ukuran).

     Contoh;           Ambil yang baik-baik tinggalkan yang buruk-buruk

4) Dasar adjektifa bila direduplikasikan akan menghasilkan makna gramatikal

     ‘sedikit bersifat (dasar)’ jika bentuk dasar berkomponen makna (+keadaan)

                             mungkin’ jika bentuk dasar berkomponen makna (+, keadaan) dan (+warna)

     Contoh;           Dari jauh air laut tampak kebiru-biruan

5)  Dasar adjektifa bila direduplikasikan akan menghasilkan makna      gramatikal ‘meskipun (dasar)’ jika bentuk dasar berkomponen makna     (+keadaan) dan (+sikap).

     Contoh;           Jauh-jauh saya datang, tetapi orangnya tidak ada.

6)      Dasar adjektifa bila menghasilkan akan menghasilkan makna gramatikal ‘sama (dasar) dengan’ jika bentuk dasar berkomponen makna (+keadaan) dan (+ukuran)

Contohnya;    truks sebesar-besar gajah merusak taman kami.

7)      Dasar adjektifa bila direduplikasikan akan menghasilkan makna gramatikal ‘intensitas’ jika bentuk dasar berkomponen makna (+keadaan) dan (+ukuran),

Contohnya;    Kamu jangan membesar-besarkan masalah yang sepeleh ini.

 

4. Reduplikasi Dasar Kelas Tertutup

     Kata-kata yang termasuk kelas kata, merupakan kata-kata yang keanggotaannya sukar bertambah atau berkurang, dan jumlah keanggotaanya relatif terbatas. Yang termasuk kelas tertutup yaitu kata-kata yang termasuk dalam kelas kata adverbia, pronomina, numeralia, konjungsi, artikulus, dan interjeksi. Kata-kata yang termasuk kelas tertutup ini pun ada yang mengalami proses reduplikasi.

 

 

     1) Reduplikasi Dasar Adverbia Negasi

          Kosakata adverbia negasi adalah bukan, tidak, tak dan tiada. Yang terlibat dalam proses reduplikasi hanyalah bukan dan tidak, bentuk tak dan tiada tidak terlibat dalam proses itu.

          Contoh;                       Di sini kalian jangan bicara yang bukan-bukan

                                              Di sini kalian jangan bicara yang tidak-tidak

 

     2) Reduplikasi Dasar Adverbia Larangan

          Kosakata adverbia larangan adalah jangan dan tidak boleh. Uang    berkenaan dengan reduplikasi hanyalah akar jangan.

Contoh;           Ayo kita pulang, jangan-jangan Ibu sudah datang.

 

     3) Reduplikasi Dasar Adverbia Kala

          Kosakata adverbia kala yaitu kata-kata sudah dan telah untuk menyatakan kala lampau; sedang, tengah, dan lagi untuk menyatakan kala kini; akan        dan mau untuk menyatakan kala yang akan datang. Sebagai adverbia kala      yang termasuk proses reduplikasi adalah sudah dan akan.

Contoh;           dia selalu mengumpulkan uang seakan-akan bisa hidup selamanya.

 

     4) Reduplikasi Dasar Adverbia Keharusan

          Kosakata adverbia keharusan yaitu barangkali, kali dan mungkin yang       menyatakan kemungkinan; mesti, harus, dan wajib yang menyatakan           keharusan; mau, ingin, dan hendak yang menyatakan keinginan; dan boleh        yang menyatakan kebolehan. Sebagai adverbia keharusan yang termasuk      dalam proses reduplikasi ialah kali, mau, dan boleh.

          Contoh;           Boleh-boleh saja kalau Kamu mau mengajukan usul itu.

 

     5) Reduplikasi Dasar Adverbia Jumlah

          Kosakata adverbia jumlah adalah banyak, sedikit, lebih, kurang dan cukup.            Seluruhnya terlibat dalam proses reduplikasi.

          Contoh;           Kebutuhan mereka akan dia penuhi secukup-cukupnya.

 

4)      Reduplikasi Dasar Adverbia Taraf

Kosakata adverbia taraf ialah gerak, sangat, amat, sekali, sedang, kurang,   dan paling. Yang termasuk dalam proses reduplikasi ialah agak dan         paling. Contoh;           Mungkin harganya paling-paling lima ribu rupiah.

 

            6) Reduplikasi Dasar Adverbia Frekuensi

                 Kosakata adverbia frekuensi ialah sekali, jarang, sering, dan lagi.   Semuanya terlibat dalam proses reduplikasi.

                 Contoh;           Sering-seringlah kau main di sini.

 

 

 

            7) Reduplikasi Dasar Adverbia Tanya

                 Kosakata adverbia tanya adalah apa, siapa, berapa, mana, kenapa,             mengapa, dan bagaimana. Semuanya termasuk dalam proses reduplikasi    kecuali mengapa dan bagaimana.

                 Contoh;           Kalau ada apa-apa dengan beliau, tolong beritahu kami.

 

            8) Reduplikasi Dasar Pronomina Persona

                 Kosakata pronomina persona yaitu saya dan aku ‘sebagai orang pertama    tunggal; kami sebagai orang pertama jamak eksklusif; kita sebagai orang       pertama jamak inklusif; kamu, engkau dan anda, sebagai orang kedua         tunggal; kalian dan kamu sekalian sebagai orang kedua jamak; dia, ia, dan      beliau sebagai orang ketiga tunggal; dan mereka sebagai orang ketiga         jamak. Semuanya termasuk dalam proses reduplikasi.

Contoh;           Apakah kalian-kalian tidak belajar sopan santun

 

9) Reduplikasi Dasar Pronomina Demonstratifa

                 Kosakata pronomina demonstratifa ialah ini, itu, begini, dan begitu.            Semuanya terlibat dalam proses reduplikasi

                 Contoh;           Begini-begini dia itu dulunya adalah anak pejabat.

 

10) Reduplikasi Dasar Numeralia

        Kosakata numeralia yang termasuk dalam proses reduplikasi ialah nama-   nama bilangan bulat satu, dua, tiga, dan seterusnya. Juga bilangan seperti sepertiga, setengah, seperempat dan sebagainya.

                 Contoh;           Obat ini diminum dua-dua kali dalam sehari

 

            12) Reduplikasi Dasar Konjungsi Koordinatif

                 Kosakata konjungsi koordinatif ialah dan yang menyatakan ‘gabungan’;    serta yang menyatakan ‘kesertaan’; Namun, tetapi dan melainkan yang menyatakan ‘kebalikan’; bahkan dan malah (an) yang menyatakan          ‘penguatan’; kemudian, setelah, sesudah, dan lalu yang menyatakan           hubungan waktu’. Semuanya tidak ada yang terlibat dalam proses             reduplikasi. memang ada bentuk lalu-lalu, tetapi lalu-lalu disini bukan         berasal dari konjungsi koordinatif lalu.

                 Contoh;           Kita tidak perlu mengingat lagi kejadian yang lalu-lalu.

 

            13) Reduplikasi Dasar Konjungsi Subordinatif

                 Kosakata konjungsi subordinatif ialah karena, sebab, asal, dan lantaran,   yang menghubungkan menyatakan ‘sebab’; kalau, jika, jikalau, andai,             andaikan, dan seandainya yang menghubungkan menyatakan          ‘persyaratan’; meski (pun), biar (pun), walau (pun), kendati (pun),  yang      menghubungkan menyatakan ‘batas’; dan kecuali yang menghubungkan    menyatakan ‘perkecualian’. Namun, yang terlibat dalam proses reduplikasi adalah kalau, andai, dan sampai.

Contoh;           Ayo kita ke kebun, kalau-kalau ada durian jatuh.

 

2.7  Pengertian Novel

                 Novel merupakan bentuk karya sastra yang sekaigus disebut fiksi. Novel berasal dari bahasa Itali novella, yang secara harfiah berarti ‘sebuah barang baru yang kecil’, dan kemudian diartikan sebagai ‘cerita pendek dalam bentuk prosa’ Abrams (dalam Nurgiyantoro 2000:9). Novel merupakan sebuah totalitas, suatu kemenyeluruhan yang bersifat artistik. Sebagai sebuah totalitas, novel memiliki bagian-bagian, unsur-unsur, yang saling berkaitan satu dengan yang lain secara erat dan saling menggantungkan. Bilamana novel disebut sebagai sebuah totalitas, unsur kata, bahasa, contohnya, merupakan adalah salah satu bagian dari totalitas itu, salah satu unsur pembangun cerita itu, salah satu subsistem itu. Kata inilah yang menyebabkan novel, juga merupakan sastra pada umumnya, menjadi berwujud (Nurgiyantoro 2000:22).

 

 

 

 

 

 

 

 

2.8  Penelitian yang Relevan

Penelitian mengenai  proses reduplikasi bukan hanya baru pertama kali dilakukan. Sudah ada penelitian terdahulu yang membahas dan meneliti masalah ini. Salah satu peneliti yang relevan yang meneliti reduplikasi morfologi ini yaitu; Rinto Hukunala (Ambon, 2014) dalam skripsi yang berjudul Reduplikasi dalam Bahasa Buru di Desa Wamkana Kecamatan Namrole Kabupaten Buru Selatan.

Hasil analisis dari skripsi tersebut yaitu, kata yang termasuk reduplikasi yang berhasil diiventari berjumlah: kata ulang utuh (dwilingga) sebanyak 34 kata, kata ulang sebagian (dwipurwa) sebanyak 16 kata. Jadi berdasarkan kesimpulannya, dalam bahasa Buru cuman hanya ada dua jenis kata ulang yaitu kata ulang utuh dan kata ulang sebagian. Tetapi walaupun dalam bahasa Buru hanya dua jenis kata ulang saja dibandingkan dengan kata ulang seperti kata ulang utuh, kata ulang sebagian, kata ulang berubah bunyi, kata ulang variasi fonem dan juga kata ulang semu. Namun demikian dua jenis kata ulang dalam bahasa Buru ini memiliki keunikan dalam proses pengulangan. Dalam bahasa Buru ada kata-kata yang mengalami proses perulangan sehingga menghasilkan dua makna dalam satu kata atau bentuk dasar tertentu seperti bentuk dasar gosa yang artinya bagus mengalami proses perulangan menjadi gosa-gosa yang menghasilkan dua makna yang berbeda yaitu bagus-bagus dan hati-hati.

Dari penelitian terdahulu mempunyai kesamaan tentang penelitian ini yaitu sama-sama mengkaji tentang proses morfologi reduplikasi atau kata ulang. Namun jika dilihat dari sumber data  sangat jelas perbedaanya yakni; penelitian pertama mengkaji Reduplikasi dalam Bahasa Buru di Desa Wamkana Kecamatan Namrole Kabupaten Buru Selatan. Yang secara langsung diperoleh datanya dari narasumber. Kemudian penelitian ini tidak menjelaskan fungsi dari kelas kata perulangan dan tidak ada pemaparan perubahan fonem pada jenis reduplikasi dalam pembahasan.

Maka oleh sebab itulah peneliti mencoba mengkaji ilmu tentang reduplikasi morfologi dalam novel Bintang karya Tere Liye, yang belum pernah diteliti sebelumnya. Hasil penelitian sebelumnya mengenai proses morfologi khususnya reduplikasi atau kata ulang dapat menjadi informasi dan acuan bagi peneliti saat ini dalam meneliti penggunaan reduplikasi dalam novel Bintang karya Tere Liye.

                                                                           

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


BAB III

METODE PENELITIAN

 

3.1  Pendekatan Penelitian

     Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif karena data-data yang dikumpulkan yakni berupa kata-kata, gambar dan bukan angka-angka (Moleong, 2005:11). Penelitian kualitatif ini menggunakan pendekatan yang berupa deskriptif, yakni meneliti kata-kata mengenai aspek seluk beluk bentuk kata ulang, fungsi dan maknanya. Serta dapat mendeskripsikan bentuk-bentuk kata ulang, fungsi, dan maknanya tersebut ke dalam lembaran data. Penelitian ini mempunyai sejumlah karakteristik atau ciri-ciri tertentu yang membedakannya dengan jenis penelitian lainnya. Ciri tersebut yakni menurut (Moleong, 2005 : 8-13) meliputi 11 (sebelas) ciri, namun sesuai dengan masalah penelitian maka hanya dipergunakan 5 (lima) ciri penelitian kualitatif dalam penelitian ini yakni sebagai berikut

1.      Latar Alamiah

Penelitian kualitatif melakukan penelitian pada latar alamiah atau pada konteks suatu keutuhan. Sebab ontologi alamiah menghendaki adanya kenyataan atau realita sebagai keutuhan yang memang tidak dapat dipahami jika dipisahkan dari konteksnya.

2.      Manusia Sebagai Alat (Instrumen)

       dalam jenis penelitian kulaitatif ini, peneliti sendiri merupakan alat pengumpul data yang paling utama dan menjaring data berdasarkan kriteria yang dipahami. Hal ini dilakukan karena jika memanfaatkan alat yamg bukan manusia dan menyediakan dirinya terlebih dahulu sebagai yang biasa digunakan dalam penelitian, maka sangat tidak mungkin untuk melakukan penyesuaian terhadap realita-realita di lapangan. Jadi peneliti harus memiliki bekal teori dan wawasan yang luas untuk dapat menganalisis masalah penelitiannya.

3.      Metode Kualitatif

Metode kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis maupun lisan dari orang-orang yang diamati. Namun karena penelitian ini memfokuskan kajiannya pada teks cerita sastra, maka data deskriptifnya hanya berupa kata-kata tertulis. Penelitian kualitatif yang dipakai dalam penelitian ini berupa observasi atau pengamatan secara langsung. Istilah lain yang digunakan Sudaryo untuk metode observasi adalah metode simak. Peneliti membaca dan mengamati hingga menemukan sejumlah data berupa bentuk perulangan yang ada di dalam novel Bintang karya Tere Liye.

4.      Deskriptif

Data yang diperoleh dan dikumpulkan yaitu berupa kata-kata dan bukan angka-angka. Hal ini karena adanya penerapan metode kualitatif. Selain itu semua yang dikumpulkan berkemungkinan akan menjadi suatu kunci terhadap apa yang sudah diteliti.

5.      Adanya batas yang ditentukan oleh fokus

Penelitian menghendaki ditetapkannya adanya batas dalam penelitian atas dasar fokus yang timbul sebagai masalah dalam penelitian. Dalam penelitian lazim digunakan cara yang biasa disebut penelahaan dokumen atau kepustakaan. Penelahaan dokumen atau kepustakaan digunakan untuk memperoleh teori dan pendapat dari para ahli dibidang bahasa dan sastra, khususnya tentang “Reduplikasi dan novel” sehingga masalah yang diteliti dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah.

 

3.2        Data dan Sumber Data

Data dalam penelitian ini berupa kalimat-kalimat yang mengandung penggunaan bentuk reduplikasi atau kata ulang yang dijadikan sebagai objek penelitian. Sumber data penelitian adalah novel Bintang karya Tere iye.

 

3.3         Prosedur Pengumpulan Data

Untuk dapat memecahkan masalah penelitian ini, peneliti menggunakan teknik kepustakaan. Teknik kepustakaan merupakan serangkaian kegiatan yang berkenan dengan metode pengumpulan data pustaka, membaca dan mencatat serta dapat mengolah masalah dalam penelitian (Zed. 2008:3). Teknik kepustakaan mempunyai beberapa ciri yang dikemukakan oleh (Zed, 2008:4-5) sebagai berikut:

1.      Data pustaka dapat mudah dipakai atau bersifat siap pakai

2.      Kondisi data tidak dibatasi oleh ruang dan waktu

3.      Bahwa peneliti berhadapan langsung dengan teks bukan dari pengetahuan yang diambil dari lapangan.

 

3.4         Teknik Analisis Data

Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah teknik baca catat. Yang dimaksud dengan teknik baca adalah membaca dengan cermat teks cerita yang mengandung sejumlah bentuk perulangan. Teknik catat adalah teknik yang digunakan dengan cara mencatat hanya hal-hal yang terkait.

Jadi teknik baca catat adalah metode yang digunakan untuk memperoleh data dengan jalan membaca suatu teks atau literatur secara cermat dan teliti kemudian dicatat dengan menggunakan lembaran data. Peneliti membaca dengan cermat dan mencatat unit-unit sebagian kalimat yang mengandung bentuk reduplikasi morfologi ke dalam lembaran data.

Tahapan analisis data ada 4 (empat) menurut Miles dan Huberman (dalam Moleong. 2005:96) yakni sebagai berikut:

1.      Pengumpulan data

Peneliti mencatat semua data yang ada secara objektif dan apa adanya sesuai dengan masalah penelitian dalam hal ini peneliti mengumpulkan data yang berhubungan dengan penggunaan kata reduplikasi.

Setelah data terkumpul maka dilakukan tahap seleksi data dan tahap pengelompokan data yakni sebagai berikut.

 

 

a.      Tahap Seleksi Data

Setelah semua data terkumpul data yang ada tersebut diperiksa dengan cara membaca dan memahami teks novel yang berjudul Bintang karya Tere Liye. Serta menggunakan teknik catat untuk mencatat kalimat yang mengandung bentuk-bentuk perulangan kata (reduplikasi), dilanjutkan dengan mencatat serta memberi pengkodean data dalam tabel pengelompokan data. Pengkodean ini dilakukan untuk mengetahui bentuk kata ulang yang berada pada posisi baris, episode dan nomor halaman dalam novel bintang karya Tere Liye. Hal ini dimaksudkan untuk memudahkan peneliti dalam mencari dan mengelompokan data

b.      Pengelompokan Data

Data yang sudah diseleksi kemudian dikelompokan menjadi satu tabel pengelompokan atau klasifikasi. Pengelompokan data didasarkan pada bentuk pengulangan kata reduplikasi morfologi dalam novel Bintang karya Tere Liye. pengelompokan atau lazim disebut pengklasifikasian mempunyai alasan tertentu yakni sebagai berikut.

Alasan kalsifikasi data, dimaksudkan untuk memilah-mila data sehingga memudahkan dalam melakukan analisisnyaa. Penelitian reduplikasi morfologi yang bertujuan memerikan kaidah-kaidah pembentukan kata suatu bahasa dan mencakup segi-segi yang amat banyak. Segi-segi itu tidak akan disinggung semuanya disini. Hal yang paling mendasar ialah dari segi tertentu bahwa mana yang akan diteliti. Apa tujuannya, data bagaimana yang relevan segi yang diteliti itu, data itu harus digolong-golongkan atau dikalsifikasikan bagaimana, apa motivasi penglasifikasian data itu, dan lain sebagainya. Penggolongan atau klasifikasi pertama yang harus dibuat yakni: pengulangan akar, berupa pengulangan utuh, pengulangan sebagian, pengulangan dengan perubahan bunyi. Serta pengulangan berafiks, yang berupa lingkungan akar yang berafiks. Misalnya kemunculan morfem ber-, ber-an, me-,  pe-, pe-an, per-an, -an, se-, ter-, se-nya, ke-an, -em-, el-, -er-, -m-. Penggolongan selanjutnya ialah berdasarkan kelas atau kategori dari dasar kelas kata ulang. Apakah dasarnya termasuk kelas kata kerja, kata sifat, kata benda, kata bilangan atau kategori bentuk lainnya.

 

2.      Reduksi Data

Istilah reduksi data dapat disamakan atau disejajarkan maknanya dengan istilah pengolahan data. Reduksi data merupakan penyederhanaan dan pemilihan data. Data-data yang dipilih hanya data yang berkaitan dengan masalah yang akan dianalisis, dalam hal ini tentang bentuk, fungsi, dan makna reduplikasi morfologis dalam novel Bintang karya Tere Liye.

 

3.         Penyajian Data

Data adalah kumpulan angka, fakta, fenomena, atau keadaan yang merupakan buah dari hasil pengamatan atau pencatatan terhadap karakteristik atau sifat suatu objek. Data merupakan deskripsi dari suatu kejadian yang kita hadapi atau telusuri. Jadi data berupa catatan-catatan dalam kertas atau buku. Dalam penyajian data, data-data yang sudah ditetapkan kemudian disusun secara teratur dan terperinci agar dipahami. Data-data tersebut kemudian dianalisis sehingga dapat diperoleh deskripsi tentang penggunaan bentuk dan fungsi reduplikasi dalam novel.

 

4.         Penarikan Kesimpulan

Hasil dari data yang telah diperoleh dari sejak awal penelitian, maka akan ditarik kesimpulannya. Namun kesimpulan ini masih membutuhkan adanya verifikasi sehingga hasil yang diperoleh benar-benar valid.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

3.5  Pengecekan Keabsahan Data

     Data yang diperoleh pada hasil penelitian perlu dilakukan pemeriksaan atau pengecekan keabsahanya, dengan memakai teknik triangulasi, yaitu teknik pengecekan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar dari data itu untuk kepentingan pemeriksaan atau sebagai suatu pembanding terhadap data tersebut (Moleong, 2005 : 330).

     Menurut Denzin (dalam Moleong, 2005 : 330) membedakan empat macam triangulasi sebagai teknik pengecekan. Yang dimaksud dengan teknik pengecekan data yaitu ketika telah memperoleh data maka dari itu, kita harus mengecek dan menyesuaikan kembali data yang kita temukan dengan data yang terdapat dalam sumber data yang kita peroleh yaitu novel, dengan memanfaatkan pengunaan sumber, metode, penyidik, dan teori. Triangulasi teori adalah penggunaan sejumlah perspektif atau teori dalam menafsir seperangkat data. Langkah yang dilakukan oleh peneliti yaitu membandingkan setiap data yang diperoleh dengan teori-teori dari para ahli yang relevan atau berhubungan. Misalnya teori yang berhubungan dengan reduplikasi dan morfologi yaitu Abdul Chaer, Verhaar, Arifin, Ramlan, Kridalaksana, dan lain-lainnya.

 

 

 

 

 


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

                                                         

4.1  Hasil

Data hasil penelitian ini diperoleh dari hasil penelahaan dokumen atau kajian pustaka yang tidak terikat oleh ruang dan waktu. Penelitian ini menggunakan metode simak, dengan teknik baca catat, yaitu membaca dan mencatat pada hal-hal yang terkait dalam penelitian. Serta menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif untuk dapat menjelaskan atau menjabarkan hasil-hasil data sesuai dengan kriteria yang dipahami.

4.1.2        Hasil Reduplikasi Morfologi

Penelitian Reduplikasi morfologis yang dikaji dalam penelitian ini berupa pengulangan morfem pada bentuk yang berupa akar, dan bentuk berupa pengulangan berafiks.

4.1.2.1  Pengulangan Akar

Bentuk dasar yang berupa akar memiliki tiga macam proses, yaitu berupa pengulangan utuh, pengulangan berubah bunyi, dan pengulangan sebagian. Berdasarkan hasil data yang telah dikumpulkan dan dicatat dari sumber data novel bintang karya Tere Liye, dapat ditemukan tiga proses reduplikasi tersebut ke dalam hasil penelitian. Yakni pengulangan utuh, sebagian dan perubahan bunyi. Dan data bentuk pengulangan berafiks. Data tersebut dikelompokan dalam tabel data, yaitu sebagai berikut.

a.      Pengulangan Utuh

Tabel 4.1 Data Hasil Pengulangan Utuh

dalam Novel Bintang Karya Tere Liye

 

No

Data Kata Ulang

Episode

Ke-

Halaman

ke

Baris

Ke-

1.       

nilai-nilai

1

5

4

2.       

soal-soal

1

5

4

3.       

guru-guru

1

5

17

4.       

teman-teman

1

6

12

5.       

anak-anak

1

7

6

6.       

ikan-ikan

1

8

10

7.       

mana-mana

1

8

18

8.       

pecah-pecah

1

8

21

9.       

sisa-sisa

1

9

27

10.   

mati-mati

1

11

16

11.   

murid-murid

1

11

18

12.   

begini-begini

1

12

22

13.   

omong-omong

1

13

21

14.   

menit-menit

1

14

21

15.   

lorong-lorong

1

16

4

16.   

benar-benar

1

16

11

17.   

lebih-lebih

1

18

18

18.   

mobil-mobil

2

20

4

19.   

siapa-siapa

2

20

6

20.   

benda-benda

2

20

11

21.   

diam-diam

2

21

13

22.   

baik-baik

2

21

15

23.   

rapat-rapat

2

22

11

24.   

presiden-presiden

2

24

8

25.   

hewan-hewan

2

25

9

26.   

ragu-ragu

2

25

29

27.   

lamat-lamat

2

30

10

28.   

apa-apa

2

30

16

29.   

rumah-rumah

2

31

10

30.   

tiang-tiang

2

31

10

31.   

ramah-ramah

2

32

1

32.   

besok-bessok

2

32

9

33.   

orang-orang

2

32

17

34.   

tempat-tempat

2

34

12

35.   

erat-erat

2

34

12

36.   

piring-piring

3

36

18

37.   

malam-malam

3

37

4

38.   

gedung-gedung

3

39

16

39.   

meja-meja

3

39

14

40.   

barang-barang

3

39

26

41.   

huruf-huruf

3

40

9

42.   

hal-hal

3

42

8

43.   

gunung-gunung

3

43

25

44.   

desa-desa

3

43

26

45.   

kota-kota

3

43

26

46.   

garis-garis

3

44

1

47.   

benang-benang

3

44

14

48.   

titik-titik

3

45

8

49.   

pasak-pasak

3

45

30

50.   

jarang-jarang

4

50

14

51.   

kapan-kapan

4

50

19

52.   

kue-kue

4

54

2

53.   

burung-burung

5

59

9

54.   

tanda-tanda

5

60

21

55.   

pesawat-pesawat

5

62

27

56.   

kapsul-kapsul

5

63

2

57.   

celah-celah

5

63

7

58.   

cahaya-cahaya

5

64

23

59.   

dinding-dinding

5

64

24

60.   

nanti-nanti

5

68

10

61.   

bintik-bintik

5

68

16

62.   

lagi-lagi

5

69

19

63.   

film-film

6

70

9

64.   

lagu-lagu

6

70

12

65.   

bola-bola

6

72

7

66.   

pohon-pohon

6

73

21

67.   

salju-salju

6

74

2

68.   

sungai-sungai

6

75

9

69.   

bunga-bunga

6

84

19

70.   

coba-coba

6

89

9

71.   

lereng-lereng

6

89

30

72.   

malu-malu

7

93

14

73.   

musik-musik

8

102

26

74.   

kalimat-kalimat

8

103

14

75.   

pucuk-pucuk

8

103

20

76.   

sisi-sisi

8

110

5

77.   

lajur-lajur

8

110

10

78.   

truk-truk

8

110

10

79.   

mesin-mesin

8

110

20

80.   

sampah-sampah

8

111

4

81.   

jari-jari

8

113

25

82.   

pipa-pipa

8

114

3

83.   

pisau-pisau

8

114

13

84.   

kamar-kamar

8

114

27

85.   

kontainer-kontainer

9

117

29

86.   

perintah-perintah

9

118

5

87.   

robot-robot

9

120

3

88.   

kursi-kursi

9

126

7

89.   

masa-masa

9

127

17

90.   

klan-klan

10

134

2

91.   

jangan-jangan

10

134

8

92.   

lama-lama

10

138

4

93.   

kandang-kandang

11

148

10

94.   

sekat-sekat

11

148

12

95.   

unit-unit

11

151

13

96.   

jalan-jalan

11

151

14

97.   

tokoh-tokoh

11

153

18

98.   

papan-papan

11

153

27

99.   

sudut-suudut

11

153

12

100.                       

tengah-tengah

11

155

22

101.                       

berita-berita

11

156

27

102.                       

cepat-cepat

11

159

17

103.                       

besar-besar

12

167

2

104.                       

kerucut-kerucut

12

167

25

105.                       

bulu-bulu

12

169

5

106.                       

kaki-kaki

12

170

24

107.                       

teknik-teknik

13

180

10

108.                       

sel-sel

13

180

24

109.                       

lubang-lubang

13

181

14

110.                      b

dalam-dalam

13

182

15

111.                       

telur-telur

13

185

10

112.                       

rak-rak

14

192

16

113.                       

kafe-kafe

14

196

4

114.                       

remaja-remaja

14

198

4

115.                       

kamera-kamera

14

201

9

116.                       

patah-patah

14

203

16

117.                       

kotak-kotak

15

211

14

118.                       

layar-layar

17

234

26

119.                       

rawa-rawa

19

260

14

120.                       

cadas-cadas

19

267

9

121.                       

kabel-kabel

19

269

19

122.                       

ombak-ombak

21

283

   20

 

 

b.      Pengulangan Sebagian   

Tabel 4.2 Data Hasil Pengulangan Sebagian

dalam Novel Bintang Karya Tere Liye      

No

Data Kata Ulang

Episode

Ke-

Halaman

Ke-

Baris

Ke-

1.       

sesekali

3

36

15

 

 

c.       Pengulangan dengan Perubahan Bunyi

         Tabel 4.3 Data Hasil Pengulangan dengan Berubah Bunyi

dalam Novel Bintang Karya Tere Liye

No

Data Kata Ulang

Episode

Ke-

Halaman

Ke-

Baris

Ke

1.       

bolak-balik

2

30

3

2.       

warna-warni

6

74

5

3.       

pernak-pernik

11

155

9

4.1.2.2  Pengulangan Dasar Berafiks

Tabel 4.4 Data Hasil Pengulangan Dasar Berafiks Ber-

dalam Novel Bintang Karya Tere Liye

                                                                                         

No

Data Kata Ulang

Episode

Ke-

Halaman

Ke-

Baris

Ke-

1.       

bersungut-sungut

1

6

10

2.       

bertahun-tahun

1

9

20

3.       

bercakap-cakap

1

13

30

4.       

berseru-seru

1

17

8

5.       

bertanya-tanya

1

18

22

6.       

berteriak-teriak

2

20

8

7.       

berbintik-bintik

2

29

7

8.       

berhati-hati

2

34

16

9.       

berbincang-bincang

3

36

14

10.   

berminggu-minggu

3

42

8

11.   

berkaca-kaca

4

54

7

12.   

bersiap-bersiap

6

71

22

13.   

berjam-jam

2

30

12

14.   

berkali-kali

6

73

10

15.   

berpendar-pendar

7

94

6

16.   

berkaok-kaok

8

106

9

17.   

berjaga-jaga

9

109

22

18.   

berton-ton

10

145

9

19.   

beramai-ramai

12

170

24

20.   

berkeping-keping

6

89

30

21.   

berfoto-foto

14

202

7

22.   

berhari-hari

15

212

12

23.   

berputar-putar

15

216

20

24.   

bersungguh-sungguh

17

240

13

25.   

bertubi-tubi

18

247

19

26.   

berbulan-bulan

19

267

5

27.   

berpindah-pindah

19

269

25

28.   

bersorak-sorai

24

320

10

29.   

berlama-lama

25

331

8

 

 

Tabel 4.5 Data Hasil Pengulangan Dasar Berafiks me-

dalam Novel Bintang Karya Tere Liye

 

No

Data kata ulang

Episode

Ke-

Halaman

Ke-

Baris

Ke-

1.       

menepuk-nepuk

1

13

21

2.       

menggaruk-garuk

2

23

28

3.       

mengejar-ngejar

2

29

3

4.       

mengangguk-angguk

3

36

5

5.       

menyuruh-nyuruh

3

37

5

6.       

meliuk-liuk

6

87

14

7.       

mengguncang-guncang

7

94

6

8.       

menimbang-nimbang

8

105

29

9.       

mengerjap-ngerjap

9

116

1

10.   

memukul-mukul

9

121

7

11.   

melihat-lihat

11

150

2

12.   

mengetuk-ngetuk

14

196

10

13.   

menyebut-nyebut

11

163

2

14.   

mendesis-desis

13

175

24

15.   

mengolok-olok

16

228

27

16.   

mengingat-ingat

19

263

22

17.   

meraung-raung

26

353

27

18.   

menggeleng-geleng

27

366

11

19.   

tahu-menahu

2

24

6

20.   

bahu-membahu                                    

2

26

12

21.   

sahut-menyahut

21

293

21

 

 

 

Tabel 4.6 Data Hasil Pengulangan Dasar Berklofiks me-kan

Dalam Novel Bintang Karya Tere

 

No

Data Kata Ulang

Episode ke-

Halaman

ke-

Baris

ke-

1

Menggerak-gerakkan

9

124

24

2

Menjulur-julurkan

17

237

19

 

 

 

 

Tabel 4.7 Data Hasil Pengulangan Dasar Bersufiks -an

dalam Novel Bintang Karya Tere Liye

 

No

Data kata ulang

Episode

Ke-

Halaman

Ke-

Baris

Ke

1.       

malas-malasan

1

7

12

2.       

ruangan-ruangan

2

25

10

3.       

tembakan-tembakan                                       kilatan-kilatan

5

63

4

4.       

kilatan-kilatan                                      

6

73

3

5.       

butiran-butiran                                       mati-matianm

6

73

3

6.       

mati-matian

6

88

12

7.       

habis-habisan

6

88

25

8.       

lapisan-lapisan

7

94

1

9.       

bangunan-bangunan

8

110

8

10.   

besar-besaran

11

162

3

11.   

gumpalan-gumpalan

13

185

6

12.   

uring-uringan

15

228

28

13.   

bulan-bulanan

19

259

25

14.   

gundukan-gundukan

23

310

3

15.   

tumbuh-tumbuhan                                       tumbuh-tumbuhan

24

320

10

16.   

tebak-tebakan                                           tebak-tebakantebak                                           tebak-tebakan

24

321

21

17.   

lucu-lucuan                                       lucu-lucuan

24

321

22

18.   

mudah-mudahan

25

342

25

19.   

sakit-sakitan

16

225

17

 

 

 

Tabel 4.8  Data Hasil Pengulangan Dasar Berprefiks se-

dalam Novel Bintang Karya Tere Liye

No

Data kata ulang

Episode

Ke-

Halaman

Ke-

Baris

ke

1.       

sepotong-sepotong

3

42

12

2.       

sehati-hati

8

109

20

3.       

sesuatu-sesuatu

12

174

5

4.       

semau-mau

16

227

23

5.       

seolah-olah

16

228

11

 

 

 

Tabel 4.9  Data Hasil Pengulangan Dasar Berprefiks ter-

dalam Novel Bintang Karya Tere Liye

 

No

Data Kata ulang

Episode

Ke-

Halaman

Ke-

Baris

Ke-

1.       

terpingkal-pingkal

13

183

5

2.       

terpatah-patah

16

221

25

3.       

terbahak-bahak

24

323

20

4.       

terbata-bata

26

350

28

5.       

tercerai-berai

26

354

17

6.       

tertawa-tawa

27

265

10

 

 

 

 

Tabel 4.9  Data Hasil Pengulangan Dasar Berkonfiks se-nya

dalam Novel Bintang Karya Tere Liye

 

No

Data kata ulang

Episode

Ke-

Halaman

Ke-

Baris

Ke-

1.       

selama-lamanya

1

10

16

2.       

sekurang-kurangnya

18

245

7

 

 

                  

Tabel 4.10  Data Hasil Pengulangan Dasar Berkonfiks ke-an

dalam Novel Bintang Karya Tere Liye

No

Data kata ulang

Episode

Ke-

Halaman

Ke-

Baris

Ke-

1

keragu-raguan

7

100

6

 

 

 

 

 

 

 

 

4.2  Pembahasan

4.2.1        Bentuk Reduplikasi Morfologis.

4.2.1.1  Pengulangan Akar

a.      Pengulangan utuh

Proses perubahan bentuk dasar menjadi reduplikasi seluruh dalam novel Bintang karya Tere Liye ini, dapat ditandai dengan lambang R (Reduplikasi) sebagai lambang pengulangannya.  Bentuk pengulangan utuh dalam novel Bintang karya Tere Liye yaitu:

1)      “Entah kenapa nilai-nilai ulanganmu selalu saja buruk”. (hlm 5)

Bentuk Dasar

Proses Pengulangan Utuh

Hasil Reduplikasi

Nilai

Nilai + R

Nilai-nilai

  Kata nilai-nilai pada kalimat tersebut merupakan kata yang dihasilkan melalui proses perulangan atau reduplikasi. Kata ulang nilai-nilai bentuk dasarnya adalah nilai. Kata ulang ini tidak mengalami afiksasi, sehingga disebut perulangan utuh. Unsur yang diulang adalah seluruh bentuk dasar, sehingga disebut perulangan seluruh.

2)      “Apa susahnya mengerjakan soal-soal ini ?” (hlm 5)

Bentuk Dasar

Proses Pengulangan Utuh

Hasil Reduplikasi

Soal

Soal + R

Soal-soal

Kata soal-soal pada kalimat tersebut merupakan kata yang dihasilkan melalui proses perulangan atau reduplikasi. Kata ulang soal-soal bentuk dasarnya adalah soal. Kata ulang ini tidak mengalami afiksasi, sehingga disebut perulangan utuh. Unsur yang diulang adalah seluruh bentuk dasar, sehingga disebut perulangan seluruh.

3)       Guru-guru harus berdebat panjang tentang itu” (hlm 5)

Bentuk Dasar

Proses Pengulangan Utuh

Hasil Reduplikasi

Guru

Guru + R

Guru-guru

Kata guru-guru pada kalimat tersebut merupakan kata yang dihasilkan melalui proses perulangan atau reduplikasi. Kata ulang Guru-guru dasarnya adalah guru. Kata ulang ini tidak mengalami afiksasi, sehingga disebut perulangan utuh. Unsur yang diulang adalah seluruh bentuk dasar, sehingga disebut perulangan seluruh.

4)      Teman-teman sekelas mulai tertawa melihat ekspresi kusut Aku”. (hlm 6)

Bentuk Dasar

Proses Pengulangan Utuh

Hasil Reduplikasi

Teman

Teman + R

Teman-teman

Kata teman-teman pada kalimat tersebut merupakan kata yang dihasilkan melalui proses perulangan atau reduplikasi. Kata ulang teman-teman dasarnya adalah teman. Kata ulang ini tidak mengalami afiksasi, sehingga disebut perulangan utuh. Unsur yang diulang adalah seluruh bentuk dasar, sehingga disebut perulangan seluruh.

5)      Anak-anak keluarkan buku catatan dan bolpoin kalian”. (hlm 7)

Bentuk Dasar

Proses Pengulangan Utuh

Hasil Reduplikasi

Anak

Anak + R

Anak-anak

Kata anak-anak pada kalimat tersebut merupakan kata yang dihasilkan melalui proses perulangan atau reduplikasi. Kata ulang anak-anak dasarnya adalah anak. Kata ulang ini tidak mengalami afiksasi, sehingga disebut perulangan utuh. Unsur yang diulang adalah seluruh bentuk dasar, sehingga disebut perulangan seluruh.

6)      “Ikan-ikan ini tinggal di ekosistem yang kadang kala tidak ramah bagi  mereka”. (hlm 8)

Bentuk Dasar

Proses Pengulangan Utuh

Hasil Reduplikasi

Ikan

Ikan + R

Ikan-ikan

Kata ikan-ikan pada kalimat tersebut merupakan kata yang dihasilkan melalui proses perulangan atau reduplikasi. Kata ulang ikan-ikan dasarnya adalah ikan. Kata ulang ini tidak mengalami afiksasi, sehingga disebut perulangan utuh. Unsur yang diulang adalah seluruh bentuk dasar, sehingga disebut perulangan seluruh.

7)      ketika sungai mengering, mereka tidak bisa ke mana-mana” (hlm 8)

Bentuk Dasar

Proses Pengulangan Utuh

Hasil Reduplikasi

Mana

Mana + R

Mana-mana

Kata mana-mana pada kalimat tersebut merupakan kata yang dihasilkan melalui proses perulangan atau reduplikasi. Kata ulang mana-mana dasarnya adalah mana. Kata ulang ini tidak mengalami afiksasi, sehingga disebut perulangan utuh. Unsur yang diulang adalah seluruh bentuk dasar, sehingga disebut perulangan seluruh.

8)      “Tanah yang tadinya subur mulai kering, pecah-pecah” (hlm 8)

Bentuk Dasar

Proses Pengulangan Utuh

Hasil Reduplikasi

Pecah

Pecah + R

Pecah-pecah

Kata pecah-pecah pada kalimat tersebut merupakan kata yang dihasilkan melalui proses perulangan atau reduplikasi. Kata ulang pecah-pecah dasarnya adalah pecah. Kata ulang ini tidak mengalami afiksasi, sehingga disebut perulangan utuh. Unsur yang diulang adalah seluruh bentuk dasar, sehingga disebut perulangan seluruh.

9)      “Dengan sisa-sisa tenaga setelah tertidur bertahun lamanya” (hlm 9)

Bentuk Dasar

Proses Pengulangan Utuh

Hasil Reduplikasi

Sisa

Sisa + R

Sisa-sisa

Kata sisa-sisa pada kalimat tersebut merupakan kata yang dihasilkan melalui proses perulangan atau reduplikasi. Kata ulang sisa-sisa dasarnya adalah sisa. Kata ulang ini tidak mengalami afiksasi, sehingga disebut perulangan utuh. Unsur yang diulang adalah seluruh bentuk dasar, sehingga disebut perulangan seluruh.

10)  “Mereka bisa hidup hingga ribuan tahun, praktis tidak mati-mati

(hlm 11)

Bentuk Dasar

Proses Pengulangan Utuh

Hasil Reduplikasi

Mati

Mati + R

Mati-mati

Kata mati-mati pada kalimat tersebut merupakan kata yang dihasilkan melalui proses perulangan atau reduplikasi. Kata ulang mati-mati dasarnya adalah mati. Kata ulang ini tidak mengalami afiksasi, sehingga disebut perulangan utuh. Unsur yang diulang adalah seluruh bentuk dasar, sehingga disebut perulangan seluruh.

11)  “Suara Pak Gun terdengar di depan, menjawab dengan sabar pertanyaan murid-murid” (hlm 11)

Bentuk Dasar

Proses Pengulangan Utuh

Hasil Reduplikasi

Murid

Murid + R

Murid-murid

Kata murid-murid pada kalimat tersebut merupakan kata yang dihasilkan melalui proses perulangan atau reduplikasi. Kata ulang murid-murid dasarnya adalah murid. Kata ulang ini tidak mengalami afiksasi, sehingga disebut perulangan utuh. Unsur yang diulang adalah seluruh bentuk dasar, sehingga disebut perulangan seluruh.

12)  “Dari dulu aku begini-begini saja, kan? Sangat normal malah”

(hlm 12)

Bentuk Dasar

Proses Pengulangan Utuh

Hasil Reduplikasi

Begini

Begini + R

Begini-begini

Kata begini-begini pada kalimat tersebut merupakan kata yang dihasilkan melalui proses perulangan atau reduplikasi. Kata ulang begini-begini dasarnya adalah begini. Kata ulang ini tidak mengalami afiksasi, sehingga disebut perulangan utuh. Unsur yang diulang adalah seluruh bentuk dasar, sehingga disebut perulangan seluruh.

13)  Omong-omong, kamu mau bergabung dengan kami?” (hlm 13)

Bentuk Dasar

Proses Pengulangan Utuh

Hasil Reduplikasi

Omong

Omong + R

Omong-omong

Kata omong-omong pada kalimat tersebut merupakan kata yang dihasilkan melalui proses perulangan atau reduplikasi. Kata ulang omong-omong dasarnya adalah omong. Kata ulang ini tidak mengalami afiksasi, sehingga disebut perulangan utuh. Unsur yang diulang adalah seluruh bentuk dasar, sehingga disebut perulangan seluruh.

14)  “Dia selalu baru bisa bilang pada menit-menit terakhir” (hlm 14)

Bentuk Dasar

Proses Pengulangan Utuh

Hasil Reduplikasi

Menit

Menit + R

Menit-menit

Kata menit-menit pada kalimat tersebut merupakan kata yang dihasilkan melalui proses perulangan atau reduplikasi. Kata ulang menit-menit dasarnya adalah menit. Kata ulang ini tidak mengalami afiksasi, sehingga disebut perulangan utuh. Unsur yang diulang adalah seluruh bentuk dasar, sehingga disebut perulangan seluruh.

15)  “Ali membuat kapsul perak yang bisa mendeteksi keberadaan lorong-lorong kuno.(hlm 16)

Bentuk Dasar

Proses Pengulangan Utuh

Hasil Reduplikasi

Lorong

Lorong + R

Lorong-lorong

Kata lorong-lorong pada kalimat tersebut merupakan kata yang dihasilkan melalui proses perulangan atau reduplikasi. Kata ulang lorong-lorong dasarnya adalah lorong. Kata ulang ini tidak mengalami afiksasi, sehingga disebut perulangan utuh. Unsur yang diulang adalah seluruh bentuk dasar, sehingga disebut perulangan seluruh.

16)  “Kita sepertinya benar-benar meremehkan kemampuan Klan Bumi selama ini.” (hlm 16)

Bentuk Dasar

Proses Pengulangan Utuh

Hasil Reduplikasi

Benar

Benar + R

Benar-benar

Kata benar-benar pada kalimat tersebut merupakan kata yang dihasilkan melalui proses perulangan atau reduplikasi. Kata ulang benar-benar dasarnya adalah benar. Kata ulang ini tidak mengalami afiksasi, sehingga disebut perulangan utuh. Unsur yang diulang adalah seluruh bentuk dasar, sehingga disebut perulangan seluruh.

17)  Lebih-lebih Ali, dia bangkit dari kursi.” (hlm 18)

Bentuk Dasar

Proses Pengulangan Utuh

Hasil Reduplikasi

Lebih

Lebih + R

Lebih-lebih

Kata lebih-lebih pada kalimat tersebut merupakan kata yang dihasilkan melalui proses perulangan atau reduplikasi. Kata ulang lebih-lebih dasarnya adalah lebih. Kata ulang ini tidak mengalami afiksasi, sehingga disebut perulangan utuh. Unsur yang diulang adalah seluruh bentuk dasar, sehingga disebut perulangan seluruh.

18)  “Ada pembangunan jalan layang di rumahku dan Seli, membuat barisan panjang mobil-mobil.” (hlm 20)

     Bentuk Dasar

Proses Pengulangan Utuh

Hasil Reduplikasi

Mobil

Mobil + R

Mobil-mobil

Kata mobil-mobil pada kalimat tersebut merupakan kata yang dihasilkan melalui proses perulangan atau reduplikasi. Kata ulang mobil-mobil dasarnya adalah mobil. Kata ulang ini tidak mengalami afiksasi, sehingga disebut perulangan utuh. Unsur yang diulang adalah seluruh bentuk dasar, sehingga disebut perulangan seluruh.

19)  “Tidak ada siapa-siapa di angkot selain kami berdua.” (hlm 20)

Bentuk Dasar

Proses Pengulangan Utuh

Hasil Reduplikasi

Siapa

Siapa + R

Siapa-siapa

Kata siapa-siapa pada kalimat tersebut merupakan kata yang dihasilkan melalui proses perulangan atau reduplikasi. Kata ulang siapa-siapa dasarnya adalah siapa. Kata ulang ini tidak mengalami afiksasi, sehingga disebut perulangan utuh. Unsur yang diulang adalah seluruh bentuk dasar, sehingga disebut perulangan seluruh.

20)  Benda-benda yang tidak ku kenali.” (hlm 20)

Bentuk Dasar

Proses Pengulangan Utuh

Hasil Reduplikasi

Benda

Benda + R

Benda-benda

Kata benda-benda pada kalimat tersebut merupakan kata yang dihasilkan melalui proses perulangan atau reduplikasi. Kata ulang benda-benda dasarnya adalah benda. Kata ulang ini tidak mengalami afiksasi, sehingga disebut perulangan utuh. Unsur yang diulang adalah seluruh bentuk dasar, sehingga disebut perulangan seluruh.

21)  “Dia sengaja diam-diam berlatih keras agar siap menghadapi Pasukan Bintang dengan teknologinya.” (hlm 21)

Bentuk Dasar

Proses Pengulangan Utuh

Hasil Reduplikasi

Diam

Diam + R

Diam-diam

Kata diam-diam pada kalimat tersebut merupakan kata yang dihasilkan melalui proses perulangan atau reduplikasi. Kata ulang diam-diam dasarnya adalah diam. Kata ulang ini tidak mengalami afiksasi, sehingga disebut perulangan utuh. Unsur yang diulang adalah seluruh bentuk dasar, sehingga disebut perulangan seluruh.

22)  “Apakah Faar baik-baik saja?” seli bergumam. (hlm 21)

Bentuk Dasar

Proses Pengulangan Utuh

Hasil Reduplikasi

Baik

Baik + R

Baik-baik

Kata baik-baik pada kalimat tersebut merupakan kata yang dihasilkan melalui proses perulangan atau reduplikasi. Kata ulang baik-baik dasarnya adalah baik. Kata ulang ini tidak mengalami afiksasi, sehingga disebut perulangan utuh. Unsur yang diulang adalah seluruh bentuk dasar, sehingga disebut perulangan seluruh.

23)  “Matanya tidak bisa menutupi hal itu, tapi aku tidak banyak bercerita sejak pulang, menyimpan semuanya rapat-rapat.” (hlm 22)

Bentuk Dasar

Proses Pengulangan Utuh

Hasil Reduplikasi

Rapat

Rapat + R

Rapat-rapat

Kata rapat-rapat pada kalimat tersebut merupakan kata yang dihasilkan melalui proses perulangan atau reduplikasi. Kata ulang rapat-rapat dasarnya adalah rapat. Kata ulang ini tidak mengalami afiksasi, sehingga disebut perulangan utuh. Unsur yang diulang adalah seluruh bentuk dasar, sehingga disebut perulangan seluruh.

24)  “Siapa tahu nanti Ali bisa memberitahu presiden-presiden itu.”

(hlm 24)

Bentuk Dasar

Proses Pengulangan Utuh

Hasil Reduplikasi

Presiden

Presiden + R

Presiden

Kata presiden-presiden pada kalimat tersebut merupakan kata yang dihasilkan melalui proses perulangan atau reduplikasi. Kata ulang presiden-presiden dasarnya adalah presiden. Kata ulang ini tidak mengalami afiksasi, sehingga disebut perulangan utuh. Unsur yang diulang adalah seluruh bentuk dasar, sehingga disebut perulangan seluruh.

25)  “Terlepas dari ancaman bahaya dari Pasukan Bintang, bertemu hewan-hewan mengerikan disana.” (hlm 25)

Bentuk Dasar

Proses Pengulangan Utuh

Hasil Reduplikasi

Hewan

Hewan + R

Hewan-hewan

Kata hewan-hewan pada kalimat tersebut merupakan kata yang dihasilkan melalui proses perulangan atau reduplikasi. Kata ulang hewan-hewan dasarnya adalah hewan. Kata ulang ini tidak mengalami afiksasi, sehingga disebut perulangan utuh. Unsur yang diulang adalah seluruh bentuk dasar, sehingga disebut perulangan seluruh.

26)  “Jangan ragu-ragu.” (hlm 25)

Bentuk Dasar

Proses Pengulangan Utuh

Hasil Reduplikasi

Ragu

Ragu + R

Ragu-ragu

Kata ragu-ragu pada kalimat tersebut merupakan kata yang dihasilkan melalui proses perulangan atau reduplikasi. Kata ulang ragu-ragu dasarnya adalah ragu. Kata ulang ini tidak mengalami afiksasi, sehingga disebut perulangan utuh. Unsur yang diulang adalah seluruh bentuk dasar, sehingga disebut perulangan seluruh.

27)   “Aku menatap Mama lamat-lamat.” (hlm 30)

Bentuk Dasar

Proses Pengulangan Utuh

Hasil Reduplikasi

Lamat

Lamat + R

Lamat-lamat

Kata lamat-lamat pada kalimat tersebut merupakan kata yang dihasilkan melalui proses perulangan atau reduplikasi. Kata ulang lamat-lamat dasarnya adalah lamat. Kata ulang ini tidak mengalami afiksasi, sehingga disebut perulangan utuh. Unsur yang diulang adalah seluruh bentuk dasar, sehingga disebut perulangan seluruh.

28)    “Tidak ada apa-apa.” (hlm 30)

Bentuk Dasar

Proses Pengulangan Utuh

Hasil Reduplikasi

Apa

Apa + R

Apa-apa

Kata apa-apa pada kalimat tersebut merupakan kata yang dihasilkan melalui proses perulangan atau reduplikasi. Kata ulang apa-apa dasarnya adalah apa. Kata ulang ini tidak mengalami afiksasi, sehingga disebut perulangan utuh. Unsur yang diulang adalah seluruh bentuk dasar, sehingga disebut perulangan seluruh

29)  “Klan Bulan dengan rumah-rumah seperti balong.” (hlm 31)

Bentuk Dasar

Proses Pengulangan Utuh

Hasil Reduplikasi

Rumah

Rumah + R

Rumah-rumah

Kata rumah-rumah pada kalimat tersebut merupakan kata yang dihasilkan melalui proses perulangan atau reduplikasi. Kata ulang rumah-rumah dasarnya adalah rumah. Kata ulang ini tidak mengalami afiksasi, sehingga disebut perulangan utuh. Unsur yang diulang adalah seluruh bentuk dasar, sehingga disebut perulangan seluruh.

30)  “Seperti balon di atas tiang-tiang tinggi.” (hlm 31)

Bentuk Dasar

Proses Pengulangan Utuh

Hasil Reduplikasi

Tiang

Tiang + R

Tiang-tiang

Kata tiang-tiang pada kalimat tersebut merupakan kata yang dihasilkan melalui proses perulangan atau reduplikasi. Kata ulang tiang-tiang dasarnya adalah tiang. Kata ulang ini tidak mengalami afiksasi, sehingga disebut perulangan utuh. Unsur yang diulang adalah seluruh bentuk dasar, sehingga disebut perulangan seluruh.

31)  “Apakah warga dunia paralel ramah-ramah, Ra?” (hlm 32)

Bentuk Dasar

Proses Pengulangan Utuh

Hasil Reduplikasi

Ramah

Ramah + R

Ramah-ramah

Kata ramah-ramah pada kalimat tersebut merupakan kata yang dihasilkan melalui proses perulangan atau reduplikasi. Kata ulang ramah-ramah dasarnya adalah ramah. Kata ulang ini tidak mengalami afiksasi, sehingga disebut perulangan utuh. Unsur yang diulang adalah seluruh bentuk dasar, sehingga disebut perulangan seluruh.

32)  “Mungkin besok-besok Mama dan Papa bisa ikut ke sana.” (hlm 32)

Bentuk Dasar

Proses Pengulangan Utuh

Hasil Reduplikasi

Besok

Besok + R

Besok-besok

Kata besok-besok pada kalimat tersebut merupakan kata yang dihasilkan melalui proses perulangan atau reduplikasi. Kata ulang besok-besok dasarnya adalah besok. Kata ulang ini tidak mengalami afiksasi, sehingga disebut perulangan utuh. Unsur yang diulang adalah seluruh bentuk dasar, sehingga disebut perulangan seluruh.

33)  “Kami memang menemukan warga ramah di sana, yang membantu perjalanan, tapi di dunia paralel selalu saja ada orang-orang jahat.” (hlm 32)

Bentuk Dasar

Proses Pengulangan Utuh

Hasil Reduplikasi

Orang

Orang + R

Orang

Kata orang-orang pada kalimat tersebut merupakan kata yang dihasilkan melalui proses perulangan atau reduplikasi. Kata ulang orang-orang dasarnya adalah orang. Kata ulang ini tidak mengalami afiksasi, sehingga disebut perulangan utuh. Unsur yang diulang adalah seluruh bentuk dasar, sehingga disebut perulangan seluruh.

34)  “Mama meraih pundakku, memelukku erat-erat.” (hlm 34)

Bentuk Dasar

Proses Pengulangan Utuh

Hasil Reduplikasi

Erat

Erat + R

Erat-erat

Kata erat-erat pada kalimat tersebut merupakan kata yang dihasilkan melalui proses perulangan atau reduplikasi. Kata ulang erat-erat dasarnya adalah erat. Kata ulang ini tidak mengalami afiksasi, sehingga disebut perulangan utuh. Unsur yang diulang adalah seluruh bentuk dasar, sehingga disebut perulangan seluruh.

35)  “Kami tahu, hanya soal waktu kamu akan kembali bertualang ke tempat-tempat tersebut.” (hlm 34)

Bentuk Dasar

Proses Pengulangan Utuh

Hasil Reduplikasi

Tempat

Tempat + R

Tempat-tempat

Kata tempat-tempat pada kalimat tersebut merupakan kata yang dihasilkan melalui proses perulangan atau reduplikasi. Kata ulang tempat-tempat dasarnya adalah tempat. Kata ulang ini tidak mengalami afiksasi, sehingga disebut perulangan utuh. Unsur yang diulang adalah seluruh bentuk dasar, sehingga disebut perulangan seluruh.

36)  “Setelah membantu membereskan meja makan, mencuci piring-piring, aku masuk ke kamar, melanjutkan membaca buku.” (hlm 36)

Bentuk Dasar

Proses Pengulangan Utuh

Hasil Reduplikasi

Piring

Piring + R

Piring-piring

Kata piring-piring pada kalimat tersebut merupakan kata yang dihasilkan melalui proses perulangan atau reduplikasi. Kata ulang piring-piring dasarnya adalah piring. Kata ulang ini tidak mengalami afiksasi, sehingga disebut perulangan utuh. Unsur yang diulang adalah seluruh bentuk dasar, sehingga disebut perulangan seluruh.

37)  “Siapa yang bertamu malam-malam, datang lewat jendela kamar di lantai dua pula?” (hlm 37)

Bentuk Dasar

Proses Pengulangan Utuh

Hasil Reduplikasi

Malam

Malam + R

Malam-malam

Kata malam-malam pada kalimat tersebut merupakan kata yang dihasilkan melalui proses perulangan atau reduplikasi. Kata ulang malam-malam dasarnya adalah malam. Kata ulang ini tidak mengalami afiksasi, sehingga disebut perulangan utuh. Unsur yang diulang adalah seluruh bentuk dasar, sehingga disebut perulangan seluruh.

38)  “Kapsul perak terbang lima belas meter di atasnya, meliuk tidak terlihat, melewati gedung-gedung, menara BTS. (hlm 39)

Bentuk Dasar

Proses Pengulangan Utuh

Hasil Reduplikasi

Gedung

Gedung + R

Gedung-gedung

Kata gedung-gedung pada kalimat tersebut merupakan kata yang dihasilkan melalui proses perulangan atau reduplikasi. Kata ulang gedung-gedung dasarnya adalah gedung. Kata ulang ini tidak mengalami afiksasi, sehingga disebut perulangan utuh. Unsur yang diulang adalah seluruh bentuk dasar, sehingga disebut perulangan seluruh.

39)  Meja-meja yang tidak kukenali” (hlm 39)

Bentuk Dasar

Proses Pengulangan Utuh

Hasil Reduplikasi

Meja

Meja + R

Meja-meja

Kata Meja-meja pada kalimat tersebut merupakan kata yang dihasilkan melalui proses perulangan atau reduplikasi. Kata ulang meja-meja dasarnya adalah meja. Kata ulang ini tidak mengalami afiksasi, sehingga disebut perulangan utuh. Unsur yang diulang adalah seluruh bentuk dasar, sehingga disebut perulangan seluruh.

40)  “Mereka punya banyak kapal kontainer, berlayar melintasi samudra, membawa barang-barang.” (hlm 39)

Bentuk Dasar

Proses Pengulangan Utuh

Hasil Reduplikasi

Barang

Barang + R

Barang-barang

Kata barang-barang pada kalimat tersebut merupakan kata yang dihasilkan melalui proses perulangan atau reduplikasi. Kata ulang barang-barang dasarnya adalah barang. Kata ulang ini tidak mengalami afiksasi, sehingga disebut perulangan utuh. Unsur yang diulang adalah seluruh bentuk dasar, sehingga disebut perulangan seluruh.

41)  “Dia mengetuk tabung itu dan mengetik huruf-huruf yang tidak kumengerti.” (hlm 40)

Bentuk Dasar

Proses Pengulangan Utuh

Hasil Reduplikasi

Huruf

Huruf + R

Huruf-huruf

Kata huruf-huruf pada kalimat tersebut merupakan kata yang dihasilkan melalui proses perulangan atau reduplikasi. Kata ulang huruf-huruf dasarnya adalah huruf. Kata ulang ini tidak mengalami afiksasi, sehingga disebut perulangan utuh. Unsur yang diulang adalah seluruh bentuk dasar, sehingga disebut perulangan seluruh.

42)  “Aku sudah memikirkan hal-hal paling canggih.” (hlm 42)

Bentuk Dasar

Proses Pengulangan Utuh

Hasil Reduplikasi

Hal

Hal + R

Hal-hal

Kata hal-hal pada kalimat tersebut merupakan kata yang dihasilkan melalui proses perulangan atau reduplikasi. Kata ulang hal-hal dasarnya adalah hal. Kata ulang ini tidak mengalami afiksasi, sehingga disebut perulangan utuh. Unsur yang diulang adalah seluruh bentuk dasar, sehingga disebut perulangan seluruh.

43)  “Ada yang berupa hamparan padang rumput, gunung-gunung, laut  luas, desa-desa permai, dan kota-kota maju.” (hlm 43)

Bentuk Dasar

Proses Pengulangan Utuh

Hasil Reduplikasi

Gunung

Gunung + R

Gunung-gunung

Kata gunung-gunung pada kalimat tersebut merupakan kata yang dihasilkan melalui proses perulangan atau reduplikasi. Kata ulang gunung-gunung dasarnya adalah gunung. Kata ulang ini tidak mengalami afiksasi, sehingga disebut perulangan utuh. Unsur yang diulang adalah seluruh bentuk dasar, sehingga disebut perulangan seluruh.

44)  “Ada yang berupa hamparan padang rumput, gunung-gunung, laut luas, desa-desa permai, dan kota-kota maju.” (hlm 43)

Bentuk Dasar

Proses Pengulangan Utuh

Hasil Reduplikasi

Desa

Desa + R

Desa-desa

Kata desa-desa pada kalimat tersebut merupakan kata yang dihasilkan melalui proses perulangan atau reduplikasi. Kata ulang desa-desa dasarnya adalah desa. Kata ulang ini tidak mengalami afiksasi, sehingga disebut perulangan utuh. Unsur yang diulang adalah seluruh bentuk dasar, sehingga disebut perulangan seluruh.

45)  “Ada yang berupa hamparan padang rumput, gunung-gunung, laut luas, desa-desa permai, dan kota-kota maju.” (hlm 43)

Bentuk Dasar

Proses Pengulangan Utuh

Hasil Reduplikasi

Kota

Kota + R

Kota-kota

Kata kota-kota pada kalimat tersebut merupakan kata yang dihasilkan melalui proses perulangan atau reduplikasi. Kata ulang kota-kota dasarnya adalah kota. Kata ulang ini tidak mengalami afiksasi, sehingga disebut perulangan utuh. Unsur yang diulang adalah seluruh bentuk dasar, sehingga disebut perulangan seluruh.

46)  Garis-garis hijau mulai muncul, menghubungkan berbagai ruangan kubus.” (hlm 44)

Bentuk Dasar

Proses Pengulangan Utuh

Hasil Reduplikasi

Garis

Garis + R

Garis-garis

Kata garis-garis pada kalimat tersebut merupakan kata yang dihasilkan melalui proses perulangan atau reduplikasi. Kata ulang garis-garis dasarnya adalah garis. Kata ulang ini tidak mengalami afiksasi, sehingga disebut perulangan utuh. Unsur yang diulang adalah seluruh bentuk dasar, sehingga disebut perulangan seluruh.

47)  “Menyebar ke seluruh arah, seperti benang-benang halus.” (hlm 44)

Bentuk Dasar

Proses Pengulangan Utuh

Hasil Reduplikasi

Benang

Benang + R

Benang-benang

Kata benang-benang pada kalimat tersebut merupakan kata yang dihasilkan melalui proses perulangan atau reduplikasi. Kata ulang benang-benang dasarnya adalah benang. Kata ulang ini tidak mengalami afiksasi, sehingga disebut perulangan utuh. Unsur yang diulang adalah seluruh bentuk dasar, sehingga disebut perulangan seluruh.

48)  “Di layar proyeksi sekarang muncul titil-titik berwarna hitam.”

(hlm 45)

Bentuk Dasar

Proses Pengulangan Utuh

Hasil Reduplikasi

Titik

Titik + R

Titik-titik

Kata titik-titik pada kalimat tersebut merupakan kata yang dihasilkan melalui proses perulangan atau reduplikasi. Kata ulang titik-titik dasarnya adalah titik. Kata ulang ini tidak mengalami afiksasi, sehingga disebut perulangan utuh. Unsur yang diulang adalah seluruh bentuk dasar, sehingga disebut perulangan seluruh.

49)  “Salah satu tugas Klan Bintang adalah menjaga pasak-pasak bumi.” (hlm 45)

Bentuk Dasar

Proses Pengulangan Utuh

Hasil Reduplikasi

Pasak

Pasak + R

Pasak-pasak

Kata pasak-pasak pada kalimat tersebut merupakan kata yang dihasilkan melalui proses perulangan atau reduplikasi. Kata ulang pasak-pasak dasarnya adalah pasak. Kata ulang ini tidak mengalami afiksasi, sehingga disebut perulangan utuh. Unsur yang diulang adalah seluruh bentuk dasar, sehingga disebut perulangan seluruh.

50)   Jarang-jarang Papa membahas soal dunia parallel.” (hlm 50)

Bentuk Dasar

Proses Pengulangan Utuh

Hasil Reduplikasi

Jarang

Jarang + R

Jarang-jarang

Kata jarang-jarang pada kalimat tersebut merupakan kata yang dihasilkan melalui proses perulangan atau reduplikasi. Kata ulang jarang-jarang dasarnya adalah jarang. Kata ulang ini tidak mengalami afiksasi, sehingga disebut perulangan utuh. Unsur yang diulang adalah seluruh bentuk dasar, sehingga disebut perulangan seluruh.

51)  Kapan-kapan kita bisa berkunjung ke sana, tinggal satu dua minggu.” (hlm 50)

Bentuk Dasar

Proses Pengulangan Utuh

Hasil Reduplikasi

Kapan

Kapan + R

Kapan-kapan

Kata kapan-kapan pada kalimat tersebut merupakan kata yang dihasilkan melalui proses perulangan atau reduplikasi. Kata ulang kapan-kapan dasarnya adalah kapan. Kata ulang ini tidak mengalami afiksasi, sehingga disebut perulangan utuh. Unsur yang diulang adalah seluruh bentuk dasar, sehingga disebut perulangan seluruh.

52)  “Mama menjulurkan kotak plastik berisis kue-kue kering.” (hlm 54)

Bentuk Dasar

Proses Pengulangan Utuh

Hasil Reduplikasi

kue

Kue + R

Kue-kue

Kata kue-kue pada kalimat tersebut merupakan kata yang dihasilkan melalui proses perulangan atau reduplikasi. Kata ulang kue-kue dasarnya adalah kue. Kata ulang ini tidak mengalami afiksasi, sehingga disebut perulangan utuh. Unsur yang diulang adalah seluruh bentuk dasar, sehingga disebut perulangan seluruh.

53)   Burung-burung terbang berkelompok.” (hlm 59)

Bentuk Dasar

Proses Pengulangan Utuh

Hasil Reduplikasi

Burung

Burung + R

Burung-burung

Kata burung-burung pada kalimat tersebut merupakan kata yang dihasilkan melalui proses perulangan atau reduplikasi. Kata ulang burung-burung dasarnya adalah burung. Kata ulang ini tidak mengalami afiksasi, sehingga disebut perulangan utuh. Unsur yang diulang adalah seluruh bentuk dasar, sehingga disebut perulangan seluruh.

54)  “Tidak ada tanda-tanda sebulan terakhir ada penghuninya.” (hlm 60)

Bentuk Dasar

Proses Pengulangan Utuh

Hasil Reduplikasi

Tanda

Tanda + R

Tanda-tanda

Kata tanda-tanda pada kalimat tersebut merupakan kata yang dihasilkan melalui proses perulangan atau reduplikasi. Kata ulang tanda-tanda dasarnya adalah tanda. Kata ulang ini tidak mengalami afiksasi, sehingga disebut perulangan utuh. Unsur yang diulang adalah seluruh bentuk dasar, sehingga disebut perulangan seluruh.

55)  “Dari balik rerumputan hijau, melesat keluar pesawat-pesawat kecil.” (hlm 62)

Bentuk Dasar

Proses Pengulangan Utuh

Hasil Reduplikasi

Pesawat

Pesawat + R

Pesawat-pesawat

Kata pesawat-pesawat pada kalimat tersebut merupakan kata yang dihasilkan melalui proses perulangan atau reduplikasi. Kata ulang pesawat-pesawat dasarnya adalah pesawat. Kata ulang ini tidak mengalami afiksasi, sehingga disebut perulangan utuh. Unsur yang diulang adalah seluruh bentuk dasar, sehingga disebut perulangan seluruh.

56)  “Cahaya mematikan menyambar kapsul-kapsul kami.” (hlm 63)

Bentuk Dasar

Proses Pengulangan Utuh

Hasil Reduplikasi

Kapsul

Kapsul + R

Kapsul-kapsul

Kata kapsul-kapsul pada kalimat tersebut merupakan kata yang dihasilkan melalui proses perulangan atau reduplikasi. Kata ulang kapsul-kapsul dasarnya adalah kapsul. Kata ulang ini tidak mengalami afiksasi, sehingga disebut perulangan utuh. Unsur yang diulang adalah seluruh bentuk dasar, sehingga disebut perulangan seluruh.

57)  “Ali menurunkan kapsul hingga kaki pegunungan, lincah meneliti celah-celah cadas, terus menghindari tembakan yang menghantam gunung.” (hlm 63)

Bentuk Dasar

Proses Pengulangan Utuh

Hasil Reduplikasi

Celah

Celah + R

Celah-celah

 

Kata celah-celah pada kalimat tersebut merupakan kata yang dihasilkan melalui proses perulangan atau reduplikasi. Kata ulang celah-celah dasarnya adalah celah. Kata ulang ini tidak mengalami afiksasi, sehingga disebut perulangan utuh. Unsur yang diulang adalah seluruh bentuk dasar, sehingga disebut perulangan seluruh.

58)  Cahaya-cahaya mematikan berdentum mengenai dinding-dinding  lorong.” (hlm 64)

Bentuk Dasar

Proses Pengulangan Utuh

Hasil Reduplikasi

Cahaya

Cahaya + R

Cahaya-cahaya

Kata cahaya-cahaya pada kalimat tersebut merupakan kata yang dihasilkan melalui proses perulangan atau reduplikasi. Kata ulang cahaya-cahaya dasarnya adalah cahaya. Kata ulang ini tidak mengalami afiksasi, sehingga disebut perulangan utuh. Unsur yang diulang adalah seluruh bentuk dasar, sehingga disebut perulangan seluruh.

59)  “Cahaya-cahaya mematikan berdentum mengenai dinding-dinding lorong.” (hlm 64)

Bentuk Dasar

Proses Pengulangan Utuh

Hasil Reduplikasi

Dinding

Dinding + R

Dinding-dinding

Kata Dinding-dinding pada kalimat tersebut merupakan kata yang dihasilkan melalui proses perulangan atau reduplikasi. Kata ulang dinding-dinding dasarnya adalah dinding. Kata ulang ini tidak mengalami afiksasi, sehingga disebut perulangan utuh. Unsur yang diulang adalah seluruh bentuk dasar, sehingga disebut perulangan seluruh.

60)  “Tapi kita khwatirkan nanti-nanti saja, Seli.” (hlm 68)

Bentuk Dasar

Proses Pengulangan Utuh

Hasil Reduplikasi

Nanti

Nanti + R

Nanti-nanti

Kata nanti-nanti pada kalimat tersebut merupakan kata yang dihasilkan melalui proses perulangan atau reduplikasi. Kata ulang nanti-nanti dasarnya adalah nanti. Kata ulang ini tidak mengalami afiksasi, sehingga disebut perulangan utuh. Unsur yang diulang adalah seluruh bentuk dasar, sehingga disebut perulangan seluruh.

61)  “Di luar itu, ruangannya hanya bintik-bintik kecil seperti layar televise rusak.” (hlm 68)

Bentuk Dasar

Proses Pengulangan Utuh

Hasil Reduplikasi

Bintik

Bintik + R

Bintik-bintik

Kata bintik-bintik pada kalimat tersebut merupakan kata yang dihasilkan melalui proses perulangan atau reduplikasi. Kata ulang bintik-bintik dasarnya adalah bintik. Kata ulang ini tidak mengalami afiksasi, sehingga disebut perulangan utuh. Unsur yang diulang adalah seluruh bentuk dasar, sehingga disebut perulangan seluruh.

62)  “Tapi lagi-lagi, aku salah menduga.” (hlm 69)

Bentuk Dasar

Proses Pengulangan Utuh

Hasil Reduplikasi

Lagi

Lagi + R

Lagi-lagi

Kata lagi-lagi pada kalimat tersebut merupakan kata yang dihasilkan melalui proses perulangan atau reduplikasi. Kata ulang lagi-lagi dasarnya adalah lagi. Kata ulang ini tidak mengalami afiksasi, sehingga disebut perulangan utuh. Unsur yang diulang adalah seluruh bentuk dasar, sehingga disebut perulangan seluruh.

63)  “Terinspirasi film-film.” (hlm 70)

Bentuk Dasar

Proses Pengulangan Utuh

Hasil Reduplikasi

Film

Film + R

Film-film

Kata film-film pada kalimat tersebut merupakan kata yang dihasilkan melalui proses perulangan atau reduplikasi. Kata ulang film-film dasarnya adalah film. Kata ulang ini tidak mengalami afiksasi, sehingga disebut perulangan utuh. Unsur yang diulang adalah seluruh bentuk dasar, sehingga disebut perulangan seluruh.

64)  “Kamu mau kuputarkan lagu-lagu K-Pop, Seli? (hlm 70)

Bentuk Dasar

Proses Pengulangan Utuh

Hasil Reduplikasi

Lagu

Lagu + R

Lagu-lagu

Kata lagu-lagu pada kalimat tersebut merupakan kata yang dihasilkan melalui proses perulangan atau reduplikasi. Kata ulang lagu-lagu dasarnya adalah lagu. Kata ulang ini tidak mengalami afiksasi, sehingga disebut perulangan utuh. Unsur yang diulang adalah seluruh bentuk dasar, sehingga disebut perulangan seluruh.

65)  Bola-bola pingpong itu terbang melewati tiga kapsul oval, melesat cepat.” (hlm 72)

Bentuk Dasar

Proses Pengulangan Utuh

Hasil Reduplikasi

Bola

Bola + R

Bola-bola

Kata bola-bola pada kalimat tersebut merupakan kata yang dihasilkan melalui proses perulangan atau reduplikasi. Kata ulang bola-bola dasarnya adalah bola. Kata ulang ini tidak mengalami afiksasi, sehingga disebut perulangan utuh. Unsur yang diulang adalah seluruh bentuk dasar, sehingga disebut perulangan seluruh.

66)  Pohon-pohon konifer, runjung dan pinus memenuhi setiap jengkal permukaan”. (hlm 73)

Bentuk Dasar

Proses Pengulangan Utuh

Hasil Reduplikasi

Pohon

Pohon + R

Pohon-pohon

Kata pohon-pohon pada kalimat tersebut merupakan kata yang dihasilkan melalui proses perulangan atau reduplikasi. Kata ulang pohon-pohon dasarnya adalah pohon. Kata ulang ini tidak mengalami afiksasi, sehingga disebut perulangan utuh. Unsur yang diulang adalah seluruh bentuk dasar, sehingga disebut perulangan seluruh.

67)  Salju-salju itu mencair cepat.” (hlm 74)

Bentuk Dasar

Proses Pengulangan Utuh

Hasil Reduplikasi

Salju

Salju + R

Salju- salju

Kata salju-salju pada kalimat tersebut merupakan kata yang dihasilkan melalui proses perulangan atau reduplikasi. Kata ulang salju-salju dasarnya adalah salju. Kata ulang ini tidak mengalami afiksasi, sehingga disebut perulangan utuh. Unsur yang diulang adalah seluruh bentuk dasar, sehingga disebut perulangan seluruh.

68)  “Daratan ruangan seperti kanvas raksasa yang dilukis cepat, sungai-sungai mengalir.” (hlm 75)

Bentuk Dasar

Proses Pengulangan Utuh

Hasil Reduplikasi

Sungai

Sungai + R

Sungai-sungai

Kata sungai-sungai pada kalimat tersebut merupakan kata yang dihasilkan melalui proses perulangan atau reduplikasi. Kata ulang sungai-suangi dasarnya adalah sungai. Kata ulang ini tidak mengalami afiksasi, sehingga disebut perulangan utuh. Unsur yang diulang adalah seluruh bentuk dasar, sehingga disebut perulangan seluruh.

69)  Bunga-bunga bermekaran di seluruh Kota Tishri.” (hlm 84)

Bentuk Dasar

Proses Pengulangan Utuh

Hasil Reduplikasi

Bunga

Bunga + R

Bunga-bunga

Kata bunga-bunga pada kalimat tersebut merupakan kata yang dihasilkan melalui proses perulangan atau reduplikasi. Kata ulang bunga-bunga dasarnya adalah bunga. Kata ulang ini tidak mengalami afiksasi, sehingga disebut perulangan utuh. Unsur yang diulang adalah seluruh bentuk dasar, sehingga disebut perulangan seluruh.

70)  “Jangan coba-coba melepaskan mereka.” (hlm 89)

Bentuk Dasar

Proses Pengulangan Utuh

Hasil Reduplikasi

Coba

Coba + R

Coba-coba

Kata coba-coba pada kalimat tersebut merupakan kata yang dihasilkan melalui proses perulangan atau reduplikasi. Kata ulang coba-coba dasarnya adalah coba. Kata ulang ini tidak mengalami afiksasi, sehingga disebut perulangan utuh. Unsur yang diulang adalah seluruh bentuk dasar, sehingga disebut perulangan seluruh.

71)  “di lereng-lereng gunung.” (hlm 89)

Bentuk Dasar

Proses Pengulangan Utuh

Hasil Reduplikasi

Lereng

Lereng + R

Lereng-lereng

Kata lereng-lereng pada kalimat tersebut merupakan kata yang dihasilkan melalui proses perulangan atau reduplikasi. Kata ulang lereng-lereng dasarnya adalah lereng. Kata ulang ini tidak mengalami afiksasi, sehingga disebut perulangan utuh. Unsur yang diulang adalah seluruh bentuk dasar, sehingga disebut perulangan seluruh.

72)  “Jangan malu-malu,” (hlm 93)

Bentuk Dasar

Proses Pengulangan Utuh

Hasil Reduplikasi

Malu

Malu + R

Malu-malu

Kata malu-malu pada kalimat tersebut merupakan kata yang dihasilkan melalui proses perulangan atau reduplikasi. Kata ulang malu-malu dasarnya adalah malu. Kata ulang ini tidak mengalami afiksasi, sehingga disebut perulangan utuh. Unsur yang diulang adalah seluruh bentuk dasar, sehingga disebut perulangan seluruh.

73)  “Atau seperti pemusik yang menciptakan musik-musik indah.”

(hlm 102)

Bentuk Dasar

Proses Pengulangan Utuh

Hasil Reduplikasi

Musik

Musik + R

Musik-musik

Kata musik-musik pada kalimat tersebut merupakan kata yang dihasilkan melalui proses perulangan atau reduplikasi. Kata ulang musik-musik dasarnya adalah musik. Kata ulang ini tidak mengalami afiksasi, sehingga disebut perulangan utuh. Unsur yang diulang adalah seluruh bentuk dasar, sehingga disebut perulangan seluruh.

74)  “Aku bisa memahami kalimat-kalimat Miss Selena.” (hlm 103)

Bentuk Dasar

Proses Pengulangan Utuh

Hasil Reduplikasi

Kalimat

Kalimat + R

Kalimat-kalimat

Kata kalimat-kalimat pada kalimat tersebut merupakan kata yang dihasilkan melalui proses perulangan atau reduplikasi. Kata ulang kalimat-kalimat dasarnya adalah kalimat. Kata ulang ini tidak mengalami afiksasi, sehingga disebut perulangan utuh. Unsur yang diulang adalah seluruh bentuk dasar, sehingga disebut perulangan seluruh.

75)  “Dia berdiam diri, menatap pucuk-pucuk rerumputan.” (hlm 103)

Bentuk Dasar

Proses Pengulangan Utuh

Hasil Reduplikasi

Pucuk

Pucuk + R

Pucuk-pucuk

Kata pucuk-pucuk pada kalimat tersebut merupakan kata yang dihasilkan melalui proses perulangan atau reduplikasi. Kata ulang pucuk-pucuk dasarnya adalah pucuk. Kata ulang ini tidak mengalami afiksasi, sehingga disebut perulangan utuh. Unsur yang diulang adalah seluruh bentuk dasar, sehingga disebut perulangan seluruh.

 

76)  “Luas ruangan kubus di depan kami separuh luas Ruangan Padang Rumput, dengan sisi-sisi kubus serratus meter.” (hlm 110)

Bentuk Dasar

Proses Pengulangan Utuh

Hasil Reduplikasi

Sisi

Sisi + R

Sisi-sisi

Kata sisi-sisi pada kalimat tersebut merupakan kata yang dihasilkan melalui proses perulangan atau reduplikasi. Kata ulang sisi-sisi dasarnya adalah sisi. Kata ulang ini tidak mengalami afiksasi, sehingga disebut perulangan utuh. Unsur yang diulang adalah seluruh bentuk dasar, sehingga disebut perulangan seluruh.

77)  “dipisahkan lajur-lajur jalan besar, truk-truk, dan kontainer raksasa otomatis yang bergerak membawa sampah.” (hlm 110)

Bentuk Dasar

Proses Pengulangan Utuh

Hasil Reduplikasi

Lajur

Lajur + R

Lajur-lajur

Kata lajur-lajur pada kalimat tersebut merupakan kata yang dihasilkan melalui proses perulangan atau reduplikasi. Kata ulang lajur-lajur dasarnya adalah lajur. Kata ulang ini tidak mengalami afiksasi, sehingga disebut perulangan utuh. Unsur yang diulang adalah seluruh bentuk dasar, sehingga disebut perulangan seluruh.

78)  “dipisahkan lajur-lajur jalan besar, truk-truk, dan kontainer raksasa otomatis yang bergerak membawa sampah.” (hlm 110)

Bentuk Dasar

Proses Pengulangan Utuh

Hasil Reduplikasi

Truk

Truk + R

Truk-truk

Kata truk-truk pada kalimat tersebut merupakan kata yang dihasilkan melalui proses perulangan atau reduplikasi. Kata ulang truk-truk dasarnya adalah truk. Kata ulang ini tidak mengalami afiksasi, sehingga disebut perulangan utuh. Unsur yang diulang adalah seluruh bentuk dasar, sehingga disebut perulangan seluruh.

79)  Mesin-mesin ukuran besar sibuk mengolahya.” (hlm 110)

Bentuk Dasar

Proses Pengulangan Utuh

Hasil Reduplikasi

Mesin

Mesin + R

Mesin-mesin

Kata mesin-mesin pada kalimat tersebut merupakan kata yang dihasilkan melalui proses perulangan atau reduplikasi. Kata ulang mesin-mesin dasarnya adalah mesin. Kata ulang ini tidak mengalami afiksasi, sehingga disebut perulangan utuh. Unsur yang diulang adalah seluruh bentuk dasar, sehingga disebut perulangan seluruh.

80)  “Terakhir, berada di posisi paling dekat dengan dinding ruangan adalah unit yang mengelolah sampah-sampah berbahaya.” (hlm 111)

Bentuk Dasar

Proses Pengulangan Utuh

Hasil Reduplikasi

Sampah

Sampah + R

Sampah-sampah

Kata sampah-sampah pada kalimat tersebut merupakan kata yang dihasilkan melalui proses perulangan atau reduplikasi. Kata ulang sampah-sampah dasarnya adalah sampah. Kata ulang ini tidak mengalami afiksasi, sehingga disebut perulangan utuh. Unsur yang diulang adalah seluruh bentuk dasar, sehingga disebut perulangan seluruh.

81)  “Belalaian besarnya seperti tangan dengan jari-jari.” (hlm 113)

Bentuk Dasar

Proses Pengulangan Utuh

Hasil Reduplikasi

Jari

Jari + R

Jari-jari

Kata jari-jari pada kalimat tersebut merupakan kata yang dihasilkan melalui proses perulangan atau reduplikasi. Kata ulang jari-jari dasarnya adalah jari. Kata ulang ini tidak mengalami afiksasi, sehingga disebut perulangan utuh. Unsur yang diulang adalah seluruh bentuk dasar, sehingga disebut perulangan seluruh.

82)  “juga pipa-pipa yang mengalirkan cairan kimia berwarna hijau di sebelah kami.” (hlm 114)

Bentuk Dasar

Proses Pengulangan Utuh

Hasil Reduplikasi

Pipa

Pipa + R

Pipa-pipa

Kata pipa-pipa pada kalimat tersebut merupakan kata yang dihasilkan melalui proses perulangan atau reduplikasi. Kata ulang pipa-pipa dasarnya adalah pipa. Kata ulang ini tidak mengalami afiksasi, sehingga disebut perulangan utuh. Unsur yang diulang adalah seluruh bentuk dasar, sehingga disebut perulangan seluruh.

83)  Pisau-pisau pemotong mesin itu berdesing dengan kecepatan tinggi, membuat mata perih.” (hlm 114)

Bentuk Dasar

Proses Pengulangan Utuh

Hasil Reduplikasi

Pisau

Pisau + R

Pisau-pisau

Kata pisau-pisau pada kalimat tersebut merupakan kata yang dihasilkan melalui proses perulangan atau reduplikasi. Kata ulang pisau-pisau dasarnya adalah pisau. Kata ulang ini tidak mengalami afiksasi, sehingga disebut perulangan utuh. Unsur yang diulang adalah seluruh bentuk dasar, sehingga disebut perulangan seluruh.

84)  “Ada kamar-kamar pengawas di atas sana, tempat pekerja mengawasi mesin.” (hlm 114)

Bentuk Dasar

Proses Pengulangan Utuh

Hasil Reduplikasi

Kamar

Kamar + R

Kamar-kamar

Kata kamar-kamar pada kalimat tersebut merupakan kata yang dihasilkan melalui proses perulangan atau reduplikasi. Kata ulang kamar-kamar dasarnya adalah kamar. Kata ulang ini tidak mengalami afiksasi, sehingga disebut perulangan utuh. Unsur yang diulang adalah seluruh bentuk dasar, sehingga disebut perulangan seluruh.

85)  “berteman dengan kontainer-kontainer, ekskavator raksasa, dan sampah.” (hlm 117)

Bentuk Dasar

Proses Pengulangan Utuh

Hasil Reduplikasi

Kontainer

Kontainer + R

Kontainer

Kata kontainer-kontainer pada kalimat tersebut merupakan kata yang dihasilkan melalui proses perulangan atau reduplikasi. Kata ulang kontainer-kontainer dasarnya adalah kontainer. Kata ulang ini tidak mengalami afiksasi, sehingga disebut perulangan utuh. Unsur yang diulang adalah seluruh bentuk dasar, sehingga disebut perulangan seluruh.

86)  “Di sini juga tidak ada pemimpin Pasukan Bintang yang setiap saat meneriaki kita atau perintah-perintah konyol lainnya.” (hlm 118)

Bentuk Dasar

Proses Pengulangan Utuh

Hasil Reduplikasi

Perintah

Perintah + R

Perintah-perintah

Kata perintah-perintah pada kalimat tersebut merupakan kata yang dihasilkan melalui proses perulangan atau reduplikasi. Kata ulang perintah-perintah dasarnya adalah perintah. Kata ulang ini tidak mengalami afiksasi, sehingga disebut perulangan utuh. Unsur yang diulang adalah seluruh bentuk dasar, sehingga disebut perulangan seluruh.

87)   “Ruangan ini dijalankan oleh mesin dan robot-robot.” (hlm 120)

Bentuk Dasar

Proses Pengulangan Utuh

Hasil Reduplikasi

Robot

Robot + R

Robot-robot

Kata robot-robot pada kalimat tersebut merupakan kata yang dihasilkan melalui proses perulangan atau reduplikasi. Kata ulang robot-robot dasarnya adalah robot. Kata ulang ini tidak mengalami afiksasi, sehingga disebut perulangan utuh. Unsur yang diulang adalah seluruh bentuk dasar, sehingga disebut perulangan seluruh.

88)  “Baar, ambilkan kursi-kursi.” (hlm 126)

Bentuk Dasar

Proses Pengulangan Utuh

Hasil Reduplikasi

Kursi

Kursi + R

Kursi-kursi

Kata kursi-kursi pada kalimat tersebut merupakan kata yang dihasilkan melalui proses perulangan atau reduplikasi. Kata ulang kursi-kursi dasarnya adalah kursi. Kata ulang ini tidak mengalami afiksasi, sehingga disebut perulangan utuh. Unsur yang diulang adalah seluruh bentuk dasar, sehingga disebut perulangan seluruh.

89)  masa-masa saat empat Klan masih dihuni para penyihir.” (hlm 127)

Bentuk Dasar

Proses Pengulangan Utuh

Hasil Reduplikasi

Masa

Masa + R

Masa-masa

Kata masa-masa pada kalimat tersebut merupakan kata yang dihasilkan melalui proses perulangan atau reduplikasi. Kata ulang masa-masa dasarnya adalah masa. Kata ulang ini tidak mengalami afiksasi, sehingga disebut perulangan utuh. Unsur yang diulang adalah seluruh bentuk dasar, sehingga disebut perulangan seluruh.

90)  “Teknologi Klan Bintang menyimpan ribuan Bahasa dari klan-klan lain.” (hlm 134)

Bentuk Dasar

Proses Pengulangan Utuh

Hasil Reduplikasi

Klan

Klan + R

Klan-klan

Kata klan-klan pada kalimat tersebut merupakan kata yang dihasilkan melalui proses perulangan atau reduplikasi. Kata ulang klan-klan dasarnya adalah klan. Kata ulang ini tidak mengalami afiksasi, sehingga disebut perulangan utuh. Unsur yang diulang adalah seluruh bentuk dasar, sehingga disebut perulangan seluruh.

91)  “Atau jangan-jangan kamu sudah menduga sipir yang menahan kita dulu dipindahkan ke sini.” (hlm 134)

Bentuk Dasar

Proses Pengulangan Utuh

Hasil Reduplikasi

Jangan

Jangan + R

Jangan-jangan

Kata jangan-jangan pada kalimat tersebut merupakan kata yang dihasilkan melalui proses perulangan atau reduplikasi. Kata ulang  jangan-jangan dasarnya adalah jangan. Kata ulang ini tidak mengalami afiksasi, sehingga disebut perulangan utuh. Unsur yang diulang adalah seluruh bentuk dasar, sehingga disebut perulangan seluruh.

92)  Lama-lama Aku sepertinya bisa terbiasa dengan lelucon Ali.”

(hlm 138)

Bentuk Dasar

Proses Pengulangan Utuh

Hasil Reduplikasi

Lama

Lama + R

Lama-lama

Kata lama-lama pada kalimat tersebut merupakan kata yang dihasilkan melalui proses perulangan atau reduplikasi. Kata ulang lama-lama dasarnya adalah lama. Kata ulang ini tidak mengalami afiksasi, sehingga disebut perulangan utuh. Unsur yang diulang adalah seluruh bentuk dasar, sehingga disebut perulangan seluruh.

93)  Kandang-kandang ini berupa bangunan bertingkat.” (hlm 148)

Bentuk Dasar

Proses Pengulangan Utuh

Hasil Reduplikasi

Kandang

Kandang + R

Kandang-kandang

Kata kandang-kandang pada kalimat tersebut merupakan kata yang dihasilkan melalui proses perulangan atau reduplikasi. Kata ulang kandang-kandang dasarnya adalah kandang. Kata ulang ini tidak mengalami afiksasi, sehingga disebut perulangan utuh. Unsur yang diulang adalah seluruh bentuk dasar, sehingga disebut perulangan seluruh.

94)  “dengan setiap lantai terdiri atas sekat-sekat kecil yang berisi hewan ternak.” (hlm 148)

Bentuk Dasar

Proses Pengulangan Utuh

Hasil Reduplikasi

Sekat

Sekat + R

Sekat-sekat

Kata sekat-sekat pada kalimat tersebut merupakan kata yang dihasilkan melalui proses perulangan atau reduplikasi. Kata ulang sekat-sekat dasarnya adalah sekat. Kata ulang ini tidak mengalami afiksasi, sehingga disebut perulangan utuh. Unsur yang diulang adalah seluruh bentuk dasar, sehingga disebut perulangan seluruh.

95)  “Kami melewati unit-unit peternakan.” (hlm 151)

Bentuk Dasar

Proses Pengulangan Utuh

Hasil Reduplikasi

Unit

Unit + R

Unit-unit

Kata unit-unit pada kalimat tersebut merupakan kata yang dihasilkan melalui proses perulangan atau reduplikasi. Kata ulang unit-unit dasarnya adalah unit. Kata ulang ini tidak mengalami afiksasi, sehingga disebut perulangan utuh. Unsur yang diulang adalah seluruh bentuk dasar, sehingga disebut perulangan seluruh.

96)  Jalan-jalan lenggang.” (hlm 151)

Bentuk Dasar

Proses Pengulangan Utuh

Hasil Reduplikasi

Jalan

Jalan + R

Jalan-jalan

Kata jalan-jalan pada kalimat tersebut merupakan kata yang dihasilkan melalui proses perulangan atau reduplikasi. Kata ulang jalan-jalan dasarnya adalah jalan. Kata ulang ini tidak mengalami afiksasi, sehingga disebut perulangan utuh. Unsur yang diulang adalah seluruh bentuk dasar, sehingga disebut perulangan seluruh.

97)  Toko-toko, pusat perbelanjaan, dan restoran besar.” (hlm 153)

Bentuk Dasar

Proses Pengulangan Utuh

Hasil Reduplikasi

Toko

Toko + R

Toko-toko

Kata toko-toko pada kalimat tersebut merupakan kata yang dihasilkan melalui proses perulangan atau reduplikasi. Kata ulang toko-toko dasarnya adalah toko. Kata ulang ini tidak mengalami afiksasi, sehingga disebut perulangan utuh. Unsur yang diulang adalah seluruh bentuk dasar, sehingga disebut perulangan seluruh.

98)  Papan-papan baliho di kota ini menggunakan proyeksi transparan.” (hlm 153)

Bentuk Dasar

Proses Pengulangan Utuh

Hasil Reduplikasi

Papan

Papan + R

Papan-papan

Kata papan-papan pada kalimat tersebut merupakan kata yang dihasilkan melalui proses perulangan atau reduplikasi. Kata ulang papan-papan dasarnya adalah papan. Kata ulang ini tidak mengalami afiksasi, sehingga disebut perulangan utuh. Unsur yang diulang adalah seluruh bentuk dasar, sehingga disebut perulangan seluruh.

99)  “Itu selebaran informasi kota, banyak tersedia di sudut-sudut jalan, untuk turis atau pengunjung.” (hlm 153)

Bentuk Dasar

Proses Pengulangan Utuh

Hasil Reduplikasi

Sudut

Sudut + R

Sudut-sudut

Kata sudut-sudut pada kalimat tersebut merupakan kata yang dihasilkan melalui proses perulangan atau reduplikasi. Kata ulang sudut-sudut dasarnya adalah sudut. Kata ulang ini tidak mengalami afiksasi, sehingga disebut perulangan utuh. Unsur yang diulang adalah seluruh bentuk dasar, sehingga disebut perulangan seluruh.

100)          “Meja yang dia maksud ada di tengah-tengah restoran.” (hlm 155)

Bentuk Dasar

Proses Pengulangan Utuh

Hasil Reduplikasi

Tengah

Tengah + R

Tengah-tengah

Kata tengah-tengah pada kalimat tersebut merupakan kata yang dihasilkan melalui proses perulangan atau reduplikasi. Kata ulang tengah-tengah dasarnya adalah tengah. Kata ulang ini tidak mengalami afiksasi, sehingga disebut perulangan utuh. Unsur yang diulang adalah seluruh bentuk dasar, sehingga disebut perulangan seluruh.

101)          “Aku sedang mengunduh berita-berita sebulan terakhir, Ra.”

(hlm 156)

Bentuk Dasar

Proses Pengulangan Utuh

Hasil Reduplikasi

Berita

Berita + R

Berita-berita

Kata berita-berita pada kalimat tersebut merupakan kata yang dihasilkan melalui proses perulangan atau reduplikasi. Kata ulang berita-berita dasarnya adalah berita. Kata ulang ini tidak mengalami afiksasi, sehingga disebut perulangan utuh. Unsur yang diulang adalah seluruh bentuk dasar, sehingga disebut perulangan seluruh.

102)          “Kalian tadi menyuruhku cepat-cepat.” (hlm 159)

Bentuk Dasar

Proses Pengulangan Utuh

Hasil Reduplikasi

Cepat

Cepat + R

Cepat-cepat

Kata cepat-cepat pada kalimat tersebut merupakan kata yang dihasilkan melalui proses perulangan atau reduplikasi. Kata ulang cepat-cepat dasarnya adalah cepat. Kata ulang ini tidak mengalami afiksasi, sehingga disebut perulangan utuh. Unsur yang diulang adalah seluruh bentuk dasar, sehingga disebut perulangan seluruh.

103)          “Bukan karena ukurannya yang besar-besar.” (hlm 167)

Bentuk Dasar

Proses Pengulangan Utuh

Hasil Reduplikasi

Besar

Besar + R

Besar-besar

Kata besar-besar pada kalimat tersebut merupakan kata yang dihasilkan melalui proses perulangan atau reduplikasi. Kata ulang besar-besar dasarnya adalah besar. Kata ulang ini tidak mengalami afiksasi, sehingga disebut perulangan utuh. Unsur yang diulang adalah seluruh bentuk dasar, sehingga disebut perulangan seluruh.

104)          “kami tidak menemukan apa pun kecuali kerucut-kerucut tanah.” (hlm 167)

Bentuk Dasar

Proses Pengulangan Utuh

Hasil Reduplikasi

Kerucut

Kerucut + R

Kerucut-kerucut

Kata kerucut-kerucut pada kalimat tersebut merupakan kata yang dihasilkan melalui proses perulangan atau reduplikasi. Kata ulang kerucut-kerucut dasarnya adalah kerucut. Kata ulang ini tidak mengalami afiksasi, sehingga disebut perulangan utuh. Unsur yang diulang adalah seluruh bentuk dasar, sehingga disebut perulangan seluruh.

105)          “Tubuh mereka dipenuhi bulu-bulu panjang, berwarna merah          menyala.” (hlm 169)

Bentuk Dasar

Proses Pengulangan Utuh

Hasil Reduplikasi

Bulu

Bulu + R

Bulu-bulu

Kata bulu-bulu pada kalimat tersebut merupakan kata yang dihasilkan melalui proses perulangan atau reduplikasi. Kata ulang bulu-bulu dasarnya adalah bulu. Kata ulang ini tidak mengalami afiksasi, sehingga disebut perulangan utuh. Unsur yang diulang adalah seluruh bentuk dasar, sehingga disebut perulangan seluruh.

106)          “Melihat dari dekat kaki-kaki mereka yang berbulu.” (hlm 170)

Bentuk Dasar

Proses Pengulangan Utuh

Hasil Reduplikasi

Kaki

Kaki + R

Kaki-kaki

Kata kaki-kaki pada kalimat tersebut merupakan kata yang dihasilkan melalui proses perulangan atau reduplikasi. Kata ulang kaki-kaki dasarnya adalah kaki. Kata ulang ini tidak mengalami afiksasi, sehingga disebut perulangan utuh. Unsur yang diulang adalah seluruh bentuk dasar, sehingga disebut perulangan seluruh.

107)          “Sekarang, aku bahkan tidak akan terkejut jika kamu masih menemukan teknik-teknik mengganggumkan lainnya, Ra.”

      (hlm 180)

Bentuk Dasar

Proses Pengulangan Utuh

Hasil Reduplikasi

Teknik

Teknik + R

Teknik-teknik

Kata teknik-teknik pada kalimat tersebut merupakan kata yang dihasilkan melalui proses perulangan atau reduplikasi. Kata ulang teknik-tenik dasarnya adalah teknik. Kata ulang ini tidak mengalami afiksasi, sehingga disebut perulangan utuh. Unsur yang diulang adalah seluruh bentuk dasar, sehingga disebut perulangan seluruh.

108)          “Teknik ini membuatku seperti bisa melihat jaringan tubuh hingga  ke sel-sel terkecilnya.” (hlm 180)

Bentuk Dasar

Proses Pengulangan Utuh

Hasil Reduplikasi

Sel

Sel + R

Sel-sel

Kata sel-sel pada kalimat tersebut merupakan kata yang dihasilkan melalui proses perulangan atau reduplikasi. Kata ulang sel-sel dasarnya adalah sel. Kata ulang ini tidak mengalami afiksasi, sehingga disebut perulangan utuh. Unsur yang diulang adalah seluruh bentuk dasar, sehingga disebut perulangan seluruh.

109)          “Dekatkan kapsul ke lubang-lubang kecil yang dibuat laba-laba di  dinding barat.” (hlm 181)

Bentuk Dasar

Proses Pengulangan Utuh

Hasil Reduplikasi

Lubang

Lubang + R

Lubang-lubang

Kata Lubang-lubang pada kalimat tersebut merupakan kata yang dihasilkan melalui proses perulangan atau reduplikasi. Kata ulang lubang-lubang dasarnya adalah lubang. Kata ulang ini tidak mengalami afiksasi, sehingga disebut perulangan utuh. Unsur yang diulang adalah seluruh bentuk dasar, sehingga disebut perulangan seluruh.

110)          “Ali menekan tuas kemudi dalam-dalam.” (hlm 182)

Bentuk Dasar

Proses Pengulangan Utuh

Hasil Reduplikasi

Dalam

Dalam + R

Dalam-dalam

Kata dalam-dalam pada kalimat tersebut merupakan kata yang dihasilkan melalui proses perulangan atau reduplikasi. Kata ulang dalam-dalam dasarnya adalah dalam. Kata ulang ini tidak mengalami afiksasi, sehingga disebut perulangan utuh. Unsur yang diulang adalah seluruh bentuk dasar, sehingga disebut perulangan seluruh.

111)          “Pintalan benang sutra membungkus telur-telur mereka.”

      (hlm 185)

Bentuk Dasar

Proses Pengulangan Utuh

Hasil Reduplikasi

Telur

Telur + R

Telur-telur

Kata telur-telur pada kalimat tersebut merupakan kata yang dihasilkan melalui proses perulangan atau reduplikasi. Kata ulang telur-telur dasarnya adalah telur. Kata ulang ini tidak mengalami afiksasi, sehingga disebut perulangan utuh. Unsur yang diulang adalah seluruh bentuk dasar, sehingga disebut perulangan seluruh.

112)          “kaca tertata rapi dalam rak-rak dengan hologram.” (hlm 192)

Bentuk Dasar

Proses Pengulangan Utuh

Hasil Reduplikasi

Rak

Rak + R

Rak-rak

      Kata rak-rak pada kalimat tersebut merupakan kata yang     dihasilkan melalui proses perulangan atau reduplikasi. Kata ulang   rak-rak dasarnya adalah rak. Kata ulang ini tidak mengalami             afiksasi, sehingga disebut perulangan utuh. Unsur yang diulang       adalah seluruh bentuk dasar, sehingga disebut perulangan seluruh.

113)          Kafe-kafe dipenuhi karyawan industri yang sedang sarapan.”

      (hlm 196)

Bentuk Dasar

Proses Pengulangan Utuh

Hasil Reduplikasi

Kafe

Kafe + R

Kafe-kafe

Kata kafe-kafe pada kalimat tersebut merupakan kata yang dihasilkan melalui proses perulangan atau reduplikasi. Kata ulang kafe-kafe dasarnya adalah kafe. Kata ulang ini tidak mengalami afiksasi, sehingga disebut perulangan utuh. Unsur yang diulang adalah seluruh bentuk dasar, sehingga disebut perulangan seluruh.

114)          “Pakaiannya juga berubah, menyerupai seragam remaja-remaja      tersebut.” (hlm 198)

Bentuk Dasar

Proses Pengulangan Utuh

Hasil Reduplikasi

Remaja

Remaja + R

Remaja

Kata remaja-remaja pada kalimat tersebut merupakan kata yang dihasilkan melalui proses perulangan atau reduplikasi. Kata ulang remaja-remaja dasarnya adalah remaja. Kata ulang ini tidak mengalami afiksasi, sehingga disebut perulangan utuh. Unsur yang diulang adalah seluruh bentuk dasar, sehingga disebut perulangan seluruh.

115)          Kamera-kamera terbang yang dibawah mereka memenuhi langit   langit kantin.” (hlm 201)

Bentuk Dasar

Proses Pengulangan Utuh

Hasil Reduplikasi

Kamera

Kamera + R

Kamera-kamera

Kata kamera-kamera pada kalimat tersebut merupakan kata yang dihasilkan melalui proses perulangan atau reduplikasi. Kata ulang kamera-kamera dasarnya adalah kamera. Kata ulang ini tidak mengalami afiksasi, sehingga disebut perulangan utuh. Unsur yang diulang adalah seluruh bentuk dasar, sehingga disebut perulangan seluruh.

116)          “Ali menjawab patah-patah.” (hlm 203)

Bentuk Dasar

Proses Pengulangan Utuh

Hasil Reduplikasi

Patah

Patah + R

Patah-patah

 

Kata patah-patah pada kalimat tersebut merupakan kata yang dihasilkan melalui proses perulangan atau reduplikasi. Kata ulang patah-patah dasarnya adalah patah. Kata ulang ini tidak mengalami afiksasi, sehingga disebut perulangan utuh. Unsur yang diulang adalah seluruh bentuk dasar, sehingga disebut perulangan seluruh.

117)          “Siapa yang menyiapkan kotak-kotak makanan ini, Ali?” (hlm 211)

Bentuk Dasar

Proses Pengulangan Utuh

Hasil Reduplikasi

Kotak

Kotak + R

Kotak-kotak

Kata kotak-kotak pada kalimat tersebut merupakan kata yang dihasilkan melalui proses perulangan atau reduplikasi. Kata ulang kotak-kotak dasarnya adalah kotak. Kata ulang ini tidak mengalami afiksasi, sehingga disebut perulangan utuh. Unsur yang diulang adalah seluruh bentuk dasar, sehingga disebut perulangan seluruh.

118)          “Sebuah kembang api meletus, membentuk formasi kapal dengan   layar-layar terkembang.” (hlm 234)

Bentuk Dasar

Proses Pengulangan Utuh

Hasil Reduplikasi

Layar

Layar + R

Layar-layar

Kata layar-layar pada kalimat tersebut merupakan kata yang dihasilkan melalui proses perulangan atau reduplikasi. Kata ulang layar-layar dasarnya adalah layar. Kata ulang ini tidak mengalami afiksasi, sehingga disebut perulangan utuh. Unsur yang diulang adalah seluruh bentuk dasar, sehingga disebut perulangan seluruh.

119)          “Logam penyusunan robot itu berjatuhan di atas rawa-rawa.” (hlm             260)

Bentuk Dasar

Proses Pengulangan Utuh

Hasil Reduplikasi

Rawa

Rawa + R

Rawa-rawa

Kata rawa-rawa pada kalimat tersebut merupakan kata yang dihasilkan melalui proses perulangan atau reduplikasi. Kata ulang rawa-rawa dasarnya adalah rawa. Kata ulang ini tidak mengalami afiksasi, sehingga disebut perulangan utuh. Unsur yang diulang adalah seluruh bentuk dasar, sehingga disebut perulangan seluruh.

120)          “Kami berasa di ketinggian, ratusan meter, di cadas-cadas tinggi.” (hlm 267)

Bentuk Dasar

Proses Pengulangan Utuh

Hasil Reduplikasi

Cadas

Cadas + R

Cadas-cadas

Kata cadas-cadas pada kalimat tersebut merupakan kata yang dihasilkan melalui proses perulangan atau reduplikasi. Kata ulang cadas-cadas dasarnya adalah cadas. Kata ulang ini tidak mengalami afiksasi, sehingga disebut perulangan utuh. Unsur yang diulang adalah seluruh bentuk dasar, sehingga disebut perulangan seluruh.

121)          “Memakai jaringan telepon lama, yang ada gagang dan kabel-kabel.” (hlm 269)

Bentuk Dasar

Proses Pengulangan Utuh

Hasil Reduplikasi

Kabel

Kabel + R

Kabel-kabel

Kata kabel-kabel pada kalimat tersebut merupakan kata yang dihasilkan melalui proses perulangan atau reduplikasi. Kata ulang kabel-kabel dasarnya adalah kabel. Kata ulang ini tidak mengalami afiksasi, sehingga disebut perulangan utuh. Unsur yang diulang adalah seluruh bentuk dasar, sehingga disebut perulangan seluruh.

 

122)           “Faar menatap jauh ke depan, ke lautan, ke ombak-ombak yang      cadas.” (hlm 283)

Bentuk Dasar

Proses Pengulangan Utuh

Hasil Reduplikasi

Ombak

Ombak + R

Ombak-ombak

Kata ombak-ombak pada kalimat tersebut merupakan kata yang dihasilkan melalui proses perulangan atau reduplikasi. Kata ulang ombak-ombak dasarnya adalah combak. Kata ulang ini tidak mengalami afiksasi, sehingga disebut perulangan utuh. Unsur yang diulang adalah seluruh bentuk dasar, sehingga disebut perulangan seluruh.

Dari hasil proses reduplikasi atau bentuk pengulangan akar, pada bagian pengulangan utuh. Maka terdapat seratus dua puluh dua  bentuk pengulangan utuh dalam novel Bintang Karya Tere Liye.

b.      Pengulangan Sebagian

Berikut ini proses perubahan bentuk dasar menjadi reduplikasi sebagian dalam novel Bintang karya Tere Liye. prosesnya ditandai dengan Lambang R (Reduplikasi) sebagai lambang pengulangannya. Dan tanda kurung yang mengapit bentuk kata, artinya dikerjakan lebih dahulu, baru kemudian diproses bersama dengan bentuk kata di luar dari tanda kurung tersebut. Berikut ini pengulangan sebagian yakni;

 

1)       Sesekali dia berseru tidak percaya.”

Bentuk Dasar

Proses Reduplikasi (Sebagian)

Hasil reduplikasi

Sekali

(Se + R) + kali

Sesekali

Kata sesekali pada kalimat tersebut merupakan kata yang dihasilkan melalui proses perulangan atau reduplikasi. Kata ulang sesekali dasarnya adalah sekali. Kata ulang ini tidak mengalami afiksasi, dan hanya mengulang bentuk dasar pada salah satu bentuk katanya saja yang diulang. Dalam hal ini suku awal kata disertai dengan pelemahan bunyi.

Cara prosesnyan adalah sebagai berikut. Bentuk kata sesekali yang berasal dari bentuk dasar sekali, mengalami proses reduplikasi pengulangan bunyi pada suku awal kata. Sehingga [se] direduplikasikan dan mengalami pelemahan bunyi menjadi [se]. hingga berubah menjadi bentuk kata sesekali.

 

Dari hasil proses reduplikasi atau bentuk pengulangan akar, pada bagian pengulangan sebagian. Maka terdapat satu bentuk pengulangan sebagian dalam novel Bintang Karya Tere Liye.

 

 

 

c.       Pengulangan dengan Perubahan Bunyi

Berikut ini proses pengulangan bentuk dasar menjadi reduplikasi perubahan fonem atau bunyi dalam novel Bintang karya Tere Liye, prosesnya ditandai dengan Lambang R (Reduplikasi) sebagai lambang pengulangannya. Dan tanda kurung yang mengapit bentuk kata, artinya dikerjakan lebih dahulu, baru kemudian diproses bersama dengan bentuk kata di luar dari tanda kurung tersebut. Bentuk pengulangan dengan perubahan bunyi dalam novel Bintang karya Tere Liye yaitu:

 

1)      “Dua kali lagi Mama bolak-balik mengambil air minum.”

Bentuk Dasar

Proses Reduplikasi (Perubahan Bunyi)

Hasil Reduplikasi

Balik

[BOla?] + R

Bolak-balik

Kata bolak-balik pada kalimat tersebut merupakan kata yang dihasilkan melalui proses perulangan atau reduplikasi. Kata ulang bolak-balik dasarnya bisa berupa balik. Bentuk kata ini mengalami proses reduplikasi perubahan fonem sehingga terjadi perubahan bunyi vokal [O] pada suku awal kata dasar, menjadi [α] pada suku awal bentuk perulangannya. Dan bunyi vokal [a] pada suku kedua kata dasarnya berubah menjadi bunyi vokal [i] pada suku kata kedua bentuk perulangannya.

Perubahan ini dikarenakan bunyi vokoid [O], merupakan bunyi dengan posisi lidah berada pada bagian agak rendah, belakang, dan bulat. Sedangkan bunyi vokoid [α] juga berada pada posisi rendah, belakang, dan bulat. Jadi bunyi vokoid [O] dan [α] mempunyai hubungan kedekatan, yang mengakibatkan terjadinya perubahan bunyi. Begitupula bunyi vokoid [a] mempunyai bunyi dengan posisi lidah berada pada bagian rendah, depan, tak bulat. Dan bunyi vokoid [i] berada pada bagian tinggi, depan, tak bulat. sehingga bentuk kata reduplikasi perubahan bunyi, bentuk katanya seperti  [bO+ la?] - [bα + li?]. Bolak-balik

 

2)      “Permukaan yang awalnya hanya putih sejauh mata memandang berubah menjadi warna-warni indah.”

Bentuk Dasar

Proses Reduplikasi (Perubahan Bunyi)

Hasil Reduplikasi

Warni

[Warna] + R

Warna-warni

Kata warna-warni pada kalimat tersebut merupakan kata yang dihasilkan melalui proses perulangan atau reduplikasi. Kata ulang warna-warni bentuk dasarnya adalah warni. Bentuk kata ini mengalami proses reduplikasi perubahan fonem sehingga terjadi perubahan bunyi vokal [a] pada suku kata kedua bentuk dasarnya, menjadi bunyi vokal [i] pada suku kata kedua bentuk perulangannya.

Perubahan ini dikarenakan bunyi vokoid [a] mempunyai bunyi dengan posisi lidah berada pada bagian rendah, depan, tak bulat. Dan bunyi vokoid [i] berada pada bagian tinggi, depan, tak bulat. Jadi bunyi vokoid [a] dan [i] mempunyai hubungan kedekatan, yang mengakibatkan terjadinya perubahan bunyi. Sehingga bentuk katanya menjadi [war+na] – [war+ni]. Warna-warni

 

3)      “Restoran ini salah satu restoran dengan pernak-pernik kayu dan rotan.”

Bentuk Dasar

Proses Reduplikasi (Perubahan Bunyi)

Hasil Reduplikasi

Pernik

             [Perna?] + R            

Pernak-pernik

Kata pernak-pernik pada kalimat tersebut merupakan kata yang dihasilkan melalui proses perulangan atau reduplikasi. Kata ulang pernak-pernik bentuk dasarnya adalah  pernak. Bentuk kata ini mengalami proses reduplikasi perubahan fonem sehingga terjadi perubahan bunyi vokal [a] pada suku kata kedua bentuk dasarnya, menjadi bunyi vokal [i] pada suku kata kedua bentuk perulangannya,

Perubahan ini dikarenakan bunyi vokoid [a] mempunyai bunyi dengan posisi lidah berada pada bagian rendah, depan, tak bulat. Dan bunyi vokoid [i] berada pada bagian tinggi, depan, tak bulat. Jadi bunyi vokoid [a] dan [i] mempunyai hubungan kedekatan, yang mengakibatkan terjadinya perubahan bunyi. Sehingga bentuk katanya menjadi [per+na?] + [per+ni?]. pernak-pernik

 

Dari hasil proses reduplikasi atau bentuk pengulangan akar, pada bagian pengulangan sebagian. Maka terdapat tiga bentuk pengulangan sebagian dalam novel Bintang Karya Tere Liye.

4.2.1.2  Pengulangan Dasar Berafiks

Berikut ini proses pengulangan bentuk dasar berafiks dalam novel Bintang karya Tere Liye. prosesnya ditandai dengan Lambang R (Reduplikasi) sebagai lambang pengulangannya. Dan tanda kurung yang mengapit bentuk kata, artinya dikerjakan lebih dahulu, baru kemudian diproses bersama dengan bentuk kata di luar dari tanda kurung tersebut.

a.    Akar berprefiks ber-

1)      “Ali hanya menunduk bersungut-sungut.” (hlm 6)

Bentuk Dasar

Proses Reduplikasi (Dasar Berafiks)

Hasil Reduplikasi

Bersungut

(Ber + sungut) + R

    Bersungut-sungut

Bentuk kata ulang bersungut-sungut pada kalimat tersebut merupakan akar pengulangan sebagian yang bersifat progresif, yang mula-mula akar diimbuhkan dengan prefiks ber-, kemudian dilakukan dengan pengulangan sebagian dan yang diulang hanya akarnya saja. Maka menjadi bersungut-sungut, yakni bentuk dasarnya adalah bersungut. Bentuk kata ulang bersungut-sungut ini menghasilkan kata berafiks ulang sebagian.

2)      Bertahun-tahun berlalu, rumah itu menjadi tua” (hlm 9)


Bentuk Dasar

Proses Reduplikasi (Dasar Berafiks)

Hasil Reduplikasi

Bertahun

Bertahun + R

     Bertahun-tahun

Bentuk kata ulang bertahun-tahun pada kalimat tersebut merupakan pengulangan serentak dengan pengimbuhan ber-. Proses afiksasi ber- dan proses reduplikasi dilakukan sekaligus karena bentuk bertahun tidak berterima sedangkan bentuk tahun-tahun memang  berterima, tetapi bentuk ini merupakan bagian dari reduplikasi sintaksis. Bentuk kata ulang bertahun-tahun menghasilkan kata berafiks ulang sebagian.

3)      “Aku selalu tidak melihatmu bercakap-cakap langsung dengan tim basket, anak kelas dua belas,” (hlm 13)

Bentuk Dasar

Proses Reduplikasi (Dasar Berafiks)

Hasil Reduplikasi

Bercakap

(Ber + cakap) + R

     Bercakap-cakap

Bentuk kata ulang bercakap-cakap pada kalimat tersebut merupakan akar pengulangan sebagian yang bersifat progresif, Akar mula-mula diimbuhkan dengan prefiks ber-, kemudian dilakukan pengulangan sebagian dan yang diulang hanya akarnya saja. Maka menjadi bercakap-cakap, yakni bentuk dasarnya adalah bercakap. Bentuk kata ulang bercakap-cakap menghasilkan kata berafiks ulang sebagian.

4)      “Peserta pertemuan tetap berseru-seru.” (hlm 17)

Bentuk Dasar

Proses Reduplikasi (Dasar Berafiks)

Hasil Reduplikasi

Berseru

(Ber + seru) + R

        Berseru-seru

Bentuk kata ulang berseru-seru pada kalimat tersebut merupakan akar pengulangan sebagian yang bersifat progresif. Akar mula-mula diimbuhkan dengan prefiks ber-, kemudian dilakukan pengulangan sebagian dan yang diulang hanya akarnya saja. Maka menjadi berseru-seru, yakni bentuk dasarnya adalah berseru. Bentuk kata ulang ini menghasilkan kata berafiks ulang sebagian.

5)      “Orangtua kalian akan bertanya-tanya jika kalian tidak kembali tepat waktu.” (hlm 18)

Bentuk Dasar

Proses Reduplikasi (Dasar Berafiks)

Hasil Reduplikasi

Bertanya

(Ber + Tanya) + R

      Bertanya-tanya

Bentuk kata ulang bertanya-tanya pada kalimat tersebut merupakan akar pengulangan sebagian yang bersifat progresif. Akar mula-mula diimbuhkan dengan prefiks ber-, kemudian dilakukan pengulangan sebagian dan yang diulang hanya akarnya saja. Maka menjadi bertanya-tanya,, yakni bentuk dasarnya adalah bertanya. Bentuk kata ulang ini menghasilkan kata berafiks ulang sebagian

6)      “Sopir angkot yang sejak tadi berteriak-teriak ke calon penumpang yang berdiri di trotoar.” (hlm 20)

Bentuk Dasar

Proses Reduplikasi (Dasar Berafiks)

Hasil Reduplikasi

Berteriak

(Ber + teriak) + R

     Berteriak-teriak

Bentuk kata ulang berteriak-teriak pada kalimat tersebut merupakan akar pengulangan sebagian yang bersifat progresif. Akar mula-mula diimbuhkan dengan prefiks ber-, kemudian dilakukan pengulangan sebagian dan yang diulang hanya akarnya saja. Maka menjadi berteriak-teriak, yakni bentuk dasarnya adalah berteriak. Bentuk kata ulang ini menghasilkan kata berafiks ulang sebagia.

7)      “Dengan warna bulu putih berbintik-bintik hitam, aku panggil si putih.” (hlm 29)

Bentuk Dasar

Proses Reduplikasi (Dasar Berafiks)

Hasil Reduplikasi

Berbintik

(Ber + bintik) + R

     Berbintik-bintik

Bentuk kata ulang berbintik-bintik pada kalimat tersebut merupakan akar pengulangan sebagian yang bersifat progresif. Akar mula-mula diimbuhkan dengan prefiks ber, kemudian dilakukan pengulangan sebagian dan yang diulang hanya akarnya saja. Maka menjadi berbintik-bintik, yakni bentuk dasarnya adalah berbintik. Bentuk kata ulang ini menghasilkan kata berafiks ulang sebagian      

 

8)      “Berjanjilah kamu akan selalu berhati-hati.” (hlm 36)

Bentuk Dasar

Proses Reduplikasi (Dasar Berafiks)

Hasil Reduplikasi

Berhati

(Ber + hati) + R

        Berhati-hati

Bentuk kata ulang berhati-hati pada kalimat tersebut merupakan akar pengulangan sebagian yang bersifat progresif. Akar mula-mula diimbuhkan dengan prefiks ber, kemudian dilakukan pengulangan sebagian dan yang diulang hanya akarnya saja. Maka menjadi berhati-hati, yakni bentuk dasarnya adalah berhati. Bentuk kata ulang ini menghasilkan kata berafiks ulang sebagian

 

9)      “Kami berbincang-bincang santai tentang makanan di klan lain.”

 (hlm 36)

Bentuk Dasar

Proses Reduplikasi (Dasar Berafiks)

Hasil Reduplikasi

Berbincang

(Ber + bincang) + R

Berbincang-bincang

Bentuk kata ulang berbincang-bincang pada kalimat tersebut merupakan akar pengulangan sebagian yang bersifat progresif. Akar mula-mula diimbuhkan dengan prefiks ber-, kemudian dilakukan pengulangan sebagian dan yang diulang hanya akarnya saja. Maka menjadi berbincang-bincang, yakni bentuk dasarnya adalah berbincang. Bentuk kata ulang ini menghasilkan kata berafiks ulang sebagian

 

10)   “Aku sudah memikirkan hal-hal paling canggih berminggu-minggu, teknologi keamanan yang paling hebat.” (hlm 42)

Bentuk Dasar

Proses Reduplikasi (Dasar Berafiks)

Hasil Reduplikasi

Minggu

Berminggu + R

   Berminggu-minggu

Bentuk kata ulang berminggu-minggu pada kalimat tersebut merupakan pengulangan serentak dengan pengimbuhan ber-. Proses afiksasi ber- dan proses reduplikasi dilakukan sekaligus karena bentuk berminggu tidak berterima sedangkan bentuk minggu-minggu memang  berterima, tetapi bentuk ini merupakan bagian dari reduplikasi sintaksis. Bentuk kata ulang ini menghasilkan kata berafiks ulang sebagian

11)  “Matanya berkaca-kaca.” (hlm 54)

Bentuk Dasar

Proses Reduplikasi (Dasar Berafiks)

Hasil Reduplikasi

Berkaca

(Ber + kaca) + R

       Berkaca-kaca

Bentuk kata ulang berkaca-kaca pada kalimat tersebut merupakan akar pengulangan sebagian yang bersifat progresif. Akar mula-mula diimbuhkan dengan prefiks ber-, kemudian dilakukan pengulangan sebagian dan yang diulang hanya akarnya saja. Maka menjadi berkaca-kaca, yakni bentuk dasarnya adalah Berkaca. Bentuk kata ulang ini menghasilkan kata berafiks ulang sebagian

12)  “Ali, Seli, Raib, kalian bersiap-siap!” (hlm 71)

Bentuk Dasar

Proses Reduplikasi (Dasar Berafiks)

Hasil Reduplikasi

Bersiap

(Ber + siap) + R

        Bersiap-siap

Bentuk kata ulang bersiap-siap pada kalimat tersebut merupakan akar pengulangan sebagian yang bersifat progresif. Akar mula-mula diimbuhkan dengan prefiks ber, kemudian dilakukan pengulangan sebagian dan yang diulang hanya akarnya saja. Maka menjadi bersiap-siap, yakni bentuk dasarnya adalah bersiap. Bentuk kata ulang ini menghasilkan kata berafiks ulang sebagian

 

13)  “Pakaian mama kusut karena berjam-jam mengatasi mesin cuci tadi.” (hlm 30)

Bentuk Dasar

Proses Reduplikasi (Dasar Berafiks)

Hasil Reduplikasi

Jam

(Ber + jam) + R

         Berjam-jam

Bentuk kata ulang berjam-jam pada kalimat tersebut merupakan akar pengulangan sebagian yang bersifat progresif. Akar mula-mula diimbuhkan dengan prefiks ber, kemudian dilakukan pengulangan sebagian dan yang diulang hanya akarnya saja. Maka menjadi berjam-jam, yakni bentuk dasarnya adalah berjam. Bentuk kata ulang ini menghasilkan kata berafiks ulang sebagian

14)  Berkali-kali gagal, Miss Selena memutuskan menunggu, siapa tahan badai salju segera berhenti.” (hlm 73)

Bentuk Dasar

Proses Reduplikasi (Dasar Berafiks)

Hasil Reduplikasi

Berkali

(Berkali + R)

         Berkali-kali

Bentuk kata ulang berkali-kali pada kalimat tersebut merupakan proses reduplikasi yang dilakukan sekaligus. Karena bentuk berkali dan kali-kali tidak berterima. Bentuk kata ulang ini menghasilkan kata berafiks ulang sebagian

15)  “Dinding lorong terlihat berpendar-pendar ditimpa lampu kapsul.”

(hlm 94)

Bentuk Dasar

Proses Reduplikasi (Dasar Berafiks)

Hasil Reduplikasi

Berpendar

(Ber + pendar) + R

   Berpendar-pendar

Bentuk kata ulang berpendar-pendar pada kalimat tersebut merupakan akar pengulangan sebagian yang bersifat progresif. Akar mula-mula diimbuhkan dengan prefiks ber-, kemudian dilakukan pengulangan sebagian dan yang diulang hanya akarnya saja. Maka menjadi berpendar-pendar, yakni bentuk dasarnya adalah berpendar. Bentuk kata ulang ini menghasilkan kata berafiks ulang sebagian

 

16)  “Mereka kaget dengan desing tiga kapsul, berkaok-kaok.” (hlm 106)

Bentuk Dasar

Proses Reduplikasi (Dasar Berafiks)

Hasil Reduplikasi

Berkaok

(Ber + kaok) + R

       Berkaok-kaok

Bentuk kata ulang berkaok-kaok pada kalimat tersebut merupakan akar pengulangan sebagian yang bersifat progresif. Akar mula-mula diimbuhkan dengan prefiks ber, kemudian dilakukan pengulangan sebagian dan yang diulang hanya akarnya saja. Maka menjadi berkaok-kaok, yakni bentuk dasarnya adalah kaok. Bentuk kata ulang ini menghasilkan kata berafiks ulang sebagian

 

17)  “Ali menatapku, berjaga-jaga.” (hlm 119)

Bentuk Dasar

Proses Reduplikasi (Dasar Berafiks)

Hasil Reduplikasi

Berjaga

(Ber + jaga) + R

        Berjaga-jaga

Bentuk kata ulang berjaga-jaga pada kalimat tersebut merupakan akar pengulangan sebagian yang bersifat progresif. Akar mula-mula diimbuhkan dengan prefiks ber-, kemudian dilakukan pengulangan sebagian dan yang diulang hanya akarnya saja. Maka menjadi berjaga-jaga, yakni bentuk dasarnya adalah berjaga. Bentuk kata ulang ini menghasilkan kata berafiks ulang sebagian

18)  “Ekskavator mulai menumpahkan berton-ton pakan ternak dari pipa besar.” (hlm 145)

Bentuk Dasar

Proses Reduplikasi (Dasar Berafiks)

Hasil Reduplikasi

Berton

(Berton + R)

         Berton-ton

Bentuk kata ulang berton-ton pada kalimat tersebut merupakan proses reduplikasi yang dilakukan sekaligus. Karena bentuk berton dan ton-ton tidak berterima. Bentuk kata ulang ini menghasilkan kata berafiks ulang sebagian

19)  “Mereka beramai-ramai menembakkan benang ke udara.” (hlm 170)

Bentuk Dasar

Proses Reduplikasi (Dasar Berafiks)

Hasil Reduplikasi

Beramai

(Ber + ramai) + R

      Beramai-ramai

Bentuk kata ulang beramai-ramai pada kalimat tersebut merupakan akar pengulangan sebagian yang bersifat progresif. Akar mula-mula diimbuhkan dengan prefiks ber, kemudian dilakukan pengulangan sebagian dan yang diulang hanya akarnya saja. Maka menjadi beramai-ramai, yakni bentuk dasarnya adalah beramai. Bentuk kata ulang ini menghasilkan kata berafiks ulang sebagian

 

20)  “Jari laba-laba yang membeku membungkus kapsul hancur berkeping-keping.” (hlm 89)

Bentuk Dasar

Proses Reduplikasi (Dasar Berafiks)

Hasil Reduplikasi

Berkeping

(Ber + keping) + R

    Berkeping-keping

Bentuk kata ulang berkeping-keping pada kalimat tersebut merupakan akar pengulangan sebagian yang bersifat progresif. Akar mula-mula diimbuhkan dengan prefiks ber-, kemudian dilakukan pengulangan sebagian dan yang diulang hanya akarnya saja. Maka menjadi berkeping-keping, yakni bentuk dasarnya adalah berkeping. Bentuk kata ulang ini menghasilkan kata berafiks ulang sebagian

 

21)  “Selesai berfoto-foto bersama robot Z.” (hlm 202)

Bentuk Dasar

Proses Reduplikasi (Dasar Berafiks)

Hasil Reduplikasi

Foto

(Ber + foto) + R

        Berfoto-foto

Bentuk kata ulang berfoto-foto pada kalimat tersebut merupakan akar pengulangan sebagian yang bersifat progresif. Akar mula-mula diimbuhkan dengan prefiks ber, kemudian dilakukan pengulangan sebagian dan yang diulang hanya akarnya saja. Maka menjadi berfoto-foto, yakni bentuk dasarnya adalah berfoto. Bentuk kata ulang ini menghasilkan kata berafiks ulang sebagian

 

22)  “Kurang tidur atau malah sama sekali tidak tidur berhari-hari.”

(hlm 212)

Bentuk Dasar

Proses Reduplikasi (Dasar Berafiks)

Hasil Reduplikasi

Berhari

Berhari + R

        Berhari-hari

Berhari-hari pada kalimat tersebut merupakan pengulangan serentak dengan pengimbuhan ber-. Proses afiksasi ber- dan proses reduplikasi dilakukan sekaligus karena bentuk berhari tidak berterima sedangkan bentuk hari-hari memang  berterima, tatapi bentuk ini merupakan bagian dari reduplikasi sintaksis. Bentuk kata ulang ini menghasilkan kata berafiks ulang sebagian

23)  “Berputar-putar seperti mencari sepatu.” (hlm 216)

Bentuk Dasar

Proses Reduplikasi (Dasar Berafiks)

Hasil Reduplikasi

Berputar

(Ber + putar) + R

      Berputar-putar

Bentuk kata berputar-putar pada kalimat tersebut merupakan akar pengulangan sebagian yang bersifat progresif. Akar mula-mula diimbuhkan dengan prefiks ber, kemudian dilakukan pengulangan sebagian dan yang diulang hanya akarnya saja. Maka menjadi berputar-putar, yakni bentuk dasarnya adalah berputar. Bentuk kata ulang ini menghasilkan kata berafiks ulang sebagian

 

24)  “Tapi Ali tetap bersungguh-sungguh fokus mengendalikan dua bola pingpong. (hlm 240)

Bentuk Dasar

Proses Reduplikasi (Dasar Berafiks)

Hasil Reduplikasi

Bersungguh

(Ber + sungguh) + R

Bersungguh-sungguh

Bersungguh-sungguh pada kalimat tersebut merupakan akar pengulangan sebagian yang bersifat progresif. Akar mula-mula diimbuhkan dengan prefiks ber, kemudian dilakukan pengulangan sebagian dan yang diulang hanya akarnya saja. Maka menjadi bersungguh-sungguh, yakni bentuk dasarnya adalah bersungguh. Bentuk kata ulang ini menghasilkan kata berafiks ulang sebagian

 

25)  “Miss Selena mengambil keputusan, sambil melepas sambaran petir bertubi-tubi.” (hlm 247)

Bentuk Dasar

Proses Reduplikasi (Dasar Berafiks)

Hasil Reduplikasi

Bertubi

(Ber + tubi + R)

        Bertubi-tubi

Bentuk kata ulang bertubi-tubi pada kalimat tersebut merupakan proses reduplikasi yang dilakukan sekaligus. Karena bentuk bertubi dan tubi-bertubi tidak berterima. Bentuk kata ulang ini menghasilkan kata berafiks ulang sebagian

26)  Berbulan-bulan Pasukan Bintang Kota Zaramaraz tidak berhasil menemukan ruangan ini.” (hlm 267)

Bentuk Dasar

Proses Reduplikasi (Dasar Berafiks)

Hasil Reduplikasi

Berbulan

(Ber + bulan + R)

      Berbulan-bulan

Bentuk kata ulang berbulan-nulan pada kalimat tersebut merupakan pengulangan serentak dengan pengimbuhan ber-. Proses afiksasi ber- dan proses reduplikasi dilakukan sekaligus karena bentuk berbulan tidak berterima sedangkan bentuk bulan-bulan memang  berterima, tatapi bentuk ini merupakan bagian dari reduplikasi sintaksis. Bentuk kata ulang ini menghasilkan kata berafiks ulang sebagian

27)  “Kalian terus bergerak berpindah-pindah.” (hlm 269)

Bentuk Dasar

Proses Reduplikasi (Dasar Berafiks)

Hasil Reduplikasi

Berpindah

(Ber + pindah) + R

   Berpindah-pindah

Bentuk kata ulang berpindah-pindah pada kalimat tersebut merupakan akar pengulangan sebagian yang bersifat progresif. Akar mula-mula diimbuhkan dengan prefiks ber-, kemudian dilakukan pengulangan sebagian dan yang diulang hanya akarnya saja. Maka menjadi berpindah-pindah, yakni bentuk dasarnya adalah berpindah. Bentuk kata ulang ini menghasilkan kata berafiks ulang sebagian

 

28)  “Sesekali mereka bersorak-sorai.” (hlm 320)

Bentuk Dasar

Proses Reduplikasi (Dasar Berafiks)

 

Hasil Reduplikasi

Bersorak

(Ber + sorak) + R

Bersorak-sorai

Bentuk kata ulang bersorak-sorai pada kalimat tersebut merupakan akar pengulangan sebagian yang beruba bunyi. Pada akar bentuk kata sorak yang mula-mula diimbuhkan dengan prefiks ber-, kemudian dilakukan pengulangan sebagian dan yang diulang hanya akarnya saja dan mengalami perubahan fonem bunyi konsonan [k] pada kata dasaranya berubah menjadi bunyi vokal [i] pada suku kata kedua bentuk kata ulangnya. sehingga menjadi bersorak-sorai, yakni bentuk dasarnya adalah bersorak. Bentuk kata ulang ini menghasilkan kata berafiks ulang sebagian berubah bunyi.

 

29)  “Dan mereka suka berlama-lama sarapan.” (hlm 331)

Bentuk Dasar

Proses Reduplikasi (Dasar Berafiks)

Hasil Reduplikasi

Berlama

(Ber + lama) + R

Berlama-lama

Bentuk kata ulang berlama-lama pada kalimat tersebut merupakan akar pengulangan sebagian yang bersifat progresif. Akar mula-mula diimbuhkan dengan prefiks ber, kemudian dilakukan pengulangan sebagian dan yang diulang hanya akarnya saja. Maka menjadi berlama-lama, yakni bentuk dasarnya adalah berlama. Bentuk kata ulang ini menghasilkan kata berafiks ulang sebagian

 

Dari hasil proses reduplikasi atau pengulangan dasar berafiks, pada akar yang berprefiks ber-. Maka terdapat dua puluh sembilan akar yang berprefiks ber- dalam novel Bintang Karya Tere Liye.

 

b.   Akar berprefiks me-

Dalam proses pembentukan kata dalam bahasa Indonesia terdapat prefiks {meN-}. Proses periks {meN-] mengalami bentuk sesuai dengan kondisi morfem yang mengikutinya. Proses ini juga berlaku terhadap pembentukan kata ulang, pada akar yang berprefiks me-. Akar berprefiks me- dalam novel Bintang karya Tere Liye yaitu sebagai berikut;

1)      “Kapten tim basket menepuk-nepuk bahu Ali.” (hlm 13)

Bentuk Dasar

Proses Reduplikasi

(Dasar Berafiks)

Hasil reduplikasi

(progresif)

Menepuk

({meN-} + tepuk) + R

Menepuk-nepuk

Bentuk kata menepuk-nepuk merupakan bentuk perulangan akar dasar berprefiks me- yang direduplikasikan hanya akarnya saja, bentuk reduplikasi menepuk-nepuk dasarnya adalah menepuk, bentuk perulangan ini disebut perulangan sebagian berafiks yang bersifat progresif. Artinya pengulangan ke arah depan atau ke arah kanan. Bentuk prosesnya yaitu, prefiks {meN-} mengalami proses morfofonemik. Fonem /N/ pada prefiks {meN-} berubah menjadi /n/ karena bentuk dasar yang mengikutinya berawal dengan fonem /t/. kemudian direduplikasikan sebagian akarnya dari bentuk dasar tersebut. Menjadi menepuk-nepuk

 

2)      “Ali menggaruk-garuk kepalanya.” (hlm 23)

Bentuk Dasar

Proses Reduplikasi

(Dasar Berafiks)

Hasil reduplikasi

(progresif)

Menggaruk

({me(N)-} + garuk) + R

Menggaruk-garuk

Bentuk kata menggaruk-garuk merupakan bentuk perulangan akar dasar berprefiks me-, yang direduplikasikan hanya akarnya saja, bentuk dasarnya adalah menggaruk. Bentuk reduplikasi ini disebut perulangan sebagian yang bersifat progresif. Artinya, pengulangan ke arah depan atau ke arah kanan. Bentuk prosesnya yaitu, prefiks {meN-} mengalami proses morfofonemik. Fonem /N/ pada prefiks {meN-} berubah menjadi /ng/ karena bentuk dasar yang mengikutinya berawal dengan fonem /g/. kemudian direduplikasikan sebagian akarnya dari bentuk dasar tersebut. Menjadi menggaruk-garuk

 

3)      Mengejar-ngejar lagi gumpalan benang wol yang kuberikan.” (hlm 29)

Bentuk Dasar

         Proses Reduplikasi

(Dasar Berafiks)

Hasil reduplikasi

(progresif)

Mengejar

({MeN-}+ kejar) + R

Mengejar-ngejar

Bentuk kata mengejar-ngejar merupakan bentuk perulangan akar dasar berprefiks me- yang direduplikasikan hanya akarnya saja. Bentuk reduplikasi mengejar-ngejar bentuk dasarnya adalah mengejar. Reduplikasi ini merupakan pengulangan sebagian berafiks yang bersifat progresif. Artinya, pengulangan ke arah depan atau ke arah kanan. Bentuk kata dasar mengejar berasal dari akar kata kejar, akar kata kejar mendapat prefiks {meN-}, maka terjadi proses morfofonemik. Fonem /N/ pada prefiks {meN-} berubah menjadi /ng/ karena bentuk dasar yang mengikutinya berawal dengan fonem /k/. Dan perubahan ini terjadi proses penghilangan fonem /k/. kemudian direduplikasikan sebagian akarnya dari bentuk dasar tersebut. Menjadi mengejar-ngejar.

 

4)      “Mama mengangguk-angguk seolah menurut.” (hlm 36)

Bentuk Dasar

Proses Reduplikasi

(Dasar Berafiks)

Hasil reduplikasi

         (progresif)

Mengangguk

({meN-} + angguk) + R

Mengangguk-angguk

Bentuk kata mengangguk-angguk merupakan bentuk perulangan akar dasar berprefiks me- yang direduplikasikan hanya akarnya saja. Bentuk reduplikasi mengangguk-angguk bentuk dasarnya adalah mengangguk. Reduplikasi ini merupakan pengulangan sebagian berafiks yang bersifat progresif. Artinya, pengulangan ke arah depan atau ke arah kanan. Bentuk prosesnya yaitu, akar kata angguk diberi prefiks {meN-} terlebih dahulu. Dan disini prefiks {meN-) mengalami proses morfofonemik. Fonem /N/ pada afiks {meN-} berubah menjadi /ng/ karena bentuk dasar yang mengikutinya berawal dengan vokal /a/. kemudian direduplikasikan sebagian akarnya dari bentuk dasar tersebut. Menjadi mengangguk-angguk.

 

5)      “Tabiat Ali yang suka menyuruh-nyuruh tidak pernah hilang.” (hlm 37)

Bentuk Dasar

Proses Reduplikasi

(Dasar Berafiks)

Hasil reduplikasi

(progresif)

Menyuruh

({MeN-}+ suruh) + R

Menyuruh-nyuruh

Bentuk kata menyuruh-nyuruh merupakan bentuk perulangan akar dasar berprefiks me- yang direduplikasikan hanya akarnya saja. Bentuk reduplikasi menyuruh-nyuruh bentuk dasarnya adalah menyuruh. Reduplikasi ini merupakan pengulangan sebagian berafiks yang bersifat progresif. Artinya, pengulangan ke arah depan atau ke arah kanan. Bentuk prosesnya yaitu, akar kata suruh diberi prefiks {meN-} terlebih dahulu. Disini prefiks {meN-} mengalami proses morfofonemik. Fonem /N/ pada afiks {meN-} berubah menjadi fonem /ny/ karena bentuk dasar yang mengikutinya berawal dengan fonem /s/. dan perubahan ini terjadi proses penghilangan fonem /s/. kemudian direduplikasikan sebagian akarnya dari bentuk dasar tersebut. Menjadi menyuruh-nyuruh

 

6)      “ILY meliuk-liuk terus berusaha maju.” (hlm 87)

Bentuk Dasar

Proses Reduplikasi

(Dasar Berafiks)

Hasil reduplikasi

(progresif)

Meliuk

(MeN-} + liuk) + R

Meliuk-liuk

Bentuk kata meliuk-liuk merupakan bentuk perulangan akar dasar berprefiks me- yang direduplikasikan hanya akarnya saja. Bentuk reduplikasi meliuk-liuk bentuk dasarnya adalah meliuk. Reduplikasi ini merupakan pengulangan sebagian berafiks bersifat progresif. Artinya, pengulangan ke arah depan atau ke arah kanan. Bentuk prosesnya yaitu, akar kata liuk diberi prefiks {meN-} terlebih dahulu. Disini prefiks {meN-} mengalami proses morfofonemik. Fonem /N/ pada prefiks {meN-} mengalami proses penghilangan karena bentuk dasar yang mengikutinya berawal dengan fonem /l/. kemudian direduplikasikan sebagian akarnya dari bentuk dasar tersebut. Menjadi meliuk-liuk.

 

7)      “Ali sudah mengguncang-guncang bahuku.” (hlm 94)

Bentuk Dasar

Proses Reduplikasi

(Dasar Berafiks)

Hasil reduplikasi

(progresif)

Mengguncang

({MeN-} + guncang) + R

Mengguncang-guncang

Bentuk kata mengguncang-guncang merupakan bentuk perulangan akar dasar berprefiks me- yang direduplikasikan hanya akarnya saja. Bentuk reduplikasi mengguncang-guncang bentuk dasarnya adalah mengguncang. Reduplikasi ini merupakan pengulangan sebagian berafiks bersifat progresif. Artinya, pengulangan ke arah depan atau ke arah kanan. Bentuk prosesnya yaitu, akar kata guncang diberi prefiks {meN-} terlebih dahulu. Disini prefiks {meN-} mengalami proses morfofonemik. Fonem /N/ pada prefiks {meN-} berubah menjadi /ng/ karena bentuk dasar yang mengikutinya berawal dengan fonem /g/. kemudian direduplikasikan sebagian akarnya dari bentuk dasar tersebut. Menjadi mengguncang-guncang.

 

8)      “Miss Selena menimbang-nimbang alternative yang ada.” (hlm 105)

Bentuk Dasar

Proses Reduplikasi

(Dasar Berafiks)

Hasil reduplikasi

(progresif)

Menimbang

({MeN-} + timbang) + R

Menimbang-nimbang

Bentuk kata menimbang-nimbang merupakan bentuk perulangan akar dasar berprefiks me- yang direduplikasikan hanya akarnya saja. Bentuk reduplikasi menimbang-nimbang bentuk dasarnya adalah menimbang. Reduplikasi ini merupakan pengulangan sebagian berafiks yang bersifat progresif. Artinya, pengulangan ke arah depan atau ke arah kanan. Bentuk prosesnya yaitu, akar kata timbang diberi prefiks {meN-} terlebih dahulu. Disini prefiks {meN-} mengalami proses morfofonemik. Fonem /N/ pada prefiks {meN-} berubah menjadi /n/ karena bentuk dasar yang mengikutinya berawal dengan fonem /t/. kemudian perubahan ini terjadi proses penghilangan fonem /t/. lalu direduplikasikan sebagian akarnya dari bentuk dasar tersebut. Menjadi menimbang-nimbang.

 

9)      “Mataku mengerjap-ngerjap karena silau.” (hlm 116)

Bentuk Dasar

Proses Reduplikasi

(Dasar Berafiks)

Hasil reduplikasi

(progresif)

Mengerjap

({meN-} + kerjap) + R

Mengerjap-ngerjap

Bentuk kata mengerjap-ngerjap merupakan bentuk perulangan akar dasar berprefiks me- yang direduplikasikan hanya akarnya saja. Bentuk reduplikasi mengerjap-ngerjap bentuk dasarnya adalah mengerjap. Reduplikasi ini merupakan pengulangan sebagian berafiks yang bersifat progresif. Artinya, pengulangan ke arah depan atau ke arah kanan. Bentuk prosesnya yaitu, akar kata kerjap diberi prefiks {meN-} terlebih dahulu. Disini prefiks {meN-} mengalami proses morfofonemik. Fonem /N/ pada prefiks {meN-} berubah menjadi /ng/ karena bentuk dasar yang mengikutinya berawal dengan fonem /k/, dan perubahan ini terjadi proses penghilangan fonem /k/. lalu direduplikasikan sebagian akarnya dari bentuk dasar tersebut. Menjadi mengerjap-ngerjap.

 

10)  “Beberapa pengawas Ruangan Padang Sampah memukul-mukul meja karena menawan tawa. (hlm 121)

Bentuk Dasar

Proses Reduplikasi

(Dasar Berafiks)

Hasil reduplikasi

(progresif)

Memukul

({meN-} + pukul) + R

Memukul-mukul

Bentuk kata memukul-mukul merupakan bentuk perulangan akar dasar berprefiks me- yang direduplikasikan hanya akarnya saja. Bentuk reduplikasi memukul-mukul bentuk dasarnya adalah memukul. Reduplikasi ini merupakan pengulangan sebagian berafiks yang bersifat progresif. Artinya, pengulangan ke arah depan atau ke arah kanan. Bentuk prosesnya yaitu, akar kata pukul diberi prefiks {meN-} terlebih dahulu. Disini prefiks {meN-} mengalami proses morfofonemik. Fonem /N/ pada prefiks {meN-} berubah menjadi /m/ karena bentuk dasar yang mengikutinya berawal dengan fonem /p/, dan perubahan tersebut mengalami proses penghilangan fonem /p/. Kemudian direduplikasikan sebagian akarnya dari bentuk dasar tersebut. Menjadi memukul-mukul

 

11)  “Tidak setiap saat kita bisa melihat-lihat kota Klan Bintang, bukan?” (hlm 150)

Bentuk Dasar

Proses Reduplikasi

(Dasar Berafiks)

Hasil reduplikasi

(progresif)

Melihat

({meN-} + lihat) + R

Melihat-lihat

Bentuk kata melihat-lihat merupakan bentuk perulangan akar dasar berprefiks me- yang direduplikasikan hanya akarnya saja. Bentuk reduplikasi melihat-lihat bentuk dasarnya adalah melihat. Reduplikasi ini merupakan pengulangan sebagian berafiks yang bersifat progresif. Artinya, pengulangan ke arah depan atau ke arah kanan. Bentuk prosesnya yaitu, akar kata lihat diberi prefiks {meN-} terlebih dahulu. Disini prefiks {meN-} mengalami proses morfofonemik. Fonem /N/ pada prefiks {meN-} mengalami proses penghilangan karena bentuk dasar yang mengikutinya berawal dengan fonem /l/. kemudian direduplikasikan sebagian akarnya dari bentuk dasar tersebut. Menjadi melihat-lihat.

 

12)  “Dia mengetuk-ngetuk, memunculkan menu proyeksi.” (hlm 196)

Bentuk Dasar

Proses Reduplikasi

(Dasar Berafiks)

Hasil reduplikasi

(progresif)

Mengetuk

({meN-} + ketuk) + R

Mengetuk-ngetuk

Bentuk kata mengetuk-ngetuk merupakan bentuk perulangan akar dasar berprefiks me- yang direduplikasikan hanya akarnya saja. Bentuk reduplikasi mengetuk-ngetuk bentuk dasarnya adalah mengetuk Reduplikasi ini merupakan pengulangan sebagian berafiks yang bersifat progresif. Artinya, pengulangan ke arah depan atau ke arah kanan. Bentuk prosesnya yaitu, akar kata ketuk diberi prefiks {meN-} terlebih dahulu. Disini prefiks {meN-} mengalami proses morfofonemik. Fonem /N/ pada prefiks {meN-} berubah menjadi /ng/ karena bentuk dasar yang mengikutinya berawal dengan fonem /k/, dan perubahan ini terjadi proses penghilangan fonem /k/. lalu direduplikasikan sebagian akarnya dari bentuk dasar tersebut. Menjadi mengetuk-ngetuk.

 

13)  “Percakapan Klan Bintang tidak ada yang menyebut-nyebut soal itu.” (hlm 163)

Bentuk Dasar

Proses Reduplikasi

(Dasar Berafiks)

Hasil reduplikasi

(progresif)

Menyebut

({meN-} + sebut) + R

Menyebut-nyebut

Bentuk kata menyebut-nyebut merupakan bentuk perulangan akar dasar berprefiks me- yang direduplikasikan hanya akarnya saja. Bentuk reduplikasi menyebut-nyebut bentuk dasarnya adalah menyebut. Reduplikasi ini merupakan pengulangan sebagian berafiks yang bersifat progresif. Artinya, pengulangan ke arah depan atau ke arah kanan. Bentuk prosesnya yaitu, akar kata sebut diberi prefiks {meN-} terlebih dahulu. Disini prefiks {meN-} mengalami proses morfofonemik. Fonem /N/ pada prefiks {meN-} berubah menjadi /ny/ karena bentuk dasar yang mengikutinya berawal dengan fonem /s/, dan perubahan ini terjadi proses penghilangan fonem /s/. lalu direduplikasikan sebagian akarnya dari bentuk dasar tersebut. Menjadi menyebut-nyebut.

 

14)  “Ribuan laba-laba yang menontong kami direbus mendesis-desis riang.” (hlm 175)

Bentuk Dasar

Proses Reduplikasi

(Dasar Berafiks)

Hasil reduplikasi

(progresif)

Mendesis

({meN-} + desis) + R

Mendesis-desis

Bentuk kata mendesis-desis merupakan bentuk perulangan akar dasar berprefiks me- yang direduplikasikan hanya akarnya saja. Bentuk kata mendesis-desis bentuk dasarnya adalah mendesis. Reduplikasi ini merupakan pengulangan sebagian berafiks yang bersifat progresif. Artinya, pengulangan ke arah depan atau ke arah kanan. Bentuk prosesnya yaitu, akar kata desis diberi prefiks {meN-} terlebih dahulu. Disini prefiks {meN-} mengalami proses morfofonemik. Fonem /N/ pada prefiks {meN-} berubah menjadi /n/ karena bentuk dasar yang mengikutinya berawal dengan fonem /d/, lalu direduplikasikan sebagian akarnya dari bentuk dasar tersebut. Menjadi mendesis-desis.

 

15)  “Kami mengolok-olok Ali.” (hlm 228)

Bentuk Dasar

Proses Reduplikasi

(Dasar Berafiks)

Hasil reduplikasi

(progresif)

Mengolok

({meN-} + olok) + R

Mengolok-olok

Bentuk kata mengolok-olok merupakan bentuk perulangan akar dasar berprefiks me- yang direduplikasikan hanya akarnya saja. Bentuk reduplikasi mengolok-olok bentuk dasarnya adalah mengolok. Reduplikasi ini merupakan pengulangan sebagian berafiks dan merupakan akar yang berprefiks me- yang bersifat progresif. Artinya, pengulangan ke arah depan atau ke arah kanan. Bentuk prosesnya yaitu, akar kata olok diberi prefiks {meN-} terlebih dahulu. Disini prefiks {meN-} mengalami proses morfofonemik. Fonem /N/ pada prefiks {meN-} berubah menjadi /ng/ karena bentuk dasar yang mengikutinya berawal dengan vokal /o/, lalu direduplikasikan sebagian akarnya dari bentuk dasar tersebut. Menjadi mengolok-olok.

16)  “Aku berusaha mengingat-ingat.” (hlm 263)

Bentuk Dasar

Proses Reduplikasi

(Dasar Berafiks)

Hasil reduplikasi

(progresif)

Mengingat

 ({meN-} + ingat) + R

Mengingat-ingat

Bentuk kata mengingat-ingat merupakan bentuk perulangan akar dasar berprefiks me- yang direduplikasikan hanya akarnya saja. Bentuk reduplikasi mengingat-ingat bentuk dasarnya adalah mengingat. Reduplikasi ini merupakan pengulangan sebagian berafiks yang bersifat progresif. Artinya, pengulangan ke arah depan atau ke arah kanan. Bentuk prosesnya yaitu, akar kata ingat diberi prefiks {meN-} terlebih dahulu. Disini prefiks {meN-} mengalami proses morfofonemik. Fonem /N/ pada prefiks {meN-} berubah menjadi /ng/ karena bentuk dasar yang mengikutinya berawal dengan vocal /i/, lalu direduplikasikan sebagian akarnya dari bentuk dasar tersebut. Menjadi mengingat-ingat.

                                                                                      

17)  “Suara alarm terdengar meraung-raung.” (hlm 353)

Bentuk Dasar

Proses Reduplikasi

(Dasar Berafiks)

Hasil reduplikasi

(progresif)

Meraung

({meN-} + raung) + R

Meraung-raung

Bentuk kata meraung-raung merupakan bentuk perulangan akar dasar berprefiks me- yang direduplikasikan hanya akarnya saja. Bentuk reduplikasi meraung-raung bentuk dasarnya adalah meraung. Reduplikasi ini merupakan pengulangan sebagian berafiks yang berprefiks me- yang bersifat progresif. Artinya, pengulangan ke arah depan atau ke arah kanan. Bentuk prosesnya yaitu, akar kata raung diberi prefiks {meN-} terlebih dahulu. Disini prefiks {meN-} mengalami proses morfofonemik. Fonem /N/ pada prefiks {meN-} mengalami proses penghilangan karena bentuk dasar yang mengikutinya berawal dengan fonem /m/, lalu direduplikasikan sebagian akarnya dari bentuk dasar tersebut. Menjadi meraung-raung.

 

18)  “Ali menggeleng-geleng.’ (hlm 366)

Bentuk Dasar

Proses Reduplikasi

(Dasar Berafiks)

Hasil reduplikasi

(progresif)

Menggeleng

({MeN-} + geleng) + R

Menggeleng-geleng

Bentuk kata menggeleng-geleng merupakan bentuk perulangan akar dasar berprefiks me- yang direduplikasikan hanya akarnya saja. Bentuk reduplikasi menggeleng-geleng ini bentuk dasarnya menggeleng. Dan merupakan  pengulangan sebagian berafiks yang bersifat progresif. Artinya, pengulangan ke arah depan atau ke arah kanan. Bentuk prosesnya yaitu, akar kata geleng diberi prefiks {meN-} terlebih dahulu. Disini prefiks {meN-} mengalami proses morfofonemik. Fonem /N/ pada prefiks {meN-} berubah menjadi /ng/ karena bentuk dasar yang mengikutinya berawal dengan fonem /g/, dan perubahan ini tidak terjadi proses penghilangan dengan fonem /g/, lalu direduplikasikan sebagian akarnya dari bentuk dasar tersebut. Menjadi menggeleng-geleng.

 

19)  “Mengigat kita semua tidak akan tahu-menahu tentang Klan Bintang.” (hlm 24)

Bentuk Dasar

Proses Reduplikasi

(Dasar Berafiks)

Hasil reduplikasi

(regresif)

Menahu

(Tahu + R) + {meN-}

Tahu-menahu

Bentuk kata tahu-menahu merupakan bentuk perulangan akar yang berafiks. Bentuk reduplikasi tahu-mehanu ini dasar katanya adalah menahu. Reduplikasi Tahu-menahu bersifat regresif. Artinya, pengulangan ke arah belakang atau ke arah kiri. Regresif merupakan bentuk ulang yang dapat ditemukan dasar kata.

Bentuk prosesnya yaitu, mula-mula akar kata tahu direduplikasikan terlebih dahulu, kemudian bentuk pengulanganya diberi prefiks {meN-}. Disini Prefiks {meN-}mengalami proses morfofonemik. Fonem /N/ pada prefiks {meN-} berubah menjadi /n/ karena bentuk dasar yang mengikutinya berawal dengan fonem /t/, dan perubahan ini terjadi proses penghilangan fonem /t/. Maka bentuk reduplikasinya menjadi tahu-menahu.

 

20)  “Ilmuan Klan Bulan dan Klan Matahari sedang bahu-membahu mencoba menggabungkan pengetahuan mereka.” (hlm 26)

Bentuk Dasar

Proses Reduplikasi

(Dasar Berafiks)

Hasil reduplikasi

(regresif)

Membahu

(Bahu + R) + {me(N)-}

Bahu-membahu

Bentuk kata bahu-membahu merupakan bentuk perulangan akar yang berafiks. Bentuk reduplikasi bahu-membahu ini dasar katanya adalah membahu. Reduplikasi bahu-membahu bersifat regresif. Artinya, pengulangan ke arah belakang atau ke arah kiri. Regresif merupakan bentuk ulang yang dapat ditemukan dasar kata.

Bentuk prosesnya yaitu, mula-mula akar kata bahu direduplikasikan terlebih dahulu, kemudian bentuk pengulanganya diberi prefiks {meN-}. Disini Prefiks {meN-}mengalami proses morfofonemik. Fonem /N/ pada prefiks {meN-} berubah menjadi /m/ karena bentuk dasar yang mengikutinya berawal dengan fonem /b/, dan perubahan ini tidak terjadi proses penghilangan fonem /b/. Maka bentuk reduplikasinya menjadi bahu-membahu.

 

21)  “Belum abis kalimat sekretaris, dari luar terdengar suara terompet panjang, disusul sirene sahut-menyahut.” (hlm 293)

Bentuk Dasar

Proses Reduplikasi

(Dasar Berafiks)

Hasil reduplikasi

(regresif)

Menyahut

(Sahut + R) + {me(N)-}

Sahut-menyahut

Bentuk kata sahut-menyahut merupakan bentuk perulangan akar yang berafiks. Bentuk reduplikasi sahut-menyahut dasar katanya adalah menyahut. Reduplikasi sahut-menyahut bersifat regresif. Artinya, pengulangan ke arah belakang atau ke arah kiri. Regresif merupakan bentuk ulang yang dapat ditemukan dasar kata.

Bentuk prosesnya yaitu, mula-mula akar kata sahut direduplikasikan terlebih dahulu, kemudian bentuk pengulanganya diberi prefiks {meN-}. Disini Prefiks {meN-}mengalami proses morfofonemik. Fonem /N/ pada prefiks {meN-} berubah menjadi /ny/ karena bentuk dasar yang mengikutinya berawal dengan fonem /s/, dan perubahan ini mengalami proses penghilangan fonem /s/. Maka bentuk reduplikasinya menjadi sahut-menyahut.

      

Maka terdapat dua puluh satu akar yang berprefiks me- dalam novel Bintang Karya Tere Liye. Delapan belas akar yang berprefiks me- yang bersifat progresif, dan tiga akar yang berprefiks me- yang bersifat regresif.

 

c.    Akar berklofiks me-kan

1)      “Baar menggerak-gerakkan bahu Zaad.” (hlm 237)

Bentuk Dasar

Proses Reduplikasi

(berklofiks me-kan)

Hasil reduplikasi

Menggerakan

{meN-} + (gerak + R) + {-kan}

Menggerak-gerakkan

Dari kalimat tersebut bentuk kata ulang menggerak-gerakkan merupakan bentuk kata ulang yang berklofiks me-kan. Artinya prefiks me- dan sufiks -kan itu tidak diimbuhkan secara bersamaan pada sebuah dasar. Bentuk kata ulang menggerak-gerakkan berasal dari bentuk kata menggerakkan. Prosesnya yaitu bentuk kata ulang gerak direduplikasikan terlebih dahulu, kemudian kata ulangnya diimbuhkan dengan sufiks -kan, baru kemudian diimbuhkan lagi bersama prefiks me- pada kata dasarnya. Maka bentuk direduplikasinya menjadi bentuk kata menggerak-gerakkan.

 

2)      “Mana ada orang makan sambil menjulur-julurkan tangan tangan ?” (hlm 237)

Bentuk Dasar

Proses Reduplikasi

(berklofiks me-kan)

Hasil reduplikasi

Menjulurkan

{MeN-}+  (Julur + R) + {-kan}

Menjulur-julurkan

Dari kalimat tersebut bentuk kata ulang menjulur-julurkan merupakan bentuk kata ulang yang berklofiks me-kan. Artinya prefiks me- dan sufiks -kan itu tidak diimbuhkan secara bersamaan pada sebuah dasar. Bentuk kata ulang menjulur-julurkan berasal dari bentuk kata menjulurkan. Prosesnya yaitu bentuk kata ulang julur direduplikasikan terlebih dahulu, kemudian kata ulangnya diimbuhkan dengan sufiks -kan, baru kemudian diimbuhkan lagi bersama prefiks me- pada kata dasarnya. Maka bentuk direduplikasinya menjadi bentuk kata menjulur-julurkan.

 

Dari hasil proses reduplikasi atau pengulangan dasar berafiks, pada akar yang berklofiks me-kan, terdapat dua akar yang berklofiks me-kan dalam novel Bintang Karya Tere Liye.       

 

d.      Akar bersufiks –an

Bentuk akar yang direduplikasikan terlebih dahulu baru kemudian di tambahkan dengan sufiks –an.

 

1)      Malas-malasan mengambil bolpoin dari tas.” (hlm 7)

Bentuk Dasar

Proses Reduplikasi

(bersufiks -an)

Hasil reduplikasi

 

Malas

(Malas + R) + {-an}

Malas-malasan

Dari kalimat tersebut bentuk kata ulang malas-malasan merupakan bentuk kata ulang yang bersufiks {-an}. bentuk dasarnya adalah malas. Bentuk dasar kata malas direduplikasikan terlebih dahulu baru kemudian menambahkan sufiks -an pada kata ulangnya. Bentuk redupliaksi ini bersifat regresif.

 

2)      “ILY bergetar, mati-matian menahan dua kapsul dari amukan badai.” (hlm 88)

Bentuk Dasar

Proses Reduplikasi

(bersufiks -an)

Hasil reduplikasi

 

Mati

(Mati + R) + {-an}

       Mati-matian

Dari kalimat tersebut bentuk kata ulang mati-matian merupakan bentuk kata ulang yang bersufiks {-an}. Bentuk kata ulang mati-matian, bentuk dasarnya adalah mati. Bentuk dasar kata mati direduplikasikan terlebih dahulu, baru  ditambahkan sufiks -an pada kata ulangnya. Bentuk reduplikasi ini bersifat regresif.

 

3)       “Ketua Dewan Kota Zamaramaz Mengumumkan Dekrit Latihan Militer Besar-besaran hingga Enam Bulan ke Depan.” (hlm 162)

Bentuk Dasar

Proses Reduplikasi

(bersufiks -an)

Hasil reduplikasi

 

Besar

    (Besar + R) + {-an}

Besar-besaran

Dari kalimat tersebut bentuk kata ulang besar-besaran merupakan bentuk kata ulang yang bersufiks {-an}. Bentuk kata ulang besar-besaran, bentuk dasarnya adalah besar. Bentuk dasar kata besar direduplikasikan terlebih dahulu, baru kemudian ditambahkan sufiks -an pada kata ulangnya. Bentuk redupliaksi ini bersifat regresif.

 

4)      “Kami mengolok-olok Ali dan dia uring-uringan sepanjang perjalanan.” (hlm 228)

Bentuk Dasar

Proses Reduplikasi

(bersufiks -an)

Hasil reduplikasi

 

Uringan

(Uring + R) + {-an}

Uring-uringan

Dari kalimat tersebut bentuk kata ulang uring-uringan merupakan bentuk kata ulang yang bersufiks {-an}. Bentuk kata ulang uring-uringan, bentuk dasarnya adalah uring. Bentuk dasar kata besar direduplikasikan terlebih dahulu baru ditambahkan sufiks -an pada kata ulangnya. Bentuk redupliaksi ini bersifat regresif.

 

5)      “Dan menyaksikan kami bulan-bulanan menjadi sasaran serangan, akhirnya membuat Ali berubah.” (hlm 259)

Bentuk Dasar

Proses Reduplikasi

(bersufiks -an)

Hasil reduplikasi

 

Bulan

(Bulan + R) + {-an}

Bulan-bulanan

Dari kalimat tersebut bentuk kata ulang bulan-bulanan merupakan bentuk kata ulang yang bersufiks {-an}. Bentuk kata ulang bulan-bulanan, bentuk dasarnya adalah bulan. Bentuk dasar kata bulan direduplikasikan dengan menambahkan sufiks -an pada kata ulangnya. Bentuk redupliaksi ini bersifat regresif.

 

6)      “Dia sudah habis-habisan mengendalikan ILY.” (hlm 88)

Bentuk Dasar

Proses Reduplikasi

(bersufiks -an)

Hasil reduplikasi

 

Habis

(Habis + R) + {-an}

Habis-habisan

Dari kalimat tersebut bentuk kata ulang habis-habisan merupakan bentuk kata ulang yang bersufiks {-an}. Bentuk kata ulang habis-habisan, bentuk dasarnya adalah habis. Bentuk dasar kata habis direduplikasikan terlebih dahulu, baru kemudian ditambahkan sufiks -an pada kata ulangnya. Bentuk kata ulang ini bersifat regresif

 

7)      “Dia juga bisa menaklukan permainan tebak-tebakkan”. (hlm 321)

Bentuk Dasar

Proses Reduplikasi

(bersufiks -an)

Hasil reduplikasi

 

Tebak

    (Tebak + R) + {-an}

Tebak-tebakkan

Dari kalimat tersebut bentuk kata ulang tebak-tebakkan merupakan bentuk kata ulang yang bersufiks {-an}. Bentuk kata ulang tebak-tebakkan, bentuk dasarnya adalah tebak. Bentuk dasar kata tebak direduplikasikan terlebih dahulu, baru ditambahkan sufiks -an pada kata ulangnya. Bentuk redupliaksi ini bersifat regresif.

 

8)      “Semoga kali dia juga bisa melewati permainan lucu-lucuan.” (hlm 321)

Bentuk Dasar

Proses Reduplikasi

(bersufiks -an)

Hasil reduplikasi

 

Lucu

(Lucu + R) + {-an}

Lucu-lucuan

Dari kalimat tersebut bentuk kata ulang lucu-lucuan merupakan bentuk kata ulang yang bersufiks {-an}. Bentuk kata ulang lucu-lucuan, bentuk dasarnya adalah lucu. Bentuk dasar kata lucu direduplikasikan dengan terlebih dahulu, baru kemudian ditambahkan sufiks -an pada kata ulangnya. Bentuk redupliaksi ini bersifat regresif.

9)      Mudah-Mudahan kita menemukan catatan tentang lokasi pasak bumi.”

Bentuk Dasar

Proses Reduplikasi

(bersufiks -an)

Hasil reduplikasi

 

        Mudah      

(Mudah + R) + {-an}

Mudah-mudahan

Dari kalimat tersebut bentuk kata ulang mudah-mudahan merupakan bentuk kata ulang yang bersufiks -an. Bentuk kata ulang mudah-mudahan, bentuk dasarnya adalah mudah. Bentuk dasar kata mudah direduplikasikan terlebih dahulu, baru kemudian ditambahkan sufiks -an pada kata ulangnya. Bentuk redupliaksi ini bersifat regresif.

 

10)  “Dia memang sudah sakit-sakitan sejak lama.” (hlm 225)

Bentuk Dasar

Proses Reduplikasi

(bersufiks -an)

Hasil reduplikasi

 

Sakit

(sakit + R) + {-an}

Sakit-sakitan

Dari kalimat tersebut bentuk kata ulang sakit-sakitan merupakan bentuk kata ulang yang bersufiks {-an}. Bentuk kata ulang sakit-sakitan, bentuk dasarnya adalah sakit. Bentuk dasar kata sakit direduplikasikan terlebih dahulu, kemudian ditambahkan sufiks -an pada kata ulangnya. Bentuk redupliaksi ini bersifat regresif.

 

Bentuk akar yang ditambahkan dengan sufiks –an terlebih dahulu baru kemudian direduplikasikan.

 

11)  Ruangan-ruangan misteriusnya, bagaimana kami menemukannya?’ (hlm 25)

Bentuk Dasar

Proses Reduplikasi

(bersufiks -an)

Hasil reduplikasi

 

Ruangan

(Ruang + {-an}) + R

Ruangan-ruangan

Dari kalimat tersebut bentuk kata ulang ruangan-ruangan merupakan bentuk kata ulang yang bersufiks {-an}. Bentuk kata ulang ruangan-ruangan bentuk dasarnya adalah ruangan. Bentuk kata ulang ini merupakan bentuk perulangan secara utuh yang berafiks. Yang mula mula akar kata ruang ditambahkan dengan sufiks –an, baru kemudian direduplikasikan. Bentuk redupliaksi ini bersifat regresif.

 

12)  Tembakan-tembakan itu mengenai udara kosong, berdentum keras.” (hlm 63)

Bentuk Dasar

Proses Reduplikasi

(bersufiks -an)

Hasil reduplikasi

 

Tembakan

    (tembak + {-an}) + R

Tembakan-tembakan

Dari kalimat tersebut bentuk kata ulang tembakan-tembakan merupakan bentuk kata ulang yang bersufiks {-an}. Bentuk kata ulang tembakan-tembakan bentuk dasarnya adalah tembakan. Bentuk kata ulang ini merupakan bentuk perulangan secara utuh yang berafiks. mula mula akar kata tembak ditambahkan dengan sufiks –an, baru kemudian direduplikasikan.

 

13)  Kilatan-kilatan petir, butiran-butiran salju memenuhi mulut lorong.” (hlm 73)

Bentuk Dasar

Proses Reduplikasi

(bersufiks -an)

Hasil reduplikasi

 

Kilatan

(Kilat + {-an}) + R

Kilatan-kilatan

Dari kalimat tersebut bentuk kata ulang kilatan-kilatan merupakan bentuk kata ulang yang bersufiks {-an}. Bentuk kata ulang kilatan-kilatan bentuk dasarnya adalah kilatan. Bentuk kata ulang ini merupakan bentuk perulangan secara utuh yang berafiks. Yang mula mula akar kata kilat ditambahkan dengan sufiks –an, baru kemudian direduplikasikan.

 

14)  “Kilatan-kilatan petir, butiran-butiran salju memenuhi mulut lorong.” (hlm 73)

Bentuk Dasar

Proses Reduplikasi

(bersufiks -an)

Hasil reduplikasi

 

Butiran

(Butir + {-an}) + R

Butiran-butiran

Dari kalimat tersebut bentuk kata ulang butiran-butiran merupakan bentuk kata ulang yang bersufiks {-an}. Bentuk kata ulang butiran-butiran bentuk dasarnya adalah butiran- Bentuk kata ulang ini merupakan bentuk perulangan secara utuh yang berafiks. Yang mula mula akar kata ruang ditambahkan dengan sufiks –an, baru kemudian direduplikasikan.

15)  Lapisan-lapisan bumi secara sederhana dibagi menjadi tiga, Seli.”

Bentuk Dasar

Proses Reduplikasi

(bersufiks -an)

Hasil reduplikasi

 

Lapisan

(Lapis + {-an}) + R

Lapisan-lapisan

Dari kalimat tersebut bentuk kata ulang lapisan-lapisan merupakan bentuk kata ulang yang bersufiks an-. Bentuk kata ulang lapisan-lapisan bentuk dasarnya adalah lapisan. Bentuk akar kata lapis diberi sufiks –an terlebih dahulu baru kemudian direduplikasikan. Bentuk kata ulang ini merupakan bentuk perulangan secara utuh yang berafiks.

 

16)  Bangunan-bangunan dengan mesin berteknologi tinggi berdiri rapat satu sama lain.” (hlm 110)

Bentuk Dasar

Proses Reduplikasi

(bersufiks -an)

Hasil reduplikasi

 

Bangunan

(Bangun + {-an}) + R

Bangunan-bangunan

Dari kalimat tersebut bentuk kata ulang bangunan-bangunan merupakan bentuk kata ulang yang bersufiks {-an}. Bentuk kata ulang bangunan-bangunan bentuk dasarnya adalah bangunan. Bentuk kata ulang ini merupakan bentuk perulangan secara utuh yang berafiks. Yang mula mula akar kata bangun ditambahkan dengan sufiks –an, baru kemudian direduplikasikan.

 

17)  “Aliran magma terlihat di bawah sana, tetapi ditutupi gumpalan-gumpalan tanah tebal yang merah menyala. (hlm 185)

Bentuk Dasar

Proses Reduplikasi

(bersufiks -an)

Hasil reduplikasi

 

Gumpalan

(Gumpal + {-an} + R

Gumpalan-gumpalan

Dari kalimat tersebut bentuk kata ulang gumpalan-gumpalan merupakan bentuk kata ulang yang bersufiks {-an}. Bentuk kata ulang gumpalan-gumpalan bentuk dasarnya adalah gumpalan. Bentuk kata ulang ini merupakan bentuk perulangan secara utuh yang berafiks. Yang mula mula akar kata gumpal ditambahkan dengan sufiks –an, baru kemudian direduplikasikan.

 

18)  “Sisanya kosong hamparan pasir berwarna kecokelatan, dengan gundukan-gundukan besarnya.” (hlm 310)

Bentuk Dasar

Proses Reduplikasi

(bersufiks -an)

Hasil reduplikasi

 

Gundukan

(gunduk + {-an}) + R

Gundukan-gundukan

Dari kalimat tersebut bentuk kata ulang gundukan-gundukan merupakan bentuk kata ulang yang bersufiks an. Bentuk kata ulang gundukan-gundukan bentuk dasarnya adalah gundukan. Mula-mula bentuk akar gunduk ditambahkan dengan sufiks –an, baru kemudian direduplikasikan. Bentuk kata ulang ini merupakan bentuk perulangan secara utuh yang berafiks.

 

19)  “Tugas pencatat tumbuhan-tumbuhan?” (hlm 317)

Bentuk Dasar

Proses Reduplikasi

(bersufiks -an)

Hasil reduplikasi

 

Tumbuhan

(Tumbuhan {-an}) + R

Tumbuhan-tumbuhan

Dari kalimat tersebut bentuk kata ulang tumbuh-tumbuhan merupakan bentuk kata ulang yang bersufiks {-an}. Bentuk kata ulang tumbuh-tumbuhan, bentuk dasarnya adalah tumbuhan. Bentuk dasar kata tumbuh direduplikasikan dengan menambahkan sufiks -an pada kata ulangnya. Bentuk redupliaksi ini bersifat regresif.

 

Dari hasil proses reduplikasi atau pengulangan dasar berafiks, pada akar yang bersufiks {–an}. Maka terdapat Sembilan belas akar yang bersufiks -an dalam novel Bintang Karya Tere Liye.

 

e.       Akar berprefiks se-

1)      Sehati-hati mungkin” (hlm 109)

Bentuk Dasar

Proses Reduplikasi

(berprefiks se-)

Hasil reduplikasi

 

Sehati

({Se-} + hati) + R

Sehati-hati

Dari kalimat tersebut bentuk kata ulang sehati-hati merupakan bentuk kata ulang yang berprefiks se-. Bentuk kata ulang sehati-hati bentuk dasarnya adalah sehati. Mula-mula akar hati ditambahkan dengan prefiks se-, baru kemudian direduplikasikan sebagian bentuk akarnya. Bentuk kata ulang ini merupakan bentuk perulangan sebagian yang berafiks, dan bersifat progresif.

 

2)      Semau-mau dia kali ini gemetar menerima sarung tangan tersebut.” (hlm 227)

Bentuk Dasar

Proses Reduplikasi

(berprefiks se-)

Hasil reduplikasi

 

Semau

({Se-} + mau) + R

Semau-mau

Dari kalimat tersebut bentuk kata ulang semau-mau merupakan bentuk kata ulang yang berprefiks se-. Bentuk kata ulang semau-mau bentuk dasarnya adalah mau. Awalnya akar kata mau ditambahkan dengan prefiks se-, baru kemudian direduplikasikan sebagian bentuk akarnya. Bentuk kata ulang ini merupakan bentuk perulangan sebagian yang berafiks.

 

3)      “Warna dan bahannya menyerupai kulit tangan si pemakai, sehingga seolah-olah menghilang. (hlm 228)

Bentuk Dasar

    Proses Reduplikasi

(berprefiks se-)

Hasil reduplikasi

 

Seolah

({Se-} + olah) + R

Seolah-olah

Dari kalimat tersebut bentuk kata ulang seolah-olah merupakan bentuk kata ulang yang berprefiks se-. Bentuk kata ulang seolah-olah bentuk dasarnya adalah seolah. Mula-mula akar kata olah ditambahkan dengan prefiks se-, baru kemudian direduplikasikan

4)      “Ali suka sekali menjelaskan sesuatu sepotong-sepotong       

Bentuk Dasar

Proses Reduplikasi

        (berprefiks se-)

Hasil reduplikasi

 

Sepotong

({Se-} + potong) + R

Sepotong-sepotong

Dari kalimat tersebut bentuk kata ulang sepotong-sepotong merupakan bentuk kata ulang yang berprefiks se-. Bentuk kata ulang sepotong-sepotong bentuk dasarnya adalah potong. Mula-mula akar potong ditambahkan dengan prefiks se-, baru kemudian direduplikasikan. Bentuk kata ulang ini merupakan bentuk perulangan secara utuh yang berafiks,

      

5)      “Mereka merencanakan sesuatu-sesuatu yang lebih kejam.” (hlm 174)

Bentuk Dasar

Proses Reduplikasi

(berprefiks se-)

Hasil reduplikasi

 

Sesuatu

({Se-}+ suatu) + R

Sesuatu-sesuatu

Dari kalimat tersebut bentuk kata ulang sesuatu-sesuatu merupakan bentuk kata ulang yang berprefiks se-. Bentuk kata ulang sesuatu-sesuatu bentuk dasarnya adalah sesuatu. Mula-mula akar kata suatu ditambahkan dengan sufiks se-, baru kemudian direduplikasikan. Bentuk kata ulang ini merupakan bentuk perulangan secara utuh yang berafiks.

sebagian bentuk akarnya. Bentuk kata ulang ini merupakan bentuk perulangan sebagian yang berafiks, dan bersifat progresif.

Dari hasil proses reduplikasi atau pengulangan dasar berafiks, pada akar yang bersufiks se-. Maka terdapat lima akar yang berprefiks se- dalam novel Bintang Karya Tere Liye.

 

f.        Akar berprefiks ter-

1)      “Seli tertawa terpingkal-pingkal.” (hlm 183)

Bentuk Dasar

Proses Reduplikasi

(berprefiks {ter-})

  Hasil reduplikasi

Terpingkal

({Ter-}+ pingkal) + R

Terpingkal-pingkal

Dari kalimat tersebut bentuk kata ulang terpingkal-pingkal merupakan bentuk kata ulang yang berprefiks (ter-). Bentuk kata ulang terpingkal-pingkal bentuk dasarnya adalah terpingkal. Mula-mula akar kata pingkal diimbuhkan dengan prefiks ter-, kemudian direduplikasikan sebagian bentuk akarnya. Bentuk kata ulang ini merupakan bentuk perulangan sebagian yang berafiks, yang bersifat progresif.

 

2)      “Biar menjawab terpatah-patah sambil menyeka ingus.” (hlm 221)

Bentuk Dasar

Proses Reduplikasi

(berprefiks ter-)

Hasil reduplikasi

 

Terpatah

({Ter-} + patah) + R

Terpatah-patah

Dari kalimat tersebut bentuk kata ulang terpatah-patah merupakan bentuk kata ulang yang berprefiks ter-. Bentuk kata ulang terpatah-patah bentuk dasarnya adalah terpatah. Mula-mula akar kata patah diimbuhkan dengan prefiks ter-, kemudian direduplikasikan sebagian bentuk akarnya. Bentuk kata ulang ini merupakan bentuk perulangan sebagian yang berafiks, yang bersifat pregresif.

 

3)      “Orang-orang sudah tertawa terbahak-bahak.” (hlm 323)

Bentuk Dasar

Proses Reduplikasi

(berprefiks ter-)

Hasil reduplikasi

 

Terbahak

({Ter-} + bahak) + R

Terbahak-bahak

Dari kalimat tersebut bentuk kata ulang terbahak-bahak merupakan bentuk kata ulang yang berprefiks ter-. Bentuk kata ulang terbahak-bahak bentuk dasarnya adalah terbahak. Mula-mula akar kata bahak diimbuhkan dengan prefiks ter-, kemudian direduplikasikan sebagian bentuk akarnya. Bentuk kata ulang ini merupakan bentuk perulangan sebagian yang berafiks, yang bersifat pregresif.

 

4)      “Dia terbata-bata menjelasan.” (hlm 350)

Bentuk Dasar

Proses Reduplikasi

(berprefiks ter-)

Hasil reduplikasi

 

Terbata

({Ter-} + bata) + R

Terbata-bata

Dari kalimat tersebut bentuk kata ulang terbata-bata merupakan bentuk kata ulang yang berprefiks ter-. Bentuk kata ulang terbata-bata bentuk dasarnya adalah terbata. Mula-mula akar kata bata diimbuhkan dengan prefiks ter-, kemudian direduplikasikan sebagian bentuk akarnya. Bentuk kata ulang ini merupakan bentuk perulangan sebagian yang berafiks, yang bersifat progresif.

 

5)      “Pasukan Bintang menembaki kotak, membuatnya hancur tercerai-berai. (hlm 354)

Bentuk Dasar

Proses Reduplikasi

(berprefiks ter-)

Hasil reduplikasi

 

Tercerai

(Ter + cerai) + R

Tercerai-berai

Dari kalimat tersebut bentuk kata ulang tercerai-berai merupakan bentuk kata ulang yang berprefiks ter-. Bentuk kata ulang tercerai-berai bentuk dasarnya adalah tercerai. Bentuk kata ulang ini merupakan bentuk perulangan sebagian yang berubah bunyi dalam bentuk akar dasar berafiks.. Karena terdapat perubahan fonem pada bunyi konsonan [c] menjadi [b] pada kata ulangnya. 

 

6)      “Ali mengatakan kalimat itu dengan serius, tidak lagi tertawa-tawa.” (hlm 265)

Bentuk Dasar

    Proses Reduplikasi

       (berprefiks ter-)

Hasil reduplikasi

 

Tertawa

({Ter-} + tawa) + R

Tertawa-tawa

Dari kalimat tersebut bentuk kata ulang tertawa-tawa merupakan bentuk kata ulang yang berprefiks ter-. Bentuk kata ulang tertawa-tawa bentuk dasarnya adalah tertawa. Mula-mula akar kata tawa diimbuhkan dengan prefiks ter-, kemudian direduplikasikan sebagian bentuk akarnya. Bentuk kata ulang ini merupakan bentuk perulangan sebagian yang berafiks, yang bersifat progresif.

 

Dari hasil proses reduplikasi atau pengulangan dasar berafiks, pada akar yang bersufiks ter-. Maka terdapat enam akar yang berprefiks ter- dalam novel Bintang Karya Tere Liye.

 

g.      Akar berkonfiks se-nya

1)      “Berarti ikan paru-paru bisa hidup selama-lamanya, Pak?” (hlm 10)

Bentuk Dasar

Proses Reduplikasi

(berkonfiks se-nya)

Hasil reduplikasi

 

Selamanya

Selamanya + R

Selama-lamanya

Dari kalimat tersebut bentuk kata ulang selama-lamanya merupakan bentuk kata ulang yang berkonfiks {se-nya}. Bentuk kata ulang selama-lamanya dasarnya dari kata selamanya. Akar kata lama ditambahkan dengan prefiks se-, dan sufiks –nya, secara bersamaan. Mula-mula akar kata selama diimbuhkan dengan prefiks se-, kemudian direduplikasikan. Dari hasil reduplikasi, prefiks se- dihilangkan pada akar kata lama dan menambahkan sufiks –nya pada kata reduplikasinya.

 

2)      “Masing-masing kapsul kami menghadapi sekurang-kurangnya tiga puluh benda terbang.” (hlm 245)

Bentuk Dasar

Proses Reduplikasi

(berkonfiks se-nya)

Hasil reduplikasi

 

   Sekurangnya

Sekurangnya + R  

Sekurang-kurangnya

Dari kalimat tersebut bentuk kata ulang sekurang-kurangnya merupakan bentuk kata ulang yang berkonfiks se-nya. Bentuk kata ulang sekurang-kurangnya dasarnya dari kata sekurangnya. Akar kata kurang ditambahkan dengan prefiks se-, dan sufiks –nya, secara bersamaan. Mula-mula akar kata ragu diimbuhkan dengan prefiks se-kemudian direduplikasikan. Dari hasil reduplikasi, prefiks se- dihilangkan pada akar kata kurang dan menambahkan sufiks –nya pada kata reduplikasinya

.

Dari hasil proses reduplikasi atau pengulangan dasar berafiks, pada akar yang berkonfiks se-nya. Maka terdapat dua akar yang berkonfiks se-nya dalam novel Bintang Karya Tere Liye.

 

h.      Akar berkonfiks ke-an

1)      “Tidak ada keragu-raguan di mata Miss Selena.”

Bentuk Dasar

Proses Reduplikasi

(berkonfiks ke-an)

Hasil reduplikasi

 

Keraguan

Keraguan + R

Keragua-raguan

Dari kalimat tersebut bentuk kata ulang keragu-raguan merupakan bentuk kata ulang yang berkonfiks ke-an. Bentuk kata ulang keragu-raguan dasarnya dari kata keraguan. Akar kata ragu ditambahkan dengan prefiks ke-, dan sufiks –an, secara bersamaan. Mula-mula akar kata ragu diimbuhkan dengan prefiks ke-, kemudian direduplikasikan. Dari hasil reduplikasi, prefiks ke- dihilangkan pada akar kata ragu dan menambahkan sufiks –an pada kata reduplikasinya.

 

Dari hasil proses reduplikasi atau pengulangan dasar berafiks, pada akar yang berkonfiks ke-an. Maka terdapat satu akar yang berkonfiks ke-an dalam novel Bintang Karya Tere Liye.

 

 

4.2.2        Fungsi dan Makna Reduplikasi Morfologis.

4.2.2.1  Pengulangan Akar

Fungsi dan makna reduplikasi morfologi pada pengulangan akar dalam novel Bintang karya Tere Liye, adalah sebagai berikut.

a.      Pengulangan utuh

1)      “Entah kenapa nilai-nilai ulanganmu selalu saja buruk”.

Reduplikasi

Fungsi

Makna

Nilai-nilai

Nomina

Dasar nomina nilai yang berupa akar, apabila direduplikasikan akan memiliki makna gramatikal ‘banyak’ karena memiliki komponen makna (+ terhitung). Serta mengandung makna jamak.

Jadi kata ulang nilai-nilai memiliki makna gramatikal ‘banyak nilai.

 

2)      “Apa susahnya mengerjakan soal-soal ini ?”

Reduplikasi

Fungsi

Makna

Soal-soal

Nomina

Dasar nomina soal yang berupa akar, apabila direduplikasikan akan memiliki makna gramatikal ‘banyak’ karena memiliki komponen makna (+ terhitung).

Serta mengandung makna jamak.

Jadi kata ulang soal-soal memiliki makna gramatikal ‘banyak soal’

                       

3)      Guru-guru harus berdebat panjang tentang itu”

Reduplikasi

Fungsi

Makna

Guru-guru

Nomina

Dasar nomina guru yang berupa akar, apabila direduplikasikan akan memiliki makna gramatikal ‘banyak’ karena memiliki komponen makna (+ terhitung). Serta mengandung makna jamak.

Jadi kata ulang guru-guru memiliki makna gramatikal ‘banyak guru’

 

4)      “Teman-teman sekelas mulai tertawa melihat ekspresi kusut Aku”.

Reduplikasi

Fungsi

Makna

Teman-teman

Nomina

Dasar nomina teman yang berupa akar, apabila direduplikasikan akan memiliki makna gramatikal ‘banyak’ karena memiliki komponen makna (+ terhitung).

Serta mengandung makna jamak.

Jadi Kata ulang teman-teman memiliki makna gramatikal ‘banyak teman, atau kawan’.

 

5)       Anak-anak keluarkan buku catatan dan bolpoin kalian”.

Reduplikasi

Fungsi

Makna

Anak-anak

Nomina

Dasar nomina anak yang berupa akar, apabila direduplikasikan akan memiliki makna gramatikal ‘banyak’ karena memiliki komponen makna (+ terhitung).

Serta mengandung makna jamak.

Jadi kata ulang anak-anak memiliki makna gramatikal ‘banyak anak, atau (seruan kepada banyak anak/siswa.) Sesuai dalam konteks kalimat tersebut.

 

6)      “Ikan-ikan ini tinggal di ekosistem yang kadang kala tidak ramah bagi mereka”.

Reduplikasi

Fungsi

Makna

Ikan-ikan

Nomina

Dasar nomina ikan yang berupa akar, apabila direduplikasikan akan memiliki makna gramatikal ‘banyak’ karena memiliki komponen makna (+ terhitung).

Serta mengandung makna jamak.

Jadi kata ulang ikan-ikan memiliki makna gramatikal ‘banyak ikan.

 

7)      ketika sungai mengering, mereka tidak bisa ke mana-mana

Reduplikasi

Fungsi

Makna

Mana-mana

Pronimona

Dasar pronomina mana yang berupa akar, apabila direduplikasikan akan memiliki makna gramatikal ‘peganti kata tempat yang tidak tentu’ Serta

Jadi kata ulang ikan-ikan memiliki makna gramatikal ‘Ke segala tempat’

 

8)      “Tanah yang tadinya subur mulai kering, pecah-pecah

Reduplikasi

Fungsi

Makna

Pecah-pecah

Verba

Dasar verba pecah  yang berupa akar, apabila direduplikasikan akan memiliki makna gramatikal ‘kejadian berintensitas (keadaan tingkatanya)’.

Dan mengandung makna jamak.

Jadi kata ulang pecah-pecah memiliki makna gramatikal ‘keadaan tanah yang mulai pecah, atau terbelah’.

Sesuai dengan konteks kalimat tersebut.

 

9)      “Dengan sisa-sisa tenaga setelah tertidur bertahun lamanya”

Reduplikasi

Fungsi

Makna

Sisa-sisa

Nomina

Dasar nomina sisa-sisa yang berupa akar, apabila direduplikasikan akan memiliki makna gramatikal ‘banyak dengan satuan ukuran tertentu’. Karena memiliki komponen (ukuran) atau (+ takaran).

Serta mengandung makna jamak.

Jadi kata ulang  sisa-sisa memiliki makna gramatikal ‘banyak sisa’.

 

10)  “Mereka bisa hidup hingga ribuan tahun, praktis tidak mati-mati

Reduplikasi

Fungsi

Makna

Mati-mati

Verba

Dasar verba mati yang berupa akar, apabila direduplikasikan akan memiliki makna gramatikal ‘kejadian berintensitas’ karena dasar mati memiliki komponen makna (+ tindakan) dan (+ durasi).

Serta mengandung makna jamak.

Jadi kata ulang mati-mati memiliki makna gramatikal ‘keadaan tidak mati, hilang atau tidak punah’

 

11)  “Suara Pak Gun terdengar di depan, menjawab dengan sabar pertanyaan murid-murid

Reduplikasi

Fungsi

Makna

Murid-murid

Nomina

Dasar nomina murid yang berupa akar, apabila direduplikasikan akan memiliki makna gramatikal ‘banyak’ karena memiliki komponen makna (+ terhitung).

Serta mengandung makna jamak.

Jadi kata ulang murid-murid memiliki makna gramatikal ‘banyak murid’

 

12)  “Dari dulu aku begini-begini saja, kan? Sangat normal malah”

Reduplikasi

Fungsi

Makna

Begini-begini

Pronomina Demonstratifa

Dasar pronomina demonstratifa begini yang berupa akar, apabila direduplikasikan akan memiliki makna gramatikal ‘meskipun’ Serta mengandung makna tunggal.

Jadi kata ulang begini-begini memiliki makna gramatikal ‘meskipun begini’

 

13)  Omong-omong, kamu mau bergabung dengan kami?”

Reduplikasi

Fungsi

Makna

Omong-omong

Partikel Cakapan

Dasar nomina omong yang berupa akar, apabila direduplikasikan akan berfungsi menjadi partikel Cakapan, yang memiliki makna gramatikal ‘mengalihkan pembicaraan.

 

14)  “Dia selalu baru bisa bilang pada menit-menit terakhir”

Reduplikasi

Fungsi

Makna

Menit-menit

Nomina

Dasar nomina menit yang berupa akar, apabila direduplikasikan akan memiliki makna gramatikal ‘saat’ atau ‘waktu’. karena memiliki komponen makna (+ saat). Serta mengandung makna jamak.

Jadi kata ulang menit-menit memiliki makna gramatikal ‘saat menit terakhir’

 

15)  “Ali membuat kapsul perak yang bisa mendeteksi keberadaan lorong-lorong kuno.

Reduplikasi

Fungsi

Makna

Lorong-lorong

 

 

 

Nomina

 

 

 

 

 

Dasar nomina lorong yang berupa akar, apabila direduplikasikan akan memiliki makna gramatikal ‘banyak’ karena memiliki komponen makna (+ terhitung).

Serta mengandung makna jamak.

Jadi kata ulang lorong-lorong memiliki makna gramatikal ‘banyak lorong’

 

16)  “Kita sepertinya benar-benar meremehkan kemampuan Klan Bumi selama ini.”

Reduplikasi

Fungsi

Makna

Benar-benar

Adjektifa

Dasar adjektifa benar yang berupa akar, apabila direduplikasikan akan memiliki makna gramatikal ‘kesungguhan, keseriusan, atau penegasan’.

 

17)  Lebih-lebih Ali, dia bangkit dari kursi.”

Reduplikasi

Fungsi

Makna

Lebih-lebih

Adverbia Taraf

Dasar adverbia taraf lebih yang berupa akar, apabila direduplikasikan akan memiliki makna gramatikal ‘apalagi’

Serta mengandung makna penegasan.

 

18)  “Ada pembangunan jalan layang di rumahku dan Seli, membuat barisan panjang mobil-mobil.”

Reduplikasi

Fungsi

Makna

Mobil-mobil

Nomina

Dasar nomina mobil yang berupa akar, apabila direduplikasikan akan memiliki makna gramatikal ‘banyak’ karena memiliki komponen makna (+ terhitung).

Serta mengandung makna jamak.

Jadi kata ulang mobil-mobil memiliki makna gramatikal ‘banyak mobil’

 

19)  “Tidak ada siapa-siapa di angkot selain kami berdua.”

Reduplikasi

Fungsi

Makna

Siapa-siapa

Adverbia Tanya

Dasar adverbia tanya siapa yang berupa akar, apabila direduplikasikan akan memiliki makna gramatikal ‘siapa saja dari sejumlah orang’

 

20)  Benda-benda yang tidak ku kenali.”

Reduplikasi

Fungsi

Makna

Benda-benda

Nomina

Dasar nomina benda yang berupa akar, apabila direduplikasikan akan memiliki makna gramatikal ‘banyak’ karena memiliki komponen makna

(+ terhitung).

Serta mengandung makna jamak.

Jadi kata ulang benda-benda memiliki makna gramatikal ‘banyak benda’

 

21)  “Dia sengaja diam-diam berlatih keras agar siap menghadapi Pasukan Bintang dengan teknologinya.”

Reduplikasi

Fungsi

Makna

Diam-diam

Adverbia

Dasar verba diam yang berupa akar, apabila direduplikasikan akan menjadi adverbia, yang memiliki makna gramatikal ‘Tanpa memberi tahu orang lain’

 

22)  “Apakah Faar baik-baik saja?” seli bergumam.

Reduplikasi

Fungsi

Makna

Baik-baik

Adjektiva

Dasar adjektifa baik yang berupa akar, apabila direduplikasikan akan memiliki makna gramatikal ‘dalam keadaan’

Jadi kata ulang baik-baik memiliki makna gramatikal ‘dalam keadaan baik atau tidak kenapa-napa’.

 

23)  “Matanya tidak bisa menutupi hal itu, tapi aku tidak banyak bercerita sejak pulang, menyimpan semuanya rapat-rapat.”

Reduplikasi

Fungsi

Makna

Rapat-rapat

Adjektiva

Dasar adjektifa rapat yang berupa akar, apabila direduplikasikan akan memiliki makna gramatikal ‘dalam keadaan’

Jadi kata ulang rapat-rapat makna gramatikalnya adalah ‘dalam keadaan tidak memberitahukan siapapun, atau tersembunyi.

 

24)  “Siapa tahu nanti Ali bisa memberitahu presiden-presiden itu.”

Reduplikasi

Fungsi

Makna

Presiden-presiden

Nomina

Dasar nomina presiden yang berupa akar, apabila direduplikasikan akan memiliki makna gramatikal ‘banyak presiden’ karena memiliki komponen makna (+ terhitung). Serta mengandung makna jamak.

 

25)  “Terlepas dari ancaman bahaya dari Pasukan Bintang, bertemu hewan-hewan mengerikan disana.”

Reduplikasi

Fungsi

Makna

Hewan-hewan

Nomina

Dasar nomina hewan yang berupa akar, apabila direduplikasikan akan memiliki makna gramatikal ‘banyak hewan’ karena memiliki komponen makna (+ terhitung). Serta mengandung makna jamak.

 

26)  “Jangan ragu-ragu.”

Reduplikasi

Fungsi

Makna

Ragu-ragu

Adjektiva

Dasar adjektifa ragu yang berupa akar, apabila direduplikasikan akan memiliki makna gramatikal ‘banyak ragu’. Jadi makna gramatikalnya yaitu ‘jangan banyak ragu’

 

27)  “Aku menatap Mama lamat-lamat.”

Reduplikasi

Fungsi

Makna

Lamat-lamat

Adjektiva

Dasar adjektifa hewan yang berupa akar, apabila direduplikasikan akan memiliki makna gramatikal ‘intensitas’ karena bentuk dasar memiliki komponen makna (+ keadaan) dan (+ ukuran).

Jadi kata ulang lamat-lamat makna gramatikalnya yaitu ‘dalam keadaan tidak nyata terlihat’

 

28)  “Tidak ada apa-apa.”

Reduplikasi

Fungsi

Makna

Apa-apa

Adverbia Tanya

Dasar adverbial tanya apa yang berupa akar, apabila direduplikasikan akan memiliki makna gramatikal ‘sesuatu’ Jadi kata ulang apa-apa makna gramatikalnya yaitu ‘tidak ada sesuatu pun’. Sesuai dengan konteks kalimat.

 

29)  “Klan Bulan dengan rumah-rumah seperti balong.”

Reduplikasi

Fungsi

Makna

Rumah-rumah

Nomina

Dasar nomina rumah yang berupa akar, apabila direduplikasikan akan memiliki makna gramatikal ‘banyak rumah’ karena memiliki komponen makna

(+ terhitung).

Serta mengandung makna jamak.

 

30)  “Seperti balon di atas tiang-tiang tinggi.”

Reduplikasi

Fungsi

Makna

Tiang-tiang

Nomina

Dasar nomina tiang yang berupa akar, apabila direduplikasikan akan memiliki makna gramatikal ‘banyak tiang’ karena memiliki komponen makna (+ terhitung). Serta mengandung makna jamak.

 

31)  “Apakah warga dunia paralel ramah-ramah, Ra?”

Reduplikasi

Fungsi

Makna

Ramah-ramah

Adjektiva

Dasar nomina ramah yang berupa akar, apabila direduplikasikan akan memiliki makna gramatikal ‘banyak yang ramah’ karena memiliki komponen makna (+ terhitung).

Serta mengandung makna jamak.

 

32)  “Mungkin besok-besok Mama dan Papa bisa ikut ke sana.”

Reduplikasi

Fungsi

Makna

Besok-besok

Nomina

Dasar nomina besok yang berupa akar, apabila direduplikasikan akan memiliki makna gramatikal ‘saat’ atau ‘waktu’ karena memiliki komponen makna (+ saat). Jadi makna gramatikalnya yaitu ‘saat besok’

Serta mengandung makna jamak.

                                                                   

33)  “Kami memang menemukan warga ramah di sana, yang membantu perjalanan, tapi di dunia paralel selalu saja ada orang-orang jahat.”

Reduplikasi

Fungsi

Makna

Orang-orang

Nomina

Dasar nomina orang yang berupa akar, apabila direduplikasikan akan memiliki makna gramatikal ‘banyak orang’ karena memiliki komponen makna (+ terhitung). Serta mengandung makna jamak.

 

34)  “Mama meraih pundakku, memelukku erat-erat.”

Reduplikasi

Fungsi

Makna

Erat-erat

Adjektifa

Dasar nomina erat yang berupa akar, apabila direduplikasikan akan memiliki makna gramatikal ‘se (dasar) mungkin’ karena memiliki komponen makna (+ keadaan) dan (+ ukuran). Jadi makna gramatikalnya yaitu ‘seerat mungkin.

 

35)  “Kami tahu, hanya soal waktu kamu akan kembali bertualang ke tempat-tempat tersebut.”

Reduplikasi

Fungsi

Makna

Tempat-tempat

Nomina

Dasar nomina tempat yang berupa akar, apabila direduplikasikan akan memiliki makna gramatikal ‘banyak tempat’ karena memiliki komponen makna (+ terhitung). Serta mengandung makna jamak.

 

36)  “Setelah membantu membereskan meja makan, mencuci piring-piring, aku masuk ke kamar, melanjutkan membaca buku.”

Reduplikasi

Fungsi

Makna

Piring-piring

Nomina

Dasar nomina piring yang berupa akar, apabila direduplikasikan akan memiliki makna gramatikal ‘banyak piring’ karena memiliki komponen makna (+ terhitung). Serta mengandung makna jamak.

 

37)  “Siapa yang bertamu malam-malam, datang lewat jendela kamar di lantai dua pula?”

Reduplikasi

Fungsi

Makna

Malam-malam

Nomina

Dasar nomina malam yang berupa akar, apabila direduplikasikan akan memiliki makna gramatikal ‘saat’ atau ‘waktu’ karena memiliki komponen makna (+ saat). Serta mengandung makna jamak. Jadi kata ulang malam-malam makna gramatikalnya yaitu ‘waktu malam’

 

38)  “Kapsul perak terbang lima belas meter di atasnya, meliuk tidak terlihat, melewati gedung-gedung, menara BTS.

Reduplikasi

Fungsi

Makna

Gedung-gedung

Nomina

Dasar nomina gedung yang berupa akar, apabila direduplikasikan akan memiliki makna gramatikal ‘banyak gedung’ karena memiliki komponen makna (+ terhitung). Serta mengandung makna jamak.

Jadi kata ulang malam-malam makna gramatikalnya yaitu ‘waktu malam’

 

39)  Meja-meja yang tidak kukenali”

Reduplikasi

Fungsi

Makna

Meja-meja

Nomina

Dasar nomina meja yang berupa akar, apabila direduplikasikan akan memiliki makna gramatikal ‘banyak meja’ karena memiliki komponen makna (+ terhitung). Serta mengandung makna jamak.

Jadi kata ulang meja-meja makna gramatikalnya yaitu ‘banyak malam’

 

40)  “Mereka punya banyak kapal kontainer, berlayar melintasi samudra, membawa barang-barang.”

Reduplikasi

Fungsi

Makna

Barang-barang

Nomina

Dasar nomina gedung yang berupa akar, apabila direduplikasikan akan memiliki makna gramatikal ‘banyak barang’ karena memiliki komponen makna (+ terhitung). Serta mengandung makna jamak.

 

41)  “Dia mengetuk tabung itu dan mengetik huruf-huruf yang tidak kumengerti.”

Reduplikasi

Fungsi

Makna

Huruf-huruf

Nomina

Dasar nomina huruf yang berupa akar, apabila direduplikasikan akan memiliki makna gramatikal ‘banyak huruf’ karena memiliki komponen makna (+terhitung).

Serta mengandung makna jamak.

 

42)  “Aku sudah memikirkan hal-hal paling canggih.”

Reduplikasi

Fungsi

Makna

Hal-hal

Nomina

Dasar nomina hal yang berupa akar, apabila direduplikasikan akan memiliki makna gramatikal ‘banyak hal atau kejadian’ karena memiliki komponen makna (+ terhitung). Serta mengandung makna jamak.

 

43)  “Ada yang berupa hamparan padang rumput, gunung-gunung, laut luas, desa-desa permai, dan kota-kota maju.”

Reduplikasi

Fungsi

Makna

Gunung-gunung

Nomina

Dasar nomina gunung yang berupa akar, apabila direduplikasikan akan memiliki makna gramatikal ‘banyak gedung’ karena memiliki komponen makna (+terhitung).

Serta mengandung makna jamak.

 

44)  “Ada yang berupa hamparan padang rumput, gunung-gunung, laut luas, desa-desa permai, dan kota-kota maju.”

Reduplikasi

Fungsi

Makna

Desa-desa

Nomina

Dasar nomina desa yang berupa akar, apabila direduplikasikan akan memiliki makna gramatikal ‘banyak desa’ karena memiliki komponen makna (+ terhitung). Serta mengandung makna jamak.

 

45)  “Ada yang berupa hamparan padang rumput, gunung-gunung, laut luas, desa-desa permai, dan kota-kota maju.”

Reduplikasi

Fungsi

Makna

Kota-kota

Nomina

Dasar nomina kota yang berupa akar, apabila direduplikasikan akan memiliki makna gramatikal ‘banyak kota’ karena memiliki komponen makna (+ terhitung). Serta mengandung makna jamak.

 

46)  Garis-garis hijau mulai muncul, menghubungkan berbagai ruangan kubus.”

Reduplikasi

Fungsi

Makna

Garis-garis

Nomina

Dasar nomina garis yang berupa akar, apabila direduplikasikan akan memiliki makna gramatikal ‘banyak garis’ karena memiliki komponen makna (+ terhitung). Serta mengandung makna jamak.      

 

47)  “Menyebar ke seluruh arah, seperti benang-benang halus.”

Reduplikasi

Fungsi

Makna

Benang-benang

Nomina

Dasar nomina benang yang berupa akar, apabila direduplikasikan akan memiliki makna gramatikal ‘banyak benang’ karena memiliki komponen makna (+ terhitung).

 

48)  “Di layar proyeksi sekarang muncul titil-titik berwarna hitam.”

Reduplikasi

Fungsi

Makna

Titik-titik

Nomina

Dasar nomina titik yang berupa akar, apabila direduplikasikan akan memiliki makna gramatikal ‘banyak titik’ karena memiliki komponen makna (+ terhitung). Serta mengandung makna jamak.

 

49)  “Salah satu tugas Klan Bintang adalah menjaga pasak-pasak bumi.”

Reduplikasi

Fungsi

Makna

Pasak-pasak

Nomina

Dasar nomina pasak yang berupa akar, apabila direduplikasikan akan memiliki makna gramatikal ‘banyak pasak’ karena memiliki komponen makna (+ terhitung). Serta mengandung makna jamak.

 

50)  “Seli tiba-tiba bertanya.”

Reduplikasi

Fungsi

Makna

Tiba-tiba

Adverbia

Kala

Dasar verba tiba yang berupa akar, apabila direduplikasikan akan menjadi adverbia kala, yang menyatakan waktu ini. Memiliki makna gramatikal ‘langsung’ atau ‘mulai’

 

51)  Jarang-jarang Papa membahas soal dunia parallel.”

Reduplikasi

Fungsi

Makna

Jarang-jarang

Adjektifa

Dasar adjektifa jarang yang berupa akar, apabila direduplikasikan akan memiliki makna gramatikal ‘se (dasar) mungkin’ karena bentuk dasar memiliki komponen makna (+ keadaan dan ukuran). Jadi makna gramatikalnya yaitu ‘sejarang mungkin’.

                                                                           

52)  Kapan-kapan kita bisa berkunjung ke sana, tinggal satu dua minggu.”

Reduplikasi

Fungsi

Makna

Kapan-kapan

Nomina

Dasar pronomina kapan yang berupa akar, apabila direduplikasikan akan menjadi nomina, yang memiliki makna gramatikal ‘menyatakan waktu berkunjung’ karena memiliki komponen makna (+ saat).

 

53)  “Mama menjulurkan kotak plastik berisis kue-kue kering.”

Reduplikasi

Fungsi

Makna

Kue-kue

Nomina

Dasar nomina kue yang berupa akar, apabila direduplikasikan akan memiliki makna gramatikal ‘banyak kue’ karena memiliki komponen makna

(+ terhitung).

Serta mengandung makna jamak.

 

54)  Burung-burung terbang berkelompok.”

Reduplikasi

Fungsi

Makna

Burung-burung

Nomina

Dasar nomina burung yang berupa akar, apabila direduplikasikan akan memiliki makna gramatikal ‘banyak burung’ karena memiliki komponen makna (+terhitung).

Serta mengandung makna jamak.

 

55)  “Tidak ada tanda-tanda sebulan terakhir ada penghuninya.”

Reduplikasi

Fungsi

Makna

Tanda-tanda

Nomina

Dasar nomina tanda yang berupa akar, apabila direduplikasikan akan memiliki makna gramatikal ‘menyerupai atau seperti’ karena bentuk dasar memiliki komponen makna (+ bentuk tertentu) atau (+ sifat tertentu). Jadi bentuk ulang tanda-tanda makna gramatikalnya yaitu ‘seperti tanda’

Serta reduplikasi ini bersifat jamak.

 

56)  “Kami tidak punya kesempatan menghadapi armada tempur di langit-langit terbuka.”

Reduplikasi

Fungsi

Makna

Langit-langit

Nomina

Dasar nomina langit yang berupa akar, apabila direduplikasikan akan memiliki makna gramatikal ‘menyerupai atau seperti’ karena bentuk dasar memiliki komponen makna (+ bentuk tertentu) atau (+ sifat tertentu). Jadi bentuk ulang langit-langit makna gramatikalnya yaitu ‘menyerupai langit’

Serta reduplikasi ini bersifat jamak.

 

57)  “Dari balik rerumputan hijau, melesat keluar pesawat-pesawat kecil.”

Reduplikasi

Fungsi

Makna

Pesawat-pesawat

Nomina

Dasar nomina pesawat yang berupa akar, apabila direduplikasikan akan memiliki makna gramatikal ‘banyak pesawat’ karena bentuk dasar memiliki komponen makna (+ terhitung).

Jadi bentuk ulang pesawat-pesawat makna gramatikalnya yaitu ‘banyak pesawat’

Serta reduplikasi ini bersifat jamak.

 

58)  “Cahaya mematikan menyambar kapsul-kapsul kami.”

Reduplikasi

Fungsi

Makna

Kapsul-kapsul

Nomina

Dasar nomina kapsul yang berupa akar, apabila direduplikasikan akan memiliki makna gramatikal ‘banyak kapsul’ karena bentuk dasar memiliki komponen makna (+ terhitung).

Jadi bentuk ulang kapsul-kapsul makna gramatikalnya yaitu ‘banyak kapsul’

Serta reduplikasi ini bersifat jamak.

 

59)  “Ali menurunkan kapsul hingga kaki pegunungan, lincah meneliti celah-celah cadas, terus menghindari tembakan yang menghantam gunung.”

Reduplikasi

Fungsi

Makna

Celah-celah

Nomina

Dasar nomina celah yang berupa akar, apabila direduplikasikan akan memiliki makna gramatikal ‘banyak celah’ karena bentuk dasar memiliki komponen makna  (+ terhitung). Serta reduplikasi ini bermakna jamak.

 

60)  Cahaya-cahaya mematikan berdentum mengenai dinding-dinding lorong.”

Reduplikasi

Fungsi

Makna

Cahaya-cahaya

Nomina

Dasar nomina cahaya yang berupa akar, apabila direduplikasikan akan memiliki makna gramatikal ‘banyak cahaya’ karena bentuk dasar memiliki komponen makna  (+ terhitung). Serta reduplikasi ini bermakna jamak.

 

61)  “Cahaya-cahaya mematikan berdentum mengenai dinding-dinding lorong.”

Reduplikasi

Fungsi

Makna

Dinding-dinding

Nomina

Dasar nomina dinding yang berupa akar, apabila direduplikasikan akan memiliki makna gramatikal ‘banyak dinding’ karena bentuk dasar memiliki komponen makna  (+ terhitung). Serta reduplikasi ini bermakna jamak.

 

62)  “Tapi kita khwatirkan nanti-nanti saja, Seli.”

Reduplikasi

Fungsi

Makna

Nanti-nanti

Adverbia

kala

Dasar adverbial kala besar yang berupa akar, apabila direduplikasikan akan memiliki makna ‘waktu kemudia’

Serta reduplikasi ini bermakna jamak.

 

63)  “Di luar itu, ruangannya hanya bintik-bintik kecil seperti layar televise rusak.”

Reduplikasi

Fungsi

Makna

Bintik-bintik

Nomina

Dasar nomina bintik yang berupa akar, apabila direduplikasikan akan memiliki makna gramatikal ‘banyak bintik’ karena bentuk dasar memiliki komponen makna  (+ terhitung). Serta reduplikasi ini bermakna jamak.

 

64)  “Tapi lagi-lagi, aku salah menduga.”

Reduplikasi

Fungsi

Makna

Lagi-lagi

Adverbia frekuensi

Dasar adverbial frekuensi lagi yang berupa akar, apabila direduplikasikan akan memiliki makna gramatikal ‘kembali lagi’

 

65)  “Terinspirasi film-film.”

Reduplikasi

Fungsi

Makna

Film-film

Nomina

Dasar nomina film yang berupa akar, apabila direduplikasikan akan memiliki makna gramatikal ‘banyak film’ karena bentuk dasar memiliki komponen makna  (+ terhitung). Serta reduplikasi ini bermakna jamak.

 

66)  “Kamu mau kuputarkan lagu-lagu K-Pop, Seli?

Reduplikasi

Fungsi

Makna

Lalu-lagu

Nomina

Dasar nomina lagu yang berupa akar, apabila direduplikasikan akan memiliki makna gramatikal ‘banyak lagu’ karena bentuk dasar memiliki komponen makna  (+ terhitung). Serta reduplikasi ini bermakna jamak.

 

67)  Bola-bola pingpong itu terbang melewati tiga kapsul oval, melesat cepat.”

Reduplikasi

Fungsi

Makna

Bola-bola

Nomina

Dasar nomina bola yang berupa akar, apabila direduplikasikan akan memiliki makna gramatikal ‘banyak bola’ karena bentuk dasar memiliki komponen makna  (+ terhitung). Serta reduplikasi ini bermakna jamak.

                                                                                              

68)  Pohon-pohon konifer, runjung dan pinus memenuhi setiap jengkal permukaan”.

Reduplikasi

Fungsi

Makna

Pohon-pohon

Nomina

Dasar adjektifa pohon yang berupa akar, apabila direduplikasikan akan memiliki makna gramatikal ‘banyak pohon’ karena bentuk dasar memiliki komponen makna  (+ terhitung). Serta reduplikasi ini bermakna jamak.

 

69)  Salju-salju itu mencair cepat.”

Reduplikasi

Fungsi

Makna

Salju-salju

Nomina

Dasar nomina salju yang berupa akar, apabila direduplikasikan akan memiliki makna gramatikal ‘saat’ atau ‘waktu’ karena bentuk dasar memiliki komponen makna  (+ saat). Maka makna gramatikal dari reduplikasi salju-salju yaitu ‘saat salju itu’

Serta reduplikasi ini bermakna jamak.

 

70)  “Daratan ruangan seperti kanvas raksasa yang dilukis cepat, sungai-suangi mengalir.”

Reduplikasi

Fungsi

Makna

Sungai-sungai

Nomina

Dasar nomina sungai yang berupa akar, apabila direduplikasikan akan memiliki makna gramatikal ‘menyerupai atau ‘seperti’ karena bentuk dasar memiliki komponen makna  (+ bentuk tertentu). Jadi reduplikasi sungai-sungai memiliki makna gramatikal ‘menyerupai sungai’

Serta reduplikasi ini bermakna jamak.

 

71)   Bunga-bunga bermekaran di seluruh Kota Tishri.”

Reduplikasi

Fungsi

Makna

Bunga-bungan

Nomina

Dasar nomina bunga yang berupa akar, apabila direduplikasikan akan memiliki makna gramatikal ‘banyak bunga’ karena bentuk dasar memiliki komponen makna  (+ terhitung).

Serta reduplikasi ini bermakna jamak.

 

72)  “Jangan coba-coba melepaskan mereka.”

Reduplikasi

Fungsi

Makna

Coba-coba

Partikel

Dasar partikel coba yang berupa akar, apabila direduplikasikan akan memiliki makna gramatikal ‘penegasan’.

 

73)  “di lereng-lereng gunung.”

Reduplikasi

Fungsi

Makna

Lereng-lereng

Nomina

Dasar nomina lereng yang berupa akar, apabila direduplikasikan akan memiliki makna gramatikal ‘seperti lereng’ karena bentuk dasar memiliki komponen makna  (+ bentuk tertentu). Serta reduplikasi ini bermakna jamak.

 

74)  “Jangan malu-malu,”

Reduplikasi

Fungsi

Makna

Malu-malu

Adjektifa

Dasar adjektifa malu yang berupa akar, apabila direduplikasikan akan memiliki makna gramatikal ‘banyak yang (dasar)’ karena bentuk dasar memiliki komponen makna  (+ keadaan).

Jadi reduplikasi malu-malu memiliki makna gramatikal ‘banyak yang malu’ konteks makna kalimatnya menjadi  (jangan banyak yang malu)

 

75)  “Atau seperti pemusik yang menciptakan musik-musik indah.”

Reduplikasi

Fungsi

Makna

Musik-musik

Nomina

Dasar nomina musik yang berupa akar, apabila direduplikasikan akan memiliki makna gramatikal ‘banyak musik’ karena bentuk dasar memiliki komponen makna  (+ terhitung). Serta reduplikasi ini bermakna jamak.

                                                     

76)  “Aku bisa memahami kalimat-kalimat Miss Selena.”

Reduplikasi

Fungsi

Makna

Kalimat-kalimat

Nomina

Dasar nomina kalimat yang berupa akar, apabila direduplikasikan akan memiliki makna gramatikal ‘banyak kalimat’ karena bentuk dasar memiliki komponen makna  (+ terhitung). Serta reduplikasi ini bermakna jamak.

 

77)  “Dia berdiam diri, menatap pucuk-pucuk rerumputan.”

Reduplikasi

Fungsi

Makna

Pucuk-pucuk

Nomina

Dasar nomina pucuk yang berupa akar, apabila direduplikasikan akan memiliki makna gramatikal ‘banyak pucuk’ karena bentuk dasar memiliki komponen makna  (+ terhitung). Serta reduplikasi ini bermakna jamak.

 

78)  “Luas ruangan kubus di depan kami separuh luas Ruangan Padang Rumput, dengan sisi-sisi kubus seratus meter.”

Reduplikasi

Fungsi

Makna

Sisi-sisi

Nomina

Dasar adjektifa besar yang berupa akar, apabila direduplikasikan akan memiliki makna gramatikal ‘banyak dengan ukuran tertentu’ karena bentuk dasar memiliki komponen makna  (+ ukuran). Jadi reduplikasi sisi-sisi memiliki makna gramatikal ‘banyak dengan ukuran sisi tertentu’ Serta reduplikasi ini bermakna jamak.

 

79)  “dipisahkan lajur-lajur jalan besar, truk-truk, dan kontainer raksasa otomatis yang bergerak membawa sampah.”

Reduplikasi

Fungsi

Makna

Lajur-lajur

Nomina

Dasar nomina lajur yang berupa akar, apabila direduplikasikan akan memiliki makna gramatikal ‘banyak lajur’ karena bentuk dasar memiliki komponen makna  (+ terhitung). Serta reduplikasi ini bermakna jamak.

 

80)  “dipisahkan lajur-lajur jalan besar, truk-truk, dan kontainer raksasa otomatis yang bergerak membawa sampah.”

Reduplikasi

Fungsi

Makna

Truk-truk

Nomina

Dasar nomina truk yang berupa akar, apabila direduplikasikan akan memiliki makna gramatikal ‘banyak truk’ karena bentuk dasar memiliki komponen makna  (+terhitung). Serta reduplikasi ini bermakna jamak.

 

81)  Mesin-mesin ukuran besar sibuk mengolahya.”

Reduplikasi

Fungsi

Makna

Mesin-mesin

Nomina

Dasar nomina mesin yang berupa akar, apabila direduplikasikan akan memiliki makna gramatikal ‘banyak mesin’ karena bentuk dasar memiliki komponen makna  (+ terhitung).

Serta reduplikasi ini bermakna jamak.

 

82)  “Terakhir, berada di posisi paling dekat dengan dinding ruangan adalah unit yang mengelolah sampah-sampah berbahaya.”

Reduplikasi

Fungsi

Makna

Sampah-sampah

Nomina

Dasar nomina sampah yang berupa akar, apabila direduplikasikan akan memiliki makna gramatikal ‘banyak sampah’ karena bentuk dasar memiliki komponen makna  (+ terhitung). Serta reduplikasi ini bermakna jamak.

 

83)  “Belalaian besarnya seperti tangan dengan jari-jari.”

Reduplikasi

Fungsi

Makna

Jari-jari

Nomina

Dasar nomina jari yang berupa akar, apabila direduplikasikan akan memiliki makna gramatikal ‘menyerupai jari’ atau ‘seperti jari’ karena bentuk dasar memiliki komponen makna  (+ bentuk tertentu).  Serta reduplikasi ini bermakna jamak.

 

84)  “juga pipa-pipa yang mengalirkan cairan kimia berwarna hijau di sebelah kami.”

Reduplikasi

Fungsi

Makna

Pipa-pipa

Nomina

Dasar nomina pipa yang berupa akar, apabila direduplikasikan akan memiliki makna gramatikal ‘banyak pipa’ karena bentuk dasar memiliki komponen makna  (+ terhitung). Serta reduplikasi ini bermakna jamak.

                                                                

85)  Pisau-pisau pemotong mesin itu berdesing dengan kecepatan tinggi, membuat mata perih.”

Reduplikasi

Fungsi

Makna

Pisau-pisau

Nomina

Dasar nomina pisau yang berupa akar, apabila direduplikasikan akan memiliki makna gramatikal ‘banyak pisau’ karena bentuk dasar memiliki komponen makna  (+ terhitung). Serta reduplikasi ini bermakna jamak.

 

86)  “Ada kamar-kamar pengawas di atas sana, tempat pekerja mengawasi mesin.”

Reduplikasi

Fungsi

Makna

Kamar-kamar

Nomina

Dasar nomina kamar yang berupa akar, apabila direduplikasikan akan memiliki makna gramatikal ‘banyak kamar’ karena bentuk dasar memiliki komponen makna  (+ terhitung). Serta reduplikasi ini bermakna jamak.

 

87)  “Berteman dengan kontainer-kontainer, ekskavator raksasa, dan sampah.”

Reduplikasi

Fungsi

Makna

kontainer-kontainer

Nomina

Dasar nomina kontainer yang berupa akar, apabila direduplikasikan akan memiliki makna gramatikal ‘banyak kontainer’ karena bentuk dasar memiliki komponen makna  (+ terhitung). Serta reduplikasi ini bermakna jamak.

 

88)  “Di sini juga tidak ada pemimpin Pasukan Bintang yang setiap saat meneriaki kita atau perintah-perintah konyol lainnya.”

Reduplikasi

Fungsi

Makna

Perintah-perintah

Nomina

Dasar adjektifa nomina yang berupa akar, apabila direduplikasikan akan memiliki makna gramatikal ‘banyak perintah’ karena bentuk dasar memiliki komponen makna  (+ terhitung). Serta reduplikasi ini bermakna jamak.

 

89)  “Ruangan ini dijalankan oleh mesin dan robot-robot.”

Reduplikasi

Fungsi

Makna

Robot-robot

Nomina

Dasar nomina robot yang berupa akar, apabila direduplikasikan akan memiliki makna gramatikal ‘banyak robot’ karena bentuk dasar memiliki komponen makna  (+ terhitung)

Serta reduplikasi ini bermakna jamak.

 

90)  “Baar, ambilkan kursi-kursi.”

Reduplikasi

Fungsi

Makna

Kursi-kursi

Nomina

Dasar adjektifa kursi yang berupa akar, apabila direduplikasikan akan memiliki makna gramatikal ‘banyak kursi’ karena bentuk dasar memiliki komponen makna  (+ terhitung).

Serta reduplikasi ini bermakna jamak.

 

91)  masa-masa saat empat Klan masih dihuni para penyihir.”

Reduplikasi

Fungsi

                             Makna

Masa-masa

Nomina

Dasar nomina masa yang berupa akar, apabila direduplikasikan akan memiliki makna gramatikal ‘saat’ atau ‘waktu’ karena bentuk dasar memiliki komponen makna  (+ saat). Jadi reduplikasi masa-masa mempunyai makna gramatikal ‘waktu’ dan mengandung makna jamak

 

92)  “Teknologi Klan Bintang menyimpan ribuan Bahasa dari klan-klan lain.”

Reduplikasi

Fungsi

Makna

Klan-klan

Nomina

Dasar nomina klan yang berupa akar, apabila direduplikasikan akan memiliki makna gramatikal ‘banyak klan’ karena bentuk dasar memiliki komponen makna  (+ terhitung).

Serta reduplikasi ini bermakna jamak.

 

93)  “Atau jangan-jangan kamu sudah menduga sipir yang menahan kita dulu dipindahkan ke sini.”

Reduplikasi

Fungsi

Makna

Jangan-jangan

Adverbia larangan

Dasar adjektifa larangan jangan yang berupa akar, apabila direduplikasikan akan memiliki makna gramatikal ‘barangkali’.

 

94)  Lama-lama Aku sepertinya bisa terbiasa dengan lelucon Ali.”

Reduplikasi

Fungsi

Makna

Lama-lama

Adverbia Frekuensi

Dasar adjektifa lama yang berupa akar, apabila direduplikasikan akan membentuk fungsi adverbial frekuensi, yang memiliki makna gramatikal ‘makin lama makin’

 

95)  Kandang-kandang ini berupa bangunan bertingkat.”

Reduplikasi

Fungsi

Makna

Kandang-kandang

Nomina

Dasar nomina kandang yang berupa akar, apabila direduplikasikan akan memiliki makna gramatikal ‘banyak kandang’ karena bentuk dasar memiliki komponen makna  (+ terhitung). Serta reduplikasi ini bermakna jamak.

 

96)       “dengan setiap lantai terdiri atas sekat-sekat kecil yang berisi hewan  ternak.”

Reduplikasi

Fungsi

Makna

Sekat-sekat

Nomina

Dasar nomina sekat yang berupa akar, apabila direduplikasikan akan memiliki makna gramatikal ‘banyak sekat’ karena bentuk dasar memiliki komponen makna  (+ terhitung).

Serta reduplikasi ini bermakna jamak.

 

97)  “Kami melewati unit-unit peternakan.”

Reduplikasi

Fungsi

Makna

Unit-unit

Nomina

Dasar nomina unit yang berupa akar, apabila direduplikasikan akan memiliki makna gramatikal ‘banyak unit’ karena bentuk dasar memiliki komponen makna  (+ terhitung).

Serta reduplikasi ini bermakna jamak.

 

98)  jalan-jalan lenggang.”

Reduplikasi

Fungsi

Makna

Jalan-jalan

Nomina

Dasar nomina jalan yang berupa akar, apabila direduplikasikan akan memiliki makna gramatikal ‘banyak jalan’ karena bentuk dasar memiliki komponen makna  (+ terhitung). Dan Serta reduplikasi ini bermakna jamak.

 

99)  toko-toko, pusat perbelanjaan, dan restoran besar.”

Reduplikasi

Fungsi

Makna

Toko-toko

Nomina

Dasar nomina toko yang berupa akar, apabila direduplikasikan akan memiliki makna gramatikal ‘banyak toko’ karena bentuk dasar memiliki komponen makna  (+ terhitung).

Serta reduplikasi ini bermakna jamak.

 

100)               Papan-papan baliho di kota ini menggunakan proyeksi      transparan.”

Reduplikasi

Fungsi

Makna

Papan-papan

Nomina

Dasar nomina papan yang berupa akar, apabila direduplikasikan akan memiliki makna gramatikal ‘banyak papan’ karena bentuk dasar memiliki komponen makna  (+ terhitung).

Serta reduplikasi ini bermakna jamak.

 

101)               “Itu selebaran informasi kota, banyak tersedia di sudut-sudut jalan, untuk turis atau pengunjung.”

Reduplikasi

Fungsi

Makna

Sudut-sudut

Nomina

Dasar nomina besar yang berupa akar, apabila direduplikasikan akan memiliki makna gramatikal ‘banyak sudut’ karena bentuk dasar memiliki komponen makna  (+ terhitung).

Serta reduplikasi ini bermakna jamak.

 

102)               “Meja yang dia maksud ada di tengah-tengah restoran.”

Reduplikasi

Fungsi

Makna

Tengah-tengah

Nomina

Bagian tengah

 

103)               “Aku sedang mengunduh berita-berita sebulan terakhir, Ra.”

Reduplikasi

Fungsi

Makna

Berita-berita

Nomina

Dasar nomina berita yang berupa akar, apabila direduplikasikan akan memiliki makna gramatikal ‘banyak berita’ karena bentuk dasar memiliki komponen makna  (+ terhitung).

Serta reduplikasi ini bermakna jamak.

 

104)               “Kalian tadi menyuruhku cepat-cepat.

Reduplikasi

Fungsi

Makna

Cepat-cepat

Adverbia

Dasar adjektifa cepat yang berupa akar, apabila direduplikasikan akan menjadi pembentuk kata adverbia. Dan memiliki makna gramatikal ‘dengan cepat’ karena kata cepat menyatakan (durasi).

 

105)               “Bukan karena ukurannya yang besar-besar.”

Reduplikasi

Fungsi

Makna

Besar-besar

Adjektifa

Dasar adjektifa besar yang berupa akar, apabila direduplikasikan akan memiliki makna gramatikal ‘hanya yang (dasar)’ karena bentuk dasar memiliki komponen makna  (+ keadaan). Dan (+ ukuran). Jadi reduplikasi besar-besar memiliki makna gramatikal ‘hanya yang besar’

Serta reduplikasi ini bermakna jamak.

 

106)               “kami tidak menemukan apa pun kecuali kerucut-kerucut tanah.”

Reduplikasi

Fungsi

Makna

Kerucut-kerucut

Nomina

Dasar nomina kerucut yang berupa akar, apabila direduplikasikan akan memiliki makna gramatikal ‘seperti kerucut’ karena bentuk dasar memiliki komponen makna  (+ bentuk tertentu).

Serta reduplikasi ini bermakna jamak.

 

107)               “Tubuh mereka dipenuhi bulu-bulu panjang, berwarna merah          menyala.”

Reduplikasi

Fungsi

Makna

Bulu-bulu

Nomina

Dasar nomina bulu yang berupa akar, apabila direduplikasikan akan memiliki makna gramatikal ‘banyak bulu’ karena bentuk dasar memiliki komponen makna  (+ terhitung).

Serta reduplikasi ini bermakna jamak.

 

108)               “melihat dari dekat kaki-kaki mereka yang berbulu.”

Reduplikasi

Fungsi

Makna

Kaki-kaki

Nomina

Dasar nomina kaki yang berupa akar, apabila direduplikasikan akan memiliki makna gramatikal ‘banyak kaki’ karena bentuk dasar memiliki komponen makna  (+ terhitung).

Serta reduplikasi ini bermakna jamak.

 

109)               “Sekarang, aku bahkan tidak akan terkejut jika kamu masih menemukan teknik-teknik mengganggumkan lainnya, Ra.”

Reduplikasi

Fungsi

Makna

Teknik-teknik

Nomina

Dasar nomina teknik yang berupa akar, apabila direduplikasikan akan memiliki makna gramatikal ‘banyak teknik’ karena bentuk dasar memiliki komponen makna  (+ terhitung).

Serta reduplikasi ini bermakna jamak.

 

110)               “Teknik ini membuatku seperti bisa melihat jaringan tubuh hingga  ke sel-sel terkecilnya.”

Reduplikasi

Fungsi

Makna

Sel-sel

Nomina

Dasar nomina sel yang berupa akar, apabila direduplikasikan menjadi bentuk kata sel-sel, yang memiliki makna gramatikal ‘banyak sel’ karena bentuk dasar memiliki komponen makna  (+ terhitung).

Serta reduplikasi ini bermakna jamak.

 

111)               “Dekatkan kapsul ke lubang-lubang kecil yang dibuat laba-laba di  dinding barat.”

Reduplikasi

Fungsi

Makna

Lubang-lubang

Nomina

Dasar nomina lubang yang berupa akar, apabila direduplikasikan akan memiliki makna gramatikal ‘banyak lubang’ karena bentuk dasar memiliki komponen makna  (+ terhitung).

Serta reduplikasi ini bermakna jamak.

 

112)               “Pintalan benang sutra membungkus telur-telur mereka.”

Reduplikasi

Fungsi

Makna

Telur-telur

Nomina

Dasar nomina telur yang berupa akar, apabila direduplikasikan menjadi bentuk kata telur-telur, akan memiliki makna gramatikal ‘banyak telur’ karena bentuk dasar memiliki komponen makna  (+ terhitung).

Serta reduplikasi ini bermakna jamak.

 

113)               “kaca tertata rapi dalam rak-rak dengan hologram.”

Reduplikasi

Fungsi

Makna

Rak-rak

Nomina

Dasar nomina rak yang berupa akar, apabila direduplikasikan akan memiliki makna gramatikal ‘banyak rak’ karena bentuk dasar memiliki komponen makna  (+ terhitung).

Serta reduplikasi ini bermakna jamak.

 

114)               Kafe-kafe dipenuhi karyawan industri yang sedang sarapan.”

Reduplikasi

Fungsi

Makna

Kafe-kafe

Nomina

Dasar nomina kafe yang berupa akar, apabila direduplikasikan akan memiliki makna gramatikal ‘banyak kafe’ karena bentuk dasar memiliki komponen makna  (+ terhitung).

Serta reduplikasi ini bermakna jamak.

 

115)               “Pakaiannya juga berubah, menyerupai seragam remaja-remaja      tersebut.”

Reduplikasi

Fungsi

Makna

Remaja-remaja

Nomina

Dasar nomina remaja yang berupa akar, apabila direduplikasikan akan memiliki makna gramatikal ‘banyak remaja’ karena bentuk dasar memiliki komponen makna  (+ terhitung).

Serta reduplikasi ini bermakna jamak.

 

116)               Kamera-kamera terbang yang dibawah mereka memenuhi langit   langit kantin.”

Reduplikasi

Fungsi

Makna

Kamera-kamera

Nomina

Dasar nomina kamera yang berupa akar, apabila direduplikasikan akan memiliki makna gramatikal ‘banyak kamera’ karena bentuk dasar memiliki komponen makna  (+ terhitung).

Serta reduplikasi ini bermakna jamak.

 

117)               “Ali menjawab patah-patah.”

Reduplikasi

Fungsi

Makna

Patah-patah

Adjektifa

Dasar adjektifa patah yang berupa akar, apabila direduplikasikan akan memiliki makna gramatikal ‘meskipun (dasar)’ karena bentuk dasar memiliki komponen makna (+ keadaan), dan (+ sikap).

Jadi reduplikasi patah-patah makna gramatikalnya yaitu ‘meskipun patah’

Serta reduplikasi ini mengandung makna jamak.

 

118)               “Siapa yang menyiapkan kotak-kotak makanan ini, Ali?”

Reduplikasi

Fungsi

Makna

Kotak-kotak

Nomina

Dasar nomina kotak yang berupa akar, apabila direduplikasikan akan memiliki makna gramatikal ‘banyak kotak’ karena bentuk dasar memiliki komponen makna  (+ terhitung).

Serta reduplikasi ini bermakna jamak.

 

119)               “Sebuah kembang api meletus, membentuk formasi kapal dengan   layar-layar terkembang.”

Reduplikasi

Fungsi

Makna

Layar-layar

Nomina

Dasar nomina ombak yang berupa akar, apabila direduplikasikan akan memiliki makna gramatikal ‘banyak layar’ karena bentuk dasar memiliki komponen makna (+ terhitung),

Serta reduplikasi ini mengandung makna jamak.

 

120)               “Logam penyusunan robot itu berjatuhan di atas rawa-rawa.”

Reduplikasi

Fungsi

Makna

Rawa-rawa

Nomina

Dasar nomina rawa yang berupa akar, apabila direduplikasikan akan memiliki makna gramatikal ‘banyak rawa’ atau juga makna gramatikalnya bisa ‘menyerupai rawa‘. Yang memiliki komponen (+ terhitung) atau (+ bentuk tertentu),

Reduplikasinya mengandung bentuk makna jamak.

 

121)               “Kami berasa di ketinggian, ratusan meter, di cadas-cadas tinggi.”

Reduplikasi

Fungsi

Makna

Cadas-cadas

Nomina

Dasar nomina cadas yang berupa akar, apabila direduplikasikan akan memiliki makna gramatikal ‘seperti cadas’ karena bentuk dasar memiliki komponen makna (+ bentuk tertentu), atau (+ sifat tertentu).

Serta reduplikasi ini mengandung makna jamak.

 

122)               “memakai jaringan telepon lama, yang ada gagang dan kabel-kabel.”

Reduplikasi

Fungsi

Makna

Kabel-kabel

Nomina

Dasar nomina kabel yang berupa akar, apabila direduplikasikan akan memiliki makna gramatikal ‘banyak kabel’ karena bentuk dasar memiliki komponen makna (+ terhitung).

Serta reduplikasi ini bersifat jamak.

 

123)                “Faar menatap jauh ke depan, ke lautan, ke ombak-ombak yang      cadas.”

Reduplikasi

Fungsi

Makna

Ombak-ombak

Nomina

Dasar nomina ombak yang berupa akar, apabila direduplikasikan akan memiliki makna gramatikal ‘menyerupai ombak’ atau ‘seperti ombak’ karena bentuk dasar memiliki komponen makna (+ bentuk tertentu), atau (+ sifat tertentu).

Serta reduplikasi ini bersifat jamak.

 

b.      Pengulangan Sebagian

Berikut ini Fungsi dan makna reduplikasi morfologi pada pengulangan sebagian dalam novel Bintang karya Tere Liye, adalah sebagai berikut.

1)      Sesekali dia berseru tidak percaya.”

Reduplikasi

Fungsi

Makna

Sesekali

Adverbia Frekuensi

Dasar adverbial frekuensi sesekali yang berupa akar, apabila direduplikasikan akan memiliki makna gramatikal ‘sering’ atau ‘kadang’

Serta reduplikasi ini bersifat jamak.

 

c.       Pengulangan dengan Perubahan Bunyi

Berikut ini fungsi dan makna reduplikasi morfologi pada pengulangan bentuk dasar menjadi reduplikasi perubahan fonem atau bunyi dalam novel Bintang karya Tere Liye.

1)      “Dua kali lagi Mama bolak-balik mengambil air minum.”

Reduplikasi

Fungsi

Makna

Bolak-balik

Verba

Reduplikasi verba bolak-balik yang berupa akar, memiliki makna gramatikal ‘kejadian (tindakan) berulang kali’ karena bentuk bolak-balik memiliki komponen makna  (+ tindakan). Dan (+ durasi). Jadi reduplikasi bolak-balik memiliki makna gramatikal ‘berulang kali’ Serta reduplikasi ini bermakna jamak.

                                                                          

2)      “Permukaan yang awalnya hanya putih sejauh mata memandang berubah menjadi warna-warni indah.”

Reduplikasi

Fungsi

Makna

Warna-warni

Nomina

Reduplikasi nomina warna yang berupa akar, memiliki makna gramatikal ‘banyak dan bermacam-macam’ karena memiliki komponen makna  (+ berjenis). Jadi makna gramatikal dari reduplikasi warna-warni adalah ‘bermacam-macam warna’

Serta reduplikasi ini bermakna jamak.

 

3)      “Restoran ini salah satu restoran dengan pernak-pernik kayu dan rotan.”

Reduplikasi

Fungsi

Makna

Pernak-pernik

Nomina

Dasar nomina pernik yang berupa akar, memiliki makna gramatikal ‘banyak pernik’ karena memiliki komponen makna  (+ terhitung). Serta reduplikasi ini bermakna jamak.

 

4.2.2.2  Pengulangan Dasar Berafiks

Berikut ini fungsi dan makna reduplikasi morfologi pada pengulangan bentuk dasar berafiks dalam novel Bintang karya Tere Liye.

a.      Akar berprefiks ber-

1)      “Ali hanya menunduk bersungut-sungut.”

Reduplikasi

Fungsi

Makna

Bersungut-sungut

Verbal

Dasar  verbal  bersungut apabila direduplikasikan menjadi bersungut-sungut, akan memiliki makna gramatikal ‘begitu (dasar)’ karena dasar memiliki komponen makna  (+ tindakan) dan (+ durasi). Jadi makna gramatikal dari reduplikasi bersungut-sungut yaitu ‘begitu menggerutu/atau mengomel’

Serta reduplikasi ini bermakna jamak.

 

2)       Bertahun-tahun berlalu, rumah itu menjadi tua”

Reduplikasi

Fungsi

Makna

Bertahun-tahun

Numeralial

Dasar numeralial  bertahun apabila direduplikasikan menjadi bertahun-tahun, akan memiliki makna gramatikal ‘beberapa tahun lamanya’ Serta reduplikasi ini mengandung makna jamak.

 

3)      “Aku selalu tidak melihatmu bercakap-cakap langsung dengan tim basket, anak kelas dua belas,”

Reduplikasi

Fungsi

Makna

Bercakap-cakap

Verbal

Dasar  verbal  bercakap apabila direduplikasikan menjadi bercakap-cakap, akan memiliki makna gramatikal ‘berbicara’ karena dasar memiliki komponen makna  (+ tindakan) dan (- durasi).

4)      “peserta pertemuan tetap berseru-seru.”

Reduplikasi

Fungsi

Makna

Berseru-seru

Verbal

Dasar  verbal  berseru apabila direduplikasikan menjadi berseru-seru, akan memiliki makna gramatikal ‘berseru berulang kali’ karena dasar memiliki komponen makna  (+ tindakan) dan (- durasi). Dan mengandung makna jamak

5)      “Orangtua kalian akan bertanya-tanya jika kalian tidak kembali tepat waktu.”

Reduplikasi

Fungsi

Makna

Bertanya-tanya

Verbal

Dasar  verbal  bertanya apabila direduplikasikan menjadi bertanya-tanya akan memiliki makna gramatikal  berulang kali tanya’ karena dasar memiliki komponen makna  (+ tindakan) dan (- durasi). Dan mengandung makna jamak

6)      “sopir angkot yang sejak tadi berteriak-teriak ke calon penumpang yang berdiri di trotoar.”

Reduplikasi

Fungsi

Makna

Berteriak-teriak

Verbal

Dasar  verbal  berteriak apabila direduplikasikan menjadi berteriak-teriak akan memiliki makna gramatikal  berulang kali memanggil’ karena dasar memiliki komponen makna  (+ tindakan) dan (- durasi). Dan mengandung makna jamak

7)      “dengan warna bulu putih berbintik-bintik hitam, aku panggil si putih.”

Reduplikasi

Fungsi

Makna

Berbintik-bintik

Verbal

Dasar  verbal  berbintik apabila direduplikasikan menjadi berbintik-bintik akan memiliki makna gramatikal  hal menyerupai bintik’ karena dasar memiliki komponen makna  (+ tindakan) dan (+ durasi). Dan mengandung makna jamak

8)      “Berjanjilah kamu akan selalu berhati-hati.”

Reduplikasi

Fungsi

Makna

Berhati-hati

Verbal

Dasar  verbal  berhati apabila direduplikasikan menjadi berhati-hati akan memiliki makna gramatikal  berulang kali dalam kehati-hatian’ karena dasar memiliki komponen makna  (+ tindakan) dan (- durasi). Dan mengandung makna jamak

9)      “Kami berbincang-bincang santai tentang makanan di klan lain.”

Reduplikasi

Fungsi

Makna

Berbincang-bincang

Verbal

Dasar  verbal  berbincang apabila direduplikasikan menjadi berbincang-bincang akan memiliki makna gramatikal  berulang kali bicara’ karena dasar memiliki komponen makna  (+ tindakan) dan (- durasi). Dan mengandung makna jamak

10)  “Aku sudah memikirkan hal-hal paling canggih berminggu-minggu, teknologi keamanan yang paling hebat.”

Reduplikasi

Fungsi

Makna

Berminggu-minggu

Numeralial

Dasar  numeralial   berminggu apabila direduplikasikan menjadi berminggu-minggu akan memiliki makna gramatikal  beberapa minggu’ dan reduplikasi ini mengandung makna jamak

11)  “Matanya berkaca-kaca.”

Reduplikasi

Fungsi

Makna

Berkaca-kaca

Verbal

Dasar  verbal  berkaca apabila direduplikasikan menjadi berkaca-kaca akan memiliki makna gramatikal  begitu berlinang’ karena dasar memiliki komponen makna  (+ tindakan) dan (+ saat).

12)  “Ali, Seli, Raib, kalian bersiap-siap!”

Reduplikasi

Fungsi

Makna

Bersiap-siap

Verbal

Dasar  verbal  bersiap apabila direduplikasikan menjadi bersiap-siap akan memiliki makna gramatikal  mengatur segala sesuatu dengan begitu siap’

Serta reduplikasi ini mengandung makna jamak

13)  “Pakaian mama kusut karena berjam-jam mengatasi mesin cuci tadi.”

Reduplikasi

Fungsi

Makna

Berjam-jam

Numeralial

Dasar  numeralial berjam apabila direduplikasikan menjadi berjam-jam akan memiliki makna gramatikal  berulang kali waktu atau beberapa jam’  karena dasar memiliki komponen makna  (+ tindakan) dan (- durasi). Dan mengandung makna jamak

14)  Berkali-kali gagal, Miss Selena memutuskan menunggu, siapa tahu badai salju segera berhenti.”

Reduplikasi

Fungsi

Makna

Berkali-kali

Adverbial

Dasar adverbial yang berupa bentuk berprefiks ber-, dalam bentuk dasar berkali apabila direduplikasikan menjadi berkali-kali akan memiliki makna gramatikal  ‘berulang kali.

15)  “Dinding lorong terlihat berpendar-pendar ditimpa lampu kapsul.”

Reduplikasi

Fungsi

Makna

Berpendar-pendar

Verbal

Dasar verbal yang berupa bentuk berprefiks ber-, dalam bentuk dasar berpendar apabila direduplikasikan menjadi berpendar-pendar akan memiliki makna gramatikal  ‘begitu berkelip hal ini dikarenakan dasar memiliki komponen makna (+ saat).

16)   “Mereka kaget dengan desing tiga kapsul, berkaok-kaok.”

Reduplikasi

Fungsi

Makna

Berkaok-kaok

Verbal

Dasar verbal yang berupa bentuk berprefiks ber-, dalam bentuk dasar berkaok apabila direduplikasikan menjadi berkaok-kaok akan memiliki makna gramatikal  ‘begitu berkaok hal ini dikarena dasar memiliki komponen makna (+ tindakan).

17)  “Ali menatapku, berjaga-jaga.”

Reduplikasi

Fungsi

Makna

Berjaga-jaga

Verbal

Dasar verbal yang berupa bentuk berprefiks ber-, dalam bentuk dasar berjaga apabila direduplikasikan menjadi berjaga-jaga akan memiliki makna gramatikal  ‘begitu mengawasi hal ini dikarena dasar memiliki komponen makna (+ saat).

18)  “Ekskavator mulai menumpahkan berton-ton pakan ternak dari pipa besar.”

Reduplikasi

Fungsi

Makna

Berton-ton

Nominal

Dasar nominal yang berupa bentuk berprefiks ber-, dalam bentuk dasar berton apabila direduplikasikan menjadi berton-ton akan memiliki makna gramatikal  ‘banyak ton Karena dasar memiliki komponen makna (+ tindakan). Dan mengandung bentuk jamak.

19)  “Aku dan Seli mendongkak, menatap bangunan-bangunan tinggi berwarna warni.”

Reduplikasi

Fungsi

Makna

Berwarna-warni

Verbal

Dasar verbal yang berupa bentuk berprefiks ber-, dalam bentuk dasar berwana apabila direduplikasikan menjadi berwarna-warni akan memiliki makna gramatikal  ‘begitu beranekah warna. Hal ini dikarenakan dasar memiliki komponen makna (+ tindakan)

20)  “Mereka beramai-ramai menembakkan benang ke udara.”

Reduplikasi

Fungsi

Makna

Beramai-ramai

Verbal

Dasar verbal yang berupa bentuk berprefiks ber-, dalam bentuk dasar beramai apabila direduplikasikan menjadi berama-ramai akan memiliki makna gramatikal  ‘begitu ramai (menembakkan). Hal ini dikarenakan dasar memiliki komponen makna (+ tindakan). Dan bentuk ini mengandung makna jamak

21)  “lantas bersama-sama, mereka mengayunkan kapsul kami ke stalagmite.”

Reduplikasi

Fungsi

Makna

Bersama-sama

Verbal

Dasar verbal yang berupa bentuk berprefiks ber-, dalam bentuk dasar bersama apabila direduplikasikan menjadi bersama-sama akan memiliki makna gramatikal  ‘begitu bersama. Hal ini dikarenakan dasar memiliki komponen makna (+ tindakan). Dan bentuk reduplikasi ini mengandung makna jamak

22)  “Jari laba-laba yang membeku membungkus kapsul hancur berkeping-keping.”

Reduplikasi

Fungsi

Makna

Berkeping-keping

Verbal

Dasar verbal yang berupa bentuk berprefiks ber-, dalam bentuk dasar berkeping apabila direduplikasikan menjadi berkeping-keping akan memiliki makna gramatikal  ‘begitu pecah. Hal ini dikarenakan dasar memiliki komponen makna (+ tindakan). Dan bentuk reduplikkasi ini mengandung makna jamak.

23)  “Selesai berfoto-foto bersama robot Z.”

Reduplikasi

Fungsi

Makna

Berfoto-foto

Verbal

Dasar verbal yang berupa bentuk berprefiks ber-, dalam bentuk dasar berfoto apabila direduplikasikan menjadi berfoto-foto akan memiliki makna gramatikal  ‘selesai berulang kali foto. Hal ini dikarenakan dasar memiliki komponen makna (+ tindakan)

24)  “Kurang tidur atau malah sama sekali tidak tidur berhari-hari.”

Reduplikasi

Fungsi

Makna

Berhari-hari

Numeralial

Dasar verbal yang berupa bentuk berprefiks ber-, dalam bentuk dasar berhari apabila direduplikasikan menjadi berhari-hari akan memiliki makna gramatikal  ‘tidak tidur (beberapa hari). Hal ini dikarenakan dasar memiliki komponen makna (+ tindakan).

25)  Berputar-putar seperti mencari sepatu.”

Reduplikasi

Fungsi

Makna

Berputar-putar

Verbal

Dasar verbal yang berupa bentuk berprefiks ber-, dalam bentuk dasar berputar apabila direduplikasikan menjadi berputar-putar akan memiliki makna gramatikal  ‘berulang kali berputar. Hal ini dikarenakan dasar memiliki komponen makna (+ tindakan)

25)  “Tapi Ali tetap bersungguh-sungguh fokus mengendalikan dua bola pingpong.

Reduplikasi

Fungsi

Makna

Bersungguh-sungguh

Verbal

Dasar verbal yang berupa bentuk berprefiks ber-, dalam bentuk dasar bersungguh apabila direduplikasikan menjadi bersungguh-sungguh akan memiliki makna gramatikal  ‘begitu sungguh. Hal ini dikarenakan dasar memiliki komponen makna (+ tindakan)

26)  “Miss Selena mengambil keputusan, sambil melepas sambaran petir bertubi-tubi.”

Reduplikasi

Fungsi

Makna

Bertubi-bubi

Adverbial

Dasar verbal yang berupa bentuk berprefiks ber-, dalam bentuk dasar bertubi apabila direduplikasikan menjadi bertubi-tubi akan memiliki makna gramatikal  ‘melepas sambaran petir berulang kali dengan hebat’.

27)  Berbulan-bulan Pasukan Bintang Kota Zaramaraz tidak berhasil menemukan ruangan ini.”

Reduplikasi

Fungsi

Makna

Berbulan-bulan

Nominal

Dasar verbal yang berupa bentuk berprefiks ber-, dalam bentuk dasar berbulan apabila direduplikasikan menjadi berbulan-bulan akan memiliki makna gramatikal  ‘berulang kali hingga sebulan lamanya. Hal ini dikarenakan dasar memiliki komponen makna (+ tindakan). Dan reduplikasi ini mengandung makna jamak

28)  “Kalian terus bergerak berpindah-pindah.”

Reduplikasi

Fungsi

Makna

Berpindah-pindah

Verbal

Dasar verbal yang berupa bentuk berprefiks ber-, dalam bentuk dasar berpindah apabila direduplikasikan menjadi berpindah-pindah akan memiliki makna gramatikal  ‘berulang kali pindah. Hal ini dikarenakan dasar memiliki komponen makna (+ tindakan)

29)  “sesekali mereka bersorak-sorai.”

Reduplikasi

Fungsi

Makna

Bersorak-sorai

Verbal

Dasar verbal yang berupa bentuk berprefiks ber-, dalam bentuk dasar bersorak apabila direduplikasikan menjadi bersorak-sorai akan memiliki makna gramatikal  ‘bersorak beramai-ramai. Hal ini dikarenakan dasar memiliki komponen makna (+ tindakan). Dan mengandung makna jamak

30)  “Dan mereka suka berlama-lama sarapan.”

Reduplikasi

Fungsi

Makna

Berlama-lama

Adjektival

Dasar adjektival yang berupa bentuk berprefiks ber-, dalam bentuk dasar berlama apabila direduplikasikan menjadi berlama-lama akan memiliki makna gramatikal  ‘lama dalam sarapan. Hal ini dikarenakan dasar memiliki komponen makna (+ keadaan).

 

b.        Akar berprefiks me-

1)      “Kapten tim basket menepuk-nepuk bahu Ali.”

Reduplikasi

Fungsi

Makna

Menepuk-nepuk

Verbal

Dasar verbal yang berupa bentuk berprefiks me-, dalam bentuk dasar menepuk apabila direduplikasikan menjadi menepuk-nepuk akan memiliki makna gramatikal  ‘berulang kali menepuk. Hal ini dikarenakan dasar memiliki komponen makna (+ tindakan) dan (+ durasi). serta mengandung makna jamak

2)      “Ali menggaruk-garuk kepalanya.”

Reduplikasi

Fungsi

Makna

Menggaruk-garuk

Verbal

Dasar verbal yang berupa bentuk berprefiks me-, dalam bentuk dasar menggaruk apabila direduplikasikan menjadi menggaruk-garuk akan memiliki makna gramatikal  ‘menggaruk berulang-ulang kali. Hal ini dikarenakan dasar memiliki komponen makna (+ tindakan) (+ durasi). Serta mengandung makna jamak

3)      Mengejar-ngejar lagi gumpalan benang wol yang kuberikan.”

Reduplikasi

Fungsi

Makna

Mengejar-ngejar

Verbal

Dasar verbal yang berupa bentuk berprefiks me-, dalam bentuk dasar mengejar apabila direduplikasikan menjadi mengejar-ngejar akan memiliki makna gramatikal  ‘berulang kali mengejar. Hal ini dikarenakan dasar memiliki komponen makna (+ tindakan) dan (+ durasi). serta mengandung makna jamak

4)      “Mama mengangguk-angguk seolah menurut.”

Reduplikasi

Fungsi

Makna

Mengangguk-angguk

Verbal

Dasar verbal yang berupa bentuk berprefiks me-, dalam bentuk dasar menggaruk apabila direduplikasikan menjadi menggaruk-garuk akan memiliki makna gramatikal  ‘berulang kali menggaruk. Hal ini dikarenakan dasar memiliki komponen makna (+ tindakan) dan (+ durasi). serta mengandung makna jamak

 

5)      “Tabiat Ali yang suka menyuruh-nyuruh tidak pernah hilang.”

Reduplikasi

Fungsi

Makna

Menyuruh-nyuruh

Verbal

Dasar verbal yang berupa bentuk berprefiks me-, dalam bentuk dasar menyuruh apabila direduplikasikan menjadi menyuruh-nyuruh akan memiliki makna gramatikal  ‘berulang kali menyuruh. Hal ini dikarenakan dasar memiliki komponen makna (+ tindakan) dan (+ durasi). serta mengandung makna jamak

6)      “ILY meliuk-liuk terus berusaha maju.”

Reduplikasi

Fungsi

Makna

Meliuk-liuk

Verbal

Dasar verbal yang berupa bentuk berprefiks me-, dalam bentuk dasar meliuk apabila direduplikasikan menjadi meliuk-liuk akan memiliki makna gramatikal  ‘berulang kali meliuk. Hal ini dikarenakan dasar memiliki komponen makna (+ tindakan) dan (+ durasi) serta mengandung makna jamak

7)      “Ali sudah mengguncang-guncang bahuku.”

Reduplikasi

Fungsi

Makna

Mengguncang-guncang

Verbal

Dasar verbal yang berupa bentuk berprefiks me-, dalam bentuk dasar mengguncang apabila direduplikasikan menjadi mengguncang-guncang akan memiliki makna gramatikal  ‘berulang kali mengguncang. Hal ini dikarenakan dasar memiliki komponen makna (+ tindakan) dan (+ durasi). Serta mengandung makna jamak

8)      “Miss Selena menimbang-nimbang alternatif yang ada.”

Reduplikasi

Fungsi

Makna

Menimbang-nimbang

Verbal

Dasar verbal yang berupa bentuk berprefiks me-, dalam bentuk dasar menimbang apabila direduplikasikan menjadi menimbang-nimbang akan memiliki makna gramatikal  ‘berulang kali memikirkan dengan matang. Hal ini dikarenakan dasar memiliki komponen makna (+ tindakan) dan (+ durasi). Serta mengandung makna jamak

9)      “Mataku mengerjap-ngerjap karena silau.”

Reduplikasi

Fungsi

Makna

Mengerjap-ngerjap

Verbal

Dasar verbal yang berupa bentuk berprefiks me-, dalam bentuk dasar mengerjap apabila direduplikasikan menjadi mengerjap-ngerjap akan memiliki makna gramatikal  ‘berulang kali mengerjap. Hal ini dikarenakan dasar memiliki komponen makna (+ tindakan) dan (+ durasi). Dan mengandung makna jamak

10)  “Beberapa pengawas Ruangan Padang Sampah memukul-mukul meja karena menawan tawa.”

Reduplikasi

Fungsi

Makna

Memukul-mukul

Verbal

Dasar verbal yang berupa bentuk berprefiks me-, dalam bentuk dasar memukul apabila direduplikasikan menjadi memukul-mukul akan memiliki makna gramatikal ‘memukul berulang kali. Hal ini dikarenakan dasar memiliki komponen makna (+ tindakan) dan (+ durasi). Serta mengandung makna jamak

11)  “Tidak setiap saat kita bisa melihat-lihat kota Klan Bintang, bukan?”

Reduplikasi

Fungsi

Makna

Melihat-lihat

Verbal

Dasar verbal yang berupa bentuk berprefiks me-, dalam bentuk dasar melihat apabila direduplikasikan menjadi melihat-lihat akan memiliki makna gramatikal  ‘melihat berulang kali. Hal ini dikarenakan dasar memiliki komponen makna (+ tindakan) dan (+ durasi). Serta mengandung makna jamak

 

12)  “Dia mengetuk-ngetuk, memunculkan menu proyeksi.”

Reduplikasi

Fungsi

Makna

Mengetuk-ngetuk

Pronominal

Dasar pronominal yang berupa bentuk berprefiks me-, dalam bentuk dasar mengetuk apabila direduplikasikan menjadi mengetuk-ngetuk akan memiliki makna gramatikal  ‘berulang kali mengetuk. Hal ini dikarenakan dasar memiliki komponen makna (+ tindakan) dan (+ durasi). Serta mengandung makna jamak

13)  “percakapan Klan Bintang tidak ada yang menyebut-nyebut soal itu.”

Reduplikasi

Fungsi

Makna

Menyebut-nyebut

Verbal

Dasar verbal yang berupa bentuk berprefiks me-, dalam bentuk dasar menyebut apabila direduplikasikan menjadi menyebut-nyebut akan memiliki makna gramatikal  ‘berulang kali menyebut. Hal ini dikarenakan dasar memiliki komponen makna (+ tindakan) dan (+ durasi). Serta mengandung makna jamak

14)  “Ribuan laba-laba yang menontong kami direbus mendesis-desis riang.”

Reduplikasi

Fungsi

Makna

Mendesis-desis

Verbal

Dasar verbal yang berupa bentuk berprefiks me-, dalam bentuk dasar mendesis apabila direduplikasikan menjadi mendesis-desis akan memiliki makna gramatikal  ‘berulang kali mendesisi. Hal ini dikarenakan dasar memiliki komponen makna (+ tindakan) dan (+ durasi). Serta mengandung makna jamak

15)  “Kami mengolok-olok Ali.”

Reduplikasi

Fungsi

Makna

Mengolok-olok

Verbal

Dasar verbal yang berupa bentuk berprefiks me-, dalam bentuk dasar mengolok apabila direduplikasikan menjadi mengolok-olok akan memiliki makna gramatikal  ‘berulang kali mengolok. Hal ini dikarenakan dasar memiliki komponen makna (+ tindakan) dan (+ durasi). Serta mengandung makna jamak

16)  “Aku berusaha mengingat-ingat.”

Reduplikasi

Fungsi

Makna

Mengingat-ingat

Pronominal

Dasar verbal yang berupa bentuk berprefiks me-, dalam bentuk dasar mengingat apabila direduplikasikan menjadi mengingat-ingat akan memiliki makna gramatikal  ‘mengingat berulang kali. Hal ini dikarenakan dasar memiliki komponen makna (+ tindakan) dan (+ durasi). Serta mengandung makna jamak

17)  “Suara alarm terdengar meraung-raung.”

Reduplikasi

Fungsi

Makna

Meraung-raung

Verbal

Berkali-kali meraung, atau menangis dan memekik keras-kersa

18)  “Ali menggeleng-geleng.’

Reduplikasi

Fungsi

Makna

Menggeleng-geleng

Verbal

Dasar verbal yang berupa bentuk berprefiks me-, dalam bentuk dasar menggeleng apabila direduplikasikan menjadi menggeleng-geleng akan memiliki makna gramatikal  ‘berulang kali menggeleng. Hal ini dikarenakan dasar memiliki komponen makna (+ tindakan) dan (+ durasi). Serta mengandung makna jamak

19)  “Mengigat kita semua tidak akan tahu-menahu tentang Klan Bintang.”

Reduplikasi

Fungsi

Makna

Tahu-menahu

Verbal

Dasar verbal yang berupa bentuk berprefiks me-, dalam bentuk dasar regresif menahu apabila direduplikasikan menjadi tahu-menahu akan memiliki makna gramatikal  ‘hal menahu. Ini dikarenakan dasar memiliki komponen makna (+ tindakan) dan (saat).

20)  “ilmuan Klan Bulan dan Klan Matahari sedang bahu-membahu mencoba menggabungkan pengetahuan mereka.”

Reduplikasi

Fungsi

Makna

Bahu-membahu

Verbal

Dasar verbal yang berupa bentuk berprefiks me-, dalam bentuk dasar regresif membahu apabila direduplikasikan menjadi bahu-membahu akan memiliki makna gramatikal  ‘berbalasan. Hal ini dikarenakan dasar memiliki komponen makna (+ tindakan) dan (- durasi). Serta mengandung makna jamak

21)  “Belum abis kalimat sekretaris, dari luar terdengar suara terompet panjang, disusul sirene sahut-menyahut.”

Reduplikasi

Fungsi

Makna

Sahut-menyahut

Verbal

Dasar verbal yang berupa bentuk berprefiks me-, dalam bentuk dasar regresif menyahut apabila direduplikasikan menjadi sahut-menyahut akan memiliki makna gramatikal  ‘berbalasan dalam menyahut. Hal ini dikarenakan dasar memiliki komponen makna (+ tindakan) dan (- durasi). Serta mengandung makna jamak

c.    Akar berklofiks me-kan

1)      “Baar menggerak-gerakkan bahu Zaad.”

Reduplikasi

Fungsi

Makna

Menggerak-gerakkan

Verbal

Dasar verbal yang berupa bentuk berkonfiks me-kan, dalam bentuk dasar menggerakan apabila direduplikasikan menjadi menggerak-gerakkan akan memiliki makna gramatikal  ‘berbalasan dalam menggerakan bahu. Hal ini dikarenakan dasar memiliki komponen makna (+ tindakan) dan (- durasi). Serta mengandung makna jamak.

 

2)       “Mana ada orang makan sambil menjulur-julurkan tangan ?”

Reduplikasi

Fungsi

Makna

Menjulur-julurkan

Verbal

Dasar verbal yang berupa bentuk berkonfiks me-kan, dalam bentuk dasar menjulurkan apabila direduplikasikan menjadi menjulur-julurkan akan memiliki makna gramatikal  ‘menjulurkan tangan berulang kali. Hal ini dikarenakan dasar memiliki komponen makna (+ tindakan) dan (+ durasi). Serta mengandung makna jamak.

d. Akar bersufiks –an

1)      Malas-malasan mengambil bolpoin dari tas.”

Reduplikasi

Fungsi

Makna

Malas-malasan 

Verbal

Dasar verbal yang berupa bentuk bersufiks -an, dalam bentuk dasar malasan apabila direduplikasikan menjadi malas-malasan akan memiliki makna gramatikal  ‘begitu malas. Hal ini dikarenakan dasar memiliki komponen makna (+ tindakan) dan (+ saat).

2)      ruangan-ruangan misteriusnya, bagaimana kami menemukannya?’

Reduplikasi

Fungsi

Makna

Ruangan-ruangan

Nominal

Dasar nominal yang berupa bentuk bersufiks -an, dalam bentuk dasar ruangan apabila direduplikasikan menjadi ruangan-ruangan akan memiliki makna gramatikal  ‘banyak ruangan. Hal ini dikarenakan dasar memiliki komponen makna (+ terhitung). Serta mengandung makna jamak.

3)      Tembakan-tembakan itu mengenai udara kosong, berdentum keras.”

Reduplikasi

Fungsi

Makna

Tembakan-tembakan

Nominal

Dasar nominal yang berupa bentuk bersufiks -an, dalam bentuk dasar tembakan apabila direduplikasikan menjadi tembakan-tembakan akan memiliki makna gramatikal  ‘banyak tembakan. Hal ini dikarenakan dasar memiliki komponen makna (+ terhitung). Serta mengandung makna jamak.

4)      Kilatan-kilatan petir, butiran-butiran salju memenuhi mulut lorong.”

Reduplikasi

Fungsi

Makna

Kilatan-kilatan

Nominal

Dasar nominal yang berupa bentuk bersufiks -an, dalam bentuk dasar kilatan apabila direduplikasikan menjadi kilatan-kilatan akan memiliki makna gramatikal  ‘banyak kilatan. Hal ini dikarenakan dasar memiliki komponen makna (+ terhitung). Serta mengandung makna jamak.

5)      “Kilatan-kilatan petir, butiran-butiran salju memenuhi mulut lorong.”

Reduplikasi

Fungsi

Makna

Butiran-butiran

Nominal

Dasar nominal yang berupa bentuk bersufiks -an, dalam bentuk dasar butiran apabila direduplikasikan menjadi butiran akan memiliki makna gramatikal  ‘banyak butiran. Hal ini dikarenakan dasar memiliki komponen makna (+ terhitung). Serta mengandung makna jamak.

6)      “ILY bergetar, mati-matian menahan dua kapsul dari amukan badai.”

Reduplikasi

Fungsi

Makna

Mati-matian

Adverbial

Dasar nominal yang berupa bentuk bersufiks -an, dalam bentuk dasar regresif matian apabila direduplikasikan menjadi mati-matian akan memiliki makna gramatikal  ‘berusaha semaksimal mungkin.

7)      “Dia sudah habis-habisan mengendalikan ILY.”

Reduplikasi

Fungsi

Makna

Habis-habisan

Adverbial

Dasar adverbial bersufiks -an, dalam bentuk dasar regresif habisan apabila direduplikasikan menjadi habis-habisan akan memiliki makna gramatikal  ‘berusaha dengan sepenuh tenaga.

8)      Lapisan-lapisan bumi secara sederhana dibagi menjadi tiga, Seli.”

Reduplikasi

Fungsi

Makna

Lapisan-lapisan

Nominal

Dasar nominal yang berupa bentuk bersufiks -an, dalam bentuk dasar lapisan apabila direduplikasikan menjadi lapisan-lapisan akan memiliki makna gramatikal  ‘banyak lapisan. Hal ini dikarenakan dasar memiliki komponen makna (+ terhitung). Serta mengandung makna jamak.

9)      Bangunan-bangunan dengan mesin berteknologi tinggi berdiri rapat satu sama lain.”

Reduplikasi

Fungsi

Makna

Bangunan-bangunan

Nominal

Dasar nominal yang berupa bentuk bersufiks -an, dalam bentuk dasar bangunan apabila direduplikasikan menjadi bangunan-bangunan akan memiliki makna gramatikal  ‘banyak bangunan. Hal ini dikarenakan dasar memiliki komponen makna (+ terhitung). Serta mengandung makna jamak.

10)  “Hanya untuk membeli pakaian-pakaian norak? Tidak bisa kupercaya”

Reduplikasi

Fungsi

Makna

Pakaian-pakaian

Nominal

Dasar nominal yang berupa bentuk bersufiks -an, dalam bentuk dasar pakaian apabila direduplikasikan menjadi pakaian-pakaian akan memiliki makna gramatikal  ‘banyak pakaian. Hal ini dikarenakan dasar memiliki komponen makna (+ terhitung). Serta mengandung makna jamak.

11)  “Ketua Dewan Kota Zamaramaz Mengumumkan Dekrit Latihan Militer Besar-besaran hingga Enam Bulan ke Depan.”

Reduplikasi

Fungsi

Makna

Besar-besaran

Adjektival

Dasar adjektival bersufiks -an, dalam bentuk dasar regresif besaran apabila direduplikasikan menjadi besar-besaran akan memiliki makna gramatikal  ‘sebesar mungkin. Karena bentuk dasar memiliki komponen makna (+ keadaan) dan (+ ukuran).

12)  “jelaskan bagian-bagian sel”

Reduplikasi

Fungsi

Makna

Bagian-bagian

Nominal

Dasar nominal yang berupa bentuk bersufiks -an, dalam bentuk dasar bagian apabila direduplikasikan menjadi bagian-bagian akan memiliki makna gramatikal  ‘bermacam-macam bagian sel. Hal ini dikarenakan dasar memiliki komponen makna (+ berjenis). Serta mengandung makna jamak.

13)  “Aliran magma terlihat di bawah sana, tetapi ditutupi gumpalan-gumpalan tanah tebal yang merah menyala.

Reduplikasi

Fungsi

Makna

Gumpalan-gumpalan

Nominal

Dasar nominal yang berupa bentuk bersufiks -an, dalam bentuk dasar gumpalan apabila direduplikasikan menjadi gumpalan-gumpalan akan memiliki makna gramatikal  ‘banyak gumpalan. Hal ini dikarenakan dasar memiliki komponen makna (+ terhitung). Serta mengandung makna jamak.

14)  “Kami mengolok-olok Ali dan dia uring-uringan sepanjang perjalanan.”

Reduplikasi

Fungsi

Makna

Uring-uringan

Adjektival

Dasar adjektival yang berupa bentuk bersufiks -an, dalam bentuk dasar berwana apabila direduplikasikan menjadi uring-uringam akan memiliki makna gramatikal  ‘sebegitu marah. Hal ini dikarenakan dasar memiliki komponen makna (+ kaeadaan)

15)  “Dan menyaksikan kami bulan-bulanan menjadi sasaran serangan, akhirnya membuat Ali berubah.”

Reduplikasi

Fungsi

Makna

Bulan-bulanan

Nominal

Dasar nominal yang berupa bentuk berprefiks ber-, dalam bentuk dasar regresif bulanan apabila direduplikasikan menjadi bulan-bulanan akan memiliki makna gramatikal  ‘seperti orang yang dijadikan korban. Hal ini dikarenakan dasar memiliki komponen makna (+ bentuk tertentu) atau (+ sifat tertentu). Dan reduplikasi ini mengandung makna jamak.

16)  “Sisanya kosong hamparan pasir berwarna kecokelatan, dengan gundukan-gundukan besarnya.”

Reduplikasi

Fungsi

Makna

Gundukan-gundukan

Nominal

Dasar nominal yang berupa bentuk bersufiks an-, dalam bentuk dasar gundukan apabila direduplikasikan menjadi gundukan-gundukan akan memiliki makna gramatikal  ‘banyak gundukan dengan satuan ukuran tertentu hal ini dikarenakan dasar memiliki komponen makna (+ takaran). Serta reduplikasi ini mengandung makna jamak

17)  “Tugas pencatat tumbuh-tumbuhan?”

Reduplikasi

Fungsi

Makna

Tumbuh-tumbuhan

Nominal

Dasar verbal yang berupa bentuk bersufiks -an, dalam bentuk dasar regresif tumbuhan apabila direduplikasikan menjadi tumbuh-tumbuhan akan memiliki makna gramatikal  ‘seperti tumbuhan Karena dasar memiliki komponen makna (+ bentuk tertentu). Dan mengandung makna jamak.

18)  “Dia juga bisa menaklukan permainan tebak-tebakkan”.

Reduplikasi

Fungsi

Makna

Tebak-tebakkan

Nominal

Dasar nominal yang berupa bentuk berprefiks kan, dalam bentuk dasar tebakkan apabila direduplikasikan menjadi tebak-tebakkan akan memiliki makna gramatikal  ‘menyerupai tebakkan’ atau ‘seperti tebakkan’ jadi makna gramatikal yang sesuai dengan konteksnya yaitu ‘permainan seperti tebakkan’ Hal ini dikarenakan dasar memiliki komponen makna (+ bentuk tertentu). Dan makna reduplikasi ini mengandung jamak

19)  “Semoga kali dia juga bisa melewati permainan lucu-lucuan.”

Reduplikasi

Fungsi

Makna

Lucu-lucuan

Adjektival

Dasar adjektival yang berupa bentuk bersufiks -an, dalam bentuk dasar regresif lucuan apabila direduplikasikan menjadi lucu-lucuan akan memiliki makna gramatikal  ‘selucu mungkin jadi makna gramatikal yang sesuai dengan konteksnya yaitu (permainan yang selucu mungkin). Hal ini dikarenakan dasar memiliki komponen makna (+ keadaan)

20)  Mudah-Mudahan kita menemukan catatan tentang lokasi pasak bumi.”

Reduplikasi

Fungsi

Makna

Mudah-mudahan

Adverbial

Dasar adverbial yang berupa bentuk bersufiks -an, dalam bentuk dasar regresif mudahan apabila direduplikasikan menjadi mudah-mudahan akan memiliki makna gramatikal  ‘semoga

21)  “Dia memang sudah sakit-sakitan sejak lama.”

Reduplikasi

Fungsi

Makna

Sakit-sakitan

Verbal

Dasar verbal yang berupa bentuk bersufiks -an, dalam bentuk dasar regresif sakitan apabila direduplikasikan menjadi sakit-sakitan akan memiliki makna gramatikal  ‘berulang kali sakit jadi makna gramatikal yang sesuai dengan konteksnya yaitu (sudah berulang kali sakit sejak lama)  Karena dasar memiliki komponen makna (+ tindakan) dan (+ durasi)

 

e. Akar berprefiks se-

1)      “Ali suka sekali menjelaskan sesuatu sepotong-sepotong

Reduplikasi

Fungsi

Makna

Sepotong-sepotong

Adjektival

Dasar adjektival yang berupa bentuk berprefiks se-, dalam bentuk dasar sepotong apabila direduplikasikan menjadi sepotong-sepotong akan memiliki makna gramatikal  ‘banyak kata yang terpotong (karena sesuai dengan konteksnya).  Reduplikasi ini mengandung komponen (+ keadaan)

2)      Sehati-hati mungkin”

Reduplikasi

Fungsi

Makna

Sehati-hati

Nominal

Dasar nominal yang berupa bentuk berprefiks se-, dalam bentuk dasar sehati apabila direduplikasikan menjadi sehati-hati akan memiliki makna gramatikal  ‘waspada jadi makna gramatikal yang sesuai dengan konteksnya yaitu sewaspada (mungkin). Karena dasar memiliki komponen makna (+ keadaan)

3)      “Mereka merencanakan sesuatu-sesuatu yang lebih kejam.”

Reduplikasi

Fungsi

Makna

Sesuatu-sesuatu

Pronominal

Dasar pronominal yang berupa bentuk berprefiks se-, dalam bentuk dasar sesuatu apabila direduplikasikan menjadi sesuatu-sesuatu akan memiliki makna gramatikal  ‘suatu hal.

4)      semau-mau dia kali ini gemetar menerima sarung tangan tersebut.”

Reduplikasi

Fungsi

Makna

Semau-mau

Verbal

Dasar verbal yang berupa bentuk berprefiks se-, dalam bentuk dasar semau apabila direduplikasikan menjadi semau-mau akan memiliki makna gramatikal  ‘sesuka jadi makna gramatikal yang sesuai dengan konteksnya yaitu sesuka (dia).

5)      “Warna dan bahannya menyerupai kulit tangan si pemakai, sehingga seolah-olah menghilang.

Reduplikasi

Fungsi

Makna

Seolah-olah

Adverbial

Dasar verbal yang berupa bentuk berprefiks se-, dalam bentuk dasar seolah apabila direduplikasikan menjadi seolah-olah akan memiliki makna gramatikal  ‘seakan-akan Karena dasar memiliki komponen makna (+ keadaan)

6)      “Miss Selena benar, ini bukan semata-mata salah Ali.

Reduplikasi

Fungsi

Makna

Semata-mata

Adverbial

Dasar adverbial yang berupa bentuk berprefiks se-, dalam bentuk dasar  semata apabila direduplikasikan menjadi semata-mata akan memiliki makna gramatikal  ‘hanya jadi makna gramatikal yang sesuai dengan konteksnya yaitu (bukan hanya salah Ali).

 

f. Akar berprefiks ter-

1)      “Seli tertawa terpingkal-pingkal.”

Reduplikasi

Fungsi

Makna

Terpingkal-pingkal

Verbal

Dasar verbal yang berupa bentuk berprefiks ter-, dalam bentuk dasar terpingkal apabila direduplikasikan menjadi terpingkal-pingkal akan memiliki makna gramatikal  ‘tertawa gelak-gelak’ Karena dasar memiliki komponen makna (+ tindakan) dan (- durasi)

 

2)       “Biar menjawab terpatah-patah sambil menyeka ingus.”

Reduplikasi

Fungsi

Makna

Terpatah-patah

Adjektival

Dasar adjektival yang berupa bentuk berprefiks ter-, dalam bentuk dasar terpatah apabila direduplikasikan menjadi terpatah-patah akan memiliki makna gramatikal  ‘terputus-putus .

 

3)      “Orang-orang sudah tertawa terbahak-bahak.”

Reduplikasi

Fungsi

Makna

Terbahak-bahak

Adverbial

Dasar adverbial yang berupa bentuk berprefiks ter-, dalam bentuk dasar terbahak apabila direduplikasikan menjadi terbahak-bahak akan memiliki makna gramatikal  ‘tertawa berulang kali dengan keras Karena dasar memiliki komponen makna (+ tindakan)

 

4)      “Dia terbata-bata menjelasan.”

Reduplikasi

Fungsi

Makna

Terbata-bata

Adjektival

Dasar adjektival yang berupa bentuk berprefiks ter-, dalam bentuk dasar terbata apabila direduplikasikan menjadi terbata-bata akan memiliki makna gramatikal  ‘banyak yang bimbang jadi makna gramatikal yang sesuai dengan konteksnya yaitu (dia banyak bimbang menjelaskan). Karena dasar memiliki komponen makna (+ keadaan)

 

5)      “Pasukan Bintang menembaki kotak, membuatnya hancur tercerai-berai.

Reduplikasi

Fungsi

Makna

Tercerai-berai

Verbal

Dasar verbal yang berupa bentuk berprefiks ter-, dalam bentuk dasar tercerai apabila direduplikasikan menjadi tercerai-berai akan memiliki makna gramatikal  ‘begitu terpisah jadi makna gramatikal sesuai dengan konteksnya yaitu (kotak yang ditembak hancur begitu terpisah atau terpisah-pisah). Karena dasar memiliki komponen makna (+ tindakan) dan (+ saat)

 

6)      “Ali mengatakan kalimat itu dengan serius, tidak lagi tertawa-tawa.”

Reduplikasi

Fungsi

Makna

Tertawa-tawa

Verbal

Dasar verbal yang berupa bentuk berprefiks ter-, dalam bentuk dasar tertawa apabila direduplikasikan menjadi tertawa-tawa akan memiliki makna gramatikal  ‘tertawa berulang kali jadi makna gramatikal yang sesuai dengan konteksnya yaitu (tidak lagi tertawa berulang kali). Karena dasar memiliki komponen makna (+ tindakan)

 

g. Akar berkonfiks se-nya

1)      “Berarti ikan paru-paru bisa hidup selama-lamanya, Pak?”

Reduplikasi

Fungsi

Makna

Selama-lamanya

Adverbial

Dasar  adverbial yang berupa bentuk berkonfiks se-nya, dalam bentuk dasar selamanya apabila direduplikasikan menjadi selama-lamanya akan memiliki makna gramatikal  sepanjang masa’

 

2)      “Masing-masing kapsul kami menghadapi sekurang-kurangnya tiga puluh benda terbang.”

Reduplikasi

Fungsi

Makna

Sekurang-kurangnya

Adverbial

Dasar  adverbial yang berupa bentuk berkonfiks se-nya, dalam bentuk dasar sekurangnya apabila direduplikasikan menjadi sekurang-kurangnya akan memiliki makna gramatikal  setidaknya’

(setidaknya yang dihadapi)

 

h. Akar berkonfiks ke-an

1)      “Tidak ada keragu-raguan di mata Miss Selena.”

Reduplikasi

Fungsi

Makna

Keragu-raguan

Nominal

Dasar  nominal yang berupa bentuk berkonfiks ke-an, dalam bentuk dasar keraguan apabila direduplikasikan menjadi keragu-raguan akan memiliki makna gramatikal  banyak keraguan’ jadi konteks kalimatnya (tidak ada banyak keraguan di mata Miss Selena).

Hal ini dikarenakan dasar memiliki komponen makna  (+ terhitung).

 


 

 

 

 

 

 

 


BAB V

PENUTUP

 

5.1    Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa teks novel Bintang karya Tere Liye, yang dikaji dalam bentuk reduplikasi morfologis telah peneliti deskripsikan dalam bentuk, fungsi dan makna. Deskripsi reduplikasi morfologi tersebut dapat berupa akar, dan berupa pengulangan berafiks. Sesuai penelaah berdasarkan teori-teori yang relevan dan hasil data dari bentuk reduplikasi morfologi dalam novel Bintang karya Tere Liye. 

Bentuk reduplikasi morfologis dalam novel Bintang karya Tere Liye dideskripsikan melalui proses reduplikasi dan dijelaskan sedetail mungkin prosesnya dalam pembahasan. Proses pengulanggan akar, berupa pengulangan utuh, dengan pola prosesnya yaitu sebagai berikut. Bentuk akar yang secara utuh direduplikasikan secara utuh pula.

Proses pengulanggan akar, dengan bentuk pengulangan sebagian, mempunyai pola yaitu sebagai berikut. Bentuk suku pertama dalam akar kata direduplikasikan. Dalam hal ini disertai dengan pelemahan bunyi, hal ini disesuaikan  dengan bentuk kata reduplikasi yang dapat berterima dalam konteks kalimat.

Proses pengulangan akar, dengan pengulangan perubahan bunyi, mempunyai pola yaitu sebagai berikut. Bentuk akar kata secara utuh direduplikasikan  dan mengalami perubahan bunyi pada bentuk reduplikasinya.

Bunyi pengulangan dasar yang berkombinasi dengan pembubuhan afiks. Didalamnya ada akar berprefiks ber-. Akar berprefiks ber- yang merupakan akar pengulangan sebagian, mempunyai pola sebagai berikut. Pertama, Bentuk akar kata, ditambahkan dengan prefiks ber-, baru kemudian direduplikasikan sebagian akarnya. kedua, prefiks ber- pada pembubuhan bentuk dasar, mempunyai pola pengulangan akar sebagian yang berubah bunyi yaitu sebagai berikut, bentuk akar yang ditambahkan dengan prefiks ber- direduplikasikan sebagian akarnya dan mengalami perubahan bunyi pada bentuk reduplikasinya.

Akar berprefiks me-, mempunyai pola sebagai berikut. Pertama, bentuk akar kata ditambahkan dengan prefiks me-, baru kemudian direduplikasikan sebagian akarnya. Kedua, bentuk akar kata direduplikasikan terlebih dahulu baru kemudian di tambahkan prefiks me- pada bentuk reduplikasinya.

Akar berklofiks me-kan, mempunyai pola sebagai berikut. Pertama, bentuk akar kata direduplikasikan terlebih dahulu, kedua, bentuk reduplikasinya ditambahkan dengan sufiks –kan, dan ketiga, bentuk akar pertamanya ditambahkan dengan prefiks me-.

akar bersufiks –an, mempunyai pola sebagai berikut. Pertama, bentuk akar kata di reduplikasikan terlebih dahulu baru kemudian di tambahkan dengan sufiks –an pada reduplikasinya. Kedua, bentuk akar kata di tambahkan dengan sufiks –an terlebih dahulu, baru kemudian direduplikasikan.

Akar berprefiks se-, mempunyai pola sebagai berikut. Pertama, bentuk akar kata di tambahkan dengan prefiks se-, terlebih dahulu, baru kemudian direduplikasikan sebagian bentuk akarnya. Kedua, bentuk akar kata di tambahkan dengan prefiks se-, terlebih dahulu, baru kemudian  reduplikasikan secara utuh.

akar berprefiks ter, mempunyai pola sebagai berikut. Pertama, bentuk akar kata di tambahkan dengan prefiks ter-, terlebih dahulu, baru kemudian direduplikasikan sebagian bentuk akarnya. Kedua, bentuk akar kata di tambahkan dengan prefiks ter-, terlebih dahulu, baru kemudian  direduplikasikan sebagian bentuk akarnya dan mengalami perubahan bunyi konsonan pada bentuk reduplikasinya.

 akar berkonfiks se-nya, mempunyai pola sebagai berikut. Bentuk akar kata di tambahkan prefiks ter- dan sufiks –nya secara bersamaan, kemudian direduplikasikan. Disini prefiks se- yang ditambahkan pada bentuk akar kata, akan hilang ketika di reduplikasikan, dan memunculkan sufiks -nya pada bagian bentuk reduplikasinya.

 akar berkonfiks ke-an. mempunyai pola sebagai berikut. Bentuk akar kata ditambahkan prefiks ke- dan sufiks –an secara bersamaan, kemudian direduplikasikan. Disini prefiks ke- yang ditambahkan pada bentuk akar kata, akan hilang ketika di reduplikasikan, dan memunculkan sufiks -an pada bagian bentuk reduplikasinya.

Begitupula fungsi reduplikasi morfologis yang dijelaskan sesuai dengan kategori atau kelas katanya masing-masing. Ada fungsi bentuk reduplikasi dasar yang berupa kelas kata nomina, kelas kata nominal (pembentuk kelas kata benda/atau nomina). Dari kelas kata nomina, membentuk kelas kata verba. Fungsi reduplikasi dasar verba, kelas kata verbal (pembentuk kelas kata kerja /atau verba). Dari kelas kata verba membentuk kelas kata adjektifa, dan bagitupula sebaliknya, dari kelas kata adjektifa membentuk kelas kata verba ataupun adverbia.  Fungsi kelas kata adjektifa, kelas kata adjektifal (pembentuk kata sifat/atau adjektifa).

Fungsi reduplikasi dasar adverbia (yang merupakan fungsi dasar reduplikasi tertutup), Fungsi kelas kata reduplikasi dasar pronomina, fungsi reduplikasi dasar kelas kata numeralia, serta dari numeralia menjadi numeralial (pembentuk kata numeralia).

Fungsi kelas kata numeralia, dan kelas kata kongjungsi. Serta makna reduplikasi morfologi yang bersifat pragmatis. Dimana maknanya ini disesuaikan dengan konteks kalimat dalam novel Bintang karya Tere Liye.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

5.2    Saran

           Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan diatas, saran yang dapat diberikan yaitu, bentuk-bentuk reduplikasi banyak dijumpai dalam buku-buku yang berjendre sastra. Bukan hanya dalam batas pengucapan lisan oleh masyarakat secara langsung. Maka oleh karena itu, pengkajian tentang bentuk reduplikasi ini harus banyak dicermati dengan baik dan penuh ketelitian, agar proses bentuk, fungsi dan maknanya dapat kita ketahui secara benar. Kemudian untuk menentukan makna dari bentuk reduplikasi, harus sesuai dengan konteks dari kalimat tersebut.

Dengan demikian diharapkan bagi mahasiswa, agar dapat dijadikan rujukan dari hasil penelitian ini, untuk dipelajari dan memahami bentuk, fungsi, dan makna reduplikasi morfologi. Harus memperbanyak membaca buku terkait dengan bidang studi ini untuk memperkaya pengetahuan. Serta bagi peneliti lanjutan, disarankan agar dapat mengkaji fenomena kebahasaan atau dalam hal ini kajian linguistik dan khusunya mengenai reduplikasi morfologi atau tata bahasa dengan lebih luas dan mendalalam.



DAFTAR PUSTAKA

 

Arifin, Zaenal. Dan Junaiyah. 2009. Morfologi: Bentuk, Makna, dan Fungsi.          Jakarta: Grasindo

 

Chaer, Abdul. 2012. Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta

 

Chaer, Abdul. 2015. Morfologi Bahasa Indonesia: Pendekatan Proses. Jakarta:     Rineka Cipta

 

Kridaklasana, Harimurti. 2008. Kamus Linguistik. Jakarta: Gramedia Pustaka        Utama

 

Liye, Tere. 2017. Bintang. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Muslich, Masnur. 2014. Tata Bentuk Bahasa Indonesia: Kajian ke Arah Tatabahasa Deskriptif. Jakarta: Bumi Aksara

 

Moleong, Lexy J. 2005. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja          Rosdakarya

 

Nurgiyantoro, Burhan. 2000. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada   University Press

 

Parera, J. D. 2010. Morfologi Bahasa. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

 

Ramlan, M. 2012. Morfologi: Suatu Tinjauan Deskriptif. Yogyakarta: Karyono

 

Verhaar, J. W. M. 2012. Asas-Asas Linguistik Umum. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press

 

Zed, Mestika. 2008. Metode Penelitian Kepustakaan. Yogyakarta: Yayasan           Pustaka Obor Indonesia

 

 

 

 

 

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

DAFTAR NAMA DOSEN PRODI BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FKIP UNPATTI.

Contoh Skripsi (ANALISIS WACANA KRITIS MODEL NORMAN FAIRCLOUGH PADA TEKS FACEBOOK GRUP NEW PILAR SBT)

Contoh Skripsi (TINDAK TUTUR DIREKTIF PENJUAL DAN PEMBELI DALAM GRUP FACEBOOK KOBISONTA DAGANG)