Contoh Skripsi
REDUPLIKASI
MORFOLOGIS
DALAM NOVEL BINTANG KARYA TERE
LIYE
SKRIPSI
OLEH
ARIANA IDRIS
NIM 201735042
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PATTIMURA
MARET 2022
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bahasa
merupakan suatu alat komunikasi yang dimiliki oleh manusia yang berupa sistem
lambang bunyi yang berasal atau diproduksikan dari tuturan alat ucap manusia.
Dengan demikian bahasa mempunyai manfaat di dalam kehidupan sehari-hari manusia
yakni bahasa sebagai alat pengembang budaya dan ilmu pengetahuan, sebagai
pengantar dalam dunia pendidikan, dan sebagai bahasa resmi dalam suatu negara.
Selain itu bahasa juga bermanfaat sebagai suatu pengenalan situasi atau keadaan
dengan penangkapan hal dalam pemberlakuaanya di lingkup nyata kegiatan
sehari-hari manusia.
Berkaitan
dengan bahasa merupakan suatu sarana komunikasi, maka bahasa dapat dibedakan
menjadi dua yakni, bahasa lisan dan bahasa tulis atau juga diperistilahkan
menjadi ragam lisan dan ragam tulis. Ragam lisan merupakan bahasa yang
diproduksikan oleh alat ucap manusia, sedangkan ragam tulis adalah ragam yang
diproduksikan lewat rangkaian kata-kata dalam tulisan-tulisan tertentu. Ragam
lisan biasanya dapat kita ketahui penggunaanya di dalam pidato, ceramah, orasi,
diskusi dan lain sebagainya, ragam tulis dapat diketahui pada surat atau dalam
bentuk media cetak, misalnya buku, majalah, koran, tabloid, novel dan lain
sebagainya. Setiap bahasa, baik itu dalam bentuk ragam lisan maupun tertulis,
menghasilkan makna tertentu. Oleh karena itu bahasa yang dapat dimaknai adalah
bahasa yang dapat dimengerti dan dipahami oleh orang lain. Dengan
perkembangannya di dalam ilmu pengetahuan dan pengantar dalam dunia pendidikan,
bentuk ragam tertulis banyak ditemukan bahasa yang diulang-ulang yang sering
kita dengar dan pernah kita baca di dalam buku cerita yang bergenre novel. Pada
dasarnya, dalam sebuah karya sastra khususnya novel, dapat ditemukan suatu
proses morfologis di dalamnya yang merupakan suatu kajian tentang pembentukan
kata. proses kata dasar pembentukan kata tersebut ada yang diulang-ulang,
sehingga disebut bentuk reduplikasi.
Reduplikasi
merupakan proses perulangan kata atau unsur kata. Reduplikasi dapat berupa
pengulangan bentuk sebagian maupun perubahan vokal dan konsonan. Menurut Chaer
(2015:178) reduplikasi adalah mekanisme yang sangat penting dalam pembentukan
kata, disamping afiksasi, dan komposisi. Ada beberapa jenis masalah pengkajian dalam reduplikasi
yang sama-sama mengkaji masalah pembentukan kata ulang, yaitu reduplikasi fonologi, morfologi sintaksis, dan semantik. Namun untuk membatasi
pengkajian, peneliti hanya memfokuskan penelitian pada bentuk reduplikasi morfologisnya
saja. Yakni pada pembentukan kata yang mengulang bentuk dasar.
Morfologi merupakan ilmu yang membicarakan pembentukan
kata. Dalam bahasa Indonesia peristiwa pembentukan kata ada tiga macam yaitu
tentang afiksasi, reduplikasi, dan komposisi. Namun dari hasil pengamatan
berdasarkan sumber novel bintang
karya Tere Liye yang telah peneliti baca, peneliti menemukan banyak bentuk
reduplikasi daripada bentuk afikasi dan komposisi. Sehingga peneliti memilih
untuk fokus mengkaji pada bentuk reduplikasinya saja. Hal ini juga dapat
ditinjau dari proses reduplikasi yang juga melibatkan kombinasi ada dan
tidaknya proses afiksasi didalamnya.
Alasan yang lainnya adalah sebagaimana pada proses
pembubuhan afiks, proses pengulangan ini pun bertujuan membentuk kata. Apabila
proses pembubuhan afiks merupakan suatu peristiwa pembentukan kata dengan jalan
membubuhkan afiks pada bentuk dasar, maka proses pengulangan (reduplikasi)
tidaklah demikian. Proses pengulangan merupakan peristiwa pembentukan kata dengan
jalan mengulang bentuk dasar, baik seluruhnya maupun sebagian, baik bervariasi
fonem maupun tidak, baik berkombinasi afiks maupun tidak.
Contohnya seperti kata anak-anak, memukul-mukul, gerak-gerik, dan buah-buahan adalah kata ulang, yaitu kata sebagai hasil proses
perulangan. Kata anak-anak sebagai hasil pengulangan bentuk dasar anak,
dan merupakan dasar yang diulang seluruhnya tanpa variasi fonem dan tanpa
berkombinasi dengan afiks. Kata memuku-mukul
sebagai hasil pengulangan bentuk dasar memukul
yang termasuk pengulangan sebagian. Kata gerak-gerik
sebagai hasil pengulangan bentuk dasar gerak,
dan kata dasarnya diulang seluruhnya dengan variasi fonem. Dan kata buah-buahan sebagai hasil pengulangan
bentuk dasar buah, dan bentuk dasar
tersebut diulang seluruhnya dengan berkombinasi afiks.
Bentuk komposisi juga tidak berkaitan dengan proses
bentuk kata ulang. Bentuk komposisi mempunyai pengertian tersendiri yaitu
merupakan bergabungnya dua morfem dasar atau lebih secara padu dan menimbulkan
arti yang relatif baru. Jika dimasukan kedalam proses reduplikasi, maka tidak
saling berhubungan. Apalagi jika dilihat dari segi pembentukan kata dasar
ulangnya. Komposisi merupakan penggabungan bentuk dasar untuk menghasilkan
kontruksi atau bentuk lain yang memiliki identitas leksikal yang berbeda.
Contohnya rumah sakit, ruang tunggu, dan
kereta api. Kata yang terbentuk dari proses ini disebut kata
majemuk. Bentuk-bentuk majemuk tertentu mudah sekali dikenal sebab artinya
memang benar-benar berbeda, atau sama sekali tak berhubungan dengan arti dari
setiap unsur pembentuknya.
Reduplikasi morfologis bahasa Indonesia dapat
membentuk kata dengan bentuk dasar yang berkelas kata kerja, benda dan sifat.
Disamping itu, reduplikasi morfologi ini ada juga yang berkombinasi dengan
morfem imbuhan dalam membentuk suatu kata, misalnya ke-an dalam
kekuning-kuningan, se-nya dalam
sebaik-baiknya, dan -an dalam orang-orangan.
Pengertian kombinasi antara morfem ulang dan imbuhan seperti yang telah
dijelaskan tidaklah mempunyai arti sendiri-sendiri, tetapi mendukung satu arti.
Oleh sebab itu, kombinasi itu disebut satu morfem.
Bentuk
kata ulang juga seringkali banyak ditemui dalam sebuah novel atau buku cerita.
Misalkan bentuk kata ulang dalam novel yang berjudul bintang yakni seperti kalimat berikut ini; “bertahun-tahun berlalu, rumah itu menjadi tua”. Bentuk penggunaan
kata ulang bertahun-tahun tersebut
muncul karena pengarang ingin mempermudah pembaca dalam memahami isi dari novel
tersebut. Kemudian bentuk kata ulang bertahun-tahun
merupakan kategori dari sisi bentuk, fungsi dan makna, yang merupakan unsur
pembangun yang sangat penting di dalam novel Bintang karya Tere Liya. Bentuk
bahasa pada kata ulang dalam novel ini
berhubungan dengan keadaanya yang mendukung perannya sebagai sarana komunikasi.
Berbagai kepentingan komunikasi pemakai bahasa dan hubunganya dengan aspek
nilai dan aspek makna merupakan perannya yang terkandung di dalam bentuk bahasa yang fungsinya sebagai
alat komunikasi. Setiap fungsi pada kalimat konkret merupakan tempat yang
kosong yang harus diisi oleh dua pengisi, yaitu pengisi kategorial (menurut
bentuknya) dan pengisi semantis (menurut semantisnya). Jadi fungsi itu sendiri
tidak memiliki bentuk dan makna tertentu, tetapi harus diisi oleh bentuk
tertentu, yakni kategori dan harus diisi oleh makna tertentu, yaitu peran.
Ketiga unsur tersebut secara keseluruhan dimiliki oleh semua bahasa di dunia,
seperti juga halnya dalam bahasa tulis pada novel, jadi hubungan ketiga unsur
tersebut merupakan unsur pembangun yang penting dalam novel Bintang karya Tere Liye. Maka oleh sebab
itulah pentingnya mengkaji bentuk reduplikasi dalam bahasa tulis pada setiap
bentuk kata di dalam novel ini, bagaimana bentuk kata reduplikasi dapat
membangun fungsi dan perannya dalam setiap kalimat pada isi teks cerita
tertentu. sehingga hubungan unsur tersebut menarik untuk diteliti yang
memfokuskan kajian terhadap satuan bahasa
pada kalimat-kalimat yang mengandung bentuk kata ulang atau reduplikasi dalam
novel.
Novel
merupakan karangan prosa yang panjang yang
mengandung rangkaian cerita kehidupan seseorang dengan orang
disekelilingnya dengan menonjolkan watak dan sifat setiap pelaku. Peneliti lebih memilih novel yang
berjudul bintang karya Tere Liye ini daripada novel-novel yang lain, karena
novel ini banyak terdapat bentuk reduplikasi, novel ini juga laris dibaca oleh
orang banyak, dan isi ceritanya sangat menarik yang banyak mengandung nilai dan
makna yang esensial. Niai esensial dalam novel ‘bintang’ terdapat pesan moral yang dapat diterapkan pada kehidupan
sehari-hari yakni jangan tergesa-gesa dalam mengambil sebuah kesimpulan. Jangan
merasa pintar sehingga tidak mau menerima masukan lain.
Salah satu cara untuk membuat sebuah cerita lebih menarik yaitu dengan
gaya bahasa dan reduplikasinya. Misalnya dalam bentuk reduplikasi fonologis,
morfologi, semantis, dan sintaksis, semuanya mengandung bentuk kata ulang pada
ketegori bentuk, fungsi dan maknanya masing-masing. Dalam novel Bintang karya Tere Liye terdapat bentuk
kata ulang fonologis yang berupa perubahan bunyi yang tanpa banyak mengubah
arti dasar, bentuk kata ulang morfologi yang menghasilkan kata dan terjadi
perubahan makna gramatikalnya, bentuk kata ulang sintaksis yang proses
pengulangan terhadap sebuah dasar yang biasanya berupa akar, tetapi
menghasilkan satuan bahasa yang statusnya lebih tinggi daripada sebuah kata,
dan bentuk kata ulang semantis yang merupakan penggabungan dua kata yang
artinya hampir sinonim atau sama. Namun dengan adanya batasan fokus untuk pengkajian
ini, maka peneliti hanya
mengkaji dari sisi proses kategori bentuk, fungsi dan makna dari kata
ulang morfologisnya. Karena didalam reduplikasi morfologi terdapat
berbagai macam variasi dan bentuk didalamnya yang mencakup seluk beluk bentuk
kata atau struktur pada kata ulang. Yakni morfem beserta kata ulangnya.
Berdasarkan
latar belakang masalah di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul “Reduplikasi Morfologi dalam Novel Bintang Karya Tere Liye”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah
dipaparkan maka dapat dirumuskan masalah penelitian ini adalah, bagaimanakah
bentuk, fungsi dan makna reduplikasi morfologis yang terdapat dalam teks novel
berjudul Bintang karya Tere Liye ?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan yang dapat dicapai dalam penelitian
ini yaitu untuk mendeskripsikan bentuk, fungsi dan makna reduplikasi morfologis yang terdapat dalam teks novel.
1.4 Manfaat penelitian
1.4.1
Manfaat Teoretis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat
menambah khasanah pengetahuan di bidang morfologis khususnya pada bentuk, makna dan fungsi reduplikasi dalam novel.
1.4.2 Manfaat
Praktis
1. Bagi mahasiswa
Sebagai sumber pengetahuan, sehingga perlu
untuk mengetahui berbagai bentuk reduplikasi dari kajian linguistik
2. Bagi Peneliti
Dapat mengetahui dan memahami bentuk dan
fungsi reduplikasi morfologi dalam novel Bintang karya Tere Liye.
3. Bagi Peneliti Lain
Bagi peneliti lain yang ingin meneliti
tentang reduplikasi, penelitian ini juga sangat bermanfaat karena dapat
memberikan rujukan beserta gambaran bagi peneliti lanjutan, untuk mengkaji
dalam kajian yang sama
BAB
II
PERSPEKTIF TEORITIS DAN KAJIAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Morfologi
Secara
etimologi, kata morfologi berasal dari kata morf
yang berarti ‘bentuk’ dan kata logi yang berarti ‘ilmu’, jadi secara
harfiah kata morfologi merupakan ilmu yang mempelajari mengenai bentuk, atau
membicarakan masalah bentuk-bentuk dan pembentukan kata. sehingga seluruh
satuan bentuk sebelum menjadi kata,
yakni morfem dengan semua bentuk dan jenisnya, perlu dibahas (Chaer, 2015:3).
Morfologi merupakan salah satu bagian dari ilmu bahasa yang mempelajari atau
membicarakan seluk beluk struktur kata serta pengaruh dari perubahan-perubahan
struktur kata terhadap kelas kata dan arti dari kata tersebut. Morfologi
mengidentifikasi satuan-satuan dasar bahasa sebagai satuan gramatikal Verhaar
(dalam Putrayasa, 2017:3). Sebagai contoh, kata berjalan secara morfologis
terdiri atau dua satuan minimal, yakni ber- dan jalan. Satuan minimal
gramatikal ini disebut sebagai “Morfem” kata berjalan adalah kata “Polimorfemis” yang mempunyai makna bahwa kata
tersebut terdiri atas satu morfem saja (Putrayasa, 2017:3). Jadi, morfologi
merupakan ilmu bahasa mengenai seluk beluk bentuk kata atau struktur kata, atau
juga bisa diartikan sebagai cabang tatabahasa yang menelaah struktur ataupun
bentuk kata utamanya melalui penggunaan morfem.
2.2 Pengertian Reduplikasi
Reduplikasi atau yang disebut juga kata ulang
merupakan kata yang mengalami pengulangan baik pada kata maupun unsur pada
suatu kata. Menurut Abdul Chaer (2012:182), menyatakan bahwa reduplikasi adalah
proses morfemis yang mengulang bentuk dasar, baik secara keseluruhan, secara
sebagian (parsial) maupun dengan perubahan bunyi. Sedangkan menurut Verhaar
(2012:152), memberikan defenisi bahwa reduplikasi adalah proses morfemis yang
mengulangi bentuk dasar atau sebagian dari bentuk dasar tersebut.
Pengertian menurut Ramlan (2012:65) proses
pengulangan atau reduplikasi merupakan pengulangan satuan gramatik, baik
seluruhnya maupun sebagiannya saja, baik dengan variasi fonem maupun tidak.
Hasil pengulangan itu disebut kata ulang, sedangkan satuan yang diulang merupakan
bentuk dasar. Muslich (2014:48) beranggapan bahwa hasil proses pengulangan
yaitu peristiwa pembentukan kata dengan cara mengulang bentuk dasar, baik
seluruhnya maupun sebagian, baik bervariasi fonem maupun tidak, baik
berkombinasi dengan afiks maupun tidak. proses pengulangan baik yang penuh
maupun sebagian saja, ada yang berfungsi mengubah golongan kata ada pula yang
tidak. Seperti dalam bahasa Indonesia karang-mengarang, jilid-menjilid;
berfungsi sebagai pembentuk kata nominal dari kata kerja. Seperti pada kata
ulang sebaik-baiknya, sejahat-jahatnya, berfungsi sebagai
keterangan dari kata sifat.
Selanjutnya Kridalaksana (2008: 208) dalam
kamus linguistiknya menjelaskan bahwa reduplikasi merupakan suatu proses dan
hasil pengulangannya berupa satuan bahasa yang digunakan sebagai alat fonologis
atau gramatikal. Hasil pengulangan tersebut disebut kata ulang, sedangkan
satuan yang diulang ialah bentuk dasar. Istilah ini dipakai dalam tata bahasa
pertama berdasarkan bentuk perulangan dalam bahasa barat, jadi bahasa Indonesia
mempunyai konsepsi tersendiri tentang kata ulang. Dari pendapat keenam dari
para ahli tersebut, jelas tergambar bahwa konsep reduplikasi (proses
pengulangan kata) berhubungan dengan kata (termasuk perubahan bunyi kata),
fungsi dan makna kata, karena disebutkan berhubungan dengan gramatika. Dengan
melihat konsep tersebut, dalam konteks ilmu bahasa, reduplikasi termasuk dalam
kajian morfologi. Karena reduplikasi memiliki status yang sama dengan proses
pembentukan kata dalam morfologi. reduplikasi dapat ditinjau dari segi bentuk,
makna, dan fungsi reduplikasi.
2.3 Ciri-ciri bentuk reduplikasi
Menurut
Muslich (2014:50) ciri bentuk kata ulang berdasarkan hasil pengamatan yang
pernah dilakukan oleh beberapa pengamat bahasa Indonesia, ciri-ciri bentuk
dasar kata ulang bahasa Indoesia ialah sebagai berikut.
1.
kelas kata bentuk dasar kata ulang sama dengan kelas kata-kata ulangnya
Misalnya,
jika suatu kata ulang berkelas kata benda (nomina) bentuk dasarnya pun berkelas
kata benda. Begitu juga, jika kata ulang itu berkelas kata kerja (verba),
bentuk dasarnya juga berkelas kata kerja.
Contoh: Kata Ulang Bentuk
Dasarnya
sayur-sayuran (kata benda) sayur (kata benda)
2.
Bentuk Dasar Kata Ulang Selalu Ada Dalam Pemakaian Bahasa
Sebagaimana
pada kata ulangnya, bentuk dasarnya pun ada dalam pemakaian bahasa. Maksud
“dalam pemakaian bahasa” ialah bisa digunakan pada konteks kalimat.
Contoh: Kata
Ulang Bentuk
Dasarnya
Melaku-lakukan melakukan, bukan melaku
3.
Arti Bentuk Dasar Kata Ulang Selalu Berhubungan Dengan Arti Kata Ulangnya
Ciri
ketiga menjawab persoalan bentuk kata yang secara fonemis berulang, namun bukan
sebagai hasil dari proses pengulangan berdasarkan ciri ini, sangat jelas bahwa
bentuk dar kata alun bukan merupakan
bentuk dasar dari kata alun-alun, begitupula
dengan bentuk kata agar bukan merupakan bentuk dasar dari kata agar-agar.
2.4 Jenis-Jenis Pengulangan
Menurut Muslich (2014:52) jenis perulangan
kata yang berdasarkan hasil penelitian, dalam bahasa Indonesia ada empat jenis
perulangan, yaitu; pengulangan seluruh, pengulangan sebagian, pengulangan yang
berkombinasi dengan pembubuhan afiks, dan pengulangan dengan perubahan fonem.
1. Pengulangan Seluruh
Pengulangan seluruh merupakan pengulangan
bentuk dasar secara keseluruhan, tanpa berkombinasi dengan pembubuhan afiks dan
tanpa perubahan fonem.
Misalnya; Bentuk
Dasar Hasil Pengulangan Seluruh
Batu Batu-Batu
2. Pengulangan Sebagian
Pengulangan sebagian merupakan pengulangan
bentuk dasar secara sebagian, tanpa perubahan fonem.
Misalnya; Bentuk
Dasar Hasil Pengulangan
Sebagian
Memanggil
memanggil-manggil; panggil-memanggil
3. Pengulangan yang Berkombinasi dengan Pembubuhan Afiks
Pengulangan yang berkombinasi dengan
pembubuhan afiks adalah pengulangan bentuk dasar disertai dengan penambahan
afiks secara bersamaan atau serentak dan bersama-sama pula dalam mendukung satu
arti. Misalnya kata ulang Motor-motoran, adalah
pengulangan bentuk dasar dengan penambahan afiks. Bentuk dasar dari kata ulang
itu ialah motor, tetapi bukan motoran atau motor-motor. Disebut demikian, karena motoran tidak pernah ditemukan dalam pemakaian sehari-hari,
sedangkan motor-motor yang berarti
‘banyak mobil’ tidak ada keseimbangan arti atau makna dengan motor-motoran yang berarti “menyerupai
mobil’.
4. Pengulangan dengan Perubahan Fonem
Pengulangan dengan perubahan fonem merupakan pengulangan
bentuk dasar yang disertai dengan perubahan fonem. Dalam bahasa Indonesia ada
dua macam model pengulangan perubahan fonem, yaitu pengulangan fonem vokal dan
pengulangan fonem konsonan. Contoh; serba-serbi
(bentuk dasar serba), dan ramah-tamah
(bentuk dasar ramah). Namun kata yang
seperti sunyi senyap dan simpang siur, kedua kata tersebut tidak
ndimasukan sebagai kata ulang sebab perubahan itu sukar dilacak karena sudah
banyak yang mengalami perubahan. Oleh karena itu, kedua kata tersebut digolongkan
sebagai kata mejemuk yang salah satu unsurnya berupa morfem unik atau morfem
terikat ketat.
2.5 Bentuk Reduplikasi
Abdul Chaer (2015: 179-191) membagi proses
pengulangan atau reduplikasi berdasarkan bentuknya yakni sebagai berikut.
1. Reduplikasi
Fonologis
Reduplikasi
fonologis berlangsung terhadap dasar yang bukan akar atau terhadap bentuk yang
statusnya lebih tinggi dari akar. Status bentuk yang diulang tidak jelas serta
reduplikasi fonologis ini menghasilkan makna leksikal. Ada empat reduplikasi
fonologis berdasarkan bentuknya, yakni;
1)
Bentuk reduplikasi yang bunyi pada kedua suku katanya sama. Contohnya; pada kata pipi, dada, cincin, dan kuku.
2) Bentuk reduplikasi yang bunyinya jelas
sebagai bentuk kata ulang, yang diulang secara utuh. Namun, bentuk dasarnya
tidak berstatus sebagai akar yang mandiri. Contohnya; foya-foya, anai-anai, dan
tubi-tubi. Kemudian saat ini, dalam bahasa Indonesia tidak ada akar foya, anai, dan tubi
3)
Bentuk reduplikasi ini juga jelas sebagai bentuk ulang dan dasar yang
diulang pun jelas ada, tetapi hasil reduplikasi tidak melahirkan makna
gramatikal. Hasil reduplikasinya hanya menghasilkan makna leksikal. Contohnya; Kura-kura, kupu-kupu, paru-paru, dan onde-onde.
4) Bentuk reduplikasi seperti ini tidak
diketahui mana yang menjadi bentuk dasar pengulangannya. Sedangkan maknanya pun
hanyala makna leksikal, bukan makna gramatikal. Dalam berbagai buku tata bahasa
tradisional disebut kata ulang semu.contohnya; teka-teki, mondar-mandir, luntang-lanting dan kocar-kacir.
2. Reduplikasi Sintaksis
Reduplikasi
sintaksis merupakan pengulangan morfem yang menghasilkan klausa. Atau
reduplikasi sintaksis adalah proses pengulangan terhadap sebuah dasar yang
biasanya berupa akar, tetapi menghasilkan satuan bahasa yang statusnya lebih
tinggi daripada sebuah kata. Kridalaksana (dalam Chaer 2015:179) menyebutnya
menghasilkan sebuah ‘ulangan kata’, bukan ‘kata ulang’,
Contoh: Jangan jangan kamu yang ada di balik
pintu itu
Bentuk reduplikasi sintaksis juga mempunyai
ikatan yang cukup longgar sehingga kedua unsurnya memiliki potensi untuk
dipisahkan.
Contoh: panas memang panas
matahari disiang hari ini
Reduplikasi sintaksis termasuk juga yang
dilakukan terhadap akar yang menyatakan waktu.
Contoh: besok-besok
dia boleh datang ke sini.
3. Reduplikasi Semantis
Reduplikasi
semantis adalah pengulangan makna yang sama dari dua buah kata yang bersinonim.
Misalnya; ilmu pengetahuan, alim ulama,
cerdik cendekia. Kita lihat ilmu
dan kata pengetahuan memiliki makna
yang sama. Selain itu, bentuk-bentuk seperti muda
belia, tua renta, segar bugar, dan gelap gulita, menurut Chaer, kata-kata
diatas juga termasuk reduplikasi semantis. Akan tetapi, bentuk-bentuk seperti
ini dalam berbagai buku tata bahasa dimasukkan dalam kelompok reduplikasi
berubah bunyi (dwilingga salin suara).
4 Reduplikasi Morfologis
Reduplikasi morfologis menurut (Chaer
2015:181) merupakan pengulangan morfem pada bentuk yang berupa akar, bentuk
berafiks dan berupa bentuk komposisi. Prosesnya dapat berupa pengulangan utuh,
pengulangan berubah bunyi, dan pengulangan sebagian.
1. Pengulangan Akar
Bentuk dasar yang berupa akar memiliki tiga
macam proses pengulangan, yaitu pengulangan utuh, pengulangan sebagian dan
pengulangan dengan perubahan bunyi.
(1) Pengulangan utuh
Pengulangan yang secara utuh (dwilingga) merupakan bentuk dasar tanpa
melakukan perubahan bentuk fisik dari akar tersebut. Contohnya seperti, buku buku (bentuk dasar buku), lari-lari
(bentuk dasar lari), jangan-jangan
(bentuk dasar jangan), sungguh-sungguh
(bentuk dasar sungguh).
(2) Pengulangan sebagian
Dwipurwa atau yang disebut dengan pengulangan sebagian merupakan
pengulangan bentuk dasar yang hanya salah satu bentuk katanya saja yang
diulang, dalam hal ini suku awal kata disertai dengan “pelemahan” bunyi.
Contohnya; leluhur (bentuk dasar
luhur), jejari (bentuk dasar jari), lelaki (bentuk dasar laki), tetangga (bentuk dasar tangga).
(3) Pengulangan dengan perubahan bunyi
Dwilingga salin suara atau juga disebut diartikan sebagai pengulangan
dengan perubahan bunyi merupakan pengulangan bentuk dasar tetapi disertai
dengan perubahan bunyi. Perubahan tersebut bisa saja dalam bentuk bunyi vokal
ataupun bunyi konsonan. Bentuk yang berubah bunyi bisa menduduki unsur pertama
(a), bisa juga unsur kedua (b).
Contoh (a); bolak-balik, kelap-kelip, corat-coret.
(b);
serba-serbi, sayur-mayur, lauk-pauk.
2. Pengulangan Dasar Berafiks
Ada tiga macam proses dalam afiksasi dan reduplikasi.
Pertama, sebuah akar diberi afiks dahulu, kemudian
direduplikasi. Contohnya; akar sama mula-mula
diulang menjadi bersama, baru
kemudian diberi prefiks ber- menjadi bersama-sama.
Kedua, sebuah akar direduplikasi dahulu, kemudian
diberi afiks. Contohnya pada akar jalan mula-mula
diulang menjadi jalan-jalan, baru
kemudian diberi prefiks ber- menjadi berjalan-jalan.
Ketiga, sebuah akar diberi afiks dan diulang secara
bersamaan. Contohnya pada akar mungkin
diberi prefiks ke- dan sufiks –an, dan proses pengulangan sekaligus menjadi
bentuk kemungkinan-kemungkinan.
Pada contoh diatas proses reduplikasi yang terjadi berlangsung sesuai
dengan arus ujaran, sehingga disebut reduplikasi progresif. Namun, ada pula
reduplikasi regresif, yaitu reduplikasi yang proses pengulanganya terjadi
kearah sebelah kiri. Contohnya seperti pukul-memukul,
tembak-menembak.
(1) Akar berprefiks ber-
Ada dua macam pengulangan akar yang
berprefiks ber-, yakni:
(a) pada akar mula-mula diimbuhkan prefiks ber-, kemudian dilakukan pengulangan
sebagian dan yang diulang hanya akarnya saja.
Contoh: berlari-lari (dari
ber + lari).
Berteriak-teriak (dari ber + teriak).
Berputar-putar (dari ber + putar)
(b)
Pengulangn dilakukan serentak dengan pengimbuhan prefiks ber-,
contoh: berhari-hari
Bermeter-meter
Proses prefiksasi ber- dan
proses reduplikasi dikatakan dilakukan sekaligus karena bentuk bermeter dan meter-meter tidak berterima. Sedangkan bentuk hari-hari, minggu-minggu
dan bulan-bulan memang berterima,
tetapi bentuk ini merupakan bagian dari reduplikasi sintaksis.
(2) Akar Berkonfiks ber-an
Akar berkonfiks ber-an seperti
pada kata berlarian dan berkejaran direduplikasikan sebagian,
yaitu hanya akarnya saja.
Misalnya:
Berlari-larian (dari
berlarian).
Berkejar-kejaran (dari berkejaran)
(3) Akar berprefiks me-
Akar berprefiks me- seperti
pada bagian kata menembak dan menari direduplikasikan hanya akarnya saja, namun
ada dua macam cara. Pertama, yang bersifat progresif maksudnya, pengulangan ke
arah depan atau ke arah kanan; dan kedua yang bersifat regresif, maksudnya
pengulangan ke arah belakang atau ke arah kiri.
Contoh sebagai berikut ini, bagian (a) merupakan yang bersifat progresif
dan bagian (b) yaitu bagian bersifat regresif.
(a) menembak-nembak (dasar menembak)
Menari-nari (dasar menari)
Mengulang-ulang (dasar mengulang)
(b) tembak-menembak (dasar menembak)
Pukul memukul (dasar
memukul)
Tendang-menendang (dasar menendang)
(4) Akar berklofiks me-kan
Akar
berklofiks me-kan seperti pada kata
membedakan, membesarkan dan melebihkan direduplikasikan hanya akarnya saja.
Misalnya; Membeda-bedakan (dari membedakan)
Melebih-lebihkan (dari melebihkan)
Menyama-nyamakan (dari menyamakan)
(5) Akar berklofiks me-i
Akar
berklofiks me-i seperti pada kata
menulisi dan mengurangi direduplikasikan hanya akarnya saja.
Misalnya: menulis-nulisi (dari menulisi)
Mengurang-ngurangi (dari mengurangi)
Merintang-rintangi (dari merintangi)
(6) Akar berprefiks pe-
Akar
berprefiks pe- seperti pada kata
menulisi dan mengurangi direduplikasikan hanya akarnya saja.
Misalnya; pemuda-pemuda
Pelajar-pelajar
(7) Akar berkonfiks pe-an
Akar
berkonfiks pe-an seperti pada kata
pembangunan dan penjelasan direduplikasi secara utuh.
Misalnya; pembangunan-pembangunan
Penjelasan-penjelasan
(8) Akar berkonfiks per-an
Akar
berkonfiks pe-an seperti pada kata
peraturan, perindustrian bila direduplikasikan haruslah secara utuh.
Misalnya; peraturan-pertauran
Perindustrian-perindustrian
(9) Akar bersufiks –an
Akar
bersufiks –an ada dua cara
pereduplikasiannya. Pertama, dengan mengulang secara utuh bentuk bersufiks –an itu; kedua mengulang akarnya saja
yang sekaligus disertai dengan pengulangannya.
Contohnya;
(a)
Bangunan-bangunan
Lampiran-lampiran
Aturan-aturan
(b)
Obat-obatan
Kucing-kucingan
Batu-batuan
(10) Akar berprefiks se-
Akar
berprefiks se- ada dua macam cara
reduplikasinya. Pertama, diulang secara utuh; dan kedua hanya mengulang bentuk
akarnya saja.
Contoh:
(a)
Sedikit-sedikit
Sekali-sekali
(b) Sekali-kali
Sepandai-pandai
(11) Akar berprefiks ter-
Akar
berprefiks ter- seperti pada kata terbawa, tersenyum, dan tertawa
direduplikasikan hanya akarnya saja.
Contoh: Terbawa-bawa
Tersenyum-senyum
(12) Akar berkonfiks Se-nya
Akar
berkonfiks se-nya seperti pada kata secepatnya, sebaiknya, direduplikasikan
hanya akarnya saja.
Contoh; Secepat-cepatnya
Sebaik-baiknya
(13) Akar berafiks ke-an
Akar berkonfiks ke-an seperti pada keraguan, kemurahan dan kebiruan
direduplikasikan hanya akarnya saja; sedangkan konfiks ke-an melingkupi bentuk perulangan itu.
Contoh; keragu-raguan
Kemerah-merahan
Kebiru-biruan
(14) Akar berinfiks (-em-, el-,
-er-, -m-)
Akar
berinfiks diredupliaksikan sekaligus dalam pengimbuhan infiks dan proses
reduplikasi. Proses ini tampaknya tidak produktif.
Contoh: Tali-temali
Patuk-pelatuk
Sinar-seminar
Getar-geletar
Sambung-sinambung
2.6 Fungsi dan Makna Reduplikasi Morfologi
Abdul Chaer (2015:191) menjabarkan kelas kata
reduplikasi morfemis yakni;
1. Reduplikasi Dasar Nomina
1) Dasar Nomina, baik yang berupa akar, bentuk berprefiks pe-, bentuk berprefiks ke-, bentuk berkonfiks pe-an, bentuk berkonfiks per-an, bentuk berkonfiks ke-an, bentuk bersufiks –an dan berupa gabungan kata, jika
direduplikasikan akan memiliki makna gramatikal ‘banyak’ kalau memiliki
komponen makna (+ terhitung).
Contoh;
Rumah-rumah dengan dinding papan
itu telah direnovasi (banyak rumah)
2) Dasar nomina khususnya dalam bentuk akar,
bila direduplikasikan akan memiliki makna gramatikal ‘banyak’ dan berkomponen
(+berjenis)
Contoh; Pak
Ari menjual buah-buahan
(berbagai macam buah)
3) Dasar nomina, khususnya bentuk dasar bila
direduplikasikan bermakna ‘banyak dengan satuan ukuran tertentu’ bermakna
(+ukuran) atau (+takaran).
4) dasar nomina, khususnya dalam bentuk akar,
bila direduplikasikan bermakna ‘menyerupai’ atau ‘seperti’ apabila bermakna
(+bentuk tertentu) dan (+sifat tertentu)
Contoh; Adiku
menangis minta dibelikan mobil-mobilan
(menyerupai mobil)
5) Dasar nomina,
khususnya bentuk akar bila direduplikasikan akan bermakna ‘saat’
Contoh; Malam-malam begini baru kamu menangis
(saat
malam)
2. Reduplikasi Dasar Verba
1) Dasar verba jika direduplikasikan akan
memiliki makna gramatikal ‘kejadian
atau tindakan berulang kali’, apabila dasar itu memiliki komponen makna (+ tindakan) dan (- durasi).
Contoh; Dari
tadi kamu marah-marah terus
2) Apabila direduplikasikan akan memiliki makna
gramatikal ‘kejadian berintesinsitas’,
apabila memiliki makna (+tindakan) dan (+durasi)
Contoh; Mereka berjalan-jalan
mengelilingi tempat wisata pantai.
3) Apabila direduplikasikan akan
memiliki makna gramatikal ‘belasan’ apabila bermakna
(+tindakan) dan (-durasi).
Contoh; Terjadi
tembak-menembak antara
tentara dan polisi
4) Apabila
direduplikasikan memiliki makna gramatikal ‘dilakukan tanpa tujuan (dasar), apabila memiliki komponen
makna (+tindakan) dan (+durasi),
Contoh; Kami makan-makan
di Pujasera Unpatti.
3. Reduplikasi Dasar
Ajektifa
1) Dasar ajektifa bila direduplikasikan akan
menghasilkan makna gramatikal ‘banyak
yang dasar’ jika bentuk dasar mempunyai komponen makna (+ keadaan) dan (+ ukuran).
Contoh; Udangnya masih kecil-kecil, jangan
ditangkap dulu
2) Dasar adjektifa
bila direduplikasikan akan menghasilkan makna gramatikal
‘se (dasar)
mungkin’ jika bentuk dasar berkomponen makna (+keadaan) dan (+ukuran)
Contoh; bukalah
Pintu itu lebar-lebar
3) Dasar adjektifa
bila direduplikasikan akan menghasilkan makna gramatikal
‘hanya yang (dasar)’
jika bentuk dasar berkomponen makna (+keadaan) dan (+ukuran).
Contoh; Ambil
yang baik-baik tinggalkan yang buruk-buruk
4) Dasar adjektifa
bila direduplikasikan akan menghasilkan makna gramatikal
‘sedikit bersifat (dasar)’ jika bentuk
dasar berkomponen makna (+keadaan)
mungkin’ jika
bentuk dasar berkomponen makna (+, keadaan) dan (+warna)
Contoh; Dari
jauh air laut tampak kebiru-biruan
5) Dasar adjektifa bila direduplikasikan akan
menghasilkan makna gramatikal ‘meskipun
(dasar)’ jika bentuk dasar berkomponen makna (+keadaan)
dan (+sikap).
Contoh; Jauh-jauh saya datang, tetapi orangnya
tidak ada.
6) Dasar adjektifa bila
menghasilkan akan menghasilkan makna gramatikal ‘sama (dasar) dengan’ jika
bentuk dasar berkomponen makna (+keadaan) dan (+ukuran)
Contohnya; truks
sebesar-besar gajah merusak taman
kami.
7) Dasar adjektifa bila
direduplikasikan akan menghasilkan makna gramatikal ‘intensitas’ jika bentuk
dasar berkomponen makna (+keadaan) dan (+ukuran),
Contohnya; Kamu
jangan membesar-besarkan masalah yang
sepeleh ini.
4. Reduplikasi Dasar
Kelas Tertutup
Kata-kata yang termasuk kelas kata, merupakan
kata-kata yang keanggotaannya sukar bertambah atau berkurang, dan jumlah
keanggotaanya relatif terbatas. Yang termasuk kelas tertutup yaitu kata-kata
yang termasuk dalam kelas kata adverbia, pronomina, numeralia, konjungsi,
artikulus, dan interjeksi. Kata-kata yang termasuk kelas tertutup ini pun ada
yang mengalami proses reduplikasi.
1) Reduplikasi Dasar Adverbia
Negasi
Kosakata adverbia negasi adalah bukan, tidak,
tak dan tiada. Yang terlibat dalam proses
reduplikasi hanyalah bukan dan tidak, bentuk tak dan tiada tidak terlibat dalam proses itu.
Contoh; Di sini kalian jangan
bicara yang bukan-bukan
Di
sini kalian jangan bicara yang tidak-tidak
2) Reduplikasi Dasar Adverbia Larangan
Kosakata adverbia larangan adalah jangan dan tidak boleh. Uang berkenaan
dengan reduplikasi hanyalah akar jangan.
Contoh; Ayo
kita pulang, jangan-jangan Ibu sudah
datang.
3) Reduplikasi Dasar Adverbia
Kala
Kosakata adverbia kala yaitu kata-kata sudah dan telah untuk menyatakan kala
lampau; sedang, tengah, dan lagi untuk menyatakan kala kini; akan dan
mau untuk menyatakan kala yang akan
datang. Sebagai adverbia kala yang
termasuk proses reduplikasi adalah sudah
dan akan.
Contoh; dia
selalu mengumpulkan uang seakan-akan
bisa hidup selamanya.
4) Reduplikasi Dasar Adverbia
Keharusan
Kosakata adverbia keharusan yaitu barangkali, kali dan mungkin yang menyatakan kemungkinan; mesti, harus, dan wajib yang menyatakan keharusan;
mau, ingin, dan hendak yang menyatakan keinginan; dan boleh yang menyatakan
kebolehan. Sebagai adverbia keharusan yang termasuk dalam proses reduplikasi ialah kali, mau, dan boleh.
Contoh; Boleh-boleh saja kalau Kamu mau
mengajukan usul itu.
5) Reduplikasi Dasar Adverbia Jumlah
Kosakata adverbia jumlah adalah banyak, sedikit, lebih, kurang dan cukup. Seluruhnya
terlibat dalam proses reduplikasi.
Contoh; Kebutuhan mereka akan dia penuhi secukup-cukupnya.
4) Reduplikasi Dasar Adverbia Taraf
Kosakata adverbia taraf ialah gerak, sangat, amat, sekali, sedang, kurang,
dan paling.
Yang termasuk dalam proses reduplikasi ialah agak dan paling. Contoh; Mungkin harganya paling-paling lima ribu rupiah.
6) Reduplikasi Dasar Adverbia Frekuensi
Kosakata adverbia frekuensi ialah sekali, jarang, sering, dan lagi. Semuanya
terlibat dalam proses reduplikasi.
Contoh; Sering-seringlah kau main di sini.
7) Reduplikasi Dasar Adverbia Tanya
Kosakata adverbia tanya adalah apa, siapa, berapa, mana, kenapa, mengapa, dan bagaimana. Semuanya termasuk dalam
proses reduplikasi kecuali mengapa dan bagaimana.
Contoh; Kalau ada apa-apa dengan beliau, tolong beritahu kami.
8) Reduplikasi Dasar Pronomina Persona
Kosakata pronomina persona yaitu saya dan aku ‘sebagai orang pertama tunggal;
kami sebagai orang pertama jamak
eksklusif; kita sebagai orang pertama jamak inklusif; kamu, engkau dan anda, sebagai orang kedua tunggal;
kalian dan kamu sekalian sebagai orang kedua jamak; dia, ia, dan beliau sebagai orang ketiga tunggal; dan
mereka sebagai orang ketiga jamak. Semuanya termasuk dalam proses
reduplikasi.
Contoh; Apakah
kalian-kalian tidak belajar sopan
santun
9) Reduplikasi Dasar Pronomina Demonstratifa
Kosakata pronomina demonstratifa ialah ini, itu, begini, dan begitu. Semuanya
terlibat dalam proses reduplikasi
Contoh; Begini-begini
dia itu dulunya adalah anak pejabat.
10) Reduplikasi Dasar Numeralia
Kosakata numeralia yang termasuk dalam proses
reduplikasi ialah nama- nama bilangan bulat satu, dua, tiga, dan seterusnya.
Juga bilangan seperti sepertiga, setengah, seperempat dan
sebagainya.
Contoh; Obat ini diminum dua-dua kali dalam sehari
12) Reduplikasi Dasar Konjungsi Koordinatif
Kosakata
konjungsi koordinatif ialah dan yang
menyatakan ‘gabungan’; serta yang menyatakan ‘kesertaan’; Namun, tetapi dan melainkan yang menyatakan
‘kebalikan’; bahkan dan malah (an) yang menyatakan ‘penguatan’; kemudian, setelah, sesudah, dan lalu
yang menyatakan hubungan waktu’.
Semuanya tidak ada yang terlibat dalam proses reduplikasi.
memang ada bentuk lalu-lalu, tetapi lalu-lalu disini bukan berasal dari konjungsi koordinatif lalu.
Contoh; Kita tidak perlu mengingat lagi
kejadian yang lalu-lalu.
13) Reduplikasi Dasar Konjungsi Subordinatif
Kosakata
konjungsi subordinatif ialah karena,
sebab, asal, dan lantaran, yang
menghubungkan menyatakan ‘sebab’; kalau,
jika, jikalau, andai, andaikan,
dan seandainya yang menghubungkan
menyatakan ‘persyaratan’; meski (pun), biar (pun), walau (pun),
kendati (pun), yang menghubungkan menyatakan ‘batas’; dan kecuali yang menghubungkan menyatakan ‘perkecualian’. Namun, yang
terlibat dalam proses reduplikasi adalah kalau, andai, dan sampai.
Contoh; Ayo
kita ke kebun, kalau-kalau ada durian
jatuh.
2.7 Pengertian Novel
Novel merupakan bentuk karya sastra yang sekaigus
disebut fiksi. Novel berasal dari bahasa Itali novella, yang secara harfiah
berarti ‘sebuah barang baru yang kecil’, dan kemudian diartikan sebagai ‘cerita
pendek dalam bentuk prosa’ Abrams (dalam Nurgiyantoro 2000:9). Novel merupakan
sebuah totalitas, suatu kemenyeluruhan yang bersifat artistik. Sebagai sebuah
totalitas, novel memiliki bagian-bagian, unsur-unsur, yang saling berkaitan
satu dengan yang lain secara erat dan saling menggantungkan. Bilamana novel
disebut sebagai sebuah totalitas, unsur kata, bahasa, contohnya, merupakan
adalah salah satu bagian dari totalitas itu, salah satu unsur pembangun cerita
itu, salah satu subsistem itu. Kata inilah yang menyebabkan novel, juga
merupakan sastra pada umumnya, menjadi berwujud (Nurgiyantoro 2000:22).
2.8 Penelitian yang Relevan
Penelitian mengenai proses reduplikasi bukan hanya baru pertama
kali dilakukan. Sudah ada penelitian terdahulu yang membahas dan meneliti
masalah ini. Salah satu peneliti yang relevan yang meneliti reduplikasi
morfologi ini yaitu; Rinto Hukunala (Ambon, 2014) dalam skripsi yang berjudul Reduplikasi dalam Bahasa Buru di Desa
Wamkana Kecamatan Namrole Kabupaten Buru Selatan.
Hasil analisis dari skripsi tersebut yaitu,
kata yang termasuk reduplikasi yang berhasil diiventari berjumlah: kata ulang
utuh (dwilingga) sebanyak 34 kata, kata ulang sebagian (dwipurwa) sebanyak 16
kata. Jadi berdasarkan kesimpulannya, dalam bahasa Buru cuman hanya ada dua
jenis kata ulang yaitu kata ulang utuh dan kata ulang sebagian. Tetapi walaupun
dalam bahasa Buru hanya dua jenis kata ulang saja dibandingkan dengan kata
ulang seperti kata ulang utuh, kata ulang sebagian, kata ulang berubah bunyi,
kata ulang variasi fonem dan juga kata ulang semu. Namun demikian dua jenis
kata ulang dalam bahasa Buru ini memiliki keunikan dalam proses pengulangan. Dalam
bahasa Buru ada kata-kata yang mengalami proses perulangan sehingga
menghasilkan dua makna dalam satu kata atau bentuk dasar tertentu seperti
bentuk dasar gosa yang artinya bagus mengalami proses perulangan
menjadi gosa-gosa yang menghasilkan
dua makna yang berbeda yaitu bagus-bagus
dan hati-hati.
Dari penelitian terdahulu mempunyai kesamaan
tentang penelitian ini yaitu sama-sama mengkaji tentang proses morfologi
reduplikasi atau kata ulang. Namun jika dilihat dari sumber data sangat jelas perbedaanya yakni; penelitian
pertama mengkaji Reduplikasi dalam Bahasa
Buru di Desa Wamkana Kecamatan Namrole Kabupaten Buru Selatan. Yang secara
langsung diperoleh datanya dari narasumber. Kemudian penelitian ini tidak menjelaskan
fungsi dari kelas kata perulangan dan tidak ada pemaparan perubahan fonem pada
jenis reduplikasi dalam pembahasan.
Maka oleh sebab itulah peneliti mencoba
mengkaji ilmu tentang reduplikasi morfologi dalam novel Bintang karya Tere Liye, yang belum pernah diteliti sebelumnya. Hasil
penelitian sebelumnya mengenai proses morfologi khususnya reduplikasi atau kata
ulang dapat menjadi informasi dan acuan bagi peneliti saat ini dalam meneliti
penggunaan reduplikasi dalam novel Bintang
karya Tere Liye.
BAB III
METODE
PENELITIAN
3.1
Pendekatan Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif yang
bersifat deskriptif karena data-data yang dikumpulkan yakni berupa kata-kata,
gambar dan bukan angka-angka (Moleong, 2005:11). Penelitian kualitatif ini menggunakan pendekatan yang berupa deskriptif,
yakni meneliti kata-kata mengenai aspek seluk beluk bentuk kata ulang, fungsi
dan maknanya. Serta dapat mendeskripsikan bentuk-bentuk kata ulang, fungsi, dan
maknanya tersebut ke dalam lembaran data. Penelitian
ini mempunyai sejumlah karakteristik atau ciri-ciri tertentu yang membedakannya
dengan jenis penelitian lainnya. Ciri tersebut yakni menurut (Moleong, 2005 :
8-13) meliputi 11 (sebelas) ciri, namun sesuai dengan masalah penelitian maka
hanya dipergunakan 5 (lima) ciri penelitian kualitatif dalam penelitian ini
yakni sebagai berikut
1. Latar
Alamiah
Penelitian kualitatif
melakukan penelitian pada latar alamiah atau pada konteks suatu keutuhan. Sebab
ontologi alamiah menghendaki adanya kenyataan atau realita sebagai keutuhan
yang memang tidak dapat dipahami jika dipisahkan dari konteksnya.
2. Manusia
Sebagai Alat (Instrumen)
dalam jenis penelitian kulaitatif ini,
peneliti sendiri merupakan alat pengumpul data yang paling utama dan menjaring
data berdasarkan kriteria yang dipahami. Hal ini dilakukan karena jika
memanfaatkan alat yamg bukan manusia dan menyediakan dirinya terlebih dahulu
sebagai yang biasa digunakan dalam penelitian, maka sangat tidak mungkin untuk
melakukan penyesuaian terhadap realita-realita di lapangan. Jadi peneliti harus memiliki bekal teori dan wawasan
yang luas untuk dapat menganalisis masalah penelitiannya.
3. Metode
Kualitatif
Metode kualitatif
merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa
kata-kata tertulis maupun lisan dari orang-orang yang diamati. Namun karena
penelitian ini memfokuskan kajiannya pada teks cerita sastra, maka data
deskriptifnya hanya berupa kata-kata tertulis. Penelitian kualitatif yang
dipakai dalam penelitian ini berupa observasi atau pengamatan secara langsung. Istilah lain yang digunakan Sudaryo
untuk metode observasi adalah metode simak. Peneliti membaca dan mengamati
hingga menemukan sejumlah data berupa bentuk perulangan yang ada di dalam novel
Bintang karya Tere Liye.
4. Deskriptif
Data yang diperoleh dan
dikumpulkan yaitu berupa kata-kata dan bukan angka-angka. Hal ini karena adanya
penerapan metode kualitatif. Selain itu semua yang dikumpulkan berkemungkinan
akan menjadi suatu kunci terhadap apa yang sudah diteliti.
5. Adanya
batas yang ditentukan oleh fokus
Penelitian menghendaki
ditetapkannya adanya batas dalam penelitian atas dasar fokus yang timbul sebagai
masalah dalam penelitian. Dalam
penelitian lazim digunakan cara yang biasa disebut penelahaan dokumen atau kepustakaan.
Penelahaan dokumen atau kepustakaan digunakan
untuk memperoleh teori dan pendapat dari para ahli dibidang bahasa dan sastra,
khususnya tentang “Reduplikasi dan novel” sehingga masalah yang diteliti dapat
dipertanggung jawabkan secara ilmiah.
3.2
Data
dan Sumber Data
Data
dalam penelitian ini berupa
kalimat-kalimat yang mengandung penggunaan
bentuk reduplikasi atau kata ulang yang dijadikan sebagai objek penelitian.
Sumber data penelitian adalah
novel Bintang karya Tere iye.
3.3
Prosedur Pengumpulan Data
Untuk dapat memecahkan masalah penelitian
ini, peneliti menggunakan teknik kepustakaan. Teknik kepustakaan merupakan
serangkaian kegiatan yang berkenan dengan metode pengumpulan data pustaka,
membaca dan mencatat serta dapat mengolah masalah dalam penelitian (Zed. 2008:3).
Teknik kepustakaan mempunyai beberapa ciri yang dikemukakan oleh (Zed,
2008:4-5) sebagai berikut:
1.
Data pustaka dapat mudah dipakai atau bersifat siap pakai
2.
Kondisi data tidak dibatasi oleh ruang dan waktu
3.
Bahwa peneliti berhadapan langsung dengan teks bukan dari pengetahuan
yang diambil dari lapangan.
3.4
Teknik Analisis Data
Teknik analisis data dalam penelitian ini
adalah teknik baca catat. Yang dimaksud dengan teknik baca adalah membaca
dengan cermat teks cerita yang mengandung sejumlah bentuk perulangan. Teknik
catat adalah teknik yang digunakan dengan cara mencatat hanya hal-hal yang
terkait.
Jadi
teknik baca catat adalah metode yang digunakan untuk memperoleh data dengan
jalan membaca suatu teks atau literatur secara cermat dan teliti kemudian
dicatat dengan menggunakan lembaran data. Peneliti membaca dengan cermat dan
mencatat unit-unit sebagian
kalimat yang mengandung bentuk reduplikasi morfologi ke dalam lembaran data.
Tahapan analisis data ada 4 (empat) menurut
Miles dan Huberman (dalam Moleong. 2005:96) yakni sebagai berikut:
1. Pengumpulan data
Peneliti mencatat semua data yang ada secara objektif dan apa adanya sesuai dengan masalah penelitian dalam hal
ini peneliti mengumpulkan data yang berhubungan dengan penggunaan kata
reduplikasi.
Setelah data terkumpul maka dilakukan tahap seleksi data dan tahap
pengelompokan data yakni sebagai berikut.
a. Tahap Seleksi Data
Setelah semua data terkumpul data yang ada
tersebut diperiksa dengan cara membaca dan memahami teks novel yang berjudul Bintang karya Tere
Liye. Serta menggunakan teknik catat untuk mencatat kalimat yang mengandung
bentuk-bentuk perulangan kata (reduplikasi), dilanjutkan dengan mencatat serta
memberi pengkodean data dalam tabel pengelompokan data. Pengkodean ini
dilakukan untuk mengetahui bentuk kata
ulang yang berada pada posisi baris, episode dan nomor halaman dalam novel bintang karya Tere Liye. Hal
ini dimaksudkan untuk memudahkan peneliti dalam mencari dan mengelompokan data
b. Pengelompokan Data
Data yang sudah diseleksi kemudian
dikelompokan menjadi satu tabel pengelompokan atau klasifikasi. Pengelompokan
data didasarkan pada bentuk pengulangan kata reduplikasi morfologi dalam novel Bintang karya Tere Liye. pengelompokan
atau lazim disebut pengklasifikasian mempunyai alasan tertentu yakni sebagai
berikut.
Alasan kalsifikasi data, dimaksudkan untuk
memilah-mila data sehingga memudahkan dalam melakukan analisisnyaa. Penelitian
reduplikasi morfologi yang
bertujuan memerikan kaidah-kaidah pembentukan kata suatu bahasa dan mencakup
segi-segi yang amat banyak. Segi-segi itu tidak akan disinggung semuanya
disini. Hal yang paling mendasar ialah dari segi tertentu bahwa mana yang akan diteliti. Apa tujuannya,
data bagaimana yang relevan segi yang diteliti itu, data itu harus
digolong-golongkan atau dikalsifikasikan bagaimana, apa motivasi
penglasifikasian data itu, dan lain sebagainya. Penggolongan atau klasifikasi
pertama yang harus dibuat yakni: pengulangan
akar, berupa pengulangan utuh, pengulangan sebagian, pengulangan dengan
perubahan bunyi. Serta pengulangan berafiks, yang berupa lingkungan akar yang
berafiks. Misalnya kemunculan morfem ber-, ber-an, me-,
pe-, pe-an, per-an, -an, se-, ter-, se-nya, ke-an, -em-, el-, -er-, -m-.
Penggolongan selanjutnya ialah berdasarkan kelas atau
kategori dari dasar kelas kata ulang.
Apakah dasarnya termasuk kelas kata kerja, kata sifat, kata benda, kata
bilangan atau kategori bentuk lainnya.
2. Reduksi Data
Istilah reduksi data dapat disamakan atau
disejajarkan maknanya dengan istilah pengolahan data. Reduksi data merupakan
penyederhanaan dan pemilihan data. Data-data yang dipilih hanya data yang
berkaitan dengan masalah yang akan dianalisis, dalam hal ini tentang bentuk, fungsi, dan makna reduplikasi morfologis dalam novel Bintang karya Tere Liye.
3.
Penyajian Data
Data
adalah kumpulan angka, fakta, fenomena, atau keadaan yang merupakan buah dari
hasil pengamatan atau pencatatan terhadap karakteristik atau sifat suatu objek.
Data merupakan deskripsi dari suatu kejadian yang kita hadapi atau telusuri.
Jadi data berupa catatan-catatan dalam kertas atau buku. Dalam penyajian data,
data-data yang sudah ditetapkan kemudian disusun secara teratur dan terperinci
agar dipahami. Data-data tersebut kemudian dianalisis sehingga dapat diperoleh
deskripsi tentang penggunaan bentuk dan fungsi reduplikasi dalam novel.
4.
Penarikan Kesimpulan
Hasil
dari data yang telah diperoleh dari sejak awal penelitian, maka akan ditarik
kesimpulannya. Namun kesimpulan ini masih membutuhkan adanya verifikasi
sehingga hasil yang diperoleh benar-benar valid.
3.5 Pengecekan Keabsahan Data
Data yang diperoleh pada hasil
penelitian perlu dilakukan pemeriksaan atau pengecekan keabsahanya, dengan
memakai teknik triangulasi, yaitu teknik pengecekan keabsahan data yang
memanfaatkan sesuatu yang lain diluar dari data itu untuk kepentingan
pemeriksaan atau sebagai suatu pembanding terhadap data tersebut (Moleong, 2005
: 330).
Menurut Denzin (dalam Moleong,
2005 : 330) membedakan empat macam triangulasi sebagai teknik pengecekan. Yang
dimaksud dengan teknik pengecekan data yaitu ketika telah memperoleh data maka
dari itu, kita harus mengecek dan menyesuaikan kembali data yang kita temukan
dengan data yang terdapat dalam sumber data yang kita peroleh yaitu novel,
dengan memanfaatkan pengunaan sumber, metode, penyidik, dan teori. Triangulasi
teori adalah penggunaan sejumlah perspektif atau teori dalam menafsir
seperangkat data. Langkah yang dilakukan oleh peneliti yaitu membandingkan
setiap data yang diperoleh dengan teori-teori dari para ahli yang relevan atau
berhubungan. Misalnya teori yang berhubungan dengan reduplikasi dan morfologi
yaitu Abdul Chaer, Verhaar, Arifin, Ramlan, Kridalaksana, dan lain-lainnya.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Data hasil penelitian
ini diperoleh dari hasil penelahaan dokumen atau kajian pustaka yang tidak
terikat oleh ruang dan waktu. Penelitian ini menggunakan metode simak, dengan
teknik baca catat, yaitu membaca dan mencatat pada hal-hal yang terkait dalam penelitian.
Serta menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif untuk dapat menjelaskan atau
menjabarkan hasil-hasil data sesuai dengan kriteria yang dipahami.
4.1.2
Hasil Reduplikasi Morfologi
Penelitian Reduplikasi morfologis yang dikaji
dalam penelitian ini berupa pengulangan morfem pada bentuk yang berupa akar,
dan bentuk berupa pengulangan berafiks.
4.1.2.1
Pengulangan Akar
Bentuk dasar yang
berupa akar memiliki tiga macam proses, yaitu berupa pengulangan utuh,
pengulangan berubah bunyi, dan pengulangan sebagian. Berdasarkan hasil data
yang telah dikumpulkan dan dicatat dari sumber data novel bintang karya Tere Liye, dapat ditemukan tiga proses reduplikasi
tersebut ke dalam hasil penelitian. Yakni pengulangan utuh, sebagian dan
perubahan bunyi. Dan data bentuk pengulangan berafiks. Data tersebut
dikelompokan dalam tabel data, yaitu sebagai berikut.
a.
Pengulangan Utuh
Tabel 4.1 Data Hasil Pengulangan Utuh
dalam Novel Bintang Karya Tere Liye
No |
Data Kata Ulang |
Episode Ke- |
Halaman ke |
Baris Ke- |
1.
|
nilai-nilai |
1 |
5 |
4 |
2.
|
soal-soal |
1 |
5 |
4 |
3.
|
guru-guru |
1 |
5 |
17 |
4.
|
teman-teman |
1 |
6 |
12 |
5.
|
anak-anak |
1 |
7 |
6 |
6.
|
ikan-ikan |
1 |
8 |
10 |
7.
|
mana-mana |
1 |
8 |
18 |
8.
|
pecah-pecah |
1 |
8 |
21 |
9.
|
sisa-sisa |
1 |
9 |
27 |
10. |
mati-mati |
1 |
11 |
16 |
11. |
murid-murid |
1 |
11 |
18 |
12. |
begini-begini |
1 |
12 |
22 |
13. |
omong-omong |
1 |
13 |
21 |
14. |
menit-menit |
1 |
14 |
21 |
15. |
lorong-lorong |
1 |
16 |
4 |
16. |
benar-benar |
1 |
16 |
11 |
17. |
lebih-lebih |
1 |
18 |
18 |
18. |
mobil-mobil |
2 |
20 |
4 |
19. |
siapa-siapa |
2 |
20 |
6 |
20. |
benda-benda |
2 |
20 |
11 |
21. |
diam-diam |
2 |
21 |
13 |
22. |
baik-baik |
2 |
21 |
15 |
23. |
rapat-rapat |
2 |
22 |
11 |
24. |
presiden-presiden |
2 |
24 |
8 |
25. |
hewan-hewan |
2 |
25 |
9 |
26. |
ragu-ragu |
2 |
25 |
29 |
27. |
lamat-lamat |
2 |
30 |
10 |
28. |
apa-apa |
2 |
30 |
16 |
29. |
rumah-rumah |
2 |
31 |
10 |
30. |
tiang-tiang |
2 |
31 |
10 |
31. |
ramah-ramah |
2 |
32 |
1 |
32. |
besok-bessok |
2 |
32 |
9 |
33. |
orang-orang |
2 |
32 |
17 |
34. |
tempat-tempat |
2 |
34 |
12 |
35. |
erat-erat |
2 |
34 |
12 |
36. |
piring-piring |
3 |
36 |
18 |
37. |
malam-malam |
3 |
37 |
4 |
38. |
gedung-gedung |
3 |
39 |
16 |
39. |
meja-meja |
3 |
39 |
14 |
40. |
barang-barang |
3 |
39 |
26 |
41. |
huruf-huruf |
3 |
40 |
9 |
42. |
hal-hal |
3 |
42 |
8 |
43. |
gunung-gunung |
3 |
43 |
25 |
44. |
desa-desa |
3 |
43 |
26 |
45. |
kota-kota |
3 |
43 |
26 |
46. |
garis-garis |
3 |
44 |
1 |
47. |
benang-benang |
3 |
44 |
14 |
48. |
titik-titik |
3 |
45 |
8 |
49. |
pasak-pasak |
3 |
45 |
30 |
50. |
jarang-jarang |
4 |
50 |
14 |
51. |
kapan-kapan |
4 |
50 |
19 |
52. |
kue-kue |
4 |
54 |
2 |
53. |
burung-burung |
5 |
59 |
9 |
54. |
tanda-tanda |
5 |
60 |
21 |
55. |
pesawat-pesawat |
5 |
62 |
27 |
56. |
kapsul-kapsul |
5 |
63 |
2 |
57. |
celah-celah |
5 |
63 |
7 |
58. |
cahaya-cahaya |
5 |
64 |
23 |
59. |
dinding-dinding |
5 |
64 |
24 |
60. |
nanti-nanti |
5 |
68 |
10 |
61. |
bintik-bintik |
5 |
68 |
16 |
62. |
lagi-lagi |
5 |
69 |
19 |
63. |
film-film |
6 |
70 |
9 |
64. |
lagu-lagu |
6 |
70 |
12 |
65. |
bola-bola |
6 |
72 |
7 |
66. |
pohon-pohon |
6 |
73 |
21 |
67. |
salju-salju |
6 |
74 |
2 |
68. |
sungai-sungai |
6 |
75 |
9 |
69. |
bunga-bunga |
6 |
84 |
19 |
70. |
coba-coba |
6 |
89 |
9 |
71. |
lereng-lereng |
6 |
89 |
30 |
72. |
malu-malu |
7 |
93 |
14 |
73. |
musik-musik |
8 |
102 |
26 |
74. |
kalimat-kalimat |
8 |
103 |
14 |
75. |
pucuk-pucuk |
8 |
103 |
20 |
76. |
sisi-sisi |
8 |
110 |
5 |
77. |
lajur-lajur |
8 |
110 |
10 |
78. |
truk-truk |
8 |
110 |
10 |
79. |
mesin-mesin |
8 |
110 |
20 |
80. |
sampah-sampah |
8 |
111 |
4 |
81. |
jari-jari |
8 |
113 |
25 |
82. |
pipa-pipa |
8 |
114 |
3 |
83. |
pisau-pisau |
8 |
114 |
13 |
84. |
kamar-kamar |
8 |
114 |
27 |
85. |
kontainer-kontainer |
9 |
117 |
29 |
86. |
perintah-perintah |
9 |
118 |
5 |
87. |
robot-robot |
9 |
120 |
3 |
88. |
kursi-kursi |
9 |
126 |
7 |
89. |
masa-masa |
9 |
127 |
17 |
90. |
klan-klan |
10 |
134 |
2 |
91. |
jangan-jangan |
10 |
134 |
8 |
92. |
lama-lama |
10 |
138 |
4 |
93. |
kandang-kandang |
11 |
148 |
10 |
94. |
sekat-sekat |
11 |
148 |
12 |
95. |
unit-unit |
11 |
151 |
13 |
96. |
jalan-jalan |
11 |
151 |
14 |
97. |
tokoh-tokoh |
11 |
153 |
18 |
98. |
papan-papan |
11 |
153 |
27 |
99. |
sudut-suudut |
11 |
153 |
12 |
100.
|
tengah-tengah |
11 |
155 |
22 |
101.
|
berita-berita |
11 |
156 |
27 |
102.
|
cepat-cepat |
11 |
159 |
17 |
103.
|
besar-besar |
12 |
167 |
2 |
104.
|
kerucut-kerucut |
12 |
167 |
25 |
105.
|
bulu-bulu |
12 |
169 |
5 |
106.
|
kaki-kaki |
12 |
170 |
24 |
107.
|
teknik-teknik |
13 |
180 |
10 |
108.
|
sel-sel |
13 |
180 |
24 |
109.
|
lubang-lubang |
13 |
181 |
14 |
110.
b |
dalam-dalam |
13 |
182 |
15 |
111.
|
telur-telur |
13 |
185 |
10 |
112.
|
rak-rak |
14 |
192 |
16 |
113.
|
kafe-kafe |
14 |
196 |
4 |
114.
|
remaja-remaja |
14 |
198 |
4 |
115.
|
kamera-kamera |
14 |
201 |
9 |
116.
|
patah-patah |
14 |
203 |
16 |
117.
|
kotak-kotak |
15 |
211 |
14 |
118.
|
layar-layar |
17 |
234 |
26 |
119.
|
rawa-rawa |
19 |
260 |
14 |
120.
|
cadas-cadas |
19 |
267 |
9 |
121.
|
kabel-kabel |
19 |
269 |
19 |
122.
|
ombak-ombak |
21 |
283 |
20 |
b.
Pengulangan Sebagian
Tabel 4.2 Data Hasil Pengulangan
Sebagian
dalam Novel Bintang Karya Tere Liye
No |
Data Kata Ulang |
Episode Ke- |
Halaman Ke- |
Baris Ke- |
1. |
sesekali |
3 |
36 |
15 |
c.
Pengulangan dengan
Perubahan Bunyi
Tabel 4.3 Data Hasil Pengulangan dengan
Berubah Bunyi
dalam Novel Bintang Karya Tere Liye
No |
Data Kata Ulang |
Episode Ke- |
Halaman Ke- |
Baris Ke |
1. |
bolak-balik |
2 |
30 |
3 |
2. |
warna-warni |
6 |
74 |
5 |
3. |
pernak-pernik |
11 |
155 |
9 |
4.1.2.2
Pengulangan Dasar
Berafiks
Tabel 4.4 Data Hasil Pengulangan Dasar Berafiks Ber-
dalam Novel Bintang
Karya Tere Liye
No |
Data Kata Ulang |
Episode Ke- |
Halaman Ke- |
Baris Ke- |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
1. |
bersungut-sungut |
1 |
6 |
10 |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
2. |
bertahun-tahun |
1 |
9 |
20 |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
3. |
bercakap-cakap |
1 |
13 |
30 |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
4. |
berseru-seru |
1 |
17 |
8 |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
5. |
bertanya-tanya |
1 |
18 |
22 |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
6. |
berteriak-teriak |
2 |
20 |
8 |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
7. |
berbintik-bintik |
2 |
29 |
7 |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
8. |
berhati-hati |
2 |
34 |
16 |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
9. |
berbincang-bincang |
3 |
36 |
14 |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
10. |
berminggu-minggu |
3 |
42 |
8 |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
11. |
berkaca-kaca |
4 |
54 |
7 |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
12. |
bersiap-bersiap |
6 |
71 |
22 |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
13. |
berjam-jam |
2 |
30 |
12 |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
14. |
berkali-kali |
6 |
73 |
10 |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
15. |
berpendar-pendar |
7 |
94 |
6 |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
16. |
berkaok-kaok |
8 |
106 |
9 |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
17. |
berjaga-jaga |
9 |
109 |
22 |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
18. |
berton-ton |
10 |
145 |
9 |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
19. |
beramai-ramai |
12 |
170 |
24 |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
20. |
berkeping-keping |
6 |
89 |
30 |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
21. |
berfoto-foto |
14 |
202 |
7 |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
22. |
berhari-hari |
15 |
212 |
12 |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
23. |
berputar-putar |
15 |
216 |
20 |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
24. |
bersungguh-sungguh |
17 |
240 |
13 |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
25. |
bertubi-tubi |
18 |
247 |
19 |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
26. |
berbulan-bulan |
19 |
267 |
5 |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
27. |
berpindah-pindah |
19 |
269 |
25 |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
28. |
bersorak-sorai |
24 |
320 |
10 |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
29. |
berlama-lama |
25 |
331 |
8 |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Tabel 4.5 Data Hasil Pengulangan
Dasar Berafiks me- dalam Novel Bintang Karya Tere Liye |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
No |
Data kata ulang |
Episode Ke- |
Halaman Ke- |
Baris Ke- |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
1. |
menepuk-nepuk |
1 |
13 |
21 |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
2. |
menggaruk-garuk |
2 |
23 |
28 |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
3. |
mengejar-ngejar |
2 |
29 |
3 |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
4. |
mengangguk-angguk |
3 |
36 |
5 |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
5. |
menyuruh-nyuruh |
3 |
37 |
5 |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
6. |
meliuk-liuk |
6 |
87 |
14 |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
7. |
mengguncang-guncang |
7 |
94 |
6 |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
8. |
menimbang-nimbang |
8 |
105 |
29 |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
9. |
mengerjap-ngerjap |
9 |
116 |
1 |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
10. |
memukul-mukul |
9 |
121 |
7 |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
11. |
melihat-lihat |
11 |
150 |
2 |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
12. |
mengetuk-ngetuk |
14 |
196 |
10 |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
13. |
menyebut-nyebut |
11 |
163 |
2 |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
14. |
mendesis-desis |
13 |
175 |
24 |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
15. |
mengolok-olok |
16 |
228 |
27 |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
16. |
mengingat-ingat |
19 |
263 |
22 |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
17. |
meraung-raung |
26 |
353 |
27 |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
18. |
menggeleng-geleng |
27 |
366 |
11 |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
19. |
tahu-menahu |
2 |
24 |
6 |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
20. |
bahu-membahu |
2 |
26 |
12 |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
21. |
sahut-menyahut |
21 |
293 |
21 |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Tabel 4.6 Data Hasil Pengulangan Dasar
Berklofiks me-kan Dalam Novel Bintang Karya Tere
Tabel 4.7 Data Hasil Pengulangan
Dasar Bersufiks -an dalam Novel Bintang Karya Tere Liye
Tabel 4.8 Data Hasil Pengulangan Dasar Berprefiks se-
dalam Novel Bintang Karya Tere Liye |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
No |
Data kata ulang |
Episode Ke- |
Halaman Ke- |
Baris ke |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
1.
|
sepotong-sepotong |
3 |
42 |
12 |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
2.
|
sehati-hati |
8 |
109 |
20 |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
3.
|
sesuatu-sesuatu |
12 |
174 |
5 |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
4.
|
semau-mau |
16 |
227 |
23 |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
5.
|
seolah-olah |
16 |
228 |
11 |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Tabel 4.9 Data Hasil Pengulangan Dasar Berprefiks ter- dalam Novel Bintang Karya Tere Liye |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
No |
Data Kata ulang |
Episode Ke- |
Halaman Ke- |
Baris Ke- |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
1. |
terpingkal-pingkal |
13 |
183 |
5 |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
2. |
terpatah-patah |
16 |
221 |
25 |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
3. |
terbahak-bahak |
24 |
323 |
20 |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
4. |
terbata-bata |
26 |
350 |
28 |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
5. |
tercerai-berai |
26 |
354 |
17 |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
6. |
tertawa-tawa |
27 |
265 |
10 |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Tabel 4.9 Data Hasil Pengulangan Dasar Berkonfiks se-nya dalam Novel Bintang Karya Tere Liye |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
No |
Data kata ulang |
Episode Ke- |
Halaman Ke- |
Baris Ke- |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
1. |
selama-lamanya |
1 |
10 |
16 |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
2. |
sekurang-kurangnya |
18 |
245 |
7 |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Tabel 4.10 Data Hasil Pengulangan Dasar Berkonfiks ke-an dalam Novel Bintang Karya Tere Liye |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
No |
Data kata ulang |
Episode Ke- |
Halaman Ke- |
Baris Ke- |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
1 |
keragu-raguan |
7 |
100 |
6 |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
4.2 Pembahasan
4.2.1
Bentuk Reduplikasi
Morfologis.
4.2.1.1 Pengulangan Akar
a. Pengulangan
utuh
Proses perubahan bentuk dasar menjadi reduplikasi
seluruh dalam novel Bintang karya
Tere Liye ini, dapat ditandai dengan lambang R (Reduplikasi)
sebagai lambang pengulangannya. Bentuk
pengulangan utuh dalam novel Bintang karya Tere
Liye yaitu:
1) “Entah
kenapa nilai-nilai ulanganmu selalu saja buruk”. (hlm 5)
Bentuk Dasar |
Proses
Pengulangan Utuh |
Hasil
Reduplikasi |
Nilai |
Nilai + R |
Nilai-nilai |
Kata nilai-nilai pada
kalimat tersebut merupakan kata yang dihasilkan melalui proses perulangan atau
reduplikasi. Kata ulang nilai-nilai bentuk dasarnya adalah nilai.
Kata ulang ini tidak mengalami afiksasi, sehingga disebut perulangan utuh.
Unsur yang diulang adalah seluruh bentuk dasar, sehingga disebut perulangan
seluruh.
2) “Apa
susahnya mengerjakan soal-soal ini ?”
(hlm 5)
Bentuk Dasar |
Proses
Pengulangan Utuh |
Hasil
Reduplikasi |
Soal |
Soal + R |
Soal-soal |
Kata
soal-soal pada kalimat tersebut merupakan kata yang dihasilkan melalui
proses perulangan atau reduplikasi. Kata ulang soal-soal bentuk dasarnya
adalah soal. Kata ulang ini tidak mengalami afiksasi, sehingga disebut
perulangan utuh. Unsur yang diulang adalah seluruh bentuk dasar, sehingga
disebut perulangan seluruh.
3) “Guru-guru harus berdebat panjang
tentang itu” (hlm 5)
Bentuk Dasar |
Proses
Pengulangan Utuh |
Hasil
Reduplikasi |
Guru |
Guru + R |
Guru-guru |
Kata
guru-guru pada kalimat tersebut merupakan kata yang dihasilkan melalui
proses perulangan atau reduplikasi. Kata ulang Guru-guru dasarnya adalah
guru. Kata ulang ini tidak mengalami afiksasi, sehingga disebut
perulangan utuh. Unsur yang diulang adalah seluruh bentuk dasar, sehingga
disebut perulangan seluruh.
4) “Teman-teman sekelas
mulai tertawa melihat ekspresi kusut Aku”.
(hlm 6)
Bentuk Dasar |
Proses
Pengulangan Utuh |
Hasil
Reduplikasi |
Teman |
Teman + R |
Teman-teman |
Kata
teman-teman pada kalimat tersebut merupakan kata yang dihasilkan melalui
proses perulangan atau reduplikasi. Kata ulang teman-teman dasarnya
adalah teman. Kata ulang ini tidak mengalami afiksasi, sehingga disebut
perulangan utuh. Unsur yang diulang adalah seluruh bentuk dasar, sehingga
disebut perulangan seluruh.
5) “Anak-anak
keluarkan buku catatan dan bolpoin kalian”. (hlm 7)
Bentuk Dasar |
Proses
Pengulangan Utuh |
Hasil
Reduplikasi |
Anak |
Anak + R |
Anak-anak |
Kata
anak-anak pada kalimat tersebut merupakan kata yang dihasilkan melalui
proses perulangan atau reduplikasi. Kata ulang anak-anak dasarnya adalah
anak. Kata ulang ini tidak mengalami afiksasi, sehingga disebut perulangan
utuh. Unsur yang diulang adalah seluruh bentuk dasar, sehingga disebut
perulangan seluruh.
6)
“Ikan-ikan ini
tinggal di ekosistem yang kadang kala tidak ramah bagi mereka”. (hlm 8)
Bentuk Dasar |
Proses
Pengulangan Utuh |
Hasil
Reduplikasi |
Ikan |
Ikan + R |
Ikan-ikan |
Kata
ikan-ikan pada kalimat tersebut merupakan kata yang dihasilkan melalui
proses perulangan atau reduplikasi. Kata ulang ikan-ikan dasarnya adalah
ikan. Kata ulang ini tidak mengalami afiksasi, sehingga disebut perulangan
utuh. Unsur yang diulang adalah seluruh bentuk dasar, sehingga disebut
perulangan seluruh.
7)
“ketika sungai
mengering, mereka tidak bisa ke mana-mana”
(hlm 8)
Bentuk Dasar |
Proses
Pengulangan Utuh |
Hasil
Reduplikasi |
Mana |
Mana + R |
Mana-mana |
Kata
mana-mana pada kalimat tersebut merupakan kata yang dihasilkan melalui
proses perulangan atau reduplikasi. Kata ulang mana-mana dasarnya adalah
mana. Kata ulang ini tidak mengalami afiksasi, sehingga disebut perulangan
utuh. Unsur yang diulang adalah seluruh bentuk dasar, sehingga disebut
perulangan seluruh.
8)
“Tanah yang
tadinya subur mulai kering, pecah-pecah”
(hlm 8)
Bentuk Dasar |
Proses
Pengulangan Utuh |
Hasil
Reduplikasi |
Pecah |
Pecah + R |
Pecah-pecah |
Kata
pecah-pecah pada kalimat tersebut merupakan kata yang dihasilkan melalui
proses perulangan atau reduplikasi. Kata ulang pecah-pecah dasarnya
adalah pecah. Kata ulang ini tidak mengalami afiksasi, sehingga disebut
perulangan utuh. Unsur yang diulang adalah seluruh bentuk dasar, sehingga
disebut perulangan seluruh.
9)
“Dengan sisa-sisa tenaga setelah tertidur
bertahun lamanya” (hlm 9)
Bentuk Dasar |
Proses
Pengulangan Utuh |
Hasil
Reduplikasi |
Sisa |
Sisa + R |
Sisa-sisa |
Kata
sisa-sisa pada kalimat tersebut merupakan kata yang dihasilkan melalui
proses perulangan atau reduplikasi. Kata ulang sisa-sisa dasarnya adalah
sisa. Kata ulang ini tidak mengalami afiksasi, sehingga disebut perulangan
utuh. Unsur yang diulang adalah seluruh bentuk dasar, sehingga disebut
perulangan seluruh.
10) “Mereka bisa hidup hingga ribuan tahun, praktis tidak mati-mati”
(hlm 11)
Bentuk Dasar |
Proses
Pengulangan Utuh |
Hasil
Reduplikasi |
Mati |
Mati + R |
Mati-mati |
Kata
mati-mati pada
kalimat tersebut merupakan kata yang dihasilkan melalui proses perulangan atau
reduplikasi. Kata ulang mati-mati dasarnya adalah mati. Kata
ulang ini tidak mengalami afiksasi, sehingga disebut perulangan utuh. Unsur
yang diulang adalah seluruh bentuk dasar, sehingga disebut perulangan seluruh.
11) “Suara Pak Gun terdengar di depan, menjawab dengan
sabar pertanyaan murid-murid” (hlm
11)
Bentuk Dasar |
Proses
Pengulangan Utuh |
Hasil
Reduplikasi |
Murid |
Murid + R |
Murid-murid |
Kata
murid-murid pada kalimat tersebut merupakan kata yang dihasilkan melalui
proses perulangan atau reduplikasi. Kata ulang murid-murid dasarnya
adalah murid. Kata ulang ini tidak mengalami afiksasi, sehingga disebut
perulangan utuh. Unsur yang diulang adalah seluruh bentuk dasar, sehingga
disebut perulangan seluruh.
12) “Dari dulu aku begini-begini
saja, kan? Sangat normal malah”
(hlm 12)
Bentuk Dasar |
Proses
Pengulangan Utuh |
Hasil
Reduplikasi |
Begini |
Begini + R |
Begini-begini |
Kata
begini-begini pada kalimat tersebut merupakan kata yang dihasilkan
melalui proses perulangan atau reduplikasi. Kata ulang begini-begini dasarnya
adalah begini. Kata ulang ini tidak mengalami afiksasi, sehingga disebut
perulangan utuh. Unsur yang diulang adalah seluruh bentuk dasar, sehingga
disebut perulangan seluruh.
13) “Omong-omong,
kamu mau bergabung dengan kami?” (hlm 13)
Bentuk Dasar |
Proses
Pengulangan Utuh |
Hasil
Reduplikasi |
Omong |
Omong + R |
Omong-omong |
Kata
omong-omong pada kalimat tersebut merupakan kata yang dihasilkan melalui
proses perulangan atau reduplikasi. Kata ulang omong-omong dasarnya
adalah omong. Kata ulang ini tidak mengalami afiksasi, sehingga disebut
perulangan utuh. Unsur yang diulang adalah seluruh bentuk dasar, sehingga
disebut perulangan seluruh.
14) “Dia selalu baru bisa bilang pada menit-menit terakhir” (hlm 14)
Bentuk Dasar |
Proses
Pengulangan Utuh |
Hasil
Reduplikasi |
Menit |
Menit + R |
Menit-menit |
Kata
menit-menit pada kalimat tersebut merupakan kata yang dihasilkan melalui
proses perulangan atau reduplikasi. Kata ulang menit-menit dasarnya
adalah menit. Kata ulang ini tidak mengalami afiksasi, sehingga disebut
perulangan utuh. Unsur yang diulang adalah seluruh bentuk dasar, sehingga
disebut perulangan seluruh.
15) “Ali membuat kapsul perak yang bisa mendeteksi
keberadaan lorong-lorong kuno.(hlm
16)
Bentuk Dasar |
Proses
Pengulangan Utuh |
Hasil
Reduplikasi |
Lorong |
Lorong + R |
Lorong-lorong |
Kata
lorong-lorong pada kalimat tersebut merupakan kata yang dihasilkan
melalui proses perulangan atau reduplikasi. Kata ulang lorong-lorong dasarnya
adalah lorong. Kata ulang ini tidak mengalami afiksasi, sehingga disebut
perulangan utuh. Unsur yang diulang adalah seluruh bentuk dasar, sehingga
disebut perulangan seluruh.
16) “Kita sepertinya benar-benar
meremehkan kemampuan Klan Bumi selama ini.” (hlm 16)
Bentuk Dasar |
Proses
Pengulangan Utuh |
Hasil
Reduplikasi |
Benar |
Benar + R |
Benar-benar |
Kata
benar-benar pada kalimat tersebut merupakan kata yang dihasilkan melalui
proses perulangan atau reduplikasi. Kata ulang benar-benar dasarnya
adalah benar. Kata ulang ini tidak mengalami afiksasi, sehingga disebut
perulangan utuh. Unsur yang diulang adalah seluruh bentuk dasar, sehingga
disebut perulangan seluruh.
17) “Lebih-lebih
Ali, dia bangkit dari kursi.” (hlm 18)
Bentuk Dasar |
Proses
Pengulangan Utuh |
Hasil
Reduplikasi |
Lebih |
Lebih + R |
Lebih-lebih |
Kata
lebih-lebih pada kalimat tersebut merupakan kata yang dihasilkan melalui
proses perulangan atau reduplikasi. Kata ulang lebih-lebih dasarnya
adalah lebih. Kata ulang ini tidak mengalami afiksasi, sehingga disebut
perulangan utuh. Unsur yang diulang adalah seluruh bentuk dasar, sehingga
disebut perulangan seluruh.
18) “Ada pembangunan jalan layang di rumahku dan Seli,
membuat barisan panjang mobil-mobil.”
(hlm 20)
Bentuk
Dasar |
Proses
Pengulangan Utuh |
Hasil
Reduplikasi |
Mobil |
Mobil + R |
Mobil-mobil |
Kata
mobil-mobil pada kalimat tersebut merupakan kata yang dihasilkan melalui
proses perulangan atau reduplikasi. Kata ulang mobil-mobil dasarnya
adalah mobil. Kata ulang ini tidak mengalami afiksasi, sehingga disebut
perulangan utuh. Unsur yang diulang adalah seluruh bentuk dasar, sehingga
disebut perulangan seluruh.
19) “Tidak ada siapa-siapa
di angkot selain kami berdua.” (hlm 20)
Bentuk Dasar |
Proses
Pengulangan Utuh |
Hasil
Reduplikasi |
Siapa |
Siapa + R |
Siapa-siapa |
Kata
siapa-siapa pada kalimat tersebut merupakan kata yang dihasilkan melalui
proses perulangan atau reduplikasi. Kata ulang siapa-siapa dasarnya
adalah siapa. Kata ulang ini tidak mengalami afiksasi, sehingga disebut
perulangan utuh. Unsur yang diulang adalah seluruh bentuk dasar, sehingga
disebut perulangan seluruh.
20) “Benda-benda
yang tidak ku kenali.” (hlm 20)
Bentuk Dasar |
Proses
Pengulangan Utuh |
Hasil
Reduplikasi |
Benda |
Benda + R |
Benda-benda |
Kata
benda-benda pada kalimat tersebut merupakan kata yang dihasilkan melalui
proses perulangan atau reduplikasi. Kata ulang benda-benda dasarnya
adalah benda. Kata ulang ini tidak mengalami afiksasi, sehingga disebut
perulangan utuh. Unsur yang diulang adalah seluruh bentuk dasar, sehingga
disebut perulangan seluruh.
21) “Dia sengaja diam-diam
berlatih keras agar siap menghadapi Pasukan Bintang dengan teknologinya.” (hlm
21)
Bentuk Dasar |
Proses
Pengulangan Utuh |
Hasil
Reduplikasi |
Diam |
Diam + R |
Diam-diam |
Kata
diam-diam pada kalimat tersebut merupakan kata yang dihasilkan melalui
proses perulangan atau reduplikasi. Kata ulang diam-diam dasarnya adalah
diam. Kata ulang ini tidak mengalami afiksasi, sehingga disebut perulangan
utuh. Unsur yang diulang adalah seluruh bentuk dasar, sehingga disebut
perulangan seluruh.
22) “Apakah Faar baik-baik
saja?” seli bergumam. (hlm 21)
Bentuk Dasar |
Proses
Pengulangan Utuh |
Hasil
Reduplikasi |
Baik |
Baik + R |
Baik-baik |
Kata
baik-baik pada kalimat tersebut merupakan kata yang dihasilkan melalui
proses perulangan atau reduplikasi. Kata ulang baik-baik dasarnya adalah
baik. Kata ulang ini tidak mengalami afiksasi, sehingga disebut perulangan
utuh. Unsur yang diulang adalah seluruh bentuk dasar, sehingga disebut
perulangan seluruh.
23) “Matanya tidak bisa menutupi hal itu, tapi aku tidak
banyak bercerita sejak pulang, menyimpan semuanya rapat-rapat.” (hlm 22)
Bentuk Dasar |
Proses
Pengulangan Utuh |
Hasil
Reduplikasi |
Rapat |
Rapat + R |
Rapat-rapat |
Kata
rapat-rapat pada kalimat tersebut merupakan kata yang dihasilkan melalui
proses perulangan atau reduplikasi. Kata ulang rapat-rapat dasarnya
adalah rapat. Kata ulang ini tidak mengalami afiksasi, sehingga disebut
perulangan utuh. Unsur yang diulang adalah seluruh bentuk dasar, sehingga
disebut perulangan seluruh.
24) “Siapa tahu nanti Ali bisa memberitahu presiden-presiden itu.”
(hlm 24)
Bentuk Dasar |
Proses
Pengulangan Utuh |
Hasil
Reduplikasi |
Presiden |
Presiden + R |
Presiden |
Kata
presiden-presiden pada kalimat tersebut merupakan kata yang dihasilkan
melalui proses perulangan atau reduplikasi. Kata ulang presiden-presiden dasarnya
adalah presiden. Kata ulang ini tidak mengalami afiksasi, sehingga
disebut perulangan utuh. Unsur yang diulang adalah seluruh bentuk dasar,
sehingga disebut perulangan seluruh.
25) “Terlepas dari ancaman bahaya dari Pasukan Bintang,
bertemu hewan-hewan mengerikan
disana.” (hlm 25)
Bentuk Dasar |
Proses
Pengulangan Utuh |
Hasil
Reduplikasi |
Hewan |
Hewan + R |
Hewan-hewan |
Kata
hewan-hewan pada kalimat tersebut merupakan kata yang dihasilkan melalui
proses perulangan atau reduplikasi. Kata ulang hewan-hewan dasarnya
adalah hewan. Kata ulang ini tidak mengalami afiksasi, sehingga disebut
perulangan utuh. Unsur yang diulang adalah seluruh bentuk dasar, sehingga
disebut perulangan seluruh.
26) “Jangan ragu-ragu.”
(hlm 25)
Bentuk Dasar |
Proses
Pengulangan Utuh |
Hasil
Reduplikasi |
Ragu |
Ragu + R |
Ragu-ragu |
Kata ragu-ragu pada
kalimat tersebut merupakan kata yang dihasilkan melalui proses perulangan atau
reduplikasi. Kata ulang ragu-ragu dasarnya adalah ragu. Kata
ulang ini tidak mengalami afiksasi, sehingga disebut perulangan utuh. Unsur
yang diulang adalah seluruh bentuk dasar, sehingga disebut perulangan seluruh.
27) “Aku menatap Mama lamat-lamat.”
(hlm 30)
Bentuk Dasar |
Proses
Pengulangan Utuh |
Hasil
Reduplikasi |
Lamat |
Lamat + R |
Lamat-lamat |
Kata lamat-lamat pada
kalimat tersebut merupakan kata yang dihasilkan melalui proses perulangan atau
reduplikasi. Kata ulang lamat-lamat dasarnya adalah lamat. Kata
ulang ini tidak mengalami afiksasi, sehingga disebut perulangan utuh. Unsur
yang diulang adalah seluruh bentuk dasar, sehingga disebut perulangan seluruh.
28) “Tidak ada apa-apa.” (hlm 30)
Bentuk Dasar |
Proses
Pengulangan Utuh |
Hasil
Reduplikasi |
Apa |
Apa + R |
Apa-apa |
Kata
apa-apa pada kalimat tersebut merupakan kata yang dihasilkan melalui
proses perulangan atau reduplikasi. Kata ulang apa-apa dasarnya adalah
apa. Kata ulang ini tidak mengalami afiksasi, sehingga disebut perulangan
utuh. Unsur yang diulang adalah seluruh bentuk dasar, sehingga disebut
perulangan seluruh
29) “Klan Bulan dengan rumah-rumah
seperti balong.” (hlm 31)
Bentuk Dasar |
Proses
Pengulangan Utuh |
Hasil
Reduplikasi |
Rumah |
Rumah + R |
Rumah-rumah |
Kata
rumah-rumah pada kalimat tersebut merupakan kata yang dihasilkan melalui
proses perulangan atau reduplikasi. Kata ulang rumah-rumah dasarnya
adalah rumah. Kata ulang ini tidak mengalami afiksasi, sehingga disebut
perulangan utuh. Unsur yang diulang adalah seluruh bentuk dasar, sehingga
disebut perulangan seluruh.
30) “Seperti balon di atas tiang-tiang tinggi.” (hlm 31)
Bentuk Dasar |
Proses
Pengulangan Utuh |
Hasil
Reduplikasi |
Tiang |
Tiang + R |
Tiang-tiang |
Kata
tiang-tiang pada kalimat tersebut merupakan kata yang dihasilkan melalui
proses perulangan atau reduplikasi. Kata ulang tiang-tiang dasarnya
adalah tiang. Kata ulang ini tidak mengalami afiksasi, sehingga disebut
perulangan utuh. Unsur yang diulang adalah seluruh bentuk dasar, sehingga
disebut perulangan seluruh.
31) “Apakah warga dunia paralel ramah-ramah, Ra?” (hlm 32)
Bentuk Dasar |
Proses
Pengulangan Utuh |
Hasil
Reduplikasi |
Ramah |
Ramah + R |
Ramah-ramah |
Kata ramah-ramah pada
kalimat tersebut merupakan kata yang dihasilkan melalui proses perulangan atau
reduplikasi. Kata ulang ramah-ramah dasarnya adalah ramah. Kata
ulang ini tidak mengalami afiksasi, sehingga disebut perulangan utuh. Unsur
yang diulang adalah seluruh bentuk dasar, sehingga disebut perulangan seluruh.
32) “Mungkin besok-besok
Mama dan Papa bisa ikut ke sana.” (hlm 32)
Bentuk Dasar |
Proses
Pengulangan Utuh |
Hasil
Reduplikasi |
Besok |
Besok + R |
Besok-besok |
Kata
besok-besok pada kalimat tersebut merupakan kata yang dihasilkan melalui
proses perulangan atau reduplikasi. Kata ulang besok-besok dasarnya
adalah besok. Kata ulang ini tidak mengalami afiksasi, sehingga disebut
perulangan utuh. Unsur yang diulang adalah seluruh bentuk dasar, sehingga
disebut perulangan seluruh.
33) “Kami memang menemukan warga ramah di sana, yang
membantu perjalanan, tapi di dunia paralel selalu saja ada orang-orang jahat.” (hlm 32)
Bentuk Dasar |
Proses
Pengulangan Utuh |
Hasil
Reduplikasi |
Orang |
Orang + R |
Orang |
Kata
orang-orang pada kalimat tersebut merupakan kata yang dihasilkan melalui
proses perulangan atau reduplikasi. Kata ulang orang-orang dasarnya
adalah orang. Kata ulang ini tidak mengalami afiksasi, sehingga disebut
perulangan utuh. Unsur yang diulang adalah seluruh bentuk dasar, sehingga
disebut perulangan seluruh.
34) “Mama meraih pundakku, memelukku erat-erat.” (hlm 34)
Bentuk Dasar |
Proses
Pengulangan Utuh |
Hasil
Reduplikasi |
Erat |
Erat + R |
Erat-erat |
Kata
erat-erat pada kalimat tersebut merupakan kata yang dihasilkan melalui
proses perulangan atau reduplikasi. Kata ulang erat-erat dasarnya adalah
erat. Kata ulang ini tidak mengalami afiksasi, sehingga disebut perulangan
utuh. Unsur yang diulang adalah seluruh bentuk dasar, sehingga disebut
perulangan seluruh.
35) “Kami tahu, hanya soal waktu kamu akan kembali
bertualang ke tempat-tempat
tersebut.” (hlm 34)
Bentuk Dasar |
Proses
Pengulangan Utuh |
Hasil
Reduplikasi |
Tempat |
Tempat + R |
Tempat-tempat |
Kata
tempat-tempat pada kalimat tersebut merupakan kata yang dihasilkan
melalui proses perulangan atau reduplikasi. Kata ulang tempat-tempat dasarnya
adalah tempat. Kata ulang ini tidak mengalami afiksasi, sehingga disebut
perulangan utuh. Unsur yang diulang adalah seluruh bentuk dasar, sehingga
disebut perulangan seluruh.
36) “Setelah membantu membereskan meja makan, mencuci piring-piring, aku masuk ke kamar,
melanjutkan membaca buku.” (hlm 36)
Bentuk Dasar |
Proses
Pengulangan Utuh |
Hasil
Reduplikasi |
Piring |
Piring + R |
Piring-piring |
Kata
piring-piring pada kalimat tersebut merupakan kata yang dihasilkan
melalui proses perulangan atau reduplikasi. Kata ulang piring-piring dasarnya
adalah piring. Kata ulang ini tidak mengalami afiksasi, sehingga disebut
perulangan utuh. Unsur yang diulang adalah seluruh bentuk dasar, sehingga
disebut perulangan seluruh.
37) “Siapa yang bertamu malam-malam, datang lewat jendela kamar di lantai dua pula?” (hlm
37)
Bentuk Dasar |
Proses
Pengulangan Utuh |
Hasil
Reduplikasi |
Malam |
Malam + R |
Malam-malam |
Kata
malam-malam pada kalimat tersebut merupakan kata yang dihasilkan melalui
proses perulangan atau reduplikasi. Kata ulang malam-malam dasarnya
adalah malam. Kata ulang ini tidak mengalami afiksasi, sehingga disebut
perulangan utuh. Unsur yang diulang adalah seluruh bentuk dasar, sehingga
disebut perulangan seluruh.
38) “Kapsul perak terbang lima belas meter di atasnya,
meliuk tidak terlihat, melewati gedung-gedung,
menara BTS. (hlm 39)
Bentuk Dasar |
Proses
Pengulangan Utuh |
Hasil
Reduplikasi |
Gedung |
Gedung + R |
Gedung-gedung |
Kata
gedung-gedung pada kalimat tersebut merupakan kata yang dihasilkan
melalui proses perulangan atau reduplikasi. Kata ulang gedung-gedung dasarnya
adalah gedung. Kata ulang ini tidak mengalami afiksasi, sehingga disebut
perulangan utuh. Unsur yang diulang adalah seluruh bentuk dasar, sehingga
disebut perulangan seluruh.
39) “Meja-meja
yang tidak kukenali” (hlm 39)
Bentuk Dasar |
Proses
Pengulangan Utuh |
Hasil
Reduplikasi |
Meja |
Meja + R |
Meja-meja |
Kata
Meja-meja pada
kalimat tersebut merupakan kata yang dihasilkan melalui proses perulangan atau
reduplikasi. Kata ulang meja-meja dasarnya adalah meja. Kata
ulang ini tidak mengalami afiksasi, sehingga disebut perulangan utuh. Unsur
yang diulang adalah seluruh bentuk dasar, sehingga disebut perulangan seluruh.
40) “Mereka punya banyak kapal kontainer, berlayar
melintasi samudra, membawa barang-barang.”
(hlm 39)
Bentuk Dasar |
Proses
Pengulangan Utuh |
Hasil
Reduplikasi |
Barang |
Barang + R |
Barang-barang |
Kata
barang-barang pada kalimat tersebut merupakan kata yang dihasilkan
melalui proses perulangan atau reduplikasi. Kata ulang barang-barang dasarnya
adalah barang. Kata ulang ini tidak mengalami afiksasi, sehingga disebut
perulangan utuh. Unsur yang diulang adalah seluruh bentuk dasar, sehingga
disebut perulangan seluruh.
41) “Dia mengetuk tabung itu dan mengetik huruf-huruf yang tidak kumengerti.” (hlm
40)
Bentuk Dasar |
Proses
Pengulangan Utuh |
Hasil
Reduplikasi |
Huruf |
Huruf + R |
Huruf-huruf |
Kata
huruf-huruf pada kalimat tersebut merupakan kata yang dihasilkan melalui
proses perulangan atau reduplikasi. Kata ulang huruf-huruf dasarnya
adalah huruf. Kata ulang ini tidak mengalami afiksasi, sehingga disebut
perulangan utuh. Unsur yang diulang adalah seluruh bentuk dasar, sehingga
disebut perulangan seluruh.
42) “Aku sudah memikirkan hal-hal paling canggih.” (hlm 42)
Bentuk Dasar |
Proses
Pengulangan Utuh |
Hasil
Reduplikasi |
Hal |
Hal + R |
Hal-hal |
Kata
hal-hal pada kalimat tersebut merupakan kata yang dihasilkan melalui
proses perulangan atau reduplikasi. Kata ulang hal-hal dasarnya adalah
hal. Kata ulang ini tidak mengalami afiksasi, sehingga disebut perulangan
utuh. Unsur yang diulang adalah seluruh bentuk dasar, sehingga disebut
perulangan seluruh.
43) “Ada yang berupa hamparan padang rumput, gunung-gunung, laut luas, desa-desa permai, dan kota-kota maju.”
(hlm 43)
Bentuk Dasar |
Proses
Pengulangan Utuh |
Hasil
Reduplikasi |
Gunung |
Gunung + R |
Gunung-gunung |
Kata
gunung-gunung pada kalimat tersebut merupakan kata yang dihasilkan
melalui proses perulangan atau reduplikasi. Kata ulang gunung-gunung dasarnya
adalah gunung. Kata ulang ini tidak mengalami afiksasi, sehingga disebut
perulangan utuh. Unsur yang diulang adalah seluruh bentuk dasar, sehingga
disebut perulangan seluruh.
44) “Ada yang berupa hamparan padang rumput, gunung-gunung,
laut luas, desa-desa permai, dan
kota-kota maju.” (hlm 43)
Bentuk Dasar |
Proses
Pengulangan Utuh |
Hasil
Reduplikasi |
Desa |
Desa + R |
Desa-desa |
Kata
desa-desa pada kalimat tersebut merupakan kata yang dihasilkan melalui
proses perulangan atau reduplikasi. Kata ulang desa-desa dasarnya adalah
desa. Kata ulang ini tidak mengalami afiksasi, sehingga disebut perulangan
utuh. Unsur yang diulang adalah seluruh bentuk dasar, sehingga disebut
perulangan seluruh.
45) “Ada yang berupa hamparan padang rumput, gunung-gunung,
laut luas, desa-desa permai, dan kota-kota
maju.” (hlm 43)
Bentuk Dasar |
Proses
Pengulangan Utuh |
Hasil
Reduplikasi |
Kota |
Kota + R |
Kota-kota |
Kata
kota-kota pada kalimat tersebut merupakan kata yang dihasilkan melalui
proses perulangan atau reduplikasi. Kata ulang kota-kota dasarnya adalah
kota. Kata ulang ini tidak mengalami afiksasi, sehingga disebut perulangan
utuh. Unsur yang diulang adalah seluruh bentuk dasar, sehingga disebut
perulangan seluruh.
46) “Garis-garis
hijau mulai muncul, menghubungkan berbagai ruangan kubus.” (hlm 44)
Bentuk Dasar |
Proses
Pengulangan Utuh |
Hasil
Reduplikasi |
Garis |
Garis + R |
Garis-garis |
Kata
garis-garis pada
kalimat tersebut merupakan kata yang dihasilkan melalui proses perulangan atau
reduplikasi. Kata ulang garis-garis dasarnya adalah garis. Kata
ulang ini tidak mengalami afiksasi, sehingga disebut perulangan utuh. Unsur
yang diulang adalah seluruh bentuk dasar, sehingga disebut perulangan seluruh.
47) “Menyebar ke seluruh arah, seperti benang-benang halus.” (hlm 44)
Bentuk Dasar |
Proses
Pengulangan Utuh |
Hasil
Reduplikasi |
Benang |
Benang + R |
Benang-benang |
Kata
benang-benang pada kalimat tersebut merupakan kata yang dihasilkan
melalui proses perulangan atau reduplikasi. Kata ulang benang-benang dasarnya
adalah benang. Kata ulang ini tidak mengalami afiksasi, sehingga disebut
perulangan utuh. Unsur yang diulang adalah seluruh bentuk dasar, sehingga
disebut perulangan seluruh.
48) “Di layar proyeksi sekarang muncul titil-titik berwarna hitam.”
(hlm 45)
Bentuk Dasar |
Proses
Pengulangan Utuh |
Hasil
Reduplikasi |
Titik |
Titik + R |
Titik-titik |
Kata
titik-titik pada kalimat tersebut merupakan kata yang dihasilkan melalui
proses perulangan atau reduplikasi. Kata ulang titik-titik dasarnya
adalah titik. Kata ulang ini tidak mengalami afiksasi, sehingga disebut
perulangan utuh. Unsur yang diulang adalah seluruh bentuk dasar, sehingga
disebut perulangan seluruh.
49) “Salah satu tugas Klan Bintang adalah menjaga pasak-pasak bumi.” (hlm 45)
Bentuk Dasar |
Proses
Pengulangan Utuh |
Hasil
Reduplikasi |
Pasak |
Pasak + R |
Pasak-pasak |
Kata
pasak-pasak pada
kalimat tersebut merupakan kata yang dihasilkan melalui proses perulangan atau
reduplikasi. Kata ulang pasak-pasak dasarnya adalah pasak. Kata
ulang ini tidak mengalami afiksasi, sehingga disebut perulangan utuh. Unsur
yang diulang adalah seluruh bentuk dasar, sehingga disebut perulangan seluruh.
50) “Jarang-jarang Papa membahas soal dunia
parallel.” (hlm 50)
Bentuk Dasar |
Proses
Pengulangan Utuh |
Hasil
Reduplikasi |
Jarang |
Jarang + R |
Jarang-jarang |
Kata
jarang-jarang pada kalimat tersebut merupakan kata yang dihasilkan
melalui proses perulangan atau reduplikasi. Kata ulang jarang-jarang dasarnya
adalah jarang. Kata ulang ini tidak mengalami afiksasi, sehingga disebut
perulangan utuh. Unsur yang diulang adalah seluruh bentuk dasar, sehingga
disebut perulangan seluruh.
51) “Kapan-kapan
kita bisa berkunjung ke sana, tinggal satu dua minggu.” (hlm 50)
Bentuk Dasar |
Proses
Pengulangan Utuh |
Hasil
Reduplikasi |
Kapan |
Kapan + R |
Kapan-kapan |
Kata
kapan-kapan pada kalimat tersebut merupakan kata yang dihasilkan melalui
proses perulangan atau reduplikasi. Kata ulang kapan-kapan dasarnya
adalah kapan. Kata ulang ini tidak mengalami afiksasi, sehingga disebut
perulangan utuh. Unsur yang diulang adalah seluruh bentuk dasar, sehingga
disebut perulangan seluruh.
52) “Mama menjulurkan kotak plastik berisis kue-kue kering.” (hlm 54)
Bentuk Dasar |
Proses
Pengulangan Utuh |
Hasil
Reduplikasi |
kue |
Kue + R |
Kue-kue |
Kata
kue-kue pada kalimat tersebut merupakan kata yang dihasilkan melalui
proses perulangan atau reduplikasi. Kata ulang kue-kue dasarnya adalah
kue. Kata ulang ini tidak mengalami afiksasi, sehingga disebut perulangan
utuh. Unsur yang diulang adalah seluruh bentuk dasar, sehingga disebut
perulangan seluruh.
53) “Burung-burung terbang berkelompok.” (hlm
59)
Bentuk Dasar |
Proses
Pengulangan Utuh |
Hasil
Reduplikasi |
Burung |
Burung + R |
Burung-burung |
Kata
burung-burung pada kalimat tersebut merupakan kata yang dihasilkan
melalui proses perulangan atau reduplikasi. Kata ulang burung-burung dasarnya
adalah burung. Kata ulang ini tidak mengalami afiksasi, sehingga disebut
perulangan utuh. Unsur yang diulang adalah seluruh bentuk dasar, sehingga
disebut perulangan seluruh.
54) “Tidak ada tanda-tanda
sebulan terakhir ada penghuninya.” (hlm 60)
Bentuk Dasar |
Proses
Pengulangan Utuh |
Hasil
Reduplikasi |
Tanda |
Tanda + R |
Tanda-tanda |
Kata
tanda-tanda pada kalimat tersebut merupakan kata yang dihasilkan melalui
proses perulangan atau reduplikasi. Kata ulang tanda-tanda dasarnya
adalah tanda. Kata ulang ini tidak mengalami afiksasi, sehingga disebut
perulangan utuh. Unsur yang diulang adalah seluruh bentuk dasar, sehingga
disebut perulangan seluruh.
55) “Dari balik rerumputan hijau, melesat keluar pesawat-pesawat kecil.” (hlm 62)
Bentuk Dasar |
Proses
Pengulangan Utuh |
Hasil
Reduplikasi |
Pesawat |
Pesawat + R |
Pesawat-pesawat |
Kata
pesawat-pesawat pada kalimat tersebut merupakan kata yang dihasilkan
melalui proses perulangan atau reduplikasi. Kata ulang pesawat-pesawat dasarnya
adalah pesawat. Kata ulang ini tidak mengalami afiksasi, sehingga
disebut perulangan utuh. Unsur yang diulang adalah seluruh bentuk dasar,
sehingga disebut perulangan seluruh.
56) “Cahaya mematikan menyambar kapsul-kapsul kami.” (hlm 63)
Bentuk Dasar |
Proses
Pengulangan Utuh |
Hasil
Reduplikasi |
Kapsul |
Kapsul + R |
Kapsul-kapsul |
Kata
kapsul-kapsul pada kalimat tersebut merupakan kata yang dihasilkan
melalui proses perulangan atau reduplikasi. Kata ulang kapsul-kapsul dasarnya
adalah kapsul. Kata ulang ini tidak mengalami afiksasi, sehingga disebut
perulangan utuh. Unsur yang diulang adalah seluruh bentuk dasar, sehingga
disebut perulangan seluruh.
57) “Ali menurunkan kapsul hingga kaki pegunungan, lincah
meneliti celah-celah cadas, terus
menghindari tembakan yang menghantam gunung.” (hlm 63)
Bentuk Dasar |
Proses
Pengulangan Utuh |
Hasil
Reduplikasi |
Celah |
Celah + R |
Celah-celah |
Kata celah-celah pada
kalimat tersebut merupakan kata yang dihasilkan melalui proses perulangan atau
reduplikasi. Kata ulang celah-celah dasarnya adalah celah. Kata
ulang ini tidak mengalami afiksasi, sehingga disebut perulangan utuh. Unsur
yang diulang adalah seluruh bentuk dasar, sehingga disebut perulangan seluruh.
58) “Cahaya-cahaya
mematikan berdentum mengenai dinding-dinding lorong.” (hlm 64)
Bentuk Dasar |
Proses
Pengulangan Utuh |
Hasil
Reduplikasi |
Cahaya |
Cahaya + R |
Cahaya-cahaya |
Kata
cahaya-cahaya pada kalimat tersebut merupakan kata yang dihasilkan
melalui proses perulangan atau reduplikasi. Kata ulang cahaya-cahaya dasarnya
adalah cahaya. Kata ulang ini tidak mengalami afiksasi, sehingga disebut
perulangan utuh. Unsur yang diulang adalah seluruh bentuk dasar, sehingga
disebut perulangan seluruh.
59) “Cahaya-cahaya mematikan berdentum mengenai dinding-dinding lorong.” (hlm 64)
Bentuk Dasar |
Proses
Pengulangan Utuh |
Hasil
Reduplikasi |
Dinding |
Dinding + R |
Dinding-dinding |
Kata
Dinding-dinding pada
kalimat tersebut merupakan kata yang dihasilkan melalui proses perulangan atau
reduplikasi. Kata ulang dinding-dinding dasarnya
adalah dinding. Kata ulang ini tidak mengalami afiksasi, sehingga
disebut perulangan utuh. Unsur yang diulang adalah seluruh bentuk dasar,
sehingga disebut perulangan seluruh.
60) “Tapi kita khwatirkan nanti-nanti saja, Seli.” (hlm 68)
Bentuk Dasar |
Proses
Pengulangan Utuh |
Hasil
Reduplikasi |
Nanti |
Nanti + R |
Nanti-nanti |
Kata
nanti-nanti pada kalimat tersebut merupakan kata yang dihasilkan melalui
proses perulangan atau reduplikasi. Kata ulang nanti-nanti dasarnya
adalah nanti. Kata ulang ini tidak mengalami afiksasi, sehingga disebut
perulangan utuh. Unsur yang diulang adalah seluruh bentuk dasar, sehingga
disebut perulangan seluruh.
61) “Di luar itu, ruangannya hanya bintik-bintik kecil seperti layar televise rusak.” (hlm 68)
Bentuk Dasar |
Proses
Pengulangan Utuh |
Hasil
Reduplikasi |
Bintik |
Bintik + R |
Bintik-bintik |
Kata
bintik-bintik pada kalimat tersebut merupakan kata yang dihasilkan
melalui proses perulangan atau reduplikasi. Kata ulang bintik-bintik dasarnya
adalah bintik. Kata ulang ini tidak mengalami afiksasi, sehingga disebut
perulangan utuh. Unsur yang diulang adalah seluruh bentuk dasar, sehingga
disebut perulangan seluruh.
62) “Tapi lagi-lagi,
aku salah menduga.” (hlm 69)
Bentuk Dasar |
Proses
Pengulangan Utuh |
Hasil
Reduplikasi |
Lagi |
Lagi + R |
Lagi-lagi |
Kata
lagi-lagi pada kalimat tersebut merupakan kata yang dihasilkan melalui
proses perulangan atau reduplikasi. Kata ulang lagi-lagi dasarnya adalah
lagi. Kata ulang ini tidak mengalami afiksasi, sehingga disebut perulangan
utuh. Unsur yang diulang adalah seluruh bentuk dasar, sehingga disebut
perulangan seluruh.
63) “Terinspirasi film-film.”
(hlm 70)
Bentuk Dasar |
Proses
Pengulangan Utuh |
Hasil
Reduplikasi |
Film |
Film + R |
Film-film |
Kata
film-film pada kalimat tersebut merupakan kata yang dihasilkan melalui
proses perulangan atau reduplikasi. Kata ulang film-film dasarnya adalah
film. Kata ulang ini tidak mengalami afiksasi, sehingga disebut perulangan
utuh. Unsur yang diulang adalah seluruh bentuk dasar, sehingga disebut
perulangan seluruh.
64) “Kamu mau kuputarkan lagu-lagu K-Pop, Seli? (hlm 70)
Bentuk Dasar |
Proses
Pengulangan Utuh |
Hasil
Reduplikasi |
Lagu |
Lagu + R |
Lagu-lagu |
Kata lagu-lagu pada
kalimat tersebut merupakan kata yang dihasilkan melalui proses perulangan atau
reduplikasi. Kata ulang lagu-lagu dasarnya adalah lagu. Kata
ulang ini tidak mengalami afiksasi, sehingga disebut perulangan utuh. Unsur
yang diulang adalah seluruh bentuk dasar, sehingga disebut perulangan seluruh.
65) “Bola-bola
pingpong itu terbang melewati tiga kapsul oval, melesat cepat.” (hlm 72)
Bentuk Dasar |
Proses
Pengulangan Utuh |
Hasil
Reduplikasi |
Bola |
Bola + R |
Bola-bola |
Kata
bola-bola pada kalimat tersebut merupakan kata yang dihasilkan melalui
proses perulangan atau reduplikasi. Kata ulang bola-bola dasarnya adalah
bola. Kata ulang ini tidak mengalami afiksasi, sehingga disebut perulangan
utuh. Unsur yang diulang adalah seluruh bentuk dasar, sehingga disebut
perulangan seluruh.
66) “Pohon-pohon
konifer, runjung dan pinus memenuhi setiap jengkal permukaan”. (hlm 73)
Bentuk Dasar |
Proses
Pengulangan Utuh |
Hasil
Reduplikasi |
Pohon |
Pohon + R |
Pohon-pohon |
Kata
pohon-pohon pada kalimat tersebut merupakan kata yang dihasilkan melalui
proses perulangan atau reduplikasi. Kata ulang pohon-pohon dasarnya
adalah pohon. Kata ulang ini tidak mengalami afiksasi, sehingga disebut
perulangan utuh. Unsur yang diulang adalah seluruh bentuk dasar, sehingga
disebut perulangan seluruh.
67) “Salju-salju
itu mencair cepat.” (hlm 74)
Bentuk Dasar |
Proses
Pengulangan Utuh |
Hasil
Reduplikasi |
Salju |
Salju + R |
Salju- salju |
Kata
salju-salju pada kalimat tersebut merupakan kata yang dihasilkan melalui
proses perulangan atau reduplikasi. Kata ulang salju-salju dasarnya
adalah salju. Kata ulang ini tidak mengalami afiksasi, sehingga disebut
perulangan utuh. Unsur yang diulang adalah seluruh bentuk dasar, sehingga
disebut perulangan seluruh.
68) “Daratan ruangan seperti kanvas raksasa yang dilukis
cepat, sungai-sungai mengalir.” (hlm
75)
Bentuk Dasar |
Proses
Pengulangan Utuh |
Hasil
Reduplikasi |
Sungai |
Sungai + R |
Sungai-sungai |
Kata
sungai-sungai pada kalimat tersebut merupakan kata yang dihasilkan
melalui proses perulangan atau reduplikasi. Kata ulang sungai-suangi dasarnya
adalah sungai. Kata ulang ini tidak mengalami afiksasi, sehingga disebut
perulangan utuh. Unsur yang diulang adalah seluruh bentuk dasar, sehingga
disebut perulangan seluruh.
69) “Bunga-bunga
bermekaran di seluruh Kota Tishri.” (hlm 84)
Bentuk Dasar |
Proses
Pengulangan Utuh |
Hasil
Reduplikasi |
Bunga |
Bunga + R |
Bunga-bunga |
Kata
bunga-bunga pada kalimat tersebut merupakan kata yang dihasilkan melalui
proses perulangan atau reduplikasi. Kata ulang bunga-bunga dasarnya
adalah bunga. Kata ulang ini tidak mengalami afiksasi, sehingga disebut
perulangan utuh. Unsur yang diulang adalah seluruh bentuk dasar, sehingga
disebut perulangan seluruh.
70) “Jangan coba-coba
melepaskan mereka.” (hlm 89)
Bentuk Dasar |
Proses
Pengulangan Utuh |
Hasil
Reduplikasi |
Coba |
Coba + R |
Coba-coba |
Kata
coba-coba pada kalimat tersebut merupakan kata yang dihasilkan melalui
proses perulangan atau reduplikasi. Kata ulang coba-coba dasarnya adalah
coba. Kata ulang ini tidak mengalami afiksasi, sehingga disebut perulangan
utuh. Unsur yang diulang adalah seluruh bentuk dasar, sehingga disebut
perulangan seluruh.
71) “di lereng-lereng
gunung.” (hlm 89)
Bentuk Dasar |
Proses
Pengulangan Utuh |
Hasil
Reduplikasi |
Lereng |
Lereng + R |
Lereng-lereng |
Kata
lereng-lereng pada kalimat tersebut merupakan kata yang dihasilkan
melalui proses perulangan atau reduplikasi. Kata ulang lereng-lereng dasarnya
adalah lereng. Kata ulang ini tidak mengalami afiksasi, sehingga disebut
perulangan utuh. Unsur yang diulang adalah seluruh bentuk dasar, sehingga
disebut perulangan seluruh.
72) “Jangan malu-malu,”
(hlm 93)
Bentuk Dasar |
Proses
Pengulangan Utuh |
Hasil
Reduplikasi |
Malu |
Malu + R |
Malu-malu |
Kata
malu-malu pada kalimat tersebut merupakan kata yang dihasilkan melalui
proses perulangan atau reduplikasi. Kata ulang malu-malu dasarnya adalah
malu. Kata ulang ini tidak mengalami afiksasi, sehingga disebut perulangan
utuh. Unsur yang diulang adalah seluruh bentuk dasar, sehingga disebut
perulangan seluruh.
73) “Atau seperti pemusik yang menciptakan musik-musik indah.”
(hlm 102)
Bentuk Dasar |
Proses
Pengulangan Utuh |
Hasil
Reduplikasi |
Musik |
Musik + R |
Musik-musik |
Kata
musik-musik pada kalimat tersebut merupakan kata yang dihasilkan melalui
proses perulangan atau reduplikasi. Kata ulang musik-musik dasarnya
adalah musik. Kata ulang ini tidak mengalami afiksasi, sehingga disebut
perulangan utuh. Unsur yang diulang adalah seluruh bentuk dasar, sehingga
disebut perulangan seluruh.
74) “Aku bisa memahami kalimat-kalimat
Miss Selena.” (hlm 103)
Bentuk Dasar |
Proses
Pengulangan Utuh |
Hasil
Reduplikasi |
Kalimat |
Kalimat + R |
Kalimat-kalimat |
Kata
kalimat-kalimat pada kalimat tersebut merupakan kata yang dihasilkan
melalui proses perulangan atau reduplikasi. Kata ulang kalimat-kalimat dasarnya
adalah kalimat. Kata ulang ini tidak mengalami afiksasi, sehingga
disebut perulangan utuh. Unsur yang diulang adalah seluruh bentuk dasar,
sehingga disebut perulangan seluruh.
75) “Dia berdiam diri, menatap pucuk-pucuk rerumputan.” (hlm 103)
Bentuk Dasar |
Proses
Pengulangan Utuh |
Hasil
Reduplikasi |
Pucuk |
Pucuk + R |
Pucuk-pucuk |
Kata
pucuk-pucuk pada kalimat tersebut merupakan kata yang dihasilkan melalui
proses perulangan atau reduplikasi. Kata ulang pucuk-pucuk dasarnya
adalah pucuk. Kata ulang ini tidak mengalami afiksasi, sehingga disebut
perulangan utuh. Unsur yang diulang adalah seluruh bentuk dasar, sehingga
disebut perulangan seluruh.
76) “Luas ruangan kubus di depan kami separuh luas Ruangan
Padang Rumput, dengan sisi-sisi kubus
serratus meter.” (hlm 110)
Bentuk Dasar |
Proses
Pengulangan Utuh |
Hasil
Reduplikasi |
Sisi |
Sisi + R |
Sisi-sisi |
Kata
sisi-sisi pada kalimat tersebut merupakan kata yang dihasilkan melalui
proses perulangan atau reduplikasi. Kata ulang sisi-sisi dasarnya adalah
sisi. Kata ulang ini tidak mengalami afiksasi, sehingga disebut perulangan
utuh. Unsur yang diulang adalah seluruh bentuk dasar, sehingga disebut
perulangan seluruh.
77) “dipisahkan lajur-lajur
jalan besar, truk-truk, dan kontainer raksasa otomatis yang bergerak membawa
sampah.” (hlm 110)
Bentuk Dasar |
Proses
Pengulangan Utuh |
Hasil
Reduplikasi |
Lajur |
Lajur + R |
Lajur-lajur |
Kata
lajur-lajur pada kalimat tersebut merupakan kata yang dihasilkan melalui
proses perulangan atau reduplikasi. Kata ulang lajur-lajur dasarnya
adalah lajur. Kata ulang ini tidak mengalami afiksasi, sehingga disebut
perulangan utuh. Unsur yang diulang adalah seluruh bentuk dasar, sehingga
disebut perulangan seluruh.
78) “dipisahkan lajur-lajur jalan besar, truk-truk, dan kontainer raksasa
otomatis yang bergerak membawa sampah.” (hlm 110)
Bentuk Dasar |
Proses
Pengulangan Utuh |
Hasil
Reduplikasi |
Truk |
Truk + R |
Truk-truk |
Kata
truk-truk pada kalimat tersebut merupakan kata yang dihasilkan melalui
proses perulangan atau reduplikasi. Kata ulang truk-truk dasarnya adalah
truk. Kata ulang ini tidak mengalami afiksasi, sehingga disebut perulangan
utuh. Unsur yang diulang adalah seluruh bentuk dasar, sehingga disebut
perulangan seluruh.
79) “Mesin-mesin
ukuran besar sibuk mengolahya.” (hlm 110)
Bentuk Dasar |
Proses
Pengulangan Utuh |
Hasil
Reduplikasi |
Mesin |
Mesin + R |
Mesin-mesin |
Kata
mesin-mesin pada kalimat tersebut merupakan kata yang dihasilkan melalui
proses perulangan atau reduplikasi. Kata ulang mesin-mesin dasarnya
adalah mesin. Kata ulang ini tidak mengalami afiksasi, sehingga disebut
perulangan utuh. Unsur yang diulang adalah seluruh bentuk dasar, sehingga
disebut perulangan seluruh.
80) “Terakhir, berada di posisi paling dekat dengan
dinding ruangan adalah unit yang mengelolah sampah-sampah
berbahaya.” (hlm 111)
Bentuk Dasar |
Proses
Pengulangan Utuh |
Hasil
Reduplikasi |
Sampah |
Sampah + R |
Sampah-sampah |
Kata
sampah-sampah pada kalimat tersebut merupakan kata yang dihasilkan
melalui proses perulangan atau reduplikasi. Kata ulang sampah-sampah dasarnya
adalah sampah. Kata ulang ini tidak mengalami afiksasi, sehingga disebut
perulangan utuh. Unsur yang diulang adalah seluruh bentuk dasar, sehingga
disebut perulangan seluruh.
81) “Belalaian besarnya seperti tangan dengan jari-jari.” (hlm 113)
Bentuk Dasar |
Proses
Pengulangan Utuh |
Hasil
Reduplikasi |
Jari |
Jari + R |
Jari-jari |
Kata
jari-jari pada kalimat tersebut merupakan kata yang dihasilkan melalui
proses perulangan atau reduplikasi. Kata ulang jari-jari dasarnya adalah jari.
Kata ulang ini tidak mengalami afiksasi, sehingga disebut perulangan utuh.
Unsur yang diulang adalah seluruh bentuk dasar, sehingga disebut perulangan
seluruh.
82) “juga pipa-pipa
yang mengalirkan cairan kimia berwarna hijau di sebelah kami.” (hlm 114)
Bentuk Dasar |
Proses
Pengulangan Utuh |
Hasil
Reduplikasi |
Pipa |
Pipa + R |
Pipa-pipa |
Kata
pipa-pipa pada kalimat tersebut merupakan kata yang dihasilkan melalui
proses perulangan atau reduplikasi. Kata ulang pipa-pipa dasarnya adalah
pipa. Kata ulang ini tidak mengalami afiksasi, sehingga disebut perulangan
utuh. Unsur yang diulang adalah seluruh bentuk dasar, sehingga disebut
perulangan seluruh.
83) “Pisau-pisau
pemotong mesin itu berdesing dengan kecepatan tinggi, membuat mata perih.” (hlm
114)
Bentuk Dasar |
Proses
Pengulangan Utuh |
Hasil
Reduplikasi |
Pisau |
Pisau + R |
Pisau-pisau |
Kata
pisau-pisau pada kalimat tersebut merupakan kata yang dihasilkan melalui
proses perulangan atau reduplikasi. Kata ulang pisau-pisau dasarnya
adalah pisau. Kata ulang ini tidak mengalami afiksasi, sehingga disebut
perulangan utuh. Unsur yang diulang adalah seluruh bentuk dasar, sehingga
disebut perulangan seluruh.
84) “Ada kamar-kamar
pengawas di atas sana, tempat pekerja mengawasi mesin.” (hlm 114)
Bentuk Dasar |
Proses
Pengulangan Utuh |
Hasil
Reduplikasi |
Kamar |
Kamar + R |
Kamar-kamar |
Kata
kamar-kamar pada kalimat tersebut merupakan kata yang dihasilkan melalui
proses perulangan atau reduplikasi. Kata ulang kamar-kamar dasarnya
adalah kamar. Kata ulang ini tidak mengalami afiksasi, sehingga disebut
perulangan utuh. Unsur yang diulang adalah seluruh bentuk dasar, sehingga
disebut perulangan seluruh.
85) “berteman dengan kontainer-kontainer,
ekskavator raksasa, dan sampah.” (hlm 117)
Bentuk Dasar |
Proses
Pengulangan Utuh |
Hasil
Reduplikasi |
Kontainer |
Kontainer + R |
Kontainer |
Kata
kontainer-kontainer pada kalimat tersebut merupakan kata yang dihasilkan
melalui proses perulangan atau reduplikasi. Kata ulang kontainer-kontainer dasarnya
adalah kontainer. Kata ulang ini tidak mengalami afiksasi, sehingga
disebut perulangan utuh. Unsur yang diulang adalah seluruh bentuk dasar,
sehingga disebut perulangan seluruh.
86) “Di sini juga tidak ada pemimpin Pasukan Bintang yang
setiap saat meneriaki kita atau perintah-perintah
konyol lainnya.” (hlm 118)
Bentuk Dasar |
Proses
Pengulangan Utuh |
Hasil
Reduplikasi |
Perintah |
Perintah + R |
Perintah-perintah |
Kata
perintah-perintah pada kalimat tersebut merupakan kata yang dihasilkan
melalui proses perulangan atau reduplikasi. Kata ulang perintah-perintah dasarnya
adalah perintah. Kata ulang ini tidak mengalami afiksasi, sehingga
disebut perulangan utuh. Unsur yang diulang adalah seluruh bentuk dasar,
sehingga disebut perulangan seluruh.
87) “Ruangan ini
dijalankan oleh mesin dan robot-robot.”
(hlm 120)
Bentuk Dasar |
Proses
Pengulangan Utuh |
Hasil
Reduplikasi |
Robot |
Robot + R |
Robot-robot |
Kata
robot-robot pada kalimat tersebut merupakan kata yang dihasilkan melalui
proses perulangan atau reduplikasi. Kata ulang robot-robot dasarnya
adalah robot. Kata ulang ini tidak mengalami afiksasi, sehingga disebut
perulangan utuh. Unsur yang diulang adalah seluruh bentuk dasar, sehingga
disebut perulangan seluruh.
88) “Baar, ambilkan kursi-kursi.”
(hlm 126)
Bentuk Dasar |
Proses
Pengulangan Utuh |
Hasil
Reduplikasi |
Kursi |
Kursi + R |
Kursi-kursi |
Kata
kursi-kursi pada kalimat tersebut merupakan kata yang dihasilkan melalui
proses perulangan atau reduplikasi. Kata ulang kursi-kursi dasarnya
adalah kursi. Kata ulang ini tidak mengalami afiksasi, sehingga disebut
perulangan utuh. Unsur yang diulang adalah seluruh bentuk dasar, sehingga
disebut perulangan seluruh.
89) “masa-masa
saat empat Klan masih dihuni para penyihir.” (hlm 127)
Bentuk Dasar |
Proses
Pengulangan Utuh |
Hasil
Reduplikasi |
Masa |
Masa + R |
Masa-masa |
Kata
masa-masa pada kalimat tersebut merupakan kata yang dihasilkan melalui
proses perulangan atau reduplikasi. Kata ulang masa-masa dasarnya adalah
masa. Kata ulang ini tidak mengalami afiksasi, sehingga disebut perulangan
utuh. Unsur yang diulang adalah seluruh bentuk dasar, sehingga disebut
perulangan seluruh.
90) “Teknologi Klan Bintang menyimpan ribuan Bahasa dari klan-klan lain.” (hlm 134)
Bentuk Dasar |
Proses
Pengulangan Utuh |
Hasil
Reduplikasi |
Klan |
Klan + R |
Klan-klan |
Kata
klan-klan pada kalimat tersebut merupakan kata yang dihasilkan melalui
proses perulangan atau reduplikasi. Kata ulang klan-klan dasarnya adalah
klan. Kata ulang ini tidak mengalami afiksasi, sehingga disebut perulangan
utuh. Unsur yang diulang adalah seluruh bentuk dasar, sehingga disebut
perulangan seluruh.
91) “Atau jangan-jangan
kamu sudah menduga sipir yang menahan kita dulu dipindahkan ke sini.” (hlm 134)
Bentuk Dasar |
Proses
Pengulangan Utuh |
Hasil
Reduplikasi |
Jangan |
Jangan + R |
Jangan-jangan |
Kata
jangan-jangan pada kalimat tersebut merupakan kata yang dihasilkan
melalui proses perulangan atau reduplikasi. Kata ulang jangan-jangan
dasarnya adalah jangan. Kata ulang ini tidak
mengalami afiksasi, sehingga disebut perulangan utuh. Unsur yang diulang adalah
seluruh bentuk dasar, sehingga disebut perulangan seluruh.
92) “Lama-lama
Aku sepertinya bisa terbiasa dengan lelucon Ali.”
(hlm 138)
Bentuk Dasar |
Proses
Pengulangan Utuh |
Hasil
Reduplikasi |
Lama |
Lama + R |
Lama-lama |
Kata
lama-lama pada kalimat tersebut merupakan kata yang dihasilkan melalui
proses perulangan atau reduplikasi. Kata ulang lama-lama dasarnya adalah
lama. Kata ulang ini tidak mengalami afiksasi, sehingga disebut perulangan
utuh. Unsur yang diulang adalah seluruh bentuk dasar, sehingga disebut
perulangan seluruh.
93) “Kandang-kandang
ini berupa bangunan bertingkat.” (hlm 148)
Bentuk Dasar |
Proses
Pengulangan Utuh |
Hasil
Reduplikasi |
Kandang |
Kandang + R |
Kandang-kandang |
Kata
kandang-kandang pada kalimat tersebut merupakan kata yang dihasilkan
melalui proses perulangan atau reduplikasi. Kata ulang kandang-kandang dasarnya
adalah kandang. Kata ulang ini tidak mengalami afiksasi, sehingga
disebut perulangan utuh. Unsur yang diulang adalah seluruh bentuk dasar,
sehingga disebut perulangan seluruh.
94) “dengan setiap lantai terdiri atas sekat-sekat kecil yang berisi hewan ternak.”
(hlm 148)
Bentuk Dasar |
Proses
Pengulangan Utuh |
Hasil
Reduplikasi |
Sekat |
Sekat + R |
Sekat-sekat |
Kata
sekat-sekat pada kalimat tersebut merupakan kata yang dihasilkan melalui
proses perulangan atau reduplikasi. Kata ulang sekat-sekat dasarnya
adalah sekat. Kata ulang ini tidak mengalami afiksasi, sehingga disebut
perulangan utuh. Unsur yang diulang adalah seluruh bentuk dasar, sehingga
disebut perulangan seluruh.
95) “Kami melewati unit-unit
peternakan.” (hlm 151)
Bentuk Dasar |
Proses
Pengulangan Utuh |
Hasil
Reduplikasi |
Unit |
Unit + R |
Unit-unit |
Kata
unit-unit pada kalimat tersebut merupakan kata yang dihasilkan melalui
proses perulangan atau reduplikasi. Kata ulang unit-unit dasarnya adalah
unit. Kata ulang ini tidak mengalami afiksasi, sehingga disebut perulangan
utuh. Unsur yang diulang adalah seluruh bentuk dasar, sehingga disebut
perulangan seluruh.
96) “Jalan-jalan
lenggang.” (hlm 151)
Bentuk Dasar |
Proses
Pengulangan Utuh |
Hasil
Reduplikasi |
Jalan |
Jalan + R |
Jalan-jalan |
Kata jalan-jalan pada
kalimat tersebut merupakan kata yang dihasilkan melalui proses perulangan atau
reduplikasi. Kata ulang jalan-jalan dasarnya adalah jalan. Kata
ulang ini tidak mengalami afiksasi, sehingga disebut perulangan utuh. Unsur
yang diulang adalah seluruh bentuk dasar, sehingga disebut perulangan seluruh.
97) “Toko-toko,
pusat perbelanjaan, dan restoran besar.” (hlm 153)
Bentuk Dasar |
Proses
Pengulangan Utuh |
Hasil
Reduplikasi |
Toko |
Toko + R |
Toko-toko |
Kata
toko-toko pada kalimat tersebut merupakan kata yang dihasilkan melalui
proses perulangan atau reduplikasi. Kata ulang toko-toko dasarnya adalah
toko. Kata ulang ini tidak mengalami afiksasi, sehingga disebut perulangan
utuh. Unsur yang diulang adalah seluruh bentuk dasar, sehingga disebut
perulangan seluruh.
98) “Papan-papan
baliho di kota ini menggunakan proyeksi transparan.”
(hlm 153)
Bentuk Dasar |
Proses
Pengulangan Utuh |
Hasil
Reduplikasi |
Papan |
Papan + R |
Papan-papan |
Kata
papan-papan pada kalimat tersebut merupakan kata yang dihasilkan melalui
proses perulangan atau reduplikasi. Kata ulang papan-papan dasarnya
adalah papan. Kata ulang ini tidak mengalami afiksasi, sehingga disebut
perulangan utuh. Unsur yang diulang adalah seluruh bentuk dasar, sehingga
disebut perulangan seluruh.
99) “Itu selebaran informasi kota, banyak tersedia di sudut-sudut jalan, untuk turis atau
pengunjung.” (hlm 153)
Bentuk Dasar |
Proses
Pengulangan Utuh |
Hasil
Reduplikasi |
Sudut |
Sudut + R |
Sudut-sudut |
Kata
sudut-sudut pada kalimat tersebut merupakan kata yang dihasilkan melalui
proses perulangan atau reduplikasi. Kata ulang sudut-sudut dasarnya
adalah sudut. Kata ulang ini tidak mengalami afiksasi, sehingga disebut
perulangan utuh. Unsur yang diulang adalah seluruh bentuk dasar, sehingga
disebut perulangan seluruh.
100)
“Meja yang dia
maksud ada di tengah-tengah
restoran.” (hlm 155)
Bentuk Dasar |
Proses
Pengulangan Utuh |
Hasil
Reduplikasi |
Tengah |
Tengah + R |
Tengah-tengah |
Kata
tengah-tengah pada kalimat tersebut merupakan kata yang dihasilkan
melalui proses perulangan atau reduplikasi. Kata ulang tengah-tengah dasarnya
adalah tengah. Kata ulang ini tidak mengalami afiksasi, sehingga disebut
perulangan utuh. Unsur yang diulang adalah seluruh bentuk dasar, sehingga
disebut perulangan seluruh.
101)
“Aku sedang
mengunduh berita-berita sebulan
terakhir, Ra.”
(hlm 156)
Bentuk Dasar |
Proses
Pengulangan Utuh |
Hasil
Reduplikasi |
Berita |
Berita + R |
Berita-berita |
Kata
berita-berita pada kalimat tersebut merupakan kata yang dihasilkan
melalui proses perulangan atau reduplikasi. Kata ulang berita-berita dasarnya
adalah berita. Kata ulang ini tidak mengalami afiksasi, sehingga disebut
perulangan utuh. Unsur yang diulang adalah seluruh bentuk dasar, sehingga
disebut perulangan seluruh.
102)
“Kalian tadi
menyuruhku cepat-cepat.” (hlm 159)
Bentuk Dasar |
Proses
Pengulangan Utuh |
Hasil
Reduplikasi |
Cepat |
Cepat + R |
Cepat-cepat |
Kata
cepat-cepat pada kalimat tersebut merupakan kata yang dihasilkan melalui
proses perulangan atau reduplikasi. Kata ulang cepat-cepat dasarnya
adalah cepat. Kata ulang ini tidak mengalami afiksasi, sehingga disebut
perulangan utuh. Unsur yang diulang adalah seluruh bentuk dasar, sehingga
disebut perulangan seluruh.
103)
“Bukan karena
ukurannya yang besar-besar.” (hlm
167)
Bentuk Dasar |
Proses
Pengulangan Utuh |
Hasil
Reduplikasi |
Besar |
Besar + R |
Besar-besar |
Kata
besar-besar pada kalimat tersebut merupakan kata yang dihasilkan melalui
proses perulangan atau reduplikasi. Kata ulang besar-besar dasarnya
adalah besar. Kata ulang ini tidak mengalami afiksasi, sehingga disebut
perulangan utuh. Unsur yang diulang adalah seluruh bentuk dasar, sehingga
disebut perulangan seluruh.
104)
“kami tidak
menemukan apa pun kecuali kerucut-kerucut
tanah.” (hlm 167)
Bentuk Dasar |
Proses
Pengulangan Utuh |
Hasil
Reduplikasi |
Kerucut |
Kerucut + R |
Kerucut-kerucut |
Kata
kerucut-kerucut pada
kalimat tersebut merupakan kata yang dihasilkan melalui proses perulangan atau
reduplikasi. Kata ulang kerucut-kerucut
dasarnya adalah kerucut. Kata ulang ini tidak
mengalami afiksasi, sehingga disebut perulangan utuh. Unsur yang diulang adalah
seluruh bentuk dasar, sehingga disebut perulangan seluruh.
105)
“Tubuh mereka
dipenuhi bulu-bulu panjang, berwarna
merah menyala.” (hlm 169)
Bentuk Dasar |
Proses
Pengulangan Utuh |
Hasil
Reduplikasi |
Bulu |
Bulu + R |
Bulu-bulu |
Kata
bulu-bulu pada
kalimat tersebut merupakan kata yang dihasilkan melalui proses perulangan atau
reduplikasi. Kata ulang bulu-bulu dasarnya adalah bulu. Kata
ulang ini tidak mengalami afiksasi, sehingga disebut perulangan utuh. Unsur
yang diulang adalah seluruh bentuk dasar, sehingga disebut perulangan seluruh.
106)
“Melihat dari
dekat kaki-kaki mereka yang berbulu.”
(hlm 170)
Bentuk Dasar |
Proses
Pengulangan Utuh |
Hasil
Reduplikasi |
Kaki |
Kaki + R |
Kaki-kaki |
Kata
kaki-kaki pada kalimat tersebut merupakan kata yang dihasilkan melalui
proses perulangan atau reduplikasi. Kata ulang kaki-kaki dasarnya adalah
kaki. Kata ulang ini tidak mengalami afiksasi, sehingga disebut perulangan
utuh. Unsur yang diulang adalah seluruh bentuk dasar, sehingga disebut
perulangan seluruh.
107)
“Sekarang, aku
bahkan tidak akan terkejut jika kamu masih menemukan
teknik-teknik mengganggumkan lainnya,
Ra.”
(hlm 180)
Bentuk Dasar |
Proses
Pengulangan Utuh |
Hasil
Reduplikasi |
Teknik |
Teknik + R |
Teknik-teknik |
Kata
teknik-teknik pada kalimat tersebut merupakan kata yang dihasilkan
melalui proses perulangan atau reduplikasi. Kata ulang teknik-tenik dasarnya
adalah teknik. Kata ulang ini tidak mengalami afiksasi, sehingga disebut
perulangan utuh. Unsur yang diulang adalah seluruh bentuk dasar, sehingga
disebut perulangan seluruh.
108)
“Teknik ini
membuatku seperti bisa melihat jaringan tubuh hingga ke sel-sel terkecilnya.”
(hlm 180)
Bentuk Dasar |
Proses
Pengulangan Utuh |
Hasil
Reduplikasi |
Sel |
Sel + R |
Sel-sel |
Kata
sel-sel pada kalimat tersebut merupakan kata yang dihasilkan melalui
proses perulangan atau reduplikasi. Kata ulang sel-sel dasarnya adalah
sel. Kata ulang ini tidak mengalami afiksasi, sehingga disebut perulangan
utuh. Unsur yang diulang adalah seluruh bentuk dasar, sehingga disebut
perulangan seluruh.
109)
“Dekatkan kapsul
ke lubang-lubang kecil yang dibuat
laba-laba di dinding barat.” (hlm 181)
Bentuk Dasar |
Proses
Pengulangan Utuh |
Hasil
Reduplikasi |
Lubang |
Lubang + R |
Lubang-lubang |
Kata
Lubang-lubang pada
kalimat tersebut merupakan kata yang dihasilkan melalui proses perulangan atau
reduplikasi. Kata ulang lubang-lubang dasarnya adalah lubang.
Kata ulang ini tidak mengalami afiksasi, sehingga disebut perulangan utuh.
Unsur yang diulang adalah seluruh bentuk dasar, sehingga disebut perulangan
seluruh.
110)
“Ali menekan tuas
kemudi dalam-dalam.” (hlm 182)
Bentuk Dasar |
Proses
Pengulangan Utuh |
Hasil
Reduplikasi |
Dalam |
Dalam + R |
Dalam-dalam |
Kata
dalam-dalam pada kalimat tersebut merupakan kata yang dihasilkan melalui
proses perulangan atau reduplikasi. Kata ulang dalam-dalam dasarnya
adalah dalam. Kata ulang ini tidak mengalami afiksasi, sehingga disebut
perulangan utuh. Unsur yang diulang adalah seluruh bentuk dasar, sehingga
disebut perulangan seluruh.
111)
“Pintalan benang
sutra membungkus telur-telur mereka.”
(hlm 185)
Bentuk Dasar |
Proses
Pengulangan Utuh |
Hasil
Reduplikasi |
Telur |
Telur + R |
Telur-telur |
Kata
telur-telur pada kalimat tersebut merupakan kata yang dihasilkan melalui
proses perulangan atau reduplikasi. Kata ulang telur-telur dasarnya
adalah telur. Kata ulang ini tidak mengalami afiksasi, sehingga disebut
perulangan utuh. Unsur yang diulang adalah seluruh bentuk dasar, sehingga
disebut perulangan seluruh.
112)
“kaca tertata rapi
dalam rak-rak dengan hologram.” (hlm
192)
Bentuk Dasar |
Proses
Pengulangan Utuh |
Hasil
Reduplikasi |
Rak |
Rak + R |
Rak-rak |
Kata
rak-rak pada kalimat tersebut merupakan kata yang dihasilkan
melalui proses perulangan atau reduplikasi. Kata ulang rak-rak
dasarnya adalah rak. Kata ulang ini tidak
mengalami afiksasi, sehingga disebut perulangan
utuh. Unsur yang diulang adalah seluruh
bentuk dasar, sehingga disebut perulangan seluruh.
113)
“Kafe-kafe dipenuhi karyawan industri
yang sedang sarapan.”
(hlm 196)
Bentuk Dasar |
Proses
Pengulangan Utuh |
Hasil
Reduplikasi |
Kafe |
Kafe + R |
Kafe-kafe |
Kata
kafe-kafe pada kalimat tersebut merupakan kata yang dihasilkan melalui
proses perulangan atau reduplikasi. Kata ulang kafe-kafe dasarnya adalah
kafe. Kata ulang ini tidak mengalami afiksasi, sehingga disebut perulangan
utuh. Unsur yang diulang adalah seluruh bentuk dasar, sehingga disebut
perulangan seluruh.
114)
“Pakaiannya juga
berubah, menyerupai seragam remaja-remaja tersebut.” (hlm 198)
Bentuk Dasar |
Proses
Pengulangan Utuh |
Hasil
Reduplikasi |
Remaja |
Remaja + R |
Remaja |
Kata
remaja-remaja pada kalimat tersebut merupakan kata yang dihasilkan
melalui proses perulangan atau reduplikasi. Kata ulang remaja-remaja dasarnya
adalah remaja. Kata ulang ini tidak mengalami afiksasi, sehingga disebut
perulangan utuh. Unsur yang diulang adalah seluruh bentuk dasar, sehingga
disebut perulangan seluruh.
115)
“Kamera-kamera terbang yang dibawah
mereka memenuhi langit langit kantin.”
(hlm 201)
Bentuk Dasar |
Proses
Pengulangan Utuh |
Hasil
Reduplikasi |
Kamera |
Kamera + R |
Kamera-kamera |
Kata
kamera-kamera pada kalimat tersebut merupakan kata yang dihasilkan
melalui proses perulangan atau reduplikasi. Kata ulang kamera-kamera dasarnya
adalah kamera. Kata ulang ini tidak mengalami afiksasi, sehingga disebut
perulangan utuh. Unsur yang diulang adalah seluruh bentuk dasar, sehingga
disebut perulangan seluruh.
116)
“Ali menjawab patah-patah.” (hlm 203)
Bentuk Dasar |
Proses
Pengulangan Utuh |
Hasil
Reduplikasi |
Patah |
Patah + R |
Patah-patah |
Kata
patah-patah pada kalimat tersebut merupakan kata yang dihasilkan melalui
proses perulangan atau reduplikasi. Kata ulang patah-patah dasarnya
adalah patah.
Kata ulang ini tidak mengalami afiksasi, sehingga disebut perulangan utuh.
Unsur yang diulang adalah seluruh bentuk dasar, sehingga disebut perulangan
seluruh.
117)
“Siapa yang
menyiapkan kotak-kotak makanan ini,
Ali?” (hlm 211)
Bentuk Dasar |
Proses
Pengulangan Utuh |
Hasil
Reduplikasi |
Kotak |
Kotak + R |
Kotak-kotak |
Kata
kotak-kotak
pada kalimat tersebut merupakan kata yang dihasilkan
melalui proses perulangan atau reduplikasi. Kata ulang kotak-kotak dasarnya
adalah kotak. Kata ulang ini tidak mengalami afiksasi, sehingga disebut
perulangan utuh. Unsur yang diulang adalah seluruh bentuk dasar, sehingga
disebut perulangan seluruh.
118)
“Sebuah kembang
api meletus, membentuk formasi kapal dengan layar-layar terkembang.” (hlm 234)
Bentuk Dasar |
Proses
Pengulangan Utuh |
Hasil
Reduplikasi |
Layar |
Layar + R |
Layar-layar |
Kata
layar-layar pada kalimat tersebut merupakan kata yang dihasilkan melalui proses
perulangan atau reduplikasi. Kata ulang layar-layar dasarnya adalah
layar. Kata ulang ini tidak mengalami afiksasi, sehingga disebut perulangan
utuh. Unsur yang diulang adalah seluruh bentuk dasar, sehingga disebut
perulangan seluruh.
119)
“Logam penyusunan
robot itu berjatuhan di atas rawa-rawa.”
(hlm 260)
Bentuk Dasar |
Proses
Pengulangan Utuh |
Hasil
Reduplikasi |
Rawa |
Rawa + R |
Rawa-rawa |
Kata
rawa-rawa pada kalimat tersebut merupakan kata yang dihasilkan melalui
proses perulangan atau reduplikasi. Kata ulang rawa-rawa dasarnya adalah
rawa. Kata ulang ini tidak mengalami afiksasi, sehingga disebut perulangan
utuh. Unsur yang diulang adalah seluruh bentuk dasar, sehingga disebut
perulangan seluruh.
120)
“Kami berasa di
ketinggian, ratusan meter, di cadas-cadas
tinggi.” (hlm 267)
Bentuk Dasar |
Proses
Pengulangan Utuh |
Hasil
Reduplikasi |
Cadas |
Cadas + R |
Cadas-cadas |
Kata
cadas-cadas pada kalimat tersebut merupakan kata yang dihasilkan melalui
proses perulangan atau reduplikasi. Kata ulang cadas-cadas dasarnya
adalah cadas. Kata ulang ini tidak mengalami afiksasi, sehingga disebut
perulangan utuh. Unsur yang diulang adalah seluruh bentuk dasar, sehingga
disebut perulangan seluruh.
121)
“Memakai jaringan
telepon lama, yang ada gagang dan kabel-kabel.”
(hlm 269)
Bentuk Dasar |
Proses
Pengulangan Utuh |
Hasil
Reduplikasi |
Kabel |
Kabel + R |
Kabel-kabel |
Kata kabel-kabel pada
kalimat tersebut merupakan kata yang dihasilkan melalui proses perulangan atau
reduplikasi. Kata ulang kabel-kabel dasarnya adalah kabel. Kata
ulang ini tidak mengalami afiksasi, sehingga disebut perulangan utuh. Unsur
yang diulang adalah seluruh bentuk dasar, sehingga disebut perulangan seluruh.
122)
“Faar menatap jauh ke depan, ke lautan, ke ombak-ombak yang cadas.” (hlm 283)
Bentuk Dasar |
Proses
Pengulangan Utuh |
Hasil
Reduplikasi |
Ombak |
Ombak + R |
Ombak-ombak |
Kata
ombak-ombak pada kalimat tersebut merupakan kata yang dihasilkan melalui
proses perulangan atau reduplikasi. Kata ulang ombak-ombak dasarnya
adalah combak. Kata ulang ini tidak mengalami afiksasi, sehingga disebut
perulangan utuh. Unsur yang diulang adalah seluruh bentuk dasar, sehingga
disebut perulangan seluruh.
Dari hasil proses
reduplikasi atau bentuk pengulangan akar, pada bagian pengulangan utuh. Maka
terdapat seratus dua puluh dua bentuk pengulangan
utuh dalam novel Bintang Karya Tere Liye.
b.
Pengulangan Sebagian
Berikut
ini proses perubahan bentuk dasar menjadi reduplikasi sebagian dalam novel Bintang karya Tere Liye.
prosesnya ditandai dengan Lambang R
(Reduplikasi) sebagai lambang pengulangannya. Dan tanda kurung yang mengapit
bentuk kata, artinya dikerjakan lebih dahulu, baru kemudian diproses bersama
dengan bentuk kata di luar dari tanda kurung tersebut. Berikut ini pengulangan
sebagian yakni;
1) “Sesekali dia berseru tidak percaya.”
Bentuk
Dasar |
Proses
Reduplikasi (Sebagian) |
Hasil
reduplikasi |
Sekali |
(Se + R) + kali |
Sesekali |
Kata sesekali pada
kalimat tersebut merupakan kata yang dihasilkan melalui proses perulangan atau
reduplikasi. Kata ulang sesekali dasarnya adalah sekali. Kata
ulang ini tidak mengalami afiksasi, dan
hanya mengulang bentuk dasar pada salah satu bentuk katanya saja yang diulang.
Dalam hal ini suku awal kata disertai dengan pelemahan bunyi.
Cara
prosesnyan adalah sebagai berikut. Bentuk kata sesekali yang berasal dari bentuk dasar sekali, mengalami proses reduplikasi pengulangan bunyi pada suku
awal kata. Sehingga [se] direduplikasikan dan mengalami
pelemahan bunyi menjadi [se].
hingga berubah menjadi bentuk kata sesekali.
Dari hasil proses reduplikasi atau bentuk
pengulangan akar, pada bagian pengulangan sebagian. Maka terdapat satu
bentuk pengulangan sebagian dalam novel Bintang Karya Tere Liye.
c. Pengulangan
dengan Perubahan Bunyi
Berikut
ini proses pengulangan bentuk dasar menjadi reduplikasi perubahan fonem atau
bunyi dalam novel Bintang karya Tere
Liye, prosesnya ditandai dengan Lambang R (Reduplikasi) sebagai lambang pengulangannya. Dan tanda kurung
yang mengapit bentuk kata, artinya dikerjakan lebih dahulu, baru kemudian
diproses bersama dengan bentuk kata di luar dari tanda kurung tersebut. Bentuk pengulangan
dengan perubahan bunyi dalam novel Bintang karya Tere
Liye yaitu:
1)
“Dua kali lagi
Mama bolak-balik mengambil air
minum.”
Bentuk
Dasar |
Proses
Reduplikasi (Perubahan Bunyi) |
Hasil
Reduplikasi |
Balik |
[BOla?] + R |
Bolak-balik |
Kata bolak-balik pada kalimat
tersebut merupakan kata yang dihasilkan melalui proses perulangan atau
reduplikasi. Kata ulang bolak-balik dasarnya bisa berupa balik. Bentuk kata ini mengalami proses reduplikasi perubahan fonem
sehingga terjadi perubahan bunyi vokal [O] pada suku awal kata dasar, menjadi [α] pada suku awal
bentuk perulangannya. Dan bunyi vokal [a] pada suku kedua
kata dasarnya berubah menjadi bunyi vokal [i] pada suku kata kedua bentuk perulangannya.
Perubahan ini dikarenakan bunyi vokoid
[O], merupakan bunyi dengan posisi lidah berada pada bagian agak rendah,
belakang, dan bulat. Sedangkan bunyi vokoid [α]
juga berada pada posisi rendah, belakang, dan bulat. Jadi bunyi vokoid [O] dan
[α] mempunyai hubungan
kedekatan, yang mengakibatkan terjadinya perubahan bunyi. Begitupula bunyi
vokoid [a] mempunyai bunyi dengan posisi lidah berada pada bagian rendah,
depan, tak bulat. Dan bunyi vokoid [i] berada pada bagian tinggi, depan, tak
bulat. sehingga bentuk kata reduplikasi perubahan bunyi,
bentuk katanya seperti [bO+ la?] - [bα + li?].
Bolak-balik
2)
“Permukaan yang awalnya hanya putih sejauh mata memandang berubah
menjadi warna-warni indah.”
Bentuk
Dasar |
Proses
Reduplikasi (Perubahan Bunyi) |
Hasil
Reduplikasi |
Warni |
[Warna] +
R |
Warna-warni |
Kata warna-warni pada kalimat
tersebut merupakan kata yang dihasilkan melalui proses perulangan atau
reduplikasi. Kata ulang warna-warni bentuk dasarnya
adalah warni.
Bentuk kata ini mengalami proses reduplikasi perubahan fonem sehingga
terjadi perubahan bunyi vokal [a] pada suku kata kedua bentuk dasarnya, menjadi
bunyi vokal [i] pada suku kata kedua bentuk perulangannya.
Perubahan ini dikarenakan bunyi vokoid [a]
mempunyai bunyi dengan posisi lidah berada pada bagian rendah, depan, tak
bulat. Dan bunyi vokoid [i] berada pada bagian tinggi, depan, tak bulat. Jadi
bunyi vokoid [a] dan [i] mempunyai hubungan
kedekatan, yang mengakibatkan terjadinya perubahan bunyi. Sehingga bentuk katanya
menjadi [war+na] –
[war+ni]. Warna-warni
3)
“Restoran ini salah satu restoran dengan pernak-pernik kayu dan
rotan.”
Bentuk
Dasar |
Proses
Reduplikasi (Perubahan Bunyi) |
Hasil
Reduplikasi |
Pernik |
[Perna?] + R |
Pernak-pernik |
Kata pernak-pernik pada kalimat
tersebut merupakan kata yang dihasilkan melalui proses perulangan atau
reduplikasi. Kata ulang pernak-pernik bentuk dasarnya adalah pernak. Bentuk kata ini mengalami proses reduplikasi perubahan fonem
sehingga terjadi perubahan bunyi vokal [a] pada suku kata kedua bentuk
dasarnya, menjadi bunyi vokal [i] pada suku kata kedua bentuk perulangannya,
Perubahan ini dikarenakan bunyi vokoid [a]
mempunyai bunyi dengan posisi lidah berada pada bagian rendah, depan, tak
bulat. Dan bunyi vokoid [i] berada pada bagian tinggi, depan, tak bulat. Jadi
bunyi vokoid [a] dan [i] mempunyai hubungan
kedekatan, yang mengakibatkan terjadinya perubahan bunyi. Sehingga bentuk katanya
menjadi [per+na?] +
[per+ni?]. pernak-pernik
Dari
hasil proses reduplikasi atau bentuk pengulangan akar, pada bagian pengulangan
sebagian. Maka terdapat tiga bentuk pengulangan sebagian dalam novel Bintang
Karya Tere Liye.
4.2.1.2 Pengulangan Dasar Berafiks
Berikut
ini proses pengulangan bentuk dasar berafiks dalam novel Bintang karya Tere Liye. prosesnya ditandai
dengan Lambang R (Reduplikasi) sebagai
lambang pengulangannya. Dan tanda kurung yang mengapit bentuk kata, artinya
dikerjakan lebih dahulu, baru kemudian diproses bersama dengan bentuk kata di
luar dari tanda kurung tersebut.
a.
Akar berprefiks ber-
1)
“Ali hanya menunduk bersungut-sungut.” (hlm 6)
Bentuk Dasar |
Proses Reduplikasi (Dasar
Berafiks) |
Hasil Reduplikasi |
Bersungut |
(Ber + sungut) + R |
Bersungut-sungut |
Bentuk kata ulang bersungut-sungut
pada kalimat tersebut merupakan akar pengulangan sebagian yang bersifat
progresif, yang mula-mula akar diimbuhkan dengan prefiks ber-, kemudian
dilakukan dengan pengulangan sebagian dan yang diulang hanya akarnya saja. Maka
menjadi bersungut-sungut, yakni bentuk dasarnya adalah bersungut.
Bentuk kata ulang bersungut-sungut ini menghasilkan kata berafiks ulang
sebagian.
2)
“Bertahun-tahun berlalu, rumah itu menjadi tua” (hlm 9)
|
Proses Reduplikasi (Dasar
Berafiks) |
Hasil Reduplikasi |
Bertahun |
Bertahun + R |
Bertahun-tahun |
Bentuk kata ulang
bertahun-tahun pada kalimat tersebut merupakan pengulangan serentak
dengan pengimbuhan ber-. Proses afiksasi ber- dan proses
reduplikasi dilakukan sekaligus karena bentuk bertahun tidak berterima
sedangkan bentuk tahun-tahun memang berterima, tetapi bentuk ini merupakan bagian
dari reduplikasi sintaksis. Bentuk kata ulang bertahun-tahun menghasilkan
kata berafiks ulang sebagian.
3)
“Aku selalu tidak melihatmu bercakap-cakap langsung dengan tim basket, anak kelas dua belas,” (hlm 13)
Bentuk Dasar |
Proses Reduplikasi (Dasar
Berafiks) |
Hasil Reduplikasi |
Bercakap |
(Ber + cakap) + R |
Bercakap-cakap |
Bentuk kata ulang
bercakap-cakap pada kalimat tersebut merupakan akar pengulangan
sebagian yang bersifat progresif, Akar mula-mula diimbuhkan dengan prefiks ber-,
kemudian dilakukan pengulangan sebagian dan yang diulang hanya akarnya saja.
Maka menjadi bercakap-cakap, yakni bentuk dasarnya adalah bercakap.
Bentuk kata ulang bercakap-cakap menghasilkan kata berafiks ulang
sebagian.
4)
“Peserta pertemuan tetap berseru-seru.” (hlm 17)
Bentuk Dasar |
Proses Reduplikasi (Dasar
Berafiks) |
Hasil Reduplikasi |
Berseru |
(Ber + seru) + R |
Berseru-seru |
Bentuk kata ulang berseru-seru
pada kalimat tersebut merupakan akar pengulangan sebagian yang bersifat
progresif. Akar mula-mula diimbuhkan dengan prefiks ber-, kemudian
dilakukan pengulangan sebagian dan yang diulang hanya akarnya saja. Maka
menjadi berseru-seru, yakni bentuk dasarnya adalah berseru.
Bentuk kata ulang ini menghasilkan kata berafiks ulang sebagian.
5)
“Orangtua kalian akan bertanya-tanya jika kalian tidak kembali
tepat waktu.” (hlm 18)
Bentuk Dasar |
Proses Reduplikasi (Dasar
Berafiks) |
Hasil Reduplikasi |
Bertanya |
(Ber + Tanya) + R |
Bertanya-tanya |
Bentuk kata ulang bertanya-tanya
pada kalimat tersebut merupakan akar pengulangan sebagian yang bersifat
progresif. Akar mula-mula diimbuhkan dengan prefiks ber-, kemudian
dilakukan pengulangan sebagian dan yang diulang hanya akarnya saja. Maka
menjadi bertanya-tanya,, yakni bentuk dasarnya adalah bertanya. Bentuk
kata ulang ini menghasilkan kata berafiks ulang sebagian
6)
“Sopir angkot yang sejak tadi berteriak-teriak ke calon
penumpang yang berdiri di trotoar.” (hlm
20)
Bentuk Dasar |
Proses Reduplikasi (Dasar
Berafiks) |
Hasil Reduplikasi |
Berteriak |
(Ber + teriak) + R |
Berteriak-teriak |
Bentuk kata ulang berteriak-teriak
pada kalimat tersebut merupakan akar pengulangan sebagian yang bersifat
progresif. Akar mula-mula diimbuhkan dengan prefiks ber-, kemudian
dilakukan pengulangan sebagian dan yang diulang hanya akarnya saja. Maka
menjadi berteriak-teriak, yakni bentuk dasarnya adalah berteriak.
Bentuk kata ulang ini menghasilkan kata berafiks ulang sebagia.
7)
“Dengan warna bulu putih berbintik-bintik hitam, aku panggil si
putih.” (hlm 29)
Bentuk Dasar |
Proses Reduplikasi (Dasar
Berafiks) |
Hasil Reduplikasi |
Berbintik |
(Ber + bintik) + R |
Berbintik-bintik |
Bentuk
kata ulang berbintik-bintik pada kalimat tersebut merupakan akar
pengulangan sebagian yang bersifat progresif. Akar mula-mula diimbuhkan dengan
prefiks ber, kemudian dilakukan pengulangan sebagian dan yang diulang
hanya akarnya saja. Maka menjadi berbintik-bintik, yakni bentuk dasarnya
adalah berbintik. Bentuk kata ulang ini menghasilkan kata berafiks ulang
sebagian
8)
“Berjanjilah kamu akan selalu berhati-hati.” (hlm 36)
Bentuk Dasar |
Proses Reduplikasi (Dasar
Berafiks) |
Hasil Reduplikasi |
Berhati |
(Ber + hati) + R |
Berhati-hati |
Bentuk
kata ulang berhati-hati pada kalimat tersebut merupakan akar
pengulangan sebagian yang bersifat progresif. Akar mula-mula diimbuhkan dengan
prefiks ber, kemudian dilakukan pengulangan sebagian dan yang diulang
hanya akarnya saja. Maka menjadi berhati-hati, yakni bentuk dasarnya
adalah berhati. Bentuk kata ulang ini menghasilkan kata berafiks ulang
sebagian
9)
“Kami berbincang-bincang santai tentang makanan di klan lain.”
(hlm 36)
Bentuk Dasar |
Proses Reduplikasi (Dasar
Berafiks) |
Hasil Reduplikasi |
Berbincang |
(Ber + bincang) + R |
Berbincang-bincang |
Bentuk
kata ulang berbincang-bincang pada kalimat tersebut merupakan
akar pengulangan sebagian yang bersifat progresif. Akar mula-mula diimbuhkan
dengan prefiks ber-, kemudian dilakukan pengulangan sebagian dan yang
diulang hanya akarnya saja. Maka menjadi berbincang-bincang, yakni
bentuk dasarnya adalah berbincang. Bentuk kata ulang ini menghasilkan
kata berafiks ulang sebagian
10)
“Aku sudah memikirkan hal-hal paling canggih berminggu-minggu,
teknologi keamanan yang paling hebat.” (hlm 42)
Bentuk Dasar |
Proses Reduplikasi (Dasar
Berafiks) |
Hasil Reduplikasi |
Minggu |
Berminggu + R |
Berminggu-minggu |
Bentuk kata ulang berminggu-minggu
pada kalimat tersebut merupakan pengulangan serentak dengan
pengimbuhan ber-. Proses afiksasi ber- dan proses reduplikasi
dilakukan sekaligus karena bentuk berminggu tidak berterima sedangkan
bentuk minggu-minggu memang berterima, tetapi bentuk ini merupakan bagian
dari reduplikasi sintaksis. Bentuk kata ulang ini menghasilkan kata berafiks
ulang sebagian
11)
“Matanya berkaca-kaca.” (hlm 54)
Bentuk Dasar |
Proses Reduplikasi (Dasar
Berafiks) |
Hasil Reduplikasi |
Berkaca |
(Ber + kaca) + R |
Berkaca-kaca |
Bentuk kata ulang berkaca-kaca
pada kalimat tersebut merupakan akar pengulangan sebagian yang bersifat
progresif. Akar mula-mula diimbuhkan dengan prefiks ber-, kemudian
dilakukan pengulangan sebagian dan yang diulang hanya akarnya saja. Maka
menjadi berkaca-kaca, yakni bentuk dasarnya adalah Berkaca. Bentuk
kata ulang ini menghasilkan kata berafiks ulang sebagian
12)
“Ali, Seli, Raib, kalian bersiap-siap!” (hlm 71)
Bentuk Dasar |
Proses Reduplikasi (Dasar
Berafiks) |
Hasil Reduplikasi |
Bersiap |
(Ber + siap) + R |
Bersiap-siap |
Bentuk
kata ulang bersiap-siap pada kalimat tersebut merupakan akar
pengulangan sebagian yang bersifat progresif. Akar mula-mula diimbuhkan dengan
prefiks ber, kemudian dilakukan pengulangan sebagian dan yang diulang
hanya akarnya saja. Maka menjadi bersiap-siap, yakni bentuk dasarnya
adalah bersiap. Bentuk kata ulang ini menghasilkan kata berafiks ulang
sebagian
13)
“Pakaian mama kusut karena berjam-jam mengatasi mesin cuci
tadi.” (hlm 30)
Bentuk Dasar |
Proses Reduplikasi (Dasar
Berafiks) |
Hasil Reduplikasi |
Jam |
(Ber + jam) + R |
Berjam-jam |
Bentuk
kata ulang berjam-jam pada kalimat tersebut merupakan akar
pengulangan sebagian yang bersifat progresif. Akar mula-mula diimbuhkan dengan
prefiks ber, kemudian dilakukan pengulangan sebagian dan yang diulang
hanya akarnya saja. Maka menjadi berjam-jam, yakni bentuk dasarnya
adalah berjam. Bentuk kata ulang ini menghasilkan kata berafiks ulang
sebagian
14)
“Berkali-kali gagal, Miss Selena memutuskan menunggu, siapa tahan badai salju segera berhenti.” (hlm 73)
Bentuk Dasar |
Proses Reduplikasi (Dasar
Berafiks) |
Hasil Reduplikasi |
Berkali |
(Berkali + R) |
Berkali-kali |
Bentuk kata ulang berkali-kali
pada kalimat tersebut merupakan proses reduplikasi yang dilakukan
sekaligus. Karena bentuk berkali dan kali-kali tidak berterima. Bentuk
kata ulang ini menghasilkan kata berafiks ulang sebagian
15)
“Dinding lorong terlihat berpendar-pendar ditimpa lampu kapsul.”
(hlm
94)
Bentuk Dasar |
Proses Reduplikasi (Dasar
Berafiks) |
Hasil Reduplikasi |
Berpendar |
(Ber + pendar) + R |
Berpendar-pendar |
Bentuk
kata ulang berpendar-pendar pada kalimat tersebut merupakan akar
pengulangan sebagian yang bersifat progresif. Akar mula-mula diimbuhkan dengan
prefiks ber-, kemudian dilakukan pengulangan sebagian dan yang diulang
hanya akarnya saja. Maka menjadi berpendar-pendar, yakni bentuk dasarnya
adalah berpendar. Bentuk kata ulang ini menghasilkan kata berafiks ulang
sebagian
16)
“Mereka kaget dengan desing tiga kapsul, berkaok-kaok.” (hlm
106)
Bentuk Dasar |
Proses Reduplikasi (Dasar
Berafiks) |
Hasil Reduplikasi |
Berkaok |
(Ber + kaok) + R |
Berkaok-kaok |
Bentuk
kata ulang berkaok-kaok pada kalimat tersebut merupakan akar
pengulangan sebagian yang bersifat progresif. Akar mula-mula diimbuhkan dengan
prefiks ber, kemudian dilakukan pengulangan sebagian dan yang diulang
hanya akarnya saja. Maka menjadi berkaok-kaok, yakni bentuk dasarnya
adalah kaok. Bentuk kata ulang ini menghasilkan kata berafiks ulang
sebagian
17)
“Ali menatapku, berjaga-jaga.” (hlm 119)
Bentuk Dasar |
Proses Reduplikasi (Dasar
Berafiks) |
Hasil Reduplikasi |
Berjaga |
(Ber + jaga) + R |
Berjaga-jaga |
Bentuk kata ulang berjaga-jaga
pada kalimat tersebut merupakan akar pengulangan sebagian yang bersifat
progresif. Akar mula-mula diimbuhkan dengan prefiks ber-, kemudian
dilakukan pengulangan sebagian dan yang diulang hanya akarnya saja. Maka
menjadi berjaga-jaga, yakni bentuk dasarnya adalah berjaga. Bentuk
kata ulang ini menghasilkan kata berafiks ulang sebagian
18) “Ekskavator mulai
menumpahkan berton-ton pakan ternak dari pipa besar.” (hlm 145)
Bentuk Dasar |
Proses Reduplikasi (Dasar
Berafiks) |
Hasil Reduplikasi |
Berton |
(Berton + R) |
Berton-ton |
Bentuk kata ulang berton-ton
pada kalimat tersebut merupakan proses reduplikasi yang dilakukan
sekaligus. Karena bentuk berton dan ton-ton tidak berterima. Bentuk kata
ulang ini menghasilkan kata berafiks ulang sebagian
19) “Mereka beramai-ramai
menembakkan benang ke udara.” (hlm 170)
Bentuk Dasar |
Proses Reduplikasi (Dasar
Berafiks) |
Hasil Reduplikasi |
Beramai |
(Ber + ramai) + R |
Beramai-ramai |
Bentuk
kata ulang beramai-ramai pada kalimat tersebut merupakan akar
pengulangan sebagian yang bersifat progresif. Akar mula-mula diimbuhkan dengan
prefiks ber, kemudian dilakukan pengulangan sebagian dan yang diulang
hanya akarnya saja. Maka menjadi beramai-ramai, yakni bentuk dasarnya
adalah beramai. Bentuk kata ulang ini menghasilkan kata berafiks ulang
sebagian
20)
“Jari laba-laba yang membeku membungkus kapsul hancur berkeping-keping.”
(hlm 89)
Bentuk Dasar |
Proses Reduplikasi (Dasar
Berafiks) |
Hasil Reduplikasi |
Berkeping |
(Ber + keping) + R |
Berkeping-keping |
Bentuk
kata ulang berkeping-keping pada kalimat tersebut merupakan akar
pengulangan sebagian yang bersifat progresif. Akar mula-mula diimbuhkan dengan
prefiks ber-, kemudian dilakukan pengulangan sebagian dan yang diulang
hanya akarnya saja. Maka menjadi berkeping-keping, yakni bentuk dasarnya
adalah berkeping. Bentuk kata ulang ini menghasilkan kata berafiks ulang
sebagian
21)
“Selesai berfoto-foto bersama robot Z.” (hlm 202)
Bentuk Dasar |
Proses Reduplikasi (Dasar
Berafiks) |
Hasil Reduplikasi |
Foto |
(Ber + foto) + R |
Berfoto-foto |
Bentuk
kata ulang berfoto-foto pada kalimat tersebut merupakan akar
pengulangan sebagian yang bersifat progresif. Akar mula-mula diimbuhkan dengan
prefiks ber, kemudian dilakukan pengulangan sebagian dan yang diulang
hanya akarnya saja. Maka menjadi berfoto-foto, yakni bentuk dasarnya
adalah berfoto. Bentuk kata ulang ini menghasilkan kata berafiks ulang
sebagian
22)
“Kurang tidur atau malah sama sekali tidak tidur berhari-hari.”
(hlm
212)
Bentuk Dasar |
Proses Reduplikasi (Dasar
Berafiks) |
Hasil Reduplikasi |
Berhari |
Berhari + R |
Berhari-hari |
Berhari-hari pada kalimat tersebut merupakan pengulangan
serentak dengan pengimbuhan ber-. Proses afiksasi ber- dan proses
reduplikasi dilakukan sekaligus karena bentuk berhari tidak berterima
sedangkan bentuk hari-hari memang berterima, tatapi bentuk ini merupakan bagian
dari reduplikasi sintaksis. Bentuk kata ulang ini menghasilkan kata berafiks
ulang sebagian
23)
“Berputar-putar seperti mencari sepatu.”
(hlm 216)
Bentuk Dasar |
Proses Reduplikasi (Dasar
Berafiks) |
Hasil Reduplikasi |
Berputar |
(Ber + putar) + R |
Berputar-putar |
Bentuk
kata berputar-putar pada kalimat tersebut merupakan akar
pengulangan sebagian yang bersifat progresif. Akar mula-mula diimbuhkan dengan
prefiks ber, kemudian dilakukan pengulangan sebagian dan yang diulang
hanya akarnya saja. Maka menjadi berputar-putar, yakni bentuk dasarnya
adalah berputar. Bentuk kata ulang ini menghasilkan kata berafiks ulang
sebagian
24)
“Tapi Ali tetap bersungguh-sungguh fokus mengendalikan dua bola
pingpong. (hlm 240)
Bentuk Dasar |
Proses Reduplikasi (Dasar
Berafiks) |
Hasil Reduplikasi |
Bersungguh |
(Ber + sungguh) + R |
Bersungguh-sungguh |
Bersungguh-sungguh pada kalimat tersebut merupakan
akar pengulangan sebagian yang bersifat progresif. Akar mula-mula diimbuhkan
dengan prefiks ber, kemudian dilakukan pengulangan sebagian dan yang
diulang hanya akarnya saja. Maka menjadi bersungguh-sungguh, yakni
bentuk dasarnya adalah bersungguh. Bentuk kata ulang ini menghasilkan
kata berafiks ulang sebagian
25)
“Miss Selena mengambil keputusan, sambil melepas sambaran petir bertubi-tubi.”
(hlm 247)
Bentuk Dasar |
Proses Reduplikasi (Dasar
Berafiks) |
Hasil Reduplikasi |
Bertubi |
(Ber + tubi + R) |
Bertubi-tubi |
Bentuk kata ulang bertubi-tubi
pada kalimat tersebut merupakan proses reduplikasi yang dilakukan
sekaligus. Karena bentuk bertubi dan tubi-bertubi tidak berterima.
Bentuk kata ulang ini menghasilkan kata berafiks ulang sebagian
26)
“Berbulan-bulan Pasukan Bintang Kota Zaramaraz tidak berhasil
menemukan ruangan ini.” (hlm 267)
Bentuk Dasar |
Proses Reduplikasi (Dasar
Berafiks) |
Hasil Reduplikasi |
Berbulan |
(Ber + bulan + R) |
Berbulan-bulan |
Bentuk kata ulang berbulan-nulan
pada kalimat tersebut merupakan pengulangan serentak dengan
pengimbuhan ber-. Proses afiksasi ber- dan proses reduplikasi
dilakukan sekaligus karena bentuk berbulan tidak berterima sedangkan
bentuk bulan-bulan memang berterima, tatapi bentuk ini merupakan bagian
dari reduplikasi sintaksis. Bentuk kata ulang ini menghasilkan kata berafiks
ulang sebagian
27)
“Kalian terus bergerak berpindah-pindah.” (hlm 269)
Bentuk Dasar |
Proses Reduplikasi (Dasar
Berafiks) |
Hasil Reduplikasi |
Berpindah |
(Ber + pindah) + R |
Berpindah-pindah |
Bentuk
kata ulang berpindah-pindah pada kalimat tersebut merupakan akar
pengulangan sebagian yang bersifat progresif. Akar mula-mula diimbuhkan dengan
prefiks ber-, kemudian dilakukan pengulangan sebagian dan yang diulang
hanya akarnya saja. Maka menjadi berpindah-pindah, yakni bentuk dasarnya
adalah berpindah. Bentuk kata ulang ini menghasilkan kata berafiks ulang
sebagian
28)
“Sesekali mereka bersorak-sorai.” (hlm 320)
Bentuk Dasar |
Proses Reduplikasi (Dasar
Berafiks) |
Hasil Reduplikasi |
Bersorak |
(Ber + sorak) + R |
Bersorak-sorai |
Bentuk
kata ulang bersorak-sorai pada kalimat tersebut merupakan akar
pengulangan sebagian yang beruba bunyi. Pada akar bentuk kata sorak yang
mula-mula diimbuhkan dengan prefiks ber-, kemudian dilakukan pengulangan
sebagian dan yang diulang hanya akarnya saja dan mengalami perubahan fonem
bunyi konsonan [k] pada kata dasaranya berubah menjadi bunyi vokal [i] pada
suku kata kedua bentuk kata ulangnya. sehingga menjadi bersorak-sorai, yakni
bentuk dasarnya adalah bersorak. Bentuk kata ulang ini menghasilkan kata
berafiks ulang sebagian berubah bunyi.
29)
“Dan mereka suka berlama-lama sarapan.” (hlm 331)
Bentuk Dasar |
Proses Reduplikasi (Dasar
Berafiks) |
Hasil Reduplikasi |
Berlama |
(Ber + lama) + R |
Berlama-lama |
Bentuk
kata ulang berlama-lama pada kalimat tersebut merupakan akar
pengulangan sebagian yang bersifat progresif. Akar mula-mula diimbuhkan dengan
prefiks ber, kemudian dilakukan pengulangan sebagian dan yang diulang
hanya akarnya saja. Maka menjadi berlama-lama, yakni bentuk dasarnya adalah
berlama. Bentuk kata ulang ini menghasilkan kata berafiks ulang sebagian
Dari
hasil proses reduplikasi atau pengulangan dasar berafiks, pada akar yang
berprefiks ber-. Maka terdapat dua puluh sembilan akar yang berprefiks ber-
dalam novel Bintang Karya Tere Liye.
b.
Akar berprefiks me-
Dalam proses
pembentukan kata dalam bahasa Indonesia terdapat prefiks {meN-}. Proses periks
{meN-] mengalami bentuk sesuai dengan kondisi morfem yang mengikutinya. Proses
ini juga berlaku terhadap pembentukan kata ulang, pada akar yang berprefiks me-.
Akar berprefiks me- dalam novel Bintang karya Tere Liye yaitu
sebagai berikut;
1)
“Kapten tim basket menepuk-nepuk bahu Ali.” (hlm 13)
Bentuk Dasar |
Proses Reduplikasi (Dasar Berafiks) |
Hasil reduplikasi (progresif) |
Menepuk |
({meN-} + tepuk) + R |
Menepuk-nepuk |
Bentuk
kata menepuk-nepuk merupakan bentuk perulangan akar dasar berprefiks me-
yang direduplikasikan hanya akarnya saja, bentuk reduplikasi menepuk-nepuk dasarnya adalah menepuk, bentuk perulangan ini
disebut perulangan sebagian berafiks yang bersifat progresif. Artinya pengulangan
ke arah depan atau ke arah kanan. Bentuk prosesnya yaitu, prefiks {meN-}
mengalami proses morfofonemik. Fonem /N/ pada prefiks {meN-} berubah menjadi
/n/ karena bentuk dasar yang mengikutinya berawal dengan fonem /t/. kemudian
direduplikasikan sebagian akarnya dari bentuk dasar tersebut. Menjadi menepuk-nepuk
2)
“Ali menggaruk-garuk kepalanya.” (hlm 23)
Bentuk Dasar |
Proses Reduplikasi (Dasar Berafiks) |
Hasil reduplikasi (progresif) |
Menggaruk |
({me(N)-} + garuk)
+ R |
Menggaruk-garuk |
Bentuk
kata menggaruk-garuk merupakan bentuk
perulangan akar dasar berprefiks me-, yang direduplikasikan hanya
akarnya saja, bentuk dasarnya adalah menggaruk. Bentuk reduplikasi ini disebut perulangan
sebagian yang bersifat progresif. Artinya, pengulangan ke arah depan atau ke
arah kanan. Bentuk prosesnya yaitu, prefiks {meN-} mengalami proses morfofonemik.
Fonem /N/ pada prefiks {meN-} berubah menjadi /ng/ karena bentuk dasar yang
mengikutinya berawal dengan fonem /g/. kemudian direduplikasikan sebagian
akarnya dari bentuk dasar tersebut. Menjadi menggaruk-garuk
3)
“Mengejar-ngejar lagi gumpalan benang wol yang kuberikan.” (hlm
29)
Bentuk Dasar |
Proses Reduplikasi (Dasar Berafiks) |
Hasil reduplikasi (progresif) |
Mengejar |
({MeN-}+ kejar)
+ R |
Mengejar-ngejar |
Bentuk
kata mengejar-ngejar merupakan bentuk perulangan akar dasar berprefiks me-
yang direduplikasikan hanya akarnya saja. Bentuk reduplikasi mengejar-ngejar
bentuk dasarnya adalah mengejar. Reduplikasi ini merupakan pengulangan sebagian
berafiks yang bersifat progresif. Artinya, pengulangan ke arah depan atau ke
arah kanan. Bentuk kata dasar mengejar berasal dari akar kata kejar, akar kata kejar mendapat prefiks {meN-}, maka
terjadi proses morfofonemik. Fonem /N/ pada prefiks {meN-} berubah menjadi /ng/
karena bentuk dasar yang mengikutinya berawal dengan fonem /k/. Dan perubahan
ini terjadi proses penghilangan fonem /k/. kemudian direduplikasikan sebagian
akarnya dari bentuk dasar tersebut. Menjadi mengejar-ngejar.
4)
“Mama mengangguk-angguk seolah menurut.” (hlm 36)
Bentuk Dasar |
Proses Reduplikasi (Dasar Berafiks) |
Hasil reduplikasi (progresif) |
Mengangguk |
({meN-}
+ angguk) + R |
Mengangguk-angguk |
Bentuk
kata mengangguk-angguk merupakan bentuk perulangan akar dasar berprefiks
me- yang direduplikasikan hanya akarnya saja. Bentuk reduplikasi mengangguk-angguk
bentuk dasarnya adalah mengangguk. Reduplikasi ini merupakan pengulangan sebagian berafiks
yang bersifat progresif. Artinya, pengulangan ke arah depan atau ke arah kanan.
Bentuk prosesnya yaitu, akar kata angguk diberi prefiks {meN-} terlebih dahulu. Dan disini
prefiks {meN-) mengalami proses morfofonemik. Fonem /N/ pada afiks {meN-}
berubah menjadi /ng/ karena bentuk dasar yang mengikutinya berawal dengan vokal
/a/. kemudian direduplikasikan sebagian akarnya dari bentuk dasar tersebut.
Menjadi mengangguk-angguk.
5)
“Tabiat Ali yang suka menyuruh-nyuruh tidak pernah hilang.” (hlm
37)
Bentuk Dasar |
Proses Reduplikasi (Dasar Berafiks) |
Hasil reduplikasi (progresif) |
Menyuruh |
({MeN-}+ suruh)
+ R |
Menyuruh-nyuruh |
Bentuk
kata menyuruh-nyuruh merupakan bentuk perulangan akar dasar berprefiks me-
yang direduplikasikan hanya akarnya saja. Bentuk reduplikasi menyuruh-nyuruh
bentuk dasarnya adalah menyuruh. Reduplikasi ini merupakan pengulangan sebagian berafiks
yang bersifat progresif. Artinya, pengulangan ke arah depan atau ke arah kanan.
Bentuk prosesnya yaitu, akar kata suruh diberi prefiks {meN-} terlebih dahulu. Disini prefiks
{meN-} mengalami proses morfofonemik. Fonem /N/ pada afiks {meN-} berubah
menjadi fonem /ny/ karena bentuk dasar yang mengikutinya berawal dengan fonem
/s/. dan perubahan ini terjadi proses penghilangan fonem /s/. kemudian
direduplikasikan sebagian akarnya dari bentuk dasar tersebut. Menjadi menyuruh-nyuruh
6)
“ILY meliuk-liuk terus berusaha maju.” (hlm 87)
Bentuk Dasar |
Proses Reduplikasi (Dasar Berafiks) |
Hasil reduplikasi (progresif) |
Meliuk |
(MeN-} + liuk)
+ R |
Meliuk-liuk |
Bentuk
kata meliuk-liuk merupakan bentuk perulangan akar dasar berprefiks me-
yang direduplikasikan hanya akarnya saja. Bentuk reduplikasi meliuk-liuk
bentuk dasarnya adalah meliuk. Reduplikasi ini merupakan pengulangan sebagian berafiks
bersifat progresif. Artinya, pengulangan ke arah depan atau ke arah kanan.
Bentuk prosesnya yaitu, akar kata liuk diberi prefiks {meN-} terlebih dahulu. Disini prefiks
{meN-} mengalami proses morfofonemik. Fonem /N/ pada prefiks {meN-} mengalami
proses penghilangan karena bentuk dasar yang mengikutinya berawal dengan fonem
/l/. kemudian direduplikasikan sebagian akarnya dari bentuk dasar tersebut.
Menjadi meliuk-liuk.
7)
“Ali sudah mengguncang-guncang bahuku.” (hlm 94)
Bentuk Dasar |
Proses Reduplikasi (Dasar Berafiks) |
Hasil reduplikasi (progresif) |
Mengguncang |
({MeN-} + guncang) + R |
Mengguncang-guncang |
Bentuk
kata mengguncang-guncang merupakan bentuk perulangan akar dasar
berprefiks me- yang direduplikasikan hanya akarnya saja. Bentuk
reduplikasi mengguncang-guncang bentuk dasarnya adalah mengguncang. Reduplikasi ini merupakan
pengulangan sebagian berafiks bersifat progresif. Artinya, pengulangan ke arah
depan atau ke arah kanan. Bentuk prosesnya yaitu, akar kata guncang diberi prefiks {meN-}
terlebih dahulu. Disini prefiks {meN-} mengalami proses morfofonemik. Fonem /N/
pada prefiks {meN-} berubah menjadi /ng/ karena bentuk dasar yang mengikutinya
berawal dengan fonem /g/. kemudian direduplikasikan sebagian akarnya dari
bentuk dasar tersebut. Menjadi mengguncang-guncang.
8)
“Miss Selena menimbang-nimbang alternative yang ada.” (hlm 105)
Bentuk Dasar |
Proses Reduplikasi (Dasar Berafiks) |
Hasil reduplikasi (progresif) |
Menimbang |
({MeN-} +
timbang) + R |
Menimbang-nimbang |
Bentuk
kata menimbang-nimbang merupakan bentuk perulangan akar dasar berprefiks
me- yang direduplikasikan hanya akarnya saja. Bentuk reduplikasi menimbang-nimbang
bentuk dasarnya adalah menimbang. Reduplikasi ini merupakan pengulangan sebagian
berafiks yang bersifat progresif. Artinya, pengulangan ke arah depan atau ke
arah kanan. Bentuk prosesnya yaitu, akar kata timbang diberi prefiks {meN-} terlebih dahulu. Disini prefiks
{meN-} mengalami proses morfofonemik. Fonem /N/ pada prefiks {meN-} berubah
menjadi /n/ karena bentuk dasar yang mengikutinya berawal dengan fonem /t/.
kemudian perubahan ini terjadi proses penghilangan fonem /t/. lalu
direduplikasikan sebagian akarnya dari bentuk dasar tersebut. Menjadi menimbang-nimbang.
9)
“Mataku mengerjap-ngerjap karena silau.” (hlm 116)
Bentuk Dasar |
Proses Reduplikasi (Dasar Berafiks) |
Hasil reduplikasi (progresif) |
Mengerjap |
({meN-} + kerjap) + R |
Mengerjap-ngerjap |
Bentuk
kata mengerjap-ngerjap merupakan bentuk perulangan akar dasar berprefiks
me- yang direduplikasikan hanya akarnya saja. Bentuk reduplikasi mengerjap-ngerjap
bentuk dasarnya adalah mengerjap. Reduplikasi ini merupakan pengulangan sebagian berafiks
yang bersifat progresif. Artinya, pengulangan ke arah depan atau ke arah kanan.
Bentuk prosesnya yaitu, akar kata kerjap diberi prefiks {meN-} terlebih dahulu. Disini prefiks
{meN-} mengalami proses morfofonemik. Fonem /N/ pada prefiks {meN-} berubah
menjadi /ng/ karena bentuk dasar yang mengikutinya berawal dengan fonem /k/,
dan perubahan ini terjadi proses penghilangan fonem /k/. lalu direduplikasikan
sebagian akarnya dari bentuk dasar tersebut. Menjadi mengerjap-ngerjap.
10)
“Beberapa pengawas Ruangan Padang Sampah memukul-mukul meja
karena menawan tawa. (hlm 121)
Bentuk Dasar |
Proses Reduplikasi (Dasar Berafiks) |
Hasil reduplikasi (progresif) |
Memukul |
({meN-} +
pukul) + R |
Memukul-mukul |
Bentuk
kata memukul-mukul merupakan bentuk perulangan akar dasar berprefiks me-
yang direduplikasikan hanya akarnya saja. Bentuk reduplikasi memukul-mukul
bentuk dasarnya adalah memukul. Reduplikasi ini merupakan pengulangan sebagian
berafiks yang bersifat progresif. Artinya, pengulangan ke arah depan atau ke
arah kanan. Bentuk prosesnya yaitu, akar kata pukul diberi prefiks {meN-} terlebih dahulu. Disini prefiks
{meN-} mengalami proses morfofonemik. Fonem /N/ pada prefiks {meN-} berubah
menjadi /m/ karena bentuk dasar yang mengikutinya berawal dengan fonem /p/, dan
perubahan tersebut mengalami proses penghilangan fonem /p/. Kemudian
direduplikasikan sebagian akarnya dari bentuk dasar tersebut. Menjadi memukul-mukul
11)
“Tidak setiap saat kita bisa melihat-lihat kota Klan Bintang,
bukan?” (hlm 150)
Bentuk Dasar |
Proses Reduplikasi (Dasar Berafiks) |
Hasil reduplikasi (progresif) |
Melihat |
({meN-} + lihat) + R |
Melihat-lihat |
Bentuk
kata melihat-lihat merupakan bentuk perulangan akar dasar berprefiks me-
yang direduplikasikan hanya akarnya saja. Bentuk reduplikasi melihat-lihat
bentuk dasarnya adalah melihat. Reduplikasi ini merupakan pengulangan sebagian
berafiks yang bersifat progresif. Artinya, pengulangan ke arah depan atau ke
arah kanan. Bentuk prosesnya yaitu, akar kata lihat diberi prefiks {meN-} terlebih dahulu. Disini prefiks
{meN-} mengalami proses morfofonemik. Fonem /N/ pada prefiks {meN-} mengalami
proses penghilangan karena bentuk dasar yang mengikutinya berawal dengan fonem
/l/. kemudian direduplikasikan sebagian akarnya dari bentuk dasar tersebut.
Menjadi melihat-lihat.
12)
“Dia mengetuk-ngetuk, memunculkan menu proyeksi.” (hlm 196)
Bentuk Dasar |
Proses Reduplikasi (Dasar Berafiks) |
Hasil reduplikasi (progresif) |
Mengetuk |
({meN-} + ketuk) + R |
Mengetuk-ngetuk |
Bentuk
kata mengetuk-ngetuk merupakan bentuk perulangan akar dasar berprefiks me-
yang direduplikasikan hanya akarnya saja. Bentuk reduplikasi mengetuk-ngetuk
bentuk dasarnya adalah mengetuk Reduplikasi ini merupakan pengulangan sebagian
berafiks yang bersifat progresif. Artinya, pengulangan ke arah depan atau ke
arah kanan. Bentuk prosesnya yaitu, akar kata ketuk diberi prefiks {meN-} terlebih dahulu. Disini prefiks
{meN-} mengalami proses morfofonemik. Fonem /N/ pada prefiks {meN-} berubah
menjadi /ng/ karena bentuk dasar yang mengikutinya berawal dengan fonem /k/,
dan perubahan ini terjadi proses penghilangan fonem /k/. lalu direduplikasikan
sebagian akarnya dari bentuk dasar tersebut. Menjadi mengetuk-ngetuk.
13)
“Percakapan Klan Bintang tidak ada yang menyebut-nyebut soal
itu.” (hlm 163)
Bentuk Dasar |
Proses Reduplikasi (Dasar Berafiks) |
Hasil reduplikasi (progresif) |
Menyebut |
({meN-} + sebut) + R |
Menyebut-nyebut |
Bentuk
kata menyebut-nyebut merupakan bentuk perulangan akar dasar berprefiks me-
yang direduplikasikan hanya akarnya saja. Bentuk reduplikasi menyebut-nyebut
bentuk dasarnya adalah menyebut. Reduplikasi ini merupakan pengulangan sebagian berafiks
yang bersifat progresif. Artinya, pengulangan ke arah depan atau ke arah kanan.
Bentuk prosesnya yaitu, akar kata sebut diberi prefiks {meN-} terlebih dahulu. Disini prefiks
{meN-} mengalami proses morfofonemik. Fonem /N/ pada prefiks {meN-} berubah
menjadi /ny/ karena bentuk dasar yang mengikutinya berawal dengan fonem /s/,
dan perubahan ini terjadi proses penghilangan fonem /s/. lalu direduplikasikan
sebagian akarnya dari bentuk dasar tersebut. Menjadi menyebut-nyebut.
14)
“Ribuan laba-laba yang menontong kami direbus mendesis-desis
riang.” (hlm 175)
Bentuk Dasar |
Proses Reduplikasi (Dasar Berafiks) |
Hasil reduplikasi (progresif) |
Mendesis |
({meN-} + desis)
+ R |
Mendesis-desis |
Bentuk
kata mendesis-desis merupakan bentuk perulangan akar dasar berprefiks me-
yang direduplikasikan hanya akarnya saja. Bentuk kata mendesis-desis
bentuk dasarnya adalah mendesis. Reduplikasi ini merupakan pengulangan sebagian
berafiks yang bersifat progresif. Artinya, pengulangan ke arah depan atau ke
arah kanan. Bentuk prosesnya yaitu, akar kata desis diberi prefiks {meN-} terlebih dahulu. Disini prefiks
{meN-} mengalami proses morfofonemik. Fonem /N/ pada prefiks {meN-} berubah
menjadi /n/ karena bentuk dasar yang mengikutinya berawal dengan fonem /d/,
lalu direduplikasikan sebagian akarnya dari bentuk dasar tersebut. Menjadi mendesis-desis.
15)
“Kami mengolok-olok Ali.” (hlm 228)
Bentuk Dasar |
Proses Reduplikasi (Dasar Berafiks) |
Hasil reduplikasi (progresif) |
Mengolok |
({meN-} + olok)
+ R |
Mengolok-olok |
Bentuk
kata mengolok-olok merupakan bentuk perulangan akar dasar berprefiks me-
yang direduplikasikan hanya akarnya saja. Bentuk reduplikasi mengolok-olok
bentuk dasarnya adalah mengolok. Reduplikasi ini merupakan pengulangan sebagian
berafiks dan merupakan akar yang berprefiks me- yang bersifat progresif.
Artinya, pengulangan ke arah depan atau ke arah kanan. Bentuk prosesnya yaitu, akar
kata olok diberi prefiks {meN-}
terlebih dahulu. Disini prefiks {meN-} mengalami proses morfofonemik. Fonem /N/
pada prefiks {meN-} berubah menjadi /ng/ karena bentuk dasar yang mengikutinya
berawal dengan vokal /o/, lalu direduplikasikan sebagian akarnya dari bentuk
dasar tersebut. Menjadi mengolok-olok.
16)
“Aku berusaha mengingat-ingat.” (hlm 263)
Bentuk Dasar |
Proses Reduplikasi (Dasar Berafiks) |
Hasil reduplikasi (progresif) |
Mengingat |
({meN-} + ingat) + R |
Mengingat-ingat |
Bentuk
kata mengingat-ingat merupakan bentuk perulangan akar dasar berprefiks me-
yang direduplikasikan hanya akarnya saja. Bentuk reduplikasi mengingat-ingat
bentuk dasarnya adalah mengingat. Reduplikasi ini merupakan pengulangan sebagian berafiks
yang bersifat progresif. Artinya, pengulangan ke arah depan atau ke arah kanan.
Bentuk prosesnya yaitu, akar kata ingat diberi prefiks {meN-} terlebih dahulu. Disini prefiks
{meN-} mengalami proses morfofonemik. Fonem /N/ pada prefiks {meN-} berubah
menjadi /ng/ karena bentuk dasar yang mengikutinya berawal dengan vocal /i/,
lalu direduplikasikan sebagian akarnya dari bentuk dasar tersebut. Menjadi mengingat-ingat.
17)
“Suara alarm terdengar meraung-raung.” (hlm 353)
Bentuk Dasar |
Proses Reduplikasi (Dasar Berafiks) |
Hasil reduplikasi (progresif) |
Meraung |
({meN-} + raung)
+ R |
Meraung-raung |
Bentuk
kata meraung-raung merupakan bentuk perulangan akar dasar berprefiks me-
yang direduplikasikan hanya akarnya saja. Bentuk reduplikasi meraung-raung
bentuk dasarnya adalah meraung. Reduplikasi ini merupakan pengulangan sebagian berafiks
yang berprefiks me- yang bersifat progresif. Artinya, pengulangan ke
arah depan atau ke arah kanan. Bentuk prosesnya yaitu, akar kata raung diberi prefiks {meN-}
terlebih dahulu. Disini prefiks {meN-} mengalami proses morfofonemik. Fonem /N/
pada prefiks {meN-} mengalami proses penghilangan karena bentuk dasar yang
mengikutinya berawal dengan fonem /m/, lalu direduplikasikan sebagian akarnya
dari bentuk dasar tersebut. Menjadi meraung-raung.
18)
“Ali menggeleng-geleng.’ (hlm 366)
Bentuk Dasar |
Proses Reduplikasi (Dasar Berafiks) |
Hasil reduplikasi (progresif) |
Menggeleng |
({MeN-} +
geleng) + R |
Menggeleng-geleng |
Bentuk
kata menggeleng-geleng merupakan bentuk perulangan akar dasar berprefiks
me- yang direduplikasikan hanya akarnya saja. Bentuk reduplikasi menggeleng-geleng
ini bentuk dasarnya menggeleng. Dan merupakan pengulangan sebagian berafiks yang bersifat
progresif. Artinya, pengulangan ke arah depan atau ke arah kanan. Bentuk
prosesnya yaitu, akar kata geleng diberi prefiks {meN-} terlebih dahulu. Disini prefiks
{meN-} mengalami proses morfofonemik. Fonem /N/ pada prefiks {meN-} berubah
menjadi /ng/ karena bentuk dasar yang mengikutinya berawal dengan fonem /g/,
dan perubahan ini tidak terjadi proses penghilangan dengan fonem /g/, lalu direduplikasikan
sebagian akarnya dari bentuk dasar tersebut. Menjadi menggeleng-geleng.
19)
“Mengigat kita semua tidak akan tahu-menahu tentang Klan
Bintang.” (hlm 24)
Bentuk Dasar |
Proses Reduplikasi (Dasar Berafiks) |
Hasil reduplikasi (regresif) |
Menahu |
(Tahu + R) + {meN-} |
Tahu-menahu |
Bentuk
kata tahu-menahu merupakan bentuk perulangan akar yang berafiks. Bentuk
reduplikasi tahu-mehanu ini dasar katanya adalah menahu. Reduplikasi Tahu-menahu bersifat regresif.
Artinya, pengulangan ke arah belakang atau ke arah kiri. Regresif merupakan
bentuk ulang yang dapat ditemukan dasar kata.
Bentuk
prosesnya yaitu, mula-mula akar kata tahu direduplikasikan terlebih dahulu, kemudian bentuk
pengulanganya diberi prefiks {meN-}. Disini Prefiks {meN-}mengalami proses
morfofonemik. Fonem /N/ pada prefiks {meN-} berubah menjadi /n/ karena bentuk
dasar yang mengikutinya berawal dengan fonem /t/, dan perubahan ini terjadi
proses penghilangan fonem /t/. Maka bentuk reduplikasinya menjadi tahu-menahu.
20)
“Ilmuan Klan Bulan dan Klan Matahari sedang bahu-membahu mencoba
menggabungkan pengetahuan mereka.” (hlm 26)
Bentuk Dasar |
Proses Reduplikasi (Dasar Berafiks) |
Hasil reduplikasi (regresif) |
Membahu |
(Bahu + R) + {me(N)-} |
Bahu-membahu |
Bentuk
kata bahu-membahu merupakan bentuk perulangan akar yang berafiks. Bentuk
reduplikasi bahu-membahu ini dasar katanya adalah membahu. Reduplikasi bahu-membahu bersifat regresif.
Artinya, pengulangan ke arah belakang atau ke arah kiri. Regresif merupakan
bentuk ulang yang dapat ditemukan dasar kata.
Bentuk
prosesnya yaitu, mula-mula akar kata bahu direduplikasikan terlebih dahulu, kemudian bentuk
pengulanganya diberi prefiks {meN-}. Disini Prefiks {meN-}mengalami proses
morfofonemik. Fonem /N/ pada prefiks {meN-} berubah menjadi /m/ karena bentuk
dasar yang mengikutinya berawal dengan fonem /b/, dan perubahan ini tidak
terjadi proses penghilangan fonem /b/. Maka bentuk reduplikasinya menjadi bahu-membahu.
21)
“Belum abis kalimat sekretaris, dari luar terdengar suara terompet
panjang, disusul sirene sahut-menyahut.” (hlm 293)
Bentuk Dasar |
Proses Reduplikasi (Dasar Berafiks) |
Hasil reduplikasi (regresif) |
Menyahut |
(Sahut + R) + {me(N)-} |
Sahut-menyahut |
Bentuk
kata sahut-menyahut merupakan bentuk perulangan akar yang berafiks.
Bentuk reduplikasi sahut-menyahut dasar katanya adalah menyahut. Reduplikasi sahut-menyahut bersifat regresif.
Artinya, pengulangan ke arah belakang atau ke arah kiri. Regresif merupakan
bentuk ulang yang dapat ditemukan dasar kata.
Bentuk
prosesnya yaitu, mula-mula akar kata sahut direduplikasikan terlebih dahulu, kemudian bentuk
pengulanganya diberi prefiks {meN-}. Disini Prefiks
{meN-}mengalami proses morfofonemik. Fonem /N/ pada prefiks {meN-} berubah
menjadi /ny/ karena bentuk dasar yang mengikutinya berawal dengan fonem /s/,
dan perubahan ini mengalami proses penghilangan fonem /s/. Maka bentuk
reduplikasinya menjadi sahut-menyahut.
Maka
terdapat dua puluh satu akar yang berprefiks me- dalam novel Bintang
Karya Tere Liye. Delapan belas akar yang berprefiks me- yang bersifat
progresif, dan tiga akar yang berprefiks me- yang bersifat regresif.
c.
Akar berklofiks me-kan
1)
“Baar menggerak-gerakkan bahu Zaad.” (hlm 237)
Bentuk Dasar |
Proses Reduplikasi (berklofiks me-kan) |
Hasil reduplikasi |
Menggerakan |
|
Menggerak-gerakkan |
Dari
kalimat tersebut bentuk kata ulang menggerak-gerakkan merupakan bentuk
kata ulang yang berklofiks me-kan. Artinya prefiks me- dan sufiks
-kan itu tidak diimbuhkan secara bersamaan pada sebuah dasar. Bentuk
kata ulang menggerak-gerakkan berasal dari bentuk kata menggerakkan.
Prosesnya yaitu bentuk kata ulang gerak direduplikasikan terlebih
dahulu, kemudian kata ulangnya diimbuhkan dengan sufiks -kan, baru
kemudian diimbuhkan lagi bersama prefiks me- pada kata dasarnya. Maka
bentuk direduplikasinya menjadi bentuk kata menggerak-gerakkan.
2)
“Mana ada orang makan sambil menjulur-julurkan tangan tangan ?”
(hlm 237)
Bentuk Dasar |
Proses Reduplikasi (berklofiks me-kan) |
Hasil reduplikasi |
Menjulurkan |
{MeN-}+ (Julur + R) + {-kan} |
Menjulur-julurkan |
Dari
kalimat tersebut bentuk kata ulang menjulur-julurkan merupakan bentuk
kata ulang yang berklofiks me-kan. Artinya prefiks me- dan sufiks
-kan itu tidak diimbuhkan secara bersamaan pada sebuah dasar. Bentuk
kata ulang menjulur-julurkan berasal dari bentuk kata menjulurkan.
Prosesnya yaitu bentuk kata ulang julur direduplikasikan terlebih
dahulu, kemudian kata ulangnya diimbuhkan dengan sufiks -kan, baru
kemudian diimbuhkan lagi bersama prefiks me- pada kata dasarnya. Maka
bentuk direduplikasinya menjadi bentuk kata menjulur-julurkan.
Dari
hasil proses reduplikasi atau pengulangan dasar berafiks, pada akar yang
berklofiks me-kan, terdapat dua akar yang berklofiks me-kan dalam
novel Bintang Karya Tere Liye.
d.
Akar bersufiks –an
Bentuk akar
yang direduplikasikan terlebih dahulu baru kemudian di tambahkan dengan sufiks
–an.
1)
“Malas-malasan mengambil bolpoin dari tas.” (hlm 7)
Bentuk Dasar |
Proses Reduplikasi (bersufiks -an) |
Hasil reduplikasi |
Malas |
(Malas + R) + {-an} |
Malas-malasan |
Dari
kalimat tersebut bentuk kata ulang malas-malasan merupakan bentuk kata
ulang yang bersufiks {-an}.
bentuk dasarnya adalah malas.
Bentuk dasar kata malas direduplikasikan terlebih dahulu baru kemudian
menambahkan sufiks -an pada kata ulangnya. Bentuk redupliaksi ini
bersifat regresif.
2)
“ILY bergetar, mati-matian menahan dua kapsul dari amukan
badai.” (hlm 88)
Bentuk Dasar |
Proses Reduplikasi (bersufiks -an) |
Hasil reduplikasi |
Mati |
(Mati + R) + {-an} |
Mati-matian |
Dari
kalimat tersebut bentuk kata ulang mati-matian merupakan bentuk kata
ulang yang bersufiks {-an}.
Bentuk kata ulang mati-matian,
bentuk dasarnya adalah mati. Bentuk dasar kata mati direduplikasikan
terlebih dahulu, baru ditambahkan sufiks
-an pada kata ulangnya. Bentuk reduplikasi ini bersifat regresif.
3)
“Ketua Dewan Kota Zamaramaz
Mengumumkan Dekrit Latihan Militer Besar-besaran hingga Enam Bulan ke
Depan.” (hlm 162)
Bentuk Dasar |
Proses Reduplikasi (bersufiks -an) |
Hasil reduplikasi |
Besar |
(Besar +
R) + {-an} |
Besar-besaran |
Dari
kalimat tersebut bentuk kata ulang besar-besaran merupakan bentuk kata
ulang yang bersufiks {-an}.
Bentuk kata ulang besar-besaran,
bentuk dasarnya adalah besar. Bentuk dasar kata besar direduplikasikan
terlebih dahulu, baru kemudian ditambahkan sufiks -an pada kata
ulangnya. Bentuk redupliaksi ini bersifat regresif.
4)
“Kami mengolok-olok Ali dan dia uring-uringan sepanjang
perjalanan.” (hlm 228)
Bentuk Dasar |
Proses Reduplikasi (bersufiks -an) |
Hasil reduplikasi |
Uringan |
(Uring + R) + {-an} |
Uring-uringan |
Dari
kalimat tersebut bentuk kata ulang uring-uringan merupakan bentuk kata
ulang yang bersufiks {-an}.
Bentuk kata ulang uring-uringan,
bentuk dasarnya adalah uring. Bentuk dasar kata besar direduplikasikan
terlebih dahulu baru ditambahkan sufiks -an pada kata ulangnya. Bentuk
redupliaksi ini bersifat regresif.
5)
“Dan menyaksikan kami bulan-bulanan menjadi sasaran serangan,
akhirnya membuat Ali berubah.” (hlm 259)
Bentuk Dasar |
Proses Reduplikasi (bersufiks -an) |
Hasil reduplikasi |
Bulan |
(Bulan + R) + {-an} |
Bulan-bulanan |
Dari
kalimat tersebut bentuk kata ulang bulan-bulanan merupakan bentuk kata
ulang yang bersufiks {-an}.
Bentuk kata ulang bulan-bulanan,
bentuk dasarnya adalah bulan. Bentuk dasar kata bulan direduplikasikan
dengan menambahkan sufiks -an pada kata ulangnya. Bentuk redupliaksi ini
bersifat regresif.
6)
“Dia sudah habis-habisan mengendalikan ILY.” (hlm 88)
Bentuk Dasar |
Proses Reduplikasi (bersufiks -an) |
Hasil reduplikasi |
Habis |
(Habis + R) + {-an} |
Habis-habisan |
Dari
kalimat tersebut bentuk kata ulang habis-habisan merupakan bentuk kata
ulang yang bersufiks {-an}.
Bentuk kata ulang habis-habisan,
bentuk dasarnya adalah habis. Bentuk dasar kata habis direduplikasikan
terlebih dahulu, baru kemudian ditambahkan sufiks -an pada kata
ulangnya. Bentuk kata ulang ini bersifat regresif
7)
“Dia juga bisa menaklukan permainan tebak-tebakkan”. (hlm 321)
Bentuk Dasar |
Proses Reduplikasi (bersufiks -an) |
Hasil reduplikasi |
Tebak |
(Tebak +
R) + {-an} |
Tebak-tebakkan |
Dari
kalimat tersebut bentuk kata ulang tebak-tebakkan merupakan bentuk kata
ulang yang bersufiks {-an}.
Bentuk kata ulang tebak-tebakkan,
bentuk dasarnya adalah tebak. Bentuk dasar kata tebak direduplikasikan
terlebih dahulu, baru ditambahkan sufiks -an pada kata ulangnya. Bentuk
redupliaksi ini bersifat regresif.
8)
“Semoga kali dia juga bisa melewati permainan lucu-lucuan.” (hlm
321)
Bentuk Dasar |
Proses Reduplikasi (bersufiks -an) |
Hasil reduplikasi |
Lucu |
(Lucu + R) + {-an} |
Lucu-lucuan |
Dari
kalimat tersebut bentuk kata ulang lucu-lucuan merupakan bentuk kata
ulang yang bersufiks {-an}.
Bentuk kata ulang lucu-lucuan,
bentuk dasarnya adalah lucu. Bentuk dasar kata lucu direduplikasikan
dengan terlebih dahulu, baru kemudian ditambahkan sufiks -an pada kata
ulangnya. Bentuk redupliaksi ini bersifat regresif.
9)
“Mudah-Mudahan kita menemukan catatan tentang lokasi pasak bumi.”
Bentuk Dasar |
Proses Reduplikasi (bersufiks -an) |
Hasil reduplikasi |
Mudah |
(Mudah + R) + {-an} |
Mudah-mudahan |
Dari
kalimat tersebut bentuk kata ulang mudah-mudahan merupakan bentuk kata
ulang yang bersufiks -an. Bentuk kata ulang mudah-mudahan, bentuk
dasarnya adalah mudah. Bentuk dasar kata mudah direduplikasikan terlebih dahulu, baru kemudian
ditambahkan sufiks -an pada
kata ulangnya. Bentuk redupliaksi ini bersifat regresif.
10)
“Dia memang sudah sakit-sakitan sejak lama.” (hlm 225)
Bentuk Dasar |
Proses Reduplikasi (bersufiks -an) |
Hasil reduplikasi |
Sakit |
(sakit + R) + {-an} |
Sakit-sakitan |
Dari
kalimat tersebut bentuk kata ulang sakit-sakitan merupakan bentuk kata
ulang yang bersufiks {-an}.
Bentuk kata ulang sakit-sakitan,
bentuk dasarnya adalah sakit. Bentuk dasar kata sakit direduplikasikan
terlebih dahulu, kemudian ditambahkan sufiks -an pada kata ulangnya.
Bentuk redupliaksi ini bersifat regresif.
Bentuk akar
yang ditambahkan dengan sufiks –an terlebih dahulu baru kemudian
direduplikasikan.
11)
“Ruangan-ruangan misteriusnya, bagaimana kami menemukannya?’
(hlm 25)
Bentuk Dasar |
Proses Reduplikasi (bersufiks -an) |
Hasil reduplikasi |
Ruangan |
(Ruang + {-an}) + R |
Ruangan-ruangan |
Dari
kalimat tersebut bentuk kata ulang ruangan-ruangan merupakan bentuk kata
ulang yang bersufiks {-an}.
Bentuk kata ulang ruangan-ruangan
bentuk dasarnya adalah ruangan. Bentuk kata ulang ini merupakan bentuk
perulangan secara utuh yang berafiks. Yang mula mula akar kata ruang
ditambahkan dengan sufiks –an, baru kemudian direduplikasikan. Bentuk
redupliaksi ini bersifat regresif.
12)
“Tembakan-tembakan itu mengenai udara kosong, berdentum keras.”
(hlm 63)
Bentuk Dasar |
Proses Reduplikasi (bersufiks -an) |
Hasil reduplikasi |
Tembakan |
(tembak
+ {-an}) + R |
Tembakan-tembakan |
Dari
kalimat tersebut bentuk kata ulang tembakan-tembakan merupakan bentuk
kata ulang yang bersufiks {-an}.
Bentuk kata ulang tembakan-tembakan
bentuk dasarnya adalah tembakan. Bentuk kata ulang ini merupakan bentuk
perulangan secara utuh yang berafiks. mula mula akar kata tembak ditambahkan dengan sufiks –an, baru kemudian direduplikasikan.
13)
“Kilatan-kilatan petir, butiran-butiran salju memenuhi mulut
lorong.” (hlm 73)
Bentuk Dasar |
Proses Reduplikasi (bersufiks -an) |
Hasil reduplikasi |
Kilatan |
(Kilat + {-an}) + R |
Kilatan-kilatan |
Dari
kalimat tersebut bentuk kata ulang kilatan-kilatan merupakan bentuk kata
ulang yang bersufiks {-an}.
Bentuk kata ulang kilatan-kilatan
bentuk dasarnya adalah kilatan. Bentuk kata ulang ini merupakan bentuk
perulangan secara utuh yang berafiks. Yang mula mula akar kata kilat
ditambahkan dengan sufiks –an, baru kemudian direduplikasikan.
14)
“Kilatan-kilatan petir, butiran-butiran salju memenuhi mulut
lorong.” (hlm 73)
Bentuk Dasar |
Proses Reduplikasi (bersufiks -an) |
Hasil reduplikasi |
Butiran |
(Butir + {-an}) + R |
Butiran-butiran |
Dari
kalimat tersebut bentuk kata ulang butiran-butiran merupakan bentuk kata
ulang yang bersufiks {-an}. Bentuk kata ulang butiran-butiran
bentuk dasarnya adalah butiran- Bentuk kata ulang ini merupakan bentuk
perulangan secara utuh yang berafiks. Yang mula mula akar kata ruang
ditambahkan dengan sufiks –an, baru kemudian direduplikasikan.
15)
“Lapisan-lapisan bumi secara sederhana dibagi menjadi tiga, Seli.”
Bentuk Dasar |
Proses Reduplikasi (bersufiks -an) |
Hasil reduplikasi |
Lapisan |
(Lapis + {-an}) + R |
Lapisan-lapisan |
Dari
kalimat tersebut bentuk kata ulang lapisan-lapisan merupakan bentuk kata
ulang yang bersufiks an-. Bentuk kata ulang lapisan-lapisan
bentuk dasarnya adalah lapisan. Bentuk
akar kata lapis diberi sufiks –an terlebih dahulu baru kemudian
direduplikasikan. Bentuk kata ulang
ini merupakan bentuk perulangan secara utuh yang berafiks.
16)
“Bangunan-bangunan dengan mesin berteknologi tinggi berdiri
rapat satu sama lain.” (hlm 110)
Bentuk Dasar |
Proses Reduplikasi (bersufiks -an) |
Hasil reduplikasi |
Bangunan |
(Bangun + {-an}) + R |
Bangunan-bangunan |
Dari
kalimat tersebut bentuk kata ulang bangunan-bangunan merupakan bentuk
kata ulang yang bersufiks {-an}. Bentuk kata ulang bangunan-bangunan
bentuk dasarnya adalah bangunan. Bentuk kata ulang ini merupakan bentuk
perulangan secara utuh yang berafiks. Yang mula mula akar kata bangun ditambahkan dengan sufiks
–an, baru kemudian
direduplikasikan.
17)
“Aliran magma terlihat di bawah sana, tetapi ditutupi gumpalan-gumpalan
tanah tebal yang merah menyala. (hlm 185)
Bentuk Dasar |
Proses Reduplikasi (bersufiks -an) |
Hasil reduplikasi |
Gumpalan |
(Gumpal + {-an} + R |
Gumpalan-gumpalan |
Dari
kalimat tersebut bentuk kata ulang gumpalan-gumpalan merupakan bentuk
kata ulang yang bersufiks {-an}. Bentuk kata ulang gumpalan-gumpalan
bentuk dasarnya adalah gumpalan. Bentuk kata ulang ini merupakan bentuk
perulangan secara utuh yang berafiks. Yang mula mula akar kata gumpal ditambahkan dengan sufiks –an, baru kemudian
direduplikasikan.
18)
“Sisanya kosong hamparan pasir berwarna kecokelatan, dengan gundukan-gundukan
besarnya.” (hlm 310)
Bentuk Dasar |
Proses Reduplikasi (bersufiks -an) |
Hasil reduplikasi |
Gundukan |
(gunduk + {-an}) + R |
Gundukan-gundukan |
Dari
kalimat tersebut bentuk kata ulang gundukan-gundukan merupakan bentuk
kata ulang yang bersufiks an. Bentuk kata ulang gundukan-gundukan
bentuk dasarnya adalah gundukan. Mula-mula
bentuk akar gunduk ditambahkan dengan sufiks –an, baru kemudian
direduplikasikan. Bentuk kata ulang
ini merupakan bentuk perulangan secara utuh yang berafiks.
19)
“Tugas pencatat tumbuhan-tumbuhan?” (hlm 317)
Bentuk Dasar |
Proses Reduplikasi (bersufiks -an) |
Hasil reduplikasi |
Tumbuhan |
(Tumbuhan {-an}) + R |
Tumbuhan-tumbuhan |
Dari
kalimat tersebut bentuk kata ulang tumbuh-tumbuhan merupakan bentuk kata
ulang yang bersufiks {-an}.
Bentuk kata ulang tumbuh-tumbuhan,
bentuk dasarnya adalah tumbuhan. Bentuk dasar kata tumbuh direduplikasikan
dengan menambahkan sufiks -an pada kata ulangnya. Bentuk redupliaksi ini
bersifat regresif.
Dari
hasil proses reduplikasi atau pengulangan dasar berafiks, pada akar yang
bersufiks {–an}. Maka terdapat Sembilan belas akar yang
bersufiks -an dalam novel Bintang Karya Tere Liye.
e.
Akar berprefiks se-
1)
“Sehati-hati mungkin” (hlm 109)
Bentuk Dasar |
Proses Reduplikasi (berprefiks se-) |
Hasil reduplikasi |
Sehati |
({Se-} + hati) + R |
Sehati-hati |
Dari
kalimat tersebut bentuk kata ulang sehati-hati merupakan bentuk kata
ulang yang berprefiks se-. Bentuk kata ulang sehati-hati bentuk
dasarnya adalah sehati. Mula-mula akar hati ditambahkan dengan prefiks se-,
baru kemudian direduplikasikan sebagian bentuk akarnya. Bentuk kata ulang ini merupakan bentuk perulangan sebagian yang
berafiks, dan bersifat progresif.
2)
“Semau-mau dia kali ini gemetar menerima sarung tangan
tersebut.” (hlm 227)
Bentuk Dasar |
Proses Reduplikasi (berprefiks se-) |
Hasil reduplikasi |
Semau |
({Se-} + mau) + R |
Semau-mau |
Dari
kalimat tersebut bentuk kata ulang semau-mau merupakan bentuk kata ulang
yang berprefiks se-. Bentuk kata ulang semau-mau bentuk
dasarnya adalah mau. Awalnya akar
kata mau ditambahkan dengan prefiks se-, baru kemudian
direduplikasikan sebagian bentuk akarnya. Bentuk kata ulang ini merupakan bentuk perulangan sebagian yang
berafiks.
3)
“Warna dan bahannya menyerupai kulit tangan si pemakai, sehingga seolah-olah
menghilang. (hlm 228)
Bentuk Dasar |
Proses Reduplikasi (berprefiks se-) |
Hasil reduplikasi |
Seolah |
({Se-} + olah) + R |
Seolah-olah |
Dari
kalimat tersebut bentuk kata ulang seolah-olah merupakan bentuk kata
ulang yang berprefiks se-. Bentuk kata ulang seolah-olah bentuk
dasarnya adalah seolah. Mula-mula akar kata olah ditambahkan dengan
prefiks se-, baru kemudian direduplikasikan
4)
“Ali suka sekali menjelaskan sesuatu sepotong-sepotong”
Bentuk Dasar |
Proses Reduplikasi (berprefiks se-) |
Hasil reduplikasi |
Sepotong |
({Se-} + potong) + R |
Sepotong-sepotong |
Dari
kalimat tersebut bentuk kata ulang sepotong-sepotong merupakan bentuk
kata ulang yang berprefiks se-. Bentuk kata ulang sepotong-sepotong
bentuk dasarnya adalah potong. Mula-mula
akar potong ditambahkan dengan prefiks se-, baru kemudian
direduplikasikan. Bentuk kata ulang
ini merupakan bentuk perulangan secara utuh yang berafiks,
5)
“Mereka merencanakan sesuatu-sesuatu yang lebih kejam.” (hlm
174)
Bentuk Dasar |
Proses Reduplikasi (berprefiks se-) |
Hasil reduplikasi |
Sesuatu |
({Se-}+ suatu) + R |
Sesuatu-sesuatu |
Dari
kalimat tersebut bentuk kata ulang sesuatu-sesuatu merupakan bentuk kata
ulang yang berprefiks se-. Bentuk kata ulang sesuatu-sesuatu
bentuk dasarnya adalah sesuatu. Mula-mula
akar kata suatu ditambahkan dengan sufiks se-, baru kemudian
direduplikasikan. Bentuk kata ulang
ini merupakan bentuk perulangan secara utuh yang berafiks.
sebagian bentuk akarnya. Bentuk kata ulang ini merupakan bentuk perulangan
sebagian yang berafiks, dan bersifat progresif.
Dari
hasil proses reduplikasi atau pengulangan dasar berafiks, pada akar yang
bersufiks se-. Maka terdapat lima akar yang berprefiks se- dalam
novel Bintang Karya Tere Liye.
f.
Akar berprefiks ter-
1)
“Seli tertawa terpingkal-pingkal.” (hlm 183)
Bentuk Dasar |
Proses Reduplikasi (berprefiks {ter-}) |
Hasil reduplikasi |
Terpingkal |
({Ter-}+ pingkal)
+ R |
Terpingkal-pingkal |
Dari
kalimat tersebut bentuk kata ulang terpingkal-pingkal merupakan bentuk
kata ulang yang berprefiks (ter-). Bentuk kata ulang terpingkal-pingkal
bentuk dasarnya adalah terpingkal. Mula-mula akar kata pingkal diimbuhkan dengan prefiks ter-,
kemudian direduplikasikan sebagian bentuk akarnya. Bentuk kata ulang ini merupakan bentuk perulangan sebagian yang
berafiks, yang bersifat progresif.
2)
“Biar menjawab terpatah-patah sambil menyeka ingus.” (hlm 221)
Bentuk Dasar |
Proses Reduplikasi (berprefiks ter-) |
Hasil reduplikasi |
Terpatah |
({Ter-} + patah)
+ R |
Terpatah-patah |
Dari
kalimat tersebut bentuk kata ulang terpatah-patah merupakan bentuk kata
ulang yang berprefiks ter-. Bentuk kata ulang terpatah-patah bentuk
dasarnya adalah terpatah. Mula-mula
akar kata patah diimbuhkan dengan prefiks ter-, kemudian
direduplikasikan sebagian bentuk akarnya. Bentuk kata ulang ini merupakan bentuk perulangan sebagian yang
berafiks, yang bersifat pregresif.
3)
“Orang-orang sudah tertawa terbahak-bahak.” (hlm 323)
Bentuk Dasar |
Proses Reduplikasi (berprefiks ter-) |
Hasil reduplikasi |
Terbahak |
({Ter-} + bahak)
+ R |
Terbahak-bahak |
Dari
kalimat tersebut bentuk kata ulang terbahak-bahak merupakan bentuk kata
ulang yang berprefiks ter-. Bentuk kata ulang terbahak-bahak bentuk
dasarnya adalah terbahak. Mula-mula
akar kata bahak diimbuhkan dengan prefiks ter-, kemudian
direduplikasikan sebagian bentuk akarnya. Bentuk kata ulang ini merupakan bentuk perulangan sebagian yang
berafiks, yang bersifat pregresif.
4)
“Dia terbata-bata menjelasan.” (hlm 350)
Bentuk Dasar |
Proses Reduplikasi (berprefiks ter-) |
Hasil reduplikasi |
Terbata |
({Ter-} + bata) + R |
Terbata-bata |
Dari
kalimat tersebut bentuk kata ulang terbata-bata merupakan bentuk kata
ulang yang berprefiks ter-. Bentuk kata ulang terbata-bata bentuk
dasarnya adalah terbata. Mula-mula
akar kata bata diimbuhkan dengan prefiks ter-, kemudian
direduplikasikan sebagian bentuk akarnya. Bentuk kata ulang ini merupakan bentuk perulangan sebagian yang
berafiks, yang bersifat progresif.
5)
“Pasukan Bintang menembaki kotak, membuatnya hancur tercerai-berai. (hlm 354)
Bentuk Dasar |
Proses Reduplikasi (berprefiks ter-) |
Hasil reduplikasi |
Tercerai |
(Ter + cerai) + R |
Tercerai-berai |
Dari
kalimat tersebut bentuk kata ulang tercerai-berai merupakan bentuk kata
ulang yang berprefiks ter-. Bentuk kata ulang tercerai-berai bentuk
dasarnya adalah tercerai. Bentuk kata ulang ini merupakan bentuk
perulangan sebagian yang berubah bunyi dalam bentuk akar dasar berafiks..
Karena terdapat perubahan fonem pada bunyi konsonan [c] menjadi [b] pada kata
ulangnya.
6)
“Ali mengatakan kalimat itu dengan serius, tidak lagi tertawa-tawa.”
(hlm 265)
Bentuk Dasar |
Proses Reduplikasi (berprefiks ter-) |
Hasil reduplikasi |
Tertawa |
({Ter-} + tawa) + R |
Tertawa-tawa |
Dari
kalimat tersebut bentuk kata ulang tertawa-tawa merupakan bentuk kata
ulang yang berprefiks ter-. Bentuk kata ulang tertawa-tawa bentuk
dasarnya adalah tertawa. Mula-mula
akar kata tawa diimbuhkan dengan prefiks ter-, kemudian
direduplikasikan sebagian bentuk akarnya. Bentuk kata ulang ini merupakan bentuk perulangan sebagian yang
berafiks, yang bersifat progresif.
Dari
hasil proses reduplikasi atau pengulangan dasar berafiks, pada akar yang
bersufiks ter-. Maka terdapat enam akar yang berprefiks ter- dalam
novel Bintang Karya Tere Liye.
g.
Akar berkonfiks se-nya
1)
“Berarti ikan paru-paru bisa hidup selama-lamanya, Pak?” (hlm
10)
Bentuk Dasar |
Proses Reduplikasi (berkonfiks se-nya) |
Hasil reduplikasi |
Selamanya |
Selamanya + R |
Selama-lamanya |
Dari
kalimat tersebut bentuk kata ulang selama-lamanya merupakan bentuk kata
ulang yang berkonfiks {se-nya}. Bentuk kata ulang selama-lamanya dasarnya dari kata selamanya. Akar kata lama ditambahkan dengan prefiks se-,
dan sufiks –nya, secara bersamaan. Mula-mula akar kata selama diimbuhkan dengan prefiks se-, kemudian
direduplikasikan. Dari hasil reduplikasi, prefiks se- dihilangkan pada
akar kata lama dan menambahkan sufiks –nya pada kata
reduplikasinya.
2)
“Masing-masing kapsul kami menghadapi sekurang-kurangnya tiga
puluh benda terbang.” (hlm 245)
Bentuk Dasar |
Proses Reduplikasi (berkonfiks se-nya) |
Hasil reduplikasi |
Sekurangnya |
Sekurangnya + R |
Sekurang-kurangnya |
Dari
kalimat tersebut bentuk kata ulang sekurang-kurangnya merupakan bentuk
kata ulang yang berkonfiks se-nya. Bentuk kata ulang sekurang-kurangnya
dasarnya dari kata sekurangnya. Akar kata kurang ditambahkan dengan prefiks se-,
dan sufiks –nya, secara bersamaan. Mula-mula akar kata ragu diimbuhkan dengan prefiks se-kemudian
direduplikasikan. Dari hasil reduplikasi, prefiks se- dihilangkan pada
akar kata kurang dan menambahkan sufiks –nya pada kata
reduplikasinya
.
Dari
hasil proses reduplikasi atau pengulangan dasar berafiks, pada akar yang
berkonfiks se-nya. Maka terdapat dua akar yang berkonfiks se-nya dalam
novel Bintang Karya Tere Liye.
h.
Akar berkonfiks ke-an
1)
“Tidak ada keragu-raguan di mata Miss Selena.”
Bentuk Dasar |
Proses Reduplikasi (berkonfiks ke-an) |
Hasil reduplikasi |
Keraguan |
Keraguan + R |
Keragua-raguan |
Dari
kalimat tersebut bentuk kata ulang keragu-raguan merupakan bentuk kata
ulang yang berkonfiks ke-an. Bentuk kata ulang keragu-raguan dasarnya
dari kata keraguan. Akar
kata ragu ditambahkan dengan prefiks ke-, dan sufiks –an,
secara bersamaan. Mula-mula akar
kata ragu diimbuhkan dengan prefiks ke-, kemudian
direduplikasikan. Dari hasil reduplikasi, prefiks ke- dihilangkan pada
akar kata ragu dan menambahkan sufiks –an pada kata
reduplikasinya.
Dari
hasil proses reduplikasi atau pengulangan dasar berafiks, pada akar yang
berkonfiks ke-an. Maka terdapat satu akar yang berkonfiks ke-an dalam
novel Bintang Karya Tere Liye.
4.2.2
Fungsi dan
Makna Reduplikasi Morfologis.
4.2.2.1 Pengulangan Akar
Fungsi dan makna reduplikasi morfologi pada
pengulangan akar dalam novel Bintang
karya Tere Liye, adalah sebagai berikut.
a.
Pengulangan utuh
1) “Entah
kenapa nilai-nilai ulanganmu selalu saja buruk”.
Reduplikasi |
Fungsi |
Makna |
Nilai-nilai |
Nomina |
Dasar nomina nilai yang berupa akar, apabila
direduplikasikan akan memiliki makna gramatikal ‘banyak’ karena memiliki
komponen makna (+ terhitung). Serta mengandung makna jamak. Jadi kata ulang nilai-nilai memiliki makna gramatikal
‘banyak nilai. |
2) “Apa
susahnya mengerjakan soal-soal ini ?”
Reduplikasi |
Fungsi |
Makna |
Soal-soal |
Nomina |
Dasar nomina soal yang berupa akar, apabila
direduplikasikan akan memiliki makna gramatikal ‘banyak’ karena memiliki
komponen makna (+ terhitung). Serta mengandung makna jamak. Jadi kata ulang soal-soal memiliki makna gramatikal
‘banyak soal’ |
3) “Guru-guru
harus berdebat panjang tentang itu”
Reduplikasi |
Fungsi |
Makna |
Guru-guru |
Nomina |
Dasar nomina guru yang berupa akar, apabila
direduplikasikan akan memiliki makna gramatikal ‘banyak’ karena memiliki
komponen makna (+ terhitung). Serta mengandung makna jamak. Jadi kata ulang guru-guru memiliki makna gramatikal
‘banyak guru’ |
4) “Teman-teman sekelas
mulai tertawa melihat ekspresi kusut Aku”.
Reduplikasi |
Fungsi |
Makna |
Teman-teman |
Nomina |
Dasar nomina teman yang berupa akar, apabila
direduplikasikan akan memiliki makna gramatikal ‘banyak’ karena memiliki
komponen makna (+ terhitung). Serta mengandung makna jamak. Jadi Kata ulang teman-teman memiliki makna
gramatikal ‘banyak teman, atau kawan’. |
5)
“Anak-anak keluarkan buku catatan dan
bolpoin kalian”.
Reduplikasi |
Fungsi |
Makna |
Anak-anak |
Nomina |
Dasar nomina anak yang berupa akar, apabila
direduplikasikan akan memiliki makna gramatikal ‘banyak’ karena memiliki
komponen makna (+ terhitung). Serta mengandung makna jamak. Jadi kata ulang anak-anak memiliki makna
gramatikal ‘banyak anak, atau (seruan kepada banyak anak/siswa.) Sesuai dalam
konteks kalimat tersebut. |
6)
“Ikan-ikan ini
tinggal di ekosistem yang kadang kala tidak ramah bagi mereka”.
Reduplikasi |
Fungsi |
Makna |
Ikan-ikan |
Nomina |
Dasar nomina ikan yang berupa akar, apabila
direduplikasikan akan memiliki makna gramatikal ‘banyak’ karena memiliki
komponen makna (+ terhitung). Serta mengandung makna jamak. Jadi kata ulang ikan-ikan memiliki makna
gramatikal ‘banyak ikan. |
7)
“ketika sungai
mengering, mereka tidak bisa ke mana-mana”
Reduplikasi |
Fungsi |
Makna |
Mana-mana |
Pronimona |
Dasar pronomina mana yang berupa akar,
apabila direduplikasikan akan memiliki makna gramatikal ‘peganti kata tempat
yang tidak tentu’ Serta Jadi kata ulang ikan-ikan memiliki makna
gramatikal ‘Ke segala tempat’ |
8)
“Tanah yang
tadinya subur mulai kering, pecah-pecah”
Reduplikasi |
Fungsi |
Makna |
Pecah-pecah |
Verba |
Dasar verba pecah yang berupa akar, apabila direduplikasikan
akan memiliki makna gramatikal ‘kejadian berintensitas (keadaan
tingkatanya)’. Dan mengandung makna jamak. Jadi kata ulang pecah-pecah memiliki makna
gramatikal ‘keadaan tanah yang mulai pecah, atau terbelah’. Sesuai dengan konteks kalimat tersebut. |
9)
“Dengan sisa-sisa tenaga setelah tertidur
bertahun lamanya”
Reduplikasi |
Fungsi |
Makna |
Sisa-sisa |
Nomina |
Dasar nomina sisa-sisa yang berupa akar,
apabila direduplikasikan akan memiliki makna gramatikal ‘banyak dengan satuan
ukuran tertentu’. Karena memiliki komponen (ukuran) atau (+ takaran). Serta mengandung makna jamak. Jadi kata ulang sisa-sisa memiliki makna gramatikal ‘banyak
sisa’. |
10) “Mereka bisa hidup hingga ribuan tahun, praktis tidak mati-mati”
Reduplikasi |
Fungsi |
Makna |
Mati-mati |
Verba |
Dasar verba mati yang berupa akar, apabila
direduplikasikan akan memiliki makna gramatikal ‘kejadian berintensitas’
karena dasar mati memiliki komponen makna (+ tindakan) dan (+ durasi).
Serta mengandung makna jamak. Jadi kata ulang mati-mati memiliki makna
gramatikal ‘keadaan tidak mati, hilang atau tidak punah’ |
11) “Suara Pak Gun terdengar di depan, menjawab dengan
sabar pertanyaan murid-murid”
Reduplikasi |
Fungsi |
Makna |
Murid-murid |
Nomina |
Dasar nomina murid yang berupa akar, apabila
direduplikasikan akan memiliki makna gramatikal ‘banyak’ karena memiliki
komponen makna (+ terhitung). Serta mengandung makna jamak. Jadi kata ulang murid-murid memiliki makna
gramatikal ‘banyak murid’ |
12) “Dari dulu aku begini-begini
saja, kan? Sangat normal malah”
Reduplikasi |
Fungsi |
Makna |
Begini-begini |
Pronomina Demonstratifa |
Dasar pronomina demonstratifa begini yang
berupa akar, apabila direduplikasikan akan memiliki makna gramatikal ‘meskipun’
Serta mengandung makna tunggal. Jadi kata ulang begini-begini memiliki makna
gramatikal ‘meskipun begini’ |
13) “Omong-omong,
kamu mau bergabung dengan kami?”
Reduplikasi |
Fungsi |
Makna |
Omong-omong |
Partikel Cakapan |
Dasar nomina omong yang berupa akar, apabila
direduplikasikan akan berfungsi menjadi partikel Cakapan, yang memiliki makna
gramatikal ‘mengalihkan pembicaraan. |
14) “Dia selalu baru bisa bilang pada menit-menit terakhir”
Reduplikasi |
Fungsi |
Makna |
Menit-menit |
Nomina |
Dasar nomina menit yang berupa akar, apabila
direduplikasikan akan memiliki makna gramatikal ‘saat’ atau ‘waktu’. karena
memiliki komponen makna (+ saat). Serta mengandung makna jamak. Jadi kata ulang menit-menit memiliki makna
gramatikal ‘saat menit terakhir’ |
15) “Ali membuat kapsul perak yang bisa mendeteksi
keberadaan lorong-lorong kuno.
Reduplikasi |
Fungsi |
Makna |
Lorong-lorong |
Nomina |
Dasar nomina lorong yang berupa akar, apabila
direduplikasikan akan memiliki makna gramatikal ‘banyak’ karena memiliki
komponen makna (+ terhitung). Serta mengandung makna jamak. Jadi kata ulang lorong-lorong memiliki makna
gramatikal ‘banyak lorong’ |
16) “Kita sepertinya benar-benar
meremehkan kemampuan Klan Bumi selama ini.”
Reduplikasi |
Fungsi |
Makna |
Benar-benar |
Adjektifa |
Dasar adjektifa benar yang berupa akar,
apabila direduplikasikan akan memiliki makna gramatikal ‘kesungguhan, keseriusan,
atau penegasan’. |
17) “Lebih-lebih
Ali, dia bangkit dari kursi.”
Reduplikasi |
Fungsi |
Makna |
Lebih-lebih |
Adverbia Taraf |
Dasar adverbia taraf lebih yang berupa akar,
apabila direduplikasikan akan memiliki makna gramatikal ‘apalagi’ Serta mengandung makna penegasan. |
18) “Ada pembangunan jalan layang di rumahku dan Seli,
membuat barisan panjang mobil-mobil.”
Reduplikasi |
Fungsi |
Makna |
Mobil-mobil |
Nomina |
Dasar nomina mobil yang berupa akar, apabila
direduplikasikan akan memiliki makna gramatikal ‘banyak’ karena memiliki
komponen makna (+ terhitung). Serta mengandung makna jamak. Jadi
kata ulang mobil-mobil memiliki makna gramatikal ‘banyak mobil’ |
19) “Tidak ada siapa-siapa
di angkot selain kami berdua.”
Reduplikasi |
Fungsi |
Makna |
Siapa-siapa |
Adverbia Tanya |
Dasar adverbia tanya siapa yang berupa akar,
apabila direduplikasikan akan memiliki makna gramatikal ‘siapa saja dari
sejumlah orang’ |
20) “Benda-benda
yang tidak ku kenali.”
Reduplikasi |
Fungsi |
Makna |
Benda-benda |
Nomina |
Dasar nomina benda yang berupa akar, apabila
direduplikasikan akan memiliki makna gramatikal ‘banyak’ karena memiliki
komponen makna (+ terhitung). Serta mengandung makna jamak. Jadi kata ulang benda-benda memiliki makna
gramatikal ‘banyak benda’ |
21) “Dia sengaja diam-diam
berlatih keras agar siap menghadapi Pasukan Bintang dengan teknologinya.”
Reduplikasi |
Fungsi |
Makna |
Diam-diam |
Adverbia |
Dasar verba diam yang berupa akar, apabila
direduplikasikan akan menjadi adverbia, yang memiliki makna gramatikal ‘Tanpa
memberi tahu orang lain’ |
22) “Apakah Faar baik-baik
saja?” seli bergumam.
Reduplikasi |
Fungsi |
Makna |
Baik-baik |
Adjektiva |
Dasar adjektifa baik yang berupa akar,
apabila direduplikasikan akan memiliki makna gramatikal ‘dalam keadaan’ Jadi kata ulang baik-baik memiliki makna
gramatikal ‘dalam keadaan baik atau tidak kenapa-napa’. |
23) “Matanya tidak bisa menutupi hal itu, tapi aku tidak
banyak bercerita sejak pulang, menyimpan semuanya rapat-rapat.”
Reduplikasi |
Fungsi |
Makna |
Rapat-rapat |
Adjektiva |
Dasar adjektifa rapat yang berupa akar,
apabila direduplikasikan akan memiliki makna gramatikal ‘dalam keadaan’ Jadi
kata ulang rapat-rapat makna gramatikalnya adalah ‘dalam keadaan tidak
memberitahukan siapapun, atau tersembunyi. |
24) “Siapa tahu nanti Ali bisa memberitahu presiden-presiden itu.”
Reduplikasi |
Fungsi |
Makna |
Presiden-presiden |
Nomina |
Dasar nomina presiden yang berupa akar,
apabila direduplikasikan akan memiliki makna gramatikal ‘banyak presiden’
karena memiliki komponen makna (+ terhitung). Serta mengandung makna jamak. |
25) “Terlepas dari ancaman bahaya dari Pasukan Bintang,
bertemu hewan-hewan mengerikan
disana.”
Reduplikasi |
Fungsi |
Makna |
Hewan-hewan |
Nomina |
Dasar nomina hewan yang berupa akar, apabila
direduplikasikan akan memiliki makna gramatikal ‘banyak hewan’ karena
memiliki komponen makna (+ terhitung). Serta mengandung makna jamak. |
26) “Jangan ragu-ragu.”
Reduplikasi |
Fungsi |
Makna |
Ragu-ragu |
Adjektiva |
Dasar adjektifa ragu yang berupa akar,
apabila direduplikasikan akan memiliki makna gramatikal ‘banyak ragu’. Jadi
makna gramatikalnya yaitu ‘jangan banyak ragu’ |
27) “Aku menatap Mama lamat-lamat.”
Reduplikasi |
Fungsi |
Makna |
Lamat-lamat |
Adjektiva |
Dasar adjektifa hewan yang berupa akar,
apabila direduplikasikan akan memiliki makna gramatikal ‘intensitas’ karena
bentuk dasar memiliki komponen makna (+ keadaan) dan (+ ukuran). Jadi kata ulang lamat-lamat makna
gramatikalnya yaitu ‘dalam keadaan tidak nyata terlihat’ |
28) “Tidak ada apa-apa.”
Reduplikasi |
Fungsi |
Makna |
Apa-apa |
Adverbia Tanya |
Dasar adverbial tanya apa yang berupa akar,
apabila direduplikasikan akan memiliki makna gramatikal ‘sesuatu’ Jadi kata
ulang apa-apa makna gramatikalnya yaitu ‘tidak ada sesuatu pun’. Sesuai
dengan konteks kalimat. |
29) “Klan Bulan dengan rumah-rumah
seperti balong.”
Reduplikasi |
Fungsi |
Makna |
Rumah-rumah |
Nomina |
Dasar nomina rumah yang berupa akar, apabila
direduplikasikan akan memiliki makna gramatikal ‘banyak rumah’ karena
memiliki komponen makna (+ terhitung). Serta mengandung makna jamak. |
30) “Seperti balon di atas tiang-tiang tinggi.”
Reduplikasi |
Fungsi |
Makna |
Tiang-tiang |
Nomina |
Dasar nomina tiang yang berupa akar, apabila
direduplikasikan akan memiliki makna gramatikal ‘banyak tiang’ karena
memiliki komponen makna (+ terhitung). Serta mengandung makna jamak. |
31) “Apakah warga dunia paralel ramah-ramah, Ra?”
Reduplikasi |
Fungsi |
Makna |
Ramah-ramah |
Adjektiva |
Dasar nomina ramah yang berupa akar, apabila
direduplikasikan akan memiliki makna gramatikal ‘banyak yang ramah’ karena
memiliki komponen makna (+ terhitung). Serta mengandung makna jamak. |
32) “Mungkin besok-besok
Mama dan Papa bisa ikut ke sana.”
Reduplikasi |
Fungsi |
Makna |
Besok-besok |
Nomina |
Dasar nomina besok yang berupa akar, apabila
direduplikasikan akan memiliki makna gramatikal ‘saat’ atau ‘waktu’ karena
memiliki komponen makna (+ saat). Jadi makna gramatikalnya yaitu ‘saat besok’ Serta mengandung makna jamak. |
33) “Kami memang menemukan warga ramah di sana, yang
membantu perjalanan, tapi di dunia paralel selalu saja ada orang-orang jahat.”
Reduplikasi |
Fungsi |
Makna |
Orang-orang |
Nomina |
Dasar nomina orang yang berupa akar, apabila
direduplikasikan akan memiliki makna gramatikal ‘banyak orang’ karena
memiliki komponen makna (+ terhitung). Serta mengandung makna jamak. |
34) “Mama meraih pundakku, memelukku erat-erat.”
Reduplikasi |
Fungsi |
Makna |
Erat-erat |
Adjektifa |
Dasar nomina erat yang berupa akar, apabila direduplikasikan
akan memiliki makna gramatikal ‘se (dasar) mungkin’ karena memiliki komponen
makna (+ keadaan) dan (+ ukuran). Jadi makna gramatikalnya yaitu ‘seerat
mungkin. |
35) “Kami tahu, hanya soal waktu kamu akan kembali
bertualang ke tempat-tempat
tersebut.”
Reduplikasi |
Fungsi |
Makna |
Tempat-tempat |
Nomina |
Dasar
nomina tempat yang berupa akar, apabila direduplikasikan akan memiliki
makna gramatikal ‘banyak tempat’ karena memiliki komponen makna (+
terhitung). Serta mengandung makna jamak. |
36) “Setelah membantu membereskan meja makan, mencuci piring-piring, aku masuk ke kamar,
melanjutkan membaca buku.”
Reduplikasi |
Fungsi |
Makna |
Piring-piring |
Nomina |
Dasar nomina piring yang berupa akar, apabila
direduplikasikan akan memiliki makna gramatikal ‘banyak piring’ karena
memiliki komponen makna (+ terhitung). Serta mengandung makna jamak. |
37) “Siapa yang bertamu malam-malam, datang lewat jendela kamar di lantai dua pula?”
Reduplikasi |
Fungsi |
Makna |
Malam-malam |
Nomina |
Dasar nomina malam yang berupa akar, apabila
direduplikasikan akan memiliki makna gramatikal ‘saat’ atau ‘waktu’ karena
memiliki komponen makna (+ saat). Serta mengandung makna jamak. Jadi kata
ulang malam-malam makna gramatikalnya yaitu ‘waktu malam’ |
38) “Kapsul perak terbang lima belas meter di atasnya,
meliuk tidak terlihat, melewati gedung-gedung,
menara BTS.
Reduplikasi |
Fungsi |
Makna |
Gedung-gedung |
Nomina |
Dasar nomina gedung yang berupa akar, apabila
direduplikasikan akan memiliki makna gramatikal ‘banyak gedung’ karena
memiliki komponen makna (+ terhitung). Serta mengandung makna jamak. Jadi kata ulang malam-malam makna gramatikalnya
yaitu ‘waktu malam’ |
39) “Meja-meja
yang tidak kukenali”
Reduplikasi |
Fungsi |
Makna |
Meja-meja |
Nomina |
Dasar nomina meja yang berupa akar, apabila
direduplikasikan akan memiliki makna gramatikal ‘banyak meja’ karena memiliki
komponen makna (+ terhitung). Serta mengandung makna jamak. Jadi kata ulang meja-meja makna gramatikalnya
yaitu ‘banyak malam’ |
40) “Mereka punya banyak kapal kontainer, berlayar
melintasi samudra, membawa barang-barang.”
Reduplikasi |
Fungsi |
Makna |
Barang-barang |
Nomina |
Dasar nomina gedung yang berupa akar, apabila
direduplikasikan akan memiliki makna gramatikal ‘banyak barang’ karena
memiliki komponen makna (+ terhitung). Serta mengandung makna jamak. |
41) “Dia mengetuk tabung itu dan mengetik huruf-huruf yang tidak kumengerti.”
Reduplikasi |
Fungsi |
Makna |
Huruf-huruf |
Nomina |
Dasar nomina huruf yang berupa akar, apabila
direduplikasikan akan memiliki makna gramatikal ‘banyak huruf’ karena
memiliki komponen makna (+terhitung). Serta mengandung makna jamak. |
42) “Aku sudah memikirkan hal-hal paling canggih.”
Reduplikasi |
Fungsi |
Makna |
Hal-hal |
Nomina |
Dasar nomina hal yang berupa akar, apabila
direduplikasikan akan memiliki makna gramatikal ‘banyak hal atau kejadian’
karena memiliki komponen makna (+ terhitung). Serta mengandung makna jamak. |
43) “Ada yang berupa hamparan padang rumput, gunung-gunung, laut luas, desa-desa
permai, dan kota-kota maju.”
Reduplikasi |
Fungsi |
Makna |
Gunung-gunung |
Nomina |
Dasar nomina gunung yang berupa akar, apabila
direduplikasikan akan memiliki makna gramatikal ‘banyak gedung’ karena
memiliki komponen makna (+terhitung). Serta mengandung makna jamak. |
44) “Ada yang berupa hamparan padang rumput, gunung-gunung,
laut luas, desa-desa permai, dan
kota-kota maju.”
Reduplikasi |
Fungsi |
Makna |
Desa-desa |
Nomina |
Dasar nomina desa yang berupa akar, apabila
direduplikasikan akan memiliki makna gramatikal ‘banyak desa’ karena memiliki
komponen makna (+ terhitung). Serta mengandung makna jamak. |
45) “Ada yang berupa hamparan padang rumput, gunung-gunung,
laut luas, desa-desa permai, dan kota-kota
maju.”
Reduplikasi |
Fungsi |
Makna |
Kota-kota |
Nomina |
Dasar nomina kota yang berupa akar, apabila
direduplikasikan akan memiliki makna gramatikal ‘banyak kota’ karena memiliki
komponen makna (+ terhitung). Serta mengandung makna jamak. |
46) “Garis-garis
hijau mulai muncul, menghubungkan berbagai ruangan kubus.”
Reduplikasi |
Fungsi |
Makna |
Garis-garis |
Nomina |
Dasar nomina garis yang berupa akar, apabila
direduplikasikan akan memiliki makna gramatikal ‘banyak garis’ karena
memiliki komponen makna (+ terhitung). Serta mengandung makna jamak. |
47) “Menyebar ke seluruh arah, seperti benang-benang halus.”
Reduplikasi |
Fungsi |
Makna |
Benang-benang |
Nomina |
Dasar nomina benang yang berupa akar, apabila
direduplikasikan akan memiliki makna gramatikal ‘banyak benang’ karena
memiliki komponen makna (+ terhitung). |
48) “Di layar proyeksi sekarang muncul titil-titik berwarna hitam.”
Reduplikasi |
Fungsi |
Makna |
Titik-titik |
Nomina |
Dasar nomina titik yang berupa akar, apabila
direduplikasikan akan memiliki makna gramatikal ‘banyak titik’ karena
memiliki komponen makna (+ terhitung). Serta mengandung makna jamak. |
49) “Salah satu tugas Klan Bintang adalah menjaga pasak-pasak bumi.”
Reduplikasi |
Fungsi |
Makna |
Pasak-pasak |
Nomina |
Dasar nomina pasak yang berupa akar, apabila
direduplikasikan akan memiliki makna gramatikal ‘banyak pasak’ karena
memiliki komponen makna (+ terhitung). Serta mengandung makna jamak. |
50) “Seli tiba-tiba
bertanya.”
Reduplikasi |
Fungsi |
Makna |
Tiba-tiba |
Adverbia Kala |
Dasar verba tiba yang berupa akar, apabila
direduplikasikan akan menjadi adverbia kala, yang menyatakan waktu ini. Memiliki
makna gramatikal ‘langsung’ atau ‘mulai’ |
51) “Jarang-jarang
Papa membahas soal dunia parallel.”
Reduplikasi |
Fungsi |
Makna |
Jarang-jarang |
Adjektifa |
Dasar adjektifa jarang yang berupa akar,
apabila direduplikasikan akan memiliki makna gramatikal ‘se (dasar) mungkin’
karena bentuk dasar memiliki komponen makna (+ keadaan dan ukuran). Jadi
makna gramatikalnya yaitu ‘sejarang mungkin’. |
52) “Kapan-kapan
kita bisa berkunjung ke sana, tinggal satu dua minggu.”
Reduplikasi |
Fungsi |
Makna |
Kapan-kapan |
Nomina |
Dasar pronomina kapan yang berupa akar,
apabila direduplikasikan akan menjadi nomina, yang memiliki makna gramatikal ‘menyatakan
waktu berkunjung’ karena memiliki komponen makna (+ saat). |
53) “Mama menjulurkan kotak plastik berisis kue-kue kering.”
Reduplikasi |
Fungsi |
Makna |
Kue-kue |
Nomina |
Dasar nomina kue yang berupa akar, apabila
direduplikasikan akan memiliki makna gramatikal ‘banyak kue’ karena memiliki
komponen makna (+ terhitung). Serta mengandung makna jamak. |
54) “Burung-burung
terbang berkelompok.”
Reduplikasi |
Fungsi |
Makna |
Burung-burung |
Nomina |
Dasar nomina burung yang berupa akar, apabila
direduplikasikan akan memiliki makna gramatikal ‘banyak burung’ karena
memiliki komponen makna (+terhitung). Serta mengandung makna jamak. |
55) “Tidak ada tanda-tanda
sebulan terakhir ada penghuninya.”
Reduplikasi |
Fungsi |
Makna |
Tanda-tanda |
Nomina |
Dasar nomina tanda yang berupa akar, apabila
direduplikasikan akan memiliki makna gramatikal ‘menyerupai atau seperti’
karena bentuk dasar memiliki komponen makna (+ bentuk tertentu) atau (+ sifat
tertentu). Jadi bentuk ulang tanda-tanda makna gramatikalnya yaitu
‘seperti tanda’ Serta reduplikasi ini bersifat jamak. |
56) “Kami tidak punya kesempatan menghadapi armada tempur
di langit-langit terbuka.”
Reduplikasi |
Fungsi |
Makna |
Langit-langit |
Nomina |
Dasar nomina langit yang berupa akar, apabila
direduplikasikan akan memiliki makna gramatikal ‘menyerupai atau seperti’
karena bentuk dasar memiliki komponen makna (+ bentuk tertentu) atau (+ sifat
tertentu). Jadi bentuk ulang langit-langit makna gramatikalnya yaitu
‘menyerupai langit’ Serta reduplikasi ini bersifat jamak. |
57) “Dari balik rerumputan hijau, melesat keluar pesawat-pesawat kecil.”
Reduplikasi |
Fungsi |
Makna |
Pesawat-pesawat |
Nomina |
Dasar nomina pesawat yang berupa akar,
apabila direduplikasikan akan memiliki makna gramatikal ‘banyak pesawat’
karena bentuk dasar memiliki komponen makna (+ terhitung). Jadi bentuk ulang pesawat-pesawat makna
gramatikalnya yaitu ‘banyak pesawat’ Serta
reduplikasi ini bersifat jamak. |
58) “Cahaya mematikan menyambar kapsul-kapsul kami.”
Reduplikasi |
Fungsi |
Makna |
Kapsul-kapsul |
Nomina |
Dasar nomina kapsul yang berupa akar, apabila
direduplikasikan akan memiliki makna gramatikal ‘banyak kapsul’ karena bentuk
dasar memiliki komponen makna (+ terhitung). Jadi bentuk ulang kapsul-kapsul makna
gramatikalnya yaitu ‘banyak kapsul’ Serta
reduplikasi ini bersifat jamak. |
59) “Ali menurunkan kapsul hingga kaki pegunungan, lincah
meneliti celah-celah cadas, terus
menghindari tembakan yang menghantam gunung.”
Reduplikasi |
Fungsi |
Makna |
Celah-celah |
Nomina |
Dasar nomina celah yang berupa akar, apabila direduplikasikan
akan memiliki makna gramatikal ‘banyak celah’ karena bentuk dasar memiliki
komponen makna (+ terhitung). Serta
reduplikasi ini bermakna jamak. |
60) “Cahaya-cahaya
mematikan berdentum mengenai dinding-dinding lorong.”
Reduplikasi |
Fungsi |
Makna |
Cahaya-cahaya |
Nomina |
Dasar nomina cahaya yang berupa akar, apabila
direduplikasikan akan memiliki makna gramatikal ‘banyak cahaya’ karena bentuk
dasar memiliki komponen makna (+
terhitung). Serta reduplikasi ini bermakna jamak. |
61) “Cahaya-cahaya mematikan berdentum mengenai dinding-dinding lorong.”
Reduplikasi |
Fungsi |
Makna |
Dinding-dinding |
Nomina |
Dasar nomina dinding yang berupa akar,
apabila direduplikasikan akan memiliki makna gramatikal ‘banyak dinding’
karena bentuk dasar memiliki komponen makna
(+ terhitung). Serta reduplikasi ini bermakna jamak. |
62) “Tapi kita khwatirkan nanti-nanti saja, Seli.”
Reduplikasi |
Fungsi |
Makna |
Nanti-nanti |
Adverbia kala |
Dasar adverbial kala besar yang berupa akar,
apabila direduplikasikan akan memiliki makna ‘waktu kemudia’ Serta
reduplikasi ini bermakna jamak. |
63) “Di luar itu, ruangannya hanya bintik-bintik kecil seperti layar televise rusak.”
Reduplikasi |
Fungsi |
Makna |
Bintik-bintik |
Nomina |
Dasar nomina bintik yang berupa akar, apabila
direduplikasikan akan memiliki makna gramatikal ‘banyak bintik’ karena bentuk
dasar memiliki komponen makna (+
terhitung). Serta reduplikasi ini bermakna jamak. |
64) “Tapi lagi-lagi,
aku salah menduga.”
Reduplikasi |
Fungsi |
Makna |
Lagi-lagi |
Adverbia frekuensi |
Dasar adverbial frekuensi lagi yang berupa
akar, apabila direduplikasikan akan memiliki makna gramatikal ‘kembali lagi’ |
65) “Terinspirasi film-film.”
Reduplikasi |
Fungsi |
Makna |
Film-film |
Nomina |
Dasar nomina film yang berupa akar, apabila
direduplikasikan akan memiliki makna gramatikal ‘banyak film’ karena bentuk
dasar memiliki komponen makna (+
terhitung). Serta reduplikasi ini bermakna jamak. |
66) “Kamu mau kuputarkan lagu-lagu K-Pop, Seli?
Reduplikasi |
Fungsi |
Makna |
Lalu-lagu |
Nomina |
Dasar nomina lagu yang berupa akar, apabila
direduplikasikan akan memiliki makna gramatikal ‘banyak lagu’ karena bentuk
dasar memiliki komponen makna (+
terhitung). Serta reduplikasi ini bermakna jamak. |
67) “Bola-bola
pingpong itu terbang melewati tiga kapsul oval, melesat cepat.”
Reduplikasi |
Fungsi |
Makna |
Bola-bola |
Nomina |
Dasar nomina bola yang berupa akar, apabila
direduplikasikan akan memiliki makna gramatikal ‘banyak bola’ karena bentuk
dasar memiliki komponen makna (+
terhitung). Serta reduplikasi ini bermakna jamak. |
68) “Pohon-pohon
konifer, runjung dan pinus memenuhi setiap jengkal permukaan”.
Reduplikasi |
Fungsi |
Makna |
Pohon-pohon |
Nomina |
Dasar adjektifa pohon yang berupa akar,
apabila direduplikasikan akan memiliki makna gramatikal ‘banyak pohon’ karena
bentuk dasar memiliki komponen makna
(+ terhitung). Serta reduplikasi ini bermakna jamak. |
69) “Salju-salju
itu mencair cepat.”
Reduplikasi |
Fungsi |
Makna |
Salju-salju |
Nomina |
Dasar nomina salju yang berupa akar, apabila
direduplikasikan akan memiliki makna gramatikal ‘saat’ atau ‘waktu’ karena
bentuk dasar memiliki komponen makna
(+ saat). Maka makna gramatikal dari reduplikasi salju-salju
yaitu ‘saat salju itu’ Serta reduplikasi ini bermakna jamak. |
70) “Daratan ruangan seperti kanvas raksasa yang dilukis
cepat, sungai-suangi mengalir.”
Reduplikasi |
Fungsi |
Makna |
Sungai-sungai |
Nomina |
Dasar nomina sungai yang berupa akar, apabila
direduplikasikan akan memiliki makna gramatikal ‘menyerupai atau ‘seperti’
karena bentuk dasar memiliki komponen makna
(+ bentuk tertentu). Jadi reduplikasi sungai-sungai memiliki makna
gramatikal ‘menyerupai sungai’ Serta
reduplikasi ini bermakna jamak. |
71) “Bunga-bunga bermekaran di seluruh Kota
Tishri.”
Reduplikasi |
Fungsi |
Makna |
Bunga-bungan |
Nomina |
Dasar nomina bunga yang berupa akar, apabila
direduplikasikan akan memiliki makna gramatikal ‘banyak bunga’ karena bentuk
dasar memiliki komponen makna (+
terhitung). Serta
reduplikasi ini bermakna jamak. |
72) “Jangan coba-coba
melepaskan mereka.”
Reduplikasi |
Fungsi |
Makna |
Coba-coba |
Partikel |
Dasar partikel coba yang berupa akar, apabila
direduplikasikan akan memiliki makna gramatikal ‘penegasan’. |
73) “di lereng-lereng
gunung.”
Reduplikasi |
Fungsi |
Makna |
Lereng-lereng |
Nomina |
Dasar nomina lereng yang berupa akar, apabila
direduplikasikan akan memiliki makna gramatikal ‘seperti lereng’ karena
bentuk dasar memiliki komponen makna
(+ bentuk tertentu). Serta reduplikasi ini bermakna jamak. |
74) “Jangan malu-malu,”
Reduplikasi |
Fungsi |
Makna |
Malu-malu |
Adjektifa |
Dasar adjektifa malu yang berupa akar,
apabila direduplikasikan akan memiliki makna gramatikal ‘banyak yang (dasar)’
karena bentuk dasar memiliki komponen makna
(+ keadaan). Jadi reduplikasi malu-malu memiliki makna
gramatikal ‘banyak yang malu’ konteks makna kalimatnya menjadi (jangan banyak yang malu) |
75) “Atau seperti pemusik yang menciptakan musik-musik indah.”
Reduplikasi |
Fungsi |
Makna |
Musik-musik |
Nomina |
Dasar nomina musik yang berupa akar, apabila
direduplikasikan akan memiliki makna gramatikal ‘banyak musik’ karena bentuk
dasar memiliki komponen makna (+
terhitung). Serta reduplikasi ini bermakna jamak. |
76) “Aku bisa memahami kalimat-kalimat
Miss Selena.”
Reduplikasi |
Fungsi |
Makna |
Kalimat-kalimat |
Nomina |
Dasar nomina kalimat yang berupa akar,
apabila direduplikasikan akan memiliki makna gramatikal ‘banyak kalimat’
karena bentuk dasar memiliki komponen makna
(+ terhitung). Serta reduplikasi ini bermakna jamak. |
77) “Dia berdiam diri, menatap pucuk-pucuk rerumputan.”
Reduplikasi |
Fungsi |
Makna |
Pucuk-pucuk |
Nomina |
Dasar nomina pucuk yang berupa akar, apabila
direduplikasikan akan memiliki makna gramatikal ‘banyak pucuk’ karena bentuk
dasar memiliki komponen makna (+
terhitung). Serta reduplikasi ini bermakna jamak. |
78) “Luas ruangan kubus di depan kami separuh luas Ruangan
Padang Rumput, dengan sisi-sisi kubus
seratus meter.”
Reduplikasi |
Fungsi |
Makna |
Sisi-sisi |
Nomina |
Dasar adjektifa besar yang berupa akar,
apabila direduplikasikan akan memiliki makna gramatikal ‘banyak dengan ukuran
tertentu’ karena bentuk dasar memiliki komponen makna (+ ukuran). Jadi reduplikasi sisi-sisi
memiliki makna gramatikal ‘banyak dengan ukuran sisi tertentu’ Serta
reduplikasi ini bermakna jamak. |
79) “dipisahkan lajur-lajur
jalan besar, truk-truk, dan kontainer raksasa otomatis yang bergerak membawa
sampah.”
Reduplikasi |
Fungsi |
Makna |
Lajur-lajur |
Nomina |
Dasar nomina lajur yang berupa akar, apabila direduplikasikan
akan memiliki makna gramatikal ‘banyak lajur’ karena bentuk dasar memiliki
komponen makna (+ terhitung). Serta
reduplikasi ini bermakna jamak. |
80) “dipisahkan lajur-lajur jalan besar, truk-truk, dan kontainer raksasa
otomatis yang bergerak membawa sampah.”
Reduplikasi |
Fungsi |
Makna |
Truk-truk |
Nomina |
Dasar nomina truk yang berupa akar, apabila
direduplikasikan akan memiliki makna gramatikal ‘banyak truk’ karena bentuk
dasar memiliki komponen makna
(+terhitung). Serta reduplikasi ini bermakna jamak. |
81) “Mesin-mesin
ukuran besar sibuk mengolahya.”
Reduplikasi |
Fungsi |
Makna |
Mesin-mesin |
Nomina |
Dasar nomina mesin yang berupa akar, apabila
direduplikasikan akan memiliki makna gramatikal ‘banyak mesin’ karena bentuk
dasar memiliki komponen makna (+
terhitung). Serta
reduplikasi ini bermakna jamak. |
82) “Terakhir, berada di posisi paling dekat dengan
dinding ruangan adalah unit yang mengelolah sampah-sampah
berbahaya.”
Reduplikasi |
Fungsi |
Makna |
Sampah-sampah |
Nomina |
Dasar nomina sampah yang berupa akar, apabila
direduplikasikan akan memiliki makna gramatikal ‘banyak sampah’ karena bentuk
dasar memiliki komponen makna (+
terhitung). Serta reduplikasi ini bermakna jamak. |
83) “Belalaian besarnya seperti tangan dengan jari-jari.”
Reduplikasi |
Fungsi |
Makna |
Jari-jari |
Nomina |
Dasar nomina jari yang berupa akar, apabila
direduplikasikan akan memiliki makna gramatikal ‘menyerupai jari’ atau
‘seperti jari’ karena bentuk dasar memiliki komponen makna (+ bentuk tertentu). Serta reduplikasi ini bermakna jamak. |
84) “juga pipa-pipa
yang mengalirkan cairan kimia berwarna hijau di sebelah kami.”
Reduplikasi |
Fungsi |
Makna |
Pipa-pipa |
Nomina |
Dasar nomina pipa yang berupa akar, apabila
direduplikasikan akan memiliki makna gramatikal ‘banyak pipa’ karena bentuk
dasar memiliki komponen makna (+
terhitung). Serta reduplikasi ini bermakna jamak. |
85) “Pisau-pisau
pemotong mesin itu berdesing dengan kecepatan tinggi, membuat mata perih.”
Reduplikasi |
Fungsi |
Makna |
Pisau-pisau |
Nomina |
Dasar nomina pisau yang berupa akar, apabila
direduplikasikan akan memiliki makna gramatikal ‘banyak pisau’ karena bentuk
dasar memiliki komponen makna (+
terhitung). Serta reduplikasi ini bermakna jamak. |
86) “Ada kamar-kamar
pengawas di atas sana, tempat pekerja mengawasi mesin.”
Reduplikasi |
Fungsi |
Makna |
Kamar-kamar |
Nomina |
Dasar nomina kamar yang berupa akar, apabila
direduplikasikan akan memiliki makna gramatikal ‘banyak kamar’ karena bentuk
dasar memiliki komponen makna (+
terhitung). Serta reduplikasi ini bermakna jamak. |
87) “Berteman dengan kontainer-kontainer,
ekskavator raksasa, dan sampah.”
Reduplikasi |
Fungsi |
Makna |
kontainer-kontainer |
Nomina |
Dasar nomina kontainer yang berupa akar,
apabila direduplikasikan akan memiliki makna gramatikal ‘banyak kontainer’
karena bentuk dasar memiliki komponen makna
(+ terhitung). Serta reduplikasi ini bermakna jamak. |
88) “Di sini juga tidak ada pemimpin Pasukan Bintang yang
setiap saat meneriaki kita atau perintah-perintah
konyol lainnya.”
Reduplikasi |
Fungsi |
Makna |
Perintah-perintah |
Nomina |
Dasar adjektifa nomina yang berupa akar,
apabila direduplikasikan akan memiliki makna gramatikal ‘banyak perintah’
karena bentuk dasar memiliki komponen makna
(+ terhitung). Serta reduplikasi ini bermakna jamak. |
89) “Ruangan ini dijalankan oleh mesin dan robot-robot.”
Reduplikasi |
Fungsi |
Makna |
Robot-robot |
Nomina |
Dasar nomina robot yang berupa akar, apabila
direduplikasikan akan memiliki makna gramatikal ‘banyak robot’ karena bentuk
dasar memiliki komponen makna (+ terhitung) Serta reduplikasi ini bermakna jamak. |
90) “Baar, ambilkan kursi-kursi.”
Reduplikasi |
Fungsi |
Makna |
Kursi-kursi |
Nomina |
Dasar adjektifa kursi yang berupa akar,
apabila direduplikasikan akan memiliki makna gramatikal ‘banyak kursi’ karena
bentuk dasar memiliki komponen makna
(+ terhitung). Serta reduplikasi ini bermakna jamak. |
91) “masa-masa
saat empat Klan masih dihuni para penyihir.”
Reduplikasi |
Fungsi |
Makna |
Masa-masa |
Nomina |
Dasar nomina masa yang berupa akar, apabila
direduplikasikan akan memiliki makna gramatikal ‘saat’ atau ‘waktu’ karena
bentuk dasar memiliki komponen makna
(+ saat). Jadi reduplikasi masa-masa mempunyai makna gramatikal
‘waktu’ dan mengandung makna jamak |
92) “Teknologi Klan Bintang menyimpan ribuan Bahasa dari klan-klan lain.”
Reduplikasi |
Fungsi |
Makna |
Klan-klan |
Nomina |
Dasar nomina klan yang berupa akar, apabila
direduplikasikan akan memiliki makna gramatikal ‘banyak klan’ karena bentuk
dasar memiliki komponen makna (+
terhitung). Serta reduplikasi ini bermakna jamak. |
93) “Atau jangan-jangan
kamu sudah menduga sipir yang menahan kita dulu dipindahkan ke sini.”
Reduplikasi |
Fungsi |
Makna |
Jangan-jangan |
Adverbia larangan |
Dasar adjektifa larangan jangan yang berupa
akar, apabila direduplikasikan akan memiliki makna gramatikal ‘barangkali’. |
94) “Lama-lama
Aku sepertinya bisa terbiasa dengan lelucon Ali.”
Reduplikasi |
Fungsi |
Makna |
Lama-lama |
Adverbia Frekuensi |
Dasar adjektifa lama yang berupa akar,
apabila direduplikasikan akan membentuk fungsi adverbial frekuensi, yang
memiliki makna gramatikal ‘makin lama makin’ |
95) “Kandang-kandang
ini berupa bangunan bertingkat.”
Reduplikasi |
Fungsi |
Makna |
Kandang-kandang |
Nomina |
Dasar nomina kandang yang berupa akar,
apabila direduplikasikan akan memiliki makna gramatikal ‘banyak kandang’
karena bentuk dasar memiliki komponen makna
(+ terhitung). Serta reduplikasi ini bermakna jamak. |
96) “dengan
setiap lantai terdiri atas sekat-sekat
kecil yang berisi hewan ternak.”
Reduplikasi |
Fungsi |
Makna |
Sekat-sekat |
Nomina |
Dasar nomina sekat yang berupa akar, apabila
direduplikasikan akan memiliki makna gramatikal ‘banyak sekat’ karena bentuk
dasar memiliki komponen makna (+
terhitung). Serta reduplikasi ini bermakna jamak. |
97) “Kami melewati unit-unit
peternakan.”
Reduplikasi |
Fungsi |
Makna |
Unit-unit |
Nomina |
Dasar nomina unit yang berupa akar, apabila
direduplikasikan akan memiliki makna gramatikal ‘banyak unit’ karena bentuk
dasar memiliki komponen makna (+
terhitung). Serta reduplikasi ini bermakna jamak. |
98) “jalan-jalan
lenggang.”
Reduplikasi |
Fungsi |
Makna |
Jalan-jalan |
Nomina |
Dasar nomina jalan yang berupa akar, apabila
direduplikasikan akan memiliki makna gramatikal ‘banyak jalan’ karena bentuk
dasar memiliki komponen makna (+
terhitung). Dan Serta reduplikasi ini bermakna jamak. |
99) “toko-toko,
pusat perbelanjaan, dan restoran besar.”
Reduplikasi |
Fungsi |
Makna |
Toko-toko |
Nomina |
Dasar nomina toko yang berupa akar, apabila
direduplikasikan akan memiliki makna gramatikal ‘banyak toko’ karena bentuk
dasar memiliki komponen makna (+
terhitung). Serta reduplikasi ini bermakna jamak. |
100)
“Papan-papan baliho di kota ini
menggunakan proyeksi transparan.”
Reduplikasi |
Fungsi |
Makna |
Papan-papan |
Nomina |
Dasar nomina papan yang berupa akar, apabila
direduplikasikan akan memiliki makna gramatikal ‘banyak papan’ karena bentuk
dasar memiliki komponen makna (+
terhitung). Serta reduplikasi ini bermakna jamak. |
101)
“Itu selebaran
informasi kota, banyak tersedia di sudut-sudut
jalan, untuk turis atau pengunjung.”
Reduplikasi |
Fungsi |
Makna |
Sudut-sudut |
Nomina |
Dasar nomina besar yang berupa akar, apabila
direduplikasikan akan memiliki makna gramatikal ‘banyak sudut’ karena bentuk
dasar memiliki komponen makna (+
terhitung). Serta reduplikasi ini bermakna jamak. |
102)
“Meja yang dia
maksud ada di tengah-tengah
restoran.”
Reduplikasi |
Fungsi |
Makna |
Tengah-tengah |
Nomina |
Bagian
tengah |
103)
“Aku sedang
mengunduh berita-berita sebulan
terakhir, Ra.”
Reduplikasi |
Fungsi |
Makna |
Berita-berita |
Nomina |
Dasar nomina berita yang berupa akar, apabila
direduplikasikan akan memiliki makna gramatikal ‘banyak berita’ karena bentuk
dasar memiliki komponen makna (+
terhitung). Serta
reduplikasi ini bermakna jamak. |
104)
“Kalian tadi
menyuruhku cepat-cepat.”
Reduplikasi |
Fungsi |
Makna |
Cepat-cepat |
Adverbia |
Dasar adjektifa cepat yang berupa akar,
apabila direduplikasikan akan menjadi pembentuk kata adverbia. Dan memiliki
makna gramatikal ‘dengan cepat’ karena kata cepat menyatakan (durasi). |
105)
“Bukan karena
ukurannya yang besar-besar.”
Reduplikasi |
Fungsi |
Makna |
Besar-besar |
Adjektifa |
Dasar adjektifa besar yang berupa akar,
apabila direduplikasikan akan memiliki makna gramatikal ‘hanya yang (dasar)’
karena bentuk dasar memiliki komponen makna
(+ keadaan). Dan (+ ukuran). Jadi reduplikasi besar-besar
memiliki makna gramatikal ‘hanya yang besar’ Serta
reduplikasi ini bermakna jamak. |
106)
“kami tidak
menemukan apa pun kecuali kerucut-kerucut
tanah.”
Reduplikasi |
Fungsi |
Makna |
Kerucut-kerucut |
Nomina |
Dasar nomina kerucut yang berupa akar,
apabila direduplikasikan akan memiliki makna gramatikal ‘seperti kerucut’
karena bentuk dasar memiliki komponen makna
(+ bentuk tertentu). Serta
reduplikasi ini bermakna jamak. |
107)
“Tubuh mereka
dipenuhi bulu-bulu panjang, berwarna
merah menyala.”
Reduplikasi |
Fungsi |
Makna |
Bulu-bulu |
Nomina |
Dasar nomina bulu yang berupa akar, apabila
direduplikasikan akan memiliki makna gramatikal ‘banyak bulu’ karena bentuk
dasar memiliki komponen makna (+
terhitung). Serta reduplikasi ini bermakna jamak. |
108)
“melihat dari
dekat kaki-kaki mereka yang berbulu.”
Reduplikasi |
Fungsi |
Makna |
Kaki-kaki |
Nomina |
Dasar nomina kaki yang berupa akar, apabila
direduplikasikan akan memiliki makna gramatikal ‘banyak kaki’ karena bentuk
dasar memiliki komponen makna (+
terhitung). Serta reduplikasi ini bermakna jamak. |
109)
“Sekarang, aku
bahkan tidak akan terkejut jika kamu masih menemukan
teknik-teknik mengganggumkan lainnya,
Ra.”
Reduplikasi |
Fungsi |
Makna |
Teknik-teknik |
Nomina |
Dasar nomina teknik yang berupa akar, apabila
direduplikasikan akan memiliki makna gramatikal ‘banyak teknik’ karena bentuk
dasar memiliki komponen makna (+
terhitung). Serta reduplikasi ini bermakna jamak. |
110)
“Teknik ini
membuatku seperti bisa melihat jaringan tubuh hingga ke sel-sel terkecilnya.”
Reduplikasi |
Fungsi |
Makna |
Sel-sel |
Nomina |
Dasar nomina sel yang berupa akar, apabila
direduplikasikan menjadi bentuk kata sel-sel, yang memiliki makna
gramatikal ‘banyak sel’ karena bentuk dasar memiliki komponen makna (+ terhitung). Serta
reduplikasi ini bermakna jamak. |
111)
“Dekatkan kapsul
ke lubang-lubang kecil yang dibuat
laba-laba di dinding barat.”
Reduplikasi |
Fungsi |
Makna |
Lubang-lubang |
Nomina |
Dasar nomina lubang yang berupa akar, apabila
direduplikasikan akan memiliki makna gramatikal ‘banyak lubang’ karena bentuk
dasar memiliki komponen makna (+
terhitung). Serta
reduplikasi ini bermakna jamak. |
112)
“Pintalan benang
sutra membungkus telur-telur mereka.”
Reduplikasi |
Fungsi |
Makna |
Telur-telur |
Nomina |
Dasar nomina telur yang berupa akar, apabila
direduplikasikan menjadi bentuk kata telur-telur, akan memiliki makna
gramatikal ‘banyak telur’ karena bentuk dasar memiliki komponen makna (+ terhitung). Serta
reduplikasi ini bermakna jamak. |
113)
“kaca tertata rapi
dalam rak-rak dengan hologram.”
Reduplikasi |
Fungsi |
Makna |
Rak-rak |
Nomina |
Dasar nomina rak yang berupa akar, apabila
direduplikasikan akan memiliki makna gramatikal ‘banyak rak’ karena bentuk
dasar memiliki komponen makna (+
terhitung). Serta
reduplikasi ini bermakna jamak. |
114)
“Kafe-kafe dipenuhi karyawan industri
yang sedang sarapan.”
Reduplikasi |
Fungsi |
Makna |
Kafe-kafe |
Nomina |
Dasar nomina kafe yang berupa akar, apabila
direduplikasikan akan memiliki makna gramatikal ‘banyak kafe’ karena bentuk
dasar memiliki komponen makna (+ terhitung). Serta
reduplikasi ini bermakna jamak. |
115)
“Pakaiannya juga
berubah, menyerupai seragam remaja-remaja tersebut.”
Reduplikasi |
Fungsi |
Makna |
Remaja-remaja |
Nomina |
Dasar nomina remaja yang berupa akar, apabila
direduplikasikan akan memiliki makna gramatikal ‘banyak remaja’ karena bentuk
dasar memiliki komponen makna (+
terhitung). Serta
reduplikasi ini bermakna jamak. |
116)
“Kamera-kamera terbang yang dibawah
mereka memenuhi langit langit kantin.”
Reduplikasi |
Fungsi |
Makna |
Kamera-kamera |
Nomina |
Dasar nomina kamera yang berupa akar, apabila
direduplikasikan akan memiliki makna gramatikal ‘banyak kamera’ karena bentuk
dasar memiliki komponen makna (+
terhitung). Serta reduplikasi ini bermakna jamak. |
117)
“Ali menjawab patah-patah.”
Reduplikasi |
Fungsi |
Makna |
Patah-patah |
Adjektifa |
Dasar adjektifa patah yang berupa akar,
apabila direduplikasikan akan memiliki makna gramatikal ‘meskipun (dasar)’ karena
bentuk dasar memiliki komponen makna (+ keadaan), dan (+ sikap). Jadi reduplikasi patah-patah makna gramatikalnya
yaitu ‘meskipun patah’ Serta
reduplikasi ini mengandung makna jamak. |
118)
“Siapa yang
menyiapkan kotak-kotak makanan ini,
Ali?”
Reduplikasi |
Fungsi |
Makna |
Kotak-kotak |
Nomina |
Dasar nomina kotak yang berupa akar, apabila
direduplikasikan akan memiliki makna gramatikal ‘banyak kotak’ karena bentuk
dasar memiliki komponen makna (+
terhitung). Serta
reduplikasi ini bermakna jamak. |
119)
“Sebuah kembang
api meletus, membentuk formasi kapal dengan layar-layar terkembang.”
Reduplikasi |
Fungsi |
Makna |
Layar-layar |
Nomina |
Dasar nomina ombak yang berupa akar, apabila
direduplikasikan akan memiliki makna gramatikal ‘banyak layar’ karena bentuk
dasar memiliki komponen makna (+ terhitung), Serta reduplikasi ini mengandung makna jamak. |
120)
“Logam penyusunan
robot itu berjatuhan di atas rawa-rawa.”
Reduplikasi |
Fungsi |
Makna |
Rawa-rawa |
Nomina |
Dasar nomina rawa yang berupa akar, apabila
direduplikasikan akan memiliki makna gramatikal ‘banyak rawa’ atau juga makna
gramatikalnya bisa ‘menyerupai rawa‘. Yang memiliki komponen (+ terhitung)
atau (+ bentuk tertentu), Reduplikasinya
mengandung bentuk makna jamak. |
121)
“Kami berasa di
ketinggian, ratusan meter, di cadas-cadas
tinggi.”
Reduplikasi |
Fungsi |
Makna |
Cadas-cadas |
Nomina |
Dasar nomina cadas yang berupa akar, apabila
direduplikasikan akan memiliki makna gramatikal ‘seperti cadas’ karena bentuk
dasar memiliki komponen makna (+ bentuk tertentu), atau (+ sifat tertentu). Serta reduplikasi ini mengandung makna jamak. |
122)
“memakai jaringan
telepon lama, yang ada gagang dan kabel-kabel.”
Reduplikasi |
Fungsi |
Makna |
Kabel-kabel |
Nomina |
Dasar nomina kabel yang berupa akar, apabila
direduplikasikan akan memiliki makna gramatikal ‘banyak kabel’ karena bentuk
dasar memiliki komponen makna (+ terhitung). Serta
reduplikasi ini bersifat jamak. |
123)
“Faar menatap jauh ke depan, ke lautan, ke ombak-ombak yang cadas.”
Reduplikasi |
Fungsi |
Makna |
Ombak-ombak |
Nomina |
Dasar nomina ombak yang berupa akar, apabila
direduplikasikan akan memiliki makna gramatikal ‘menyerupai ombak’ atau
‘seperti ombak’ karena bentuk dasar memiliki komponen makna (+ bentuk
tertentu), atau (+ sifat tertentu). Serta reduplikasi ini bersifat jamak. |
b.
Pengulangan Sebagian
Berikut
ini Fungsi dan makna reduplikasi
morfologi pada pengulangan sebagian dalam novel Bintang karya Tere Liye, adalah sebagai berikut.
1)
“Sesekali dia berseru tidak percaya.”
Reduplikasi |
Fungsi |
Makna |
Sesekali |
Adverbia Frekuensi |
Dasar adverbial frekuensi sesekali yang
berupa akar, apabila direduplikasikan akan memiliki makna gramatikal ‘sering’
atau ‘kadang’ Serta
reduplikasi ini bersifat jamak. |
c. Pengulangan
dengan Perubahan Bunyi
Berikut
ini fungsi dan makna reduplikasi
morfologi pada pengulangan bentuk dasar menjadi reduplikasi perubahan
fonem atau bunyi dalam novel Bintang
karya Tere Liye.
1)
“Dua kali lagi
Mama bolak-balik mengambil air
minum.”
Reduplikasi |
Fungsi |
Makna |
Bolak-balik |
Verba |
Reduplikasi verba bolak-balik yang berupa
akar, memiliki makna gramatikal ‘kejadian (tindakan) berulang kali’ karena
bentuk bolak-balik memiliki komponen makna
(+ tindakan). Dan (+ durasi). Jadi reduplikasi bolak-balik
memiliki makna gramatikal ‘berulang kali’ Serta reduplikasi ini bermakna
jamak. |
2)
“Permukaan yang awalnya hanya putih sejauh mata memandang berubah
menjadi warna-warni indah.”
Reduplikasi |
Fungsi |
Makna |
Warna-warni |
Nomina |
Reduplikasi nomina warna yang berupa akar, memiliki
makna gramatikal ‘banyak dan bermacam-macam’ karena memiliki komponen
makna (+ berjenis). Jadi makna
gramatikal dari reduplikasi warna-warni adalah ‘bermacam-macam warna’ Serta reduplikasi ini bermakna jamak. |
3)
“Restoran ini salah satu restoran dengan pernak-pernik kayu dan
rotan.”
Reduplikasi |
Fungsi |
Makna |
Pernak-pernik |
Nomina |
Dasar nomina pernik yang berupa akar,
memiliki makna gramatikal ‘banyak pernik’ karena memiliki komponen makna (+ terhitung). Serta reduplikasi ini
bermakna jamak. |
4.2.2.2 Pengulangan Dasar Berafiks
Berikut
ini fungsi dan makna reduplikasi morfologi pada pengulangan bentuk dasar
berafiks dalam novel Bintang karya
Tere Liye.
a. Akar berprefiks ber-
1)
“Ali hanya menunduk bersungut-sungut.”
Reduplikasi |
Fungsi |
Makna |
Bersungut-sungut |
Verbal |
Dasar verbal bersungut apabila direduplikasikan
menjadi bersungut-sungut, akan memiliki makna gramatikal ‘begitu
(dasar)’ karena dasar memiliki komponen makna
(+ tindakan) dan (+ durasi). Jadi makna gramatikal dari reduplikasi bersungut-sungut
yaitu ‘begitu menggerutu/atau mengomel’ Serta reduplikasi ini bermakna jamak. |
2)
“Bertahun-tahun berlalu,
rumah itu menjadi tua”
Reduplikasi |
Fungsi |
Makna |
Bertahun-tahun |
Numeralial |
Dasar numeralial bertahun apabila direduplikasikan
menjadi bertahun-tahun, akan memiliki makna gramatikal ‘beberapa tahun
lamanya’ Serta reduplikasi ini mengandung makna jamak. |
3)
“Aku selalu tidak melihatmu bercakap-cakap langsung dengan tim
basket, anak kelas dua belas,”
Reduplikasi |
Fungsi |
Makna |
Bercakap-cakap |
Verbal |
Dasar verbal bercakap apabila direduplikasikan
menjadi bercakap-cakap, akan memiliki makna gramatikal ‘berbicara’
karena dasar memiliki komponen makna
(+ tindakan) dan (- durasi). |
4)
“peserta pertemuan tetap berseru-seru.”
Reduplikasi |
Fungsi |
Makna |
Berseru-seru |
Verbal |
Dasar verbal berseru apabila direduplikasikan menjadi
berseru-seru, akan memiliki makna gramatikal ‘berseru berulang kali’
karena dasar memiliki komponen makna
(+ tindakan) dan (- durasi). Dan mengandung makna jamak |
5)
“Orangtua kalian akan bertanya-tanya jika kalian tidak kembali
tepat waktu.”
Reduplikasi |
Fungsi |
Makna |
Bertanya-tanya |
Verbal |
Dasar verbal bertanya apabila direduplikasikan
menjadi bertanya-tanya akan memiliki makna gramatikal ‘berulang kali tanya’ karena dasar
memiliki komponen makna (+ tindakan)
dan (- durasi). Dan mengandung makna jamak |
6)
“sopir angkot yang sejak tadi berteriak-teriak ke calon
penumpang yang berdiri di trotoar.”
Reduplikasi |
Fungsi |
Makna |
Berteriak-teriak |
Verbal |
Dasar verbal berteriak apabila direduplikasikan
menjadi berteriak-teriak akan memiliki makna gramatikal ‘berulang kali memanggil’ karena
dasar memiliki komponen makna (+
tindakan) dan (- durasi). Dan mengandung makna jamak |
7)
“dengan warna bulu putih berbintik-bintik hitam, aku panggil si
putih.”
Reduplikasi |
Fungsi |
Makna |
Berbintik-bintik |
Verbal |
Dasar verbal berbintik apabila direduplikasikan
menjadi berbintik-bintik akan memiliki makna gramatikal ‘hal menyerupai bintik’ karena dasar
memiliki komponen makna (+ tindakan)
dan (+ durasi). Dan mengandung makna jamak |
8)
“Berjanjilah kamu akan selalu berhati-hati.”
Reduplikasi |
Fungsi |
Makna |
Berhati-hati |
Verbal |
Dasar verbal berhati apabila direduplikasikan menjadi
berhati-hati akan memiliki makna gramatikal ‘berulang kali dalam kehati-hatian’ karena
dasar memiliki komponen makna (+
tindakan) dan (- durasi). Dan mengandung makna jamak |
9)
“Kami berbincang-bincang santai tentang makanan di klan lain.”
Reduplikasi |
Fungsi |
Makna |
Berbincang-bincang |
Verbal |
Dasar verbal berbincang apabila direduplikasikan
menjadi berbincang-bincang akan memiliki makna gramatikal ‘berulang kali bicara’ karena dasar
memiliki komponen makna (+ tindakan)
dan (- durasi). Dan mengandung makna jamak |
10)
“Aku sudah memikirkan hal-hal paling canggih berminggu-minggu,
teknologi keamanan yang paling hebat.”
Reduplikasi |
Fungsi |
Makna |
Berminggu-minggu |
Numeralial |
Dasar
numeralial berminggu apabila direduplikasikan
menjadi berminggu-minggu akan memiliki makna gramatikal ‘beberapa minggu’ dan reduplikasi
ini mengandung makna jamak |
11)
“Matanya berkaca-kaca.”
Reduplikasi |
Fungsi |
Makna |
Berkaca-kaca |
Verbal |
Dasar verbal berkaca apabila direduplikasikan menjadi
berkaca-kaca akan memiliki makna gramatikal ‘begitu berlinang’ karena dasar
memiliki komponen makna (+ tindakan)
dan (+ saat). |
12)
“Ali, Seli, Raib, kalian bersiap-siap!”
Reduplikasi |
Fungsi |
Makna |
Bersiap-siap |
Verbal |
Dasar verbal bersiap apabila direduplikasikan menjadi
bersiap-siap akan memiliki makna gramatikal ‘mengatur segala sesuatu dengan begitu
siap’ Serta reduplikasi ini mengandung makna jamak |
13)
“Pakaian mama kusut karena berjam-jam mengatasi mesin cuci
tadi.”
Reduplikasi |
Fungsi |
Makna |
Berjam-jam |
Numeralial |
Dasar
numeralial berjam apabila direduplikasikan menjadi berjam-jam
akan memiliki makna gramatikal ‘berulang
kali waktu atau beberapa jam’
karena dasar memiliki komponen makna
(+ tindakan) dan (- durasi). Dan mengandung makna jamak |
14)
“Berkali-kali gagal, Miss Selena memutuskan menunggu, siapa tahu
badai salju segera berhenti.”
Reduplikasi |
Fungsi |
Makna |
Berkali-kali |
Adverbial |
Dasar adverbial yang berupa bentuk berprefiks ber-,
dalam bentuk dasar berkali apabila direduplikasikan menjadi berkali-kali
akan memiliki makna gramatikal ‘berulang
kali’. |
15)
“Dinding lorong terlihat berpendar-pendar ditimpa lampu kapsul.”
Reduplikasi |
Fungsi |
Makna |
Berpendar-pendar |
Verbal |
Dasar verbal yang berupa bentuk berprefiks ber-,
dalam bentuk dasar berpendar apabila direduplikasikan menjadi berpendar-pendar
akan memiliki makna gramatikal ‘begitu
berkelip’ hal ini dikarenakan dasar memiliki komponen makna (+ saat). |
16)
“Mereka kaget dengan desing tiga
kapsul, berkaok-kaok.”
Reduplikasi |
Fungsi |
Makna |
Berkaok-kaok |
Verbal |
Dasar verbal yang berupa bentuk berprefiks ber-,
dalam bentuk dasar berkaok apabila direduplikasikan menjadi berkaok-kaok
akan memiliki makna gramatikal ‘begitu
berkaok’ hal ini dikarena dasar memiliki komponen makna (+ tindakan). |
17)
“Ali menatapku, berjaga-jaga.”
Reduplikasi |
Fungsi |
Makna |
Berjaga-jaga |
Verbal |
Dasar verbal yang berupa bentuk berprefiks ber-,
dalam bentuk dasar berjaga apabila direduplikasikan menjadi berjaga-jaga
akan memiliki makna gramatikal ‘begitu
mengawasi’ hal ini dikarena dasar memiliki komponen makna (+ saat). |
18)
“Ekskavator mulai menumpahkan berton-ton pakan ternak dari pipa
besar.”
Reduplikasi |
Fungsi |
Makna |
Berton-ton |
Nominal |
Dasar nominal yang berupa bentuk berprefiks ber-,
dalam bentuk dasar berton apabila direduplikasikan menjadi berton-ton
akan memiliki makna gramatikal ‘banyak
ton’ Karena dasar memiliki komponen makna (+ tindakan). Dan mengandung
bentuk jamak. |
19)
“Aku dan Seli mendongkak, menatap bangunan-bangunan tinggi berwarna
warni.”
Reduplikasi |
Fungsi |
Makna |
Berwarna-warni |
Verbal |
Dasar verbal yang berupa bentuk berprefiks ber-,
dalam bentuk dasar berwana apabila direduplikasikan menjadi berwarna-warni
akan memiliki makna gramatikal ‘begitu
beranekah warna’. Hal ini dikarenakan dasar memiliki komponen makna (+
tindakan) |
20)
“Mereka beramai-ramai menembakkan benang ke udara.”
Reduplikasi |
Fungsi |
Makna |
Beramai-ramai |
Verbal |
Dasar verbal yang berupa bentuk berprefiks ber-,
dalam bentuk dasar beramai apabila direduplikasikan menjadi berama-ramai
akan memiliki makna gramatikal ‘begitu
ramai (menembakkan)’. Hal ini dikarenakan dasar memiliki komponen
makna (+ tindakan). Dan bentuk ini mengandung makna jamak |
21)
“lantas bersama-sama, mereka mengayunkan kapsul kami ke
stalagmite.”
Reduplikasi |
Fungsi |
Makna |
Bersama-sama |
Verbal |
Dasar verbal yang berupa bentuk berprefiks ber-,
dalam bentuk dasar bersama apabila direduplikasikan menjadi bersama-sama
akan memiliki makna gramatikal ‘begitu
bersama’. Hal ini dikarenakan dasar memiliki komponen makna (+ tindakan).
Dan bentuk reduplikasi ini mengandung makna jamak |
22)
“Jari laba-laba yang membeku membungkus kapsul hancur berkeping-keping.”
Reduplikasi |
Fungsi |
Makna |
Berkeping-keping |
Verbal |
Dasar verbal yang berupa bentuk berprefiks ber-,
dalam bentuk dasar berkeping apabila direduplikasikan menjadi berkeping-keping
akan memiliki makna gramatikal ‘begitu
pecah’. Hal ini dikarenakan dasar memiliki komponen makna (+
tindakan). Dan bentuk reduplikkasi ini mengandung makna jamak. |
23)
“Selesai berfoto-foto bersama robot Z.”
Reduplikasi |
Fungsi |
Makna |
Berfoto-foto |
Verbal |
Dasar verbal yang berupa bentuk berprefiks ber-,
dalam bentuk dasar berfoto apabila direduplikasikan menjadi berfoto-foto
akan memiliki makna gramatikal ‘selesai
berulang kali foto’. Hal ini dikarenakan dasar memiliki komponen makna
(+ tindakan) |
24)
“Kurang tidur atau malah sama sekali tidak tidur berhari-hari.”
Reduplikasi |
Fungsi |
Makna |
Berhari-hari |
Numeralial |
Dasar verbal yang berupa bentuk berprefiks ber-,
dalam bentuk dasar berhari apabila direduplikasikan menjadi berhari-hari
akan memiliki makna gramatikal ‘tidak
tidur (beberapa hari)’. Hal ini dikarenakan dasar memiliki komponen
makna (+ tindakan). |
25)
“Berputar-putar seperti mencari sepatu.”
Reduplikasi |
Fungsi |
Makna |
Berputar-putar |
Verbal |
Dasar verbal yang berupa bentuk berprefiks ber-,
dalam bentuk dasar berputar apabila direduplikasikan menjadi berputar-putar
akan memiliki makna gramatikal
‘berulang kali berputar’. Hal ini dikarenakan dasar memiliki
komponen makna (+ tindakan) |
25)
“Tapi Ali tetap bersungguh-sungguh fokus mengendalikan dua bola
pingpong.
Reduplikasi |
Fungsi |
Makna |
Bersungguh-sungguh |
Verbal |
Dasar
verbal yang berupa bentuk berprefiks ber-, dalam bentuk dasar
bersungguh apabila direduplikasikan menjadi bersungguh-sungguh
akan memiliki makna gramatikal ‘begitu
sungguh’. Hal ini dikarenakan dasar memiliki komponen makna (+
tindakan) |
26)
“Miss Selena mengambil keputusan, sambil melepas sambaran petir bertubi-tubi.”
Reduplikasi |
Fungsi |
Makna |
Bertubi-bubi |
Adverbial |
Dasar verbal yang berupa bentuk berprefiks ber-,
dalam bentuk dasar bertubi apabila direduplikasikan menjadi bertubi-tubi
akan memiliki makna gramatikal ‘melepas
sambaran petir berulang kali dengan hebat’. |
27)
“Berbulan-bulan Pasukan Bintang Kota Zaramaraz tidak berhasil
menemukan ruangan ini.”
Reduplikasi |
Fungsi |
Makna |
Berbulan-bulan |
Nominal |
Dasar verbal yang berupa bentuk berprefiks ber-,
dalam bentuk dasar berbulan apabila direduplikasikan menjadi berbulan-bulan
akan memiliki makna gramatikal
‘berulang kali hingga sebulan lamanya’. Hal ini dikarenakan
dasar memiliki komponen makna (+ tindakan). Dan reduplikasi ini mengandung
makna jamak |
28)
“Kalian terus bergerak berpindah-pindah.”
Reduplikasi |
Fungsi |
Makna |
Berpindah-pindah |
Verbal |
Dasar verbal yang berupa bentuk berprefiks ber-,
dalam bentuk dasar berpindah apabila direduplikasikan menjadi berpindah-pindah
akan memiliki makna gramatikal
‘berulang kali pindah’. Hal ini dikarenakan dasar memiliki
komponen makna (+ tindakan) |
29)
“sesekali mereka bersorak-sorai.”
Reduplikasi |
Fungsi |
Makna |
Bersorak-sorai |
Verbal |
Dasar verbal yang berupa bentuk berprefiks ber-,
dalam bentuk dasar bersorak apabila direduplikasikan menjadi bersorak-sorai
akan memiliki makna gramatikal
‘bersorak beramai-ramai’. Hal ini dikarenakan dasar memiliki
komponen makna (+ tindakan). Dan mengandung makna jamak |
30)
“Dan mereka suka berlama-lama sarapan.”
Reduplikasi |
Fungsi |
Makna |
Berlama-lama |
Adjektival |
Dasar adjektival yang berupa bentuk berprefiks ber-,
dalam bentuk dasar berlama apabila direduplikasikan menjadi berlama-lama
akan memiliki makna gramatikal ‘lama
dalam sarapan. Hal ini dikarenakan dasar memiliki komponen makna (+ keadaan).
|
b.
Akar berprefiks me-
1)
“Kapten tim basket menepuk-nepuk bahu Ali.”
Reduplikasi |
Fungsi |
Makna |
Menepuk-nepuk |
Verbal |
Dasar verbal yang berupa bentuk berprefiks me-,
dalam bentuk dasar menepuk apabila direduplikasikan menjadi menepuk-nepuk
akan memiliki makna gramatikal
‘berulang kali menepuk’. Hal ini dikarenakan dasar memiliki
komponen makna (+ tindakan) dan (+ durasi). serta mengandung makna jamak |
2)
“Ali menggaruk-garuk kepalanya.”
Reduplikasi |
Fungsi |
Makna |
Menggaruk-garuk |
Verbal |
Dasar verbal yang berupa bentuk berprefiks me-,
dalam bentuk dasar menggaruk apabila direduplikasikan menjadi menggaruk-garuk
akan memiliki makna gramatikal
‘menggaruk berulang-ulang kali’. Hal ini dikarenakan dasar
memiliki komponen makna (+ tindakan) (+ durasi). Serta mengandung makna jamak |
3)
“Mengejar-ngejar lagi gumpalan benang wol yang kuberikan.”
Reduplikasi |
Fungsi |
Makna |
Mengejar-ngejar |
Verbal |
Dasar verbal yang berupa bentuk berprefiks me-,
dalam bentuk dasar mengejar apabila direduplikasikan menjadi mengejar-ngejar
akan memiliki makna gramatikal
‘berulang kali mengejar’. Hal ini dikarenakan dasar memiliki
komponen makna (+ tindakan) dan (+ durasi). serta mengandung makna jamak |
4)
“Mama mengangguk-angguk seolah menurut.”
Reduplikasi |
Fungsi |
Makna |
Mengangguk-angguk |
Verbal |
Dasar verbal yang berupa bentuk berprefiks me-,
dalam bentuk dasar menggaruk apabila direduplikasikan menjadi menggaruk-garuk
akan memiliki makna gramatikal
‘berulang kali menggaruk’. Hal ini dikarenakan dasar memiliki
komponen makna (+ tindakan) dan (+ durasi). serta mengandung makna jamak |
5)
“Tabiat Ali yang suka menyuruh-nyuruh tidak pernah hilang.”
Reduplikasi |
Fungsi |
Makna |
Menyuruh-nyuruh |
Verbal |
Dasar verbal yang berupa bentuk berprefiks me-,
dalam bentuk dasar menyuruh apabila direduplikasikan menjadi menyuruh-nyuruh
akan memiliki makna gramatikal
‘berulang kali menyuruh’. Hal ini dikarenakan dasar memiliki
komponen makna (+ tindakan) dan (+ durasi). serta mengandung makna jamak |
6)
“ILY meliuk-liuk terus berusaha maju.”
Reduplikasi |
Fungsi |
Makna |
Meliuk-liuk |
Verbal |
Dasar verbal yang berupa bentuk berprefiks me-,
dalam bentuk dasar meliuk apabila direduplikasikan menjadi meliuk-liuk
akan memiliki makna gramatikal
‘berulang kali meliuk’. Hal ini dikarenakan dasar memiliki
komponen makna (+ tindakan) dan (+ durasi) serta mengandung makna jamak |
7)
“Ali sudah mengguncang-guncang bahuku.”
Reduplikasi |
Fungsi |
Makna |
Mengguncang-guncang |
Verbal |
Dasar verbal yang berupa bentuk berprefiks me-,
dalam bentuk dasar mengguncang apabila direduplikasikan menjadi mengguncang-guncang
akan memiliki makna gramatikal
‘berulang kali mengguncang’. Hal ini dikarenakan dasar memiliki
komponen makna (+ tindakan) dan (+ durasi). Serta mengandung makna jamak |
8)
“Miss Selena menimbang-nimbang alternatif yang ada.”
Reduplikasi |
Fungsi |
Makna |
Menimbang-nimbang |
Verbal |
Dasar verbal yang berupa bentuk berprefiks me-,
dalam bentuk dasar menimbang apabila direduplikasikan menjadi menimbang-nimbang
akan memiliki makna gramatikal
‘berulang kali memikirkan dengan matang’. Hal ini dikarenakan
dasar memiliki komponen makna (+ tindakan) dan (+ durasi). Serta mengandung
makna jamak |
9)
“Mataku mengerjap-ngerjap karena silau.”
Reduplikasi |
Fungsi |
Makna |
Mengerjap-ngerjap |
Verbal |
Dasar verbal yang berupa bentuk berprefiks me-,
dalam bentuk dasar mengerjap apabila direduplikasikan menjadi mengerjap-ngerjap
akan memiliki makna gramatikal
‘berulang kali mengerjap’. Hal ini dikarenakan dasar memiliki
komponen makna (+ tindakan) dan (+ durasi). Dan mengandung makna jamak |
10)
“Beberapa pengawas Ruangan Padang Sampah memukul-mukul meja
karena menawan tawa.”
Reduplikasi |
Fungsi |
Makna |
Memukul-mukul |
Verbal |
Dasar verbal yang berupa bentuk berprefiks me-,
dalam bentuk dasar memukul apabila direduplikasikan menjadi memukul-mukul
akan memiliki makna gramatikal ‘memukul berulang kali’. Hal ini
dikarenakan dasar memiliki komponen makna (+ tindakan) dan (+ durasi). Serta
mengandung makna jamak |
11)
“Tidak setiap saat kita bisa melihat-lihat kota Klan Bintang,
bukan?”
Reduplikasi |
Fungsi |
Makna |
Melihat-lihat |
Verbal |
Dasar verbal yang berupa bentuk berprefiks me-,
dalam bentuk dasar melihat apabila direduplikasikan menjadi melihat-lihat
akan memiliki makna gramatikal
‘melihat berulang kali’. Hal ini dikarenakan dasar memiliki
komponen makna (+ tindakan) dan (+ durasi). Serta mengandung makna jamak |
12)
“Dia mengetuk-ngetuk, memunculkan menu proyeksi.”
Reduplikasi |
Fungsi |
Makna |
Mengetuk-ngetuk |
Pronominal |
Dasar pronominal yang berupa bentuk berprefiks me-,
dalam bentuk dasar mengetuk apabila direduplikasikan menjadi mengetuk-ngetuk
akan memiliki makna gramatikal
‘berulang kali mengetuk’. Hal ini dikarenakan dasar memiliki
komponen makna (+ tindakan) dan (+ durasi). Serta mengandung makna jamak |
13)
“percakapan Klan Bintang tidak ada yang menyebut-nyebut soal
itu.”
Reduplikasi |
Fungsi |
Makna |
Menyebut-nyebut |
Verbal |
Dasar verbal yang berupa bentuk berprefiks me-,
dalam bentuk dasar menyebut apabila direduplikasikan menjadi menyebut-nyebut
akan memiliki makna gramatikal
‘berulang kali menyebut’. Hal ini dikarenakan dasar memiliki
komponen makna (+ tindakan) dan (+ durasi). Serta mengandung makna jamak |
14)
“Ribuan laba-laba yang menontong kami direbus mendesis-desis
riang.”
Reduplikasi |
Fungsi |
Makna |
Mendesis-desis |
Verbal |
Dasar verbal yang berupa bentuk berprefiks me-,
dalam bentuk dasar mendesis apabila direduplikasikan menjadi mendesis-desis
akan memiliki makna gramatikal
‘berulang kali mendesisi’. Hal ini dikarenakan dasar memiliki
komponen makna (+ tindakan) dan (+ durasi). Serta mengandung makna jamak |
15)
“Kami mengolok-olok Ali.”
Reduplikasi |
Fungsi |
Makna |
Mengolok-olok |
Verbal |
Dasar verbal yang berupa bentuk berprefiks me-,
dalam bentuk dasar mengolok apabila direduplikasikan menjadi mengolok-olok
akan memiliki makna gramatikal
‘berulang kali mengolok’. Hal ini dikarenakan dasar memiliki
komponen makna (+ tindakan) dan (+ durasi). Serta mengandung makna jamak |
16)
“Aku berusaha mengingat-ingat.”
Reduplikasi |
Fungsi |
Makna |
Mengingat-ingat |
Pronominal |
Dasar verbal yang berupa bentuk berprefiks me-,
dalam bentuk dasar mengingat apabila direduplikasikan menjadi mengingat-ingat
akan memiliki makna gramatikal
‘mengingat berulang kali’. Hal ini dikarenakan dasar memiliki
komponen makna (+ tindakan) dan (+ durasi). Serta mengandung makna jamak |
17)
“Suara alarm terdengar meraung-raung.”
Reduplikasi |
Fungsi |
Makna |
Meraung-raung |
Verbal |
Berkali-kali
meraung, atau menangis dan memekik keras-kersa |
18)
“Ali menggeleng-geleng.’
Reduplikasi |
Fungsi |
Makna |
Menggeleng-geleng |
Verbal |
Dasar verbal yang berupa bentuk berprefiks me-,
dalam bentuk dasar menggeleng apabila direduplikasikan menjadi menggeleng-geleng
akan memiliki makna gramatikal
‘berulang kali menggeleng’. Hal ini dikarenakan dasar memiliki
komponen makna (+ tindakan) dan (+ durasi). Serta mengandung makna jamak |
19)
“Mengigat kita semua tidak akan tahu-menahu tentang Klan
Bintang.”
Reduplikasi |
Fungsi |
Makna |
Tahu-menahu |
Verbal |
Dasar verbal yang berupa bentuk berprefiks me-,
dalam bentuk dasar regresif menahu apabila direduplikasikan
menjadi tahu-menahu akan memiliki makna gramatikal ‘hal menahu’. Ini dikarenakan dasar
memiliki komponen makna (+ tindakan) dan (saat). |
20)
“ilmuan Klan Bulan dan Klan Matahari sedang bahu-membahu mencoba
menggabungkan pengetahuan mereka.”
Reduplikasi |
Fungsi |
Makna |
Bahu-membahu |
Verbal |
Dasar verbal yang berupa bentuk berprefiks me-,
dalam bentuk dasar regresif membahu apabila direduplikasikan
menjadi bahu-membahu akan memiliki makna gramatikal ‘berbalasan’. Hal ini dikarenakan
dasar memiliki komponen makna (+ tindakan) dan (- durasi). Serta mengandung
makna jamak |
21)
“Belum abis kalimat sekretaris, dari luar terdengar suara terompet
panjang, disusul sirene sahut-menyahut.”
Reduplikasi |
Fungsi |
Makna |
Sahut-menyahut |
Verbal |
Dasar verbal yang berupa bentuk berprefiks me-,
dalam bentuk dasar regresif menyahut apabila direduplikasikan
menjadi sahut-menyahut akan memiliki makna gramatikal ‘berbalasan dalam menyahut’. Hal ini
dikarenakan dasar memiliki komponen makna (+ tindakan) dan (- durasi). Serta
mengandung makna jamak |
c. Akar berklofiks me-kan
1)
“Baar menggerak-gerakkan bahu Zaad.”
Reduplikasi |
Fungsi |
Makna |
Menggerak-gerakkan |
Verbal |
Dasar verbal yang berupa bentuk berkonfiks me-kan,
dalam bentuk dasar menggerakan apabila direduplikasikan menjadi menggerak-gerakkan
akan memiliki makna gramatikal
‘berbalasan dalam menggerakan bahu’. Hal ini dikarenakan dasar
memiliki komponen makna (+ tindakan) dan (- durasi). Serta mengandung makna
jamak. |
2)
“Mana ada orang makan sambil menjulur-julurkan
tangan ?”
Reduplikasi |
Fungsi |
Makna |
Menjulur-julurkan |
Verbal |
Dasar verbal yang berupa bentuk berkonfiks me-kan,
dalam bentuk dasar menjulurkan apabila direduplikasikan menjadi menjulur-julurkan
akan memiliki makna gramatikal
‘menjulurkan tangan berulang kali’. Hal ini dikarenakan dasar
memiliki komponen makna (+ tindakan) dan (+ durasi). Serta mengandung makna
jamak. |
d. Akar bersufiks –an
1)
“Malas-malasan mengambil bolpoin dari tas.”
Reduplikasi |
Fungsi |
Makna |
Malas-malasan |
Verbal |
Dasar verbal yang berupa bentuk bersufiks -an,
dalam bentuk dasar malasan apabila direduplikasikan menjadi malas-malasan
akan memiliki makna gramatikal
‘begitu malas’. Hal ini dikarenakan dasar memiliki komponen
makna (+ tindakan) dan (+ saat). |
2)
“ruangan-ruangan misteriusnya, bagaimana kami menemukannya?’
Reduplikasi |
Fungsi |
Makna |
Ruangan-ruangan |
Nominal |
Dasar nominal yang berupa bentuk bersufiks -an,
dalam bentuk dasar ruangan apabila direduplikasikan menjadi ruangan-ruangan
akan memiliki makna gramatikal
‘banyak ruangan’. Hal ini dikarenakan dasar memiliki komponen
makna (+ terhitung). Serta mengandung makna jamak. |
3)
“Tembakan-tembakan itu mengenai udara kosong, berdentum keras.”
Reduplikasi |
Fungsi |
Makna |
Tembakan-tembakan |
Nominal |
Dasar nominal yang berupa bentuk bersufiks -an,
dalam bentuk dasar tembakan apabila direduplikasikan menjadi tembakan-tembakan
akan memiliki makna gramatikal
‘banyak tembakan’. Hal ini dikarenakan dasar memiliki komponen
makna (+ terhitung). Serta mengandung makna jamak. |
4)
“Kilatan-kilatan petir, butiran-butiran salju memenuhi mulut
lorong.”
Reduplikasi |
Fungsi |
Makna |
Kilatan-kilatan |
Nominal |
Dasar nominal yang berupa bentuk bersufiks -an,
dalam bentuk dasar kilatan apabila direduplikasikan menjadi kilatan-kilatan
akan memiliki makna gramatikal
‘banyak kilatan’. Hal ini dikarenakan dasar memiliki komponen
makna (+ terhitung). Serta mengandung makna jamak. |
5)
“Kilatan-kilatan petir, butiran-butiran salju memenuhi mulut
lorong.”
Reduplikasi |
Fungsi |
Makna |
Butiran-butiran |
Nominal |
Dasar nominal yang berupa bentuk bersufiks -an,
dalam bentuk dasar butiran apabila direduplikasikan menjadi butiran
akan memiliki makna gramatikal
‘banyak butiran’. Hal ini dikarenakan dasar memiliki komponen
makna (+ terhitung). Serta mengandung makna jamak. |
6)
“ILY bergetar, mati-matian menahan dua kapsul dari amukan
badai.”
Reduplikasi |
Fungsi |
Makna |
Mati-matian |
Adverbial |
Dasar nominal yang berupa bentuk bersufiks -an,
dalam bentuk dasar regresif matian apabila direduplikasikan menjadi mati-matian
akan memiliki makna gramatikal ‘berusaha
semaksimal mungkin’. |
7)
“Dia sudah habis-habisan mengendalikan ILY.”
Reduplikasi |
Fungsi |
Makna |
Habis-habisan |
Adverbial |
Dasar adverbial bersufiks -an, dalam bentuk
dasar regresif habisan apabila direduplikasikan menjadi habis-habisan
akan memiliki makna gramatikal
‘berusaha dengan sepenuh tenaga’. |
8)
“Lapisan-lapisan bumi secara sederhana dibagi menjadi tiga,
Seli.”
Reduplikasi |
Fungsi |
Makna |
Lapisan-lapisan |
Nominal |
Dasar nominal yang berupa bentuk bersufiks -an,
dalam bentuk dasar lapisan apabila direduplikasikan menjadi lapisan-lapisan
akan memiliki makna gramatikal
‘banyak lapisan’. Hal ini dikarenakan dasar memiliki komponen
makna (+ terhitung). Serta mengandung makna jamak. |
9)
“Bangunan-bangunan dengan mesin berteknologi tinggi berdiri
rapat satu sama lain.”
Reduplikasi |
Fungsi |
Makna |
Bangunan-bangunan |
Nominal |
Dasar nominal yang berupa bentuk bersufiks -an,
dalam bentuk dasar bangunan apabila direduplikasikan menjadi bangunan-bangunan
akan memiliki makna gramatikal
‘banyak bangunan’. Hal ini dikarenakan dasar memiliki komponen
makna (+ terhitung). Serta mengandung makna jamak. |
10)
“Hanya untuk membeli pakaian-pakaian norak? Tidak bisa
kupercaya”
Reduplikasi |
Fungsi |
Makna |
Pakaian-pakaian |
Nominal |
Dasar nominal yang berupa bentuk bersufiks -an,
dalam bentuk dasar pakaian apabila direduplikasikan menjadi pakaian-pakaian
akan memiliki makna gramatikal
‘banyak pakaian’. Hal ini dikarenakan dasar memiliki komponen
makna (+ terhitung). Serta mengandung makna jamak. |
11)
“Ketua Dewan Kota Zamaramaz Mengumumkan Dekrit Latihan Militer Besar-besaran
hingga Enam Bulan ke Depan.”
Reduplikasi |
Fungsi |
Makna |
Besar-besaran |
Adjektival |
Dasar adjektival bersufiks -an, dalam bentuk
dasar regresif besaran apabila direduplikasikan menjadi besar-besaran
akan memiliki makna gramatikal ‘sebesar
mungkin’. Karena bentuk dasar memiliki komponen makna (+ keadaan) dan
(+ ukuran). |
12)
“jelaskan bagian-bagian sel”
Reduplikasi |
Fungsi |
Makna |
Bagian-bagian |
Nominal |
Dasar nominal yang berupa bentuk bersufiks -an,
dalam bentuk dasar bagian apabila direduplikasikan menjadi bagian-bagian
akan memiliki makna gramatikal
‘bermacam-macam bagian sel’. Hal ini dikarenakan dasar memiliki
komponen makna (+ berjenis). Serta mengandung makna jamak. |
13)
“Aliran magma terlihat di bawah sana, tetapi ditutupi gumpalan-gumpalan
tanah tebal yang merah menyala.
Reduplikasi |
Fungsi |
Makna |
Gumpalan-gumpalan |
Nominal |
Dasar nominal yang berupa bentuk bersufiks -an,
dalam bentuk dasar gumpalan apabila direduplikasikan menjadi gumpalan-gumpalan
akan memiliki makna gramatikal
‘banyak gumpalan’. Hal ini dikarenakan dasar memiliki komponen
makna (+ terhitung). Serta mengandung makna jamak. |
14)
“Kami mengolok-olok Ali dan dia uring-uringan sepanjang
perjalanan.”
Reduplikasi |
Fungsi |
Makna |
Uring-uringan |
Adjektival |
Dasar adjektival yang berupa bentuk bersufiks -an,
dalam bentuk dasar berwana apabila direduplikasikan menjadi uring-uringam
akan memiliki makna gramatikal
‘sebegitu marah’. Hal ini dikarenakan dasar memiliki komponen
makna (+ kaeadaan) |
15)
“Dan menyaksikan kami bulan-bulanan menjadi sasaran serangan,
akhirnya membuat Ali berubah.”
Reduplikasi |
Fungsi |
Makna |
Bulan-bulanan |
Nominal |
Dasar nominal yang berupa bentuk berprefiks ber-,
dalam bentuk dasar regresif bulanan apabila direduplikasikan menjadi bulan-bulanan
akan memiliki makna gramatikal
‘seperti orang yang dijadikan korban’. Hal ini dikarenakan
dasar memiliki komponen makna (+ bentuk tertentu) atau (+ sifat tertentu).
Dan reduplikasi ini mengandung makna jamak. |
16)
“Sisanya kosong hamparan pasir berwarna kecokelatan, dengan gundukan-gundukan
besarnya.”
Reduplikasi |
Fungsi |
Makna |
Gundukan-gundukan |
Nominal |
Dasar nominal yang berupa bentuk bersufiks an-,
dalam bentuk dasar gundukan apabila direduplikasikan menjadi gundukan-gundukan
akan memiliki makna gramatikal ‘banyak
gundukan dengan satuan ukuran tertentu’ hal ini dikarenakan dasar
memiliki komponen makna (+ takaran). Serta reduplikasi ini mengandung makna
jamak |
17)
“Tugas pencatat tumbuh-tumbuhan?”
Reduplikasi |
Fungsi |
Makna |
Tumbuh-tumbuhan |
Nominal |
Dasar verbal yang berupa bentuk bersufiks -an,
dalam bentuk dasar regresif tumbuhan apabila direduplikasikan menjadi tumbuh-tumbuhan
akan memiliki makna gramatikal
‘seperti tumbuhan’ Karena dasar memiliki komponen makna (+
bentuk tertentu). Dan mengandung makna jamak. |
18)
“Dia juga bisa menaklukan permainan tebak-tebakkan”.
Reduplikasi |
Fungsi |
Makna |
Tebak-tebakkan |
Nominal |
Dasar nominal yang berupa bentuk berprefiks kan,
dalam bentuk dasar tebakkan apabila direduplikasikan menjadi tebak-tebakkan
akan memiliki makna gramatikal
‘menyerupai tebakkan’ atau ‘seperti tebakkan’ jadi makna gramatikal
yang sesuai dengan konteksnya yaitu ‘permainan seperti tebakkan’ Hal ini
dikarenakan dasar memiliki komponen makna (+ bentuk tertentu). Dan makna
reduplikasi ini mengandung jamak |
19)
“Semoga kali dia juga bisa melewati permainan lucu-lucuan.”
Reduplikasi |
Fungsi |
Makna |
Lucu-lucuan |
Adjektival |
Dasar adjektival yang berupa bentuk bersufiks -an,
dalam bentuk dasar regresif lucuan apabila direduplikasikan menjadi lucu-lucuan
akan memiliki makna gramatikal ‘selucu
mungkin’ jadi makna gramatikal yang sesuai dengan konteksnya yaitu
(permainan yang selucu mungkin). Hal ini dikarenakan dasar memiliki komponen
makna (+ keadaan) |
20)
“Mudah-Mudahan kita menemukan catatan tentang lokasi pasak
bumi.”
Reduplikasi |
Fungsi |
Makna |
Mudah-mudahan |
Adverbial |
Dasar adverbial yang berupa bentuk bersufiks -an,
dalam bentuk dasar regresif mudahan apabila direduplikasikan menjadi mudah-mudahan
akan memiliki makna gramatikal ‘semoga’ |
21)
“Dia memang sudah sakit-sakitan sejak lama.”
Reduplikasi |
Fungsi |
Makna |
Sakit-sakitan |
Verbal |
Dasar verbal yang berupa bentuk bersufiks -an,
dalam bentuk dasar regresif sakitan apabila direduplikasikan menjadi sakit-sakitan
akan memiliki makna gramatikal
‘berulang kali sakit’ jadi makna gramatikal yang sesuai dengan
konteksnya yaitu (sudah berulang kali sakit sejak lama) Karena dasar memiliki komponen makna (+
tindakan) dan (+ durasi) |
e.
Akar berprefiks se-
1)
“Ali suka sekali menjelaskan sesuatu sepotong-sepotong”
Reduplikasi |
Fungsi |
Makna |
Sepotong-sepotong |
Adjektival |
Dasar adjektival yang berupa bentuk berprefiks se-,
dalam bentuk dasar sepotong apabila direduplikasikan menjadi sepotong-sepotong
akan memiliki makna gramatikal ‘banyak
kata yang terpotong’ (karena sesuai dengan konteksnya). Reduplikasi ini mengandung komponen (+
keadaan) |
2)
“Sehati-hati mungkin”
Reduplikasi |
Fungsi |
Makna |
Sehati-hati |
Nominal |
Dasar nominal yang berupa bentuk berprefiks se-,
dalam bentuk dasar sehati apabila direduplikasikan menjadi sehati-hati
akan memiliki makna gramatikal
‘waspada’ jadi makna gramatikal yang sesuai dengan konteksnya
yaitu sewaspada (mungkin). Karena dasar memiliki komponen makna (+
keadaan) |
3)
“Mereka merencanakan sesuatu-sesuatu yang lebih kejam.”
Reduplikasi |
Fungsi |
Makna |
Sesuatu-sesuatu |
Pronominal |
Dasar pronominal yang berupa bentuk berprefiks se-,
dalam bentuk dasar sesuatu apabila direduplikasikan menjadi sesuatu-sesuatu
akan memiliki makna gramatikal ‘suatu
hal’. |
4)
“semau-mau dia kali ini gemetar menerima sarung tangan
tersebut.”
Reduplikasi |
Fungsi |
Makna |
Semau-mau |
Verbal |
Dasar verbal yang berupa bentuk berprefiks se-,
dalam bentuk dasar semau apabila direduplikasikan menjadi semau-mau
akan memiliki makna gramatikal ‘sesuka’
jadi makna gramatikal yang sesuai dengan konteksnya yaitu sesuka
(dia). |
5)
“Warna dan bahannya menyerupai kulit tangan si pemakai, sehingga seolah-olah
menghilang.
Reduplikasi |
Fungsi |
Makna |
Seolah-olah |
Adverbial |
Dasar verbal yang berupa bentuk berprefiks se-,
dalam bentuk dasar seolah apabila direduplikasikan menjadi seolah-olah
akan memiliki makna gramatikal
‘seakan-akan’ Karena dasar memiliki komponen makna (+ keadaan) |
6)
“Miss Selena benar, ini bukan semata-mata salah Ali.
Reduplikasi |
Fungsi |
Makna |
Semata-mata |
Adverbial |
Dasar adverbial yang berupa bentuk berprefiks se-,
dalam bentuk dasar semata apabila
direduplikasikan menjadi semata-mata akan memiliki makna
gramatikal ‘hanya’ jadi makna
gramatikal yang sesuai dengan konteksnya yaitu (bukan hanya salah Ali). |
f. Akar berprefiks ter-
1)
“Seli tertawa terpingkal-pingkal.”
Reduplikasi |
Fungsi |
Makna |
Terpingkal-pingkal |
Verbal |
Dasar verbal yang berupa bentuk berprefiks ter-,
dalam bentuk dasar terpingkal apabila direduplikasikan menjadi terpingkal-pingkal
akan memiliki makna gramatikal
‘tertawa gelak-gelak’ Karena dasar memiliki komponen makna (+
tindakan) dan (- durasi) |
2)
“Biar menjawab terpatah-patah
sambil menyeka ingus.”
Reduplikasi |
Fungsi |
Makna |
Terpatah-patah |
Adjektival |
Dasar adjektival yang berupa bentuk berprefiks ter-,
dalam bentuk dasar terpatah apabila direduplikasikan menjadi terpatah-patah
akan memiliki makna gramatikal
‘terputus-putus’ . |
3)
“Orang-orang sudah tertawa terbahak-bahak.”
Reduplikasi |
Fungsi |
Makna |
Terbahak-bahak |
Adverbial |
Dasar adverbial yang berupa bentuk berprefiks ter-,
dalam bentuk dasar terbahak apabila direduplikasikan menjadi terbahak-bahak
akan memiliki makna gramatikal
‘tertawa berulang kali dengan keras’ Karena dasar memiliki
komponen makna (+ tindakan) |
4)
“Dia terbata-bata menjelasan.”
Reduplikasi |
Fungsi |
Makna |
Terbata-bata |
Adjektival |
Dasar adjektival yang berupa bentuk berprefiks ter-,
dalam bentuk dasar terbata apabila direduplikasikan menjadi terbata-bata
akan memiliki makna gramatikal ‘banyak
yang bimbang’ jadi makna gramatikal yang sesuai dengan konteksnya
yaitu (dia banyak bimbang menjelaskan). Karena dasar memiliki komponen makna
(+ keadaan) |
5)
“Pasukan Bintang menembaki kotak, membuatnya hancur tercerai-berai.
Reduplikasi |
Fungsi |
Makna |
Tercerai-berai |
Verbal |
Dasar verbal yang berupa bentuk berprefiks ter-,
dalam bentuk dasar tercerai apabila direduplikasikan menjadi tercerai-berai
akan memiliki makna gramatikal ‘begitu
terpisah’ jadi makna gramatikal sesuai dengan konteksnya yaitu (kotak
yang ditembak hancur begitu terpisah atau terpisah-pisah). Karena dasar
memiliki komponen makna (+ tindakan) dan (+ saat) |
6)
“Ali mengatakan kalimat itu dengan serius, tidak lagi tertawa-tawa.”
Reduplikasi |
Fungsi |
Makna |
Tertawa-tawa |
Verbal |
Dasar verbal yang berupa bentuk berprefiks ter-,
dalam bentuk dasar tertawa apabila direduplikasikan menjadi tertawa-tawa
akan memiliki makna gramatikal ‘tertawa
berulang kali’ jadi makna gramatikal yang sesuai dengan konteksnya
yaitu (tidak lagi tertawa berulang kali). Karena dasar memiliki komponen
makna (+ tindakan) |
g.
Akar berkonfiks se-nya
1)
“Berarti ikan paru-paru bisa hidup selama-lamanya, Pak?”
Reduplikasi |
Fungsi |
Makna |
Selama-lamanya |
Adverbial |
Dasar
adverbial yang berupa bentuk berkonfiks se-nya, dalam bentuk dasar
selamanya apabila direduplikasikan menjadi selama-lamanya akan
memiliki makna gramatikal ‘sepanjang
masa’ |
2)
“Masing-masing kapsul kami menghadapi sekurang-kurangnya tiga
puluh benda terbang.”
Reduplikasi |
Fungsi |
Makna |
Sekurang-kurangnya |
Adverbial |
Dasar
adverbial yang berupa bentuk berkonfiks se-nya, dalam bentuk dasar
sekurangnya apabila direduplikasikan menjadi sekurang-kurangnya
akan memiliki makna gramatikal ‘setidaknya’
(setidaknya yang dihadapi) |
h.
Akar berkonfiks ke-an
1)
“Tidak ada keragu-raguan di mata Miss Selena.”
Reduplikasi |
Fungsi |
Makna |
Keragu-raguan |
Nominal |
Dasar nominal
yang berupa bentuk berkonfiks ke-an, dalam bentuk dasar keraguan apabila
direduplikasikan menjadi keragu-raguan akan memiliki makna
gramatikal ‘banyak keraguan’
jadi konteks kalimatnya (tidak ada banyak keraguan di mata Miss Selena). Hal ini dikarenakan dasar memiliki komponen
makna (+ terhitung). |
BAB V
PENUTUP
5.1
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa teks novel Bintang karya Tere Liye, yang dikaji dalam bentuk reduplikasi
morfologis telah peneliti deskripsikan dalam bentuk, fungsi dan makna. Deskripsi
reduplikasi morfologi tersebut dapat berupa akar, dan berupa pengulangan berafiks. Sesuai penelaah berdasarkan teori-teori
yang relevan dan hasil data dari bentuk reduplikasi morfologi dalam novel Bintang karya Tere Liye.
Bentuk reduplikasi morfologis dalam novel Bintang karya Tere Liye dideskripsikan
melalui proses reduplikasi dan dijelaskan sedetail mungkin prosesnya dalam
pembahasan. Proses pengulanggan akar, berupa pengulangan utuh, dengan pola
prosesnya yaitu sebagai berikut. Bentuk akar yang secara utuh direduplikasikan
secara utuh pula.
Proses pengulanggan akar, dengan bentuk pengulangan
sebagian, mempunyai pola yaitu sebagai berikut. Bentuk suku pertama dalam akar
kata direduplikasikan. Dalam hal ini disertai dengan pelemahan bunyi, hal ini
disesuaikan dengan bentuk kata reduplikasi
yang dapat berterima dalam konteks kalimat.
Proses pengulangan akar, dengan pengulangan
perubahan bunyi, mempunyai pola yaitu sebagai berikut. Bentuk akar kata secara
utuh direduplikasikan dan mengalami
perubahan bunyi pada bentuk reduplikasinya.
Bunyi pengulangan dasar yang berkombinasi
dengan pembubuhan afiks. Didalamnya ada akar berprefiks ber-. Akar berprefiks ber-
yang merupakan akar pengulangan sebagian, mempunyai pola sebagai berikut. Pertama,
Bentuk akar kata, ditambahkan dengan prefiks ber-, baru kemudian direduplikasikan sebagian akarnya. kedua,
prefiks ber- pada pembubuhan bentuk
dasar, mempunyai pola pengulangan akar sebagian yang berubah bunyi yaitu
sebagai berikut, bentuk akar yang ditambahkan dengan prefiks ber- direduplikasikan sebagian akarnya
dan mengalami perubahan bunyi pada bentuk reduplikasinya.
Akar berprefiks me-, mempunyai pola sebagai berikut. Pertama, bentuk akar kata
ditambahkan dengan prefiks me-, baru
kemudian direduplikasikan sebagian akarnya. Kedua, bentuk akar kata
direduplikasikan terlebih dahulu baru kemudian di tambahkan prefiks me- pada bentuk reduplikasinya.
Akar berklofiks me-kan, mempunyai pola sebagai berikut. Pertama, bentuk akar kata
direduplikasikan terlebih dahulu, kedua, bentuk reduplikasinya ditambahkan
dengan sufiks –kan, dan ketiga, bentuk
akar pertamanya ditambahkan dengan prefiks me-.
akar bersufiks –an, mempunyai pola sebagai berikut. Pertama, bentuk akar kata di
reduplikasikan terlebih dahulu baru kemudian di tambahkan dengan sufiks –an pada reduplikasinya. Kedua, bentuk akar
kata di tambahkan dengan sufiks –an terlebih dahulu, baru kemudian
direduplikasikan.
Akar berprefiks se-, mempunyai pola sebagai berikut. Pertama, bentuk akar kata di
tambahkan dengan prefiks se-,
terlebih dahulu, baru kemudian direduplikasikan sebagian bentuk akarnya. Kedua,
bentuk akar kata di tambahkan dengan prefiks se-, terlebih dahulu, baru
kemudian reduplikasikan secara utuh.
akar berprefiks ter, mempunyai pola sebagai berikut. Pertama, bentuk akar kata di
tambahkan dengan prefiks ter-,
terlebih dahulu, baru kemudian direduplikasikan sebagian bentuk akarnya. Kedua,
bentuk akar kata di tambahkan dengan prefiks ter-, terlebih dahulu, baru kemudian direduplikasikan sebagian bentuk akarnya dan
mengalami perubahan bunyi konsonan pada bentuk reduplikasinya.
akar
berkonfiks se-nya, mempunyai pola
sebagai berikut. Bentuk akar kata di tambahkan prefiks ter- dan sufiks –nya secara bersamaan, kemudian direduplikasikan.
Disini prefiks se- yang ditambahkan
pada bentuk akar kata, akan hilang ketika di reduplikasikan, dan memunculkan
sufiks -nya pada bagian bentuk
reduplikasinya.
akar
berkonfiks ke-an. mempunyai pola
sebagai berikut. Bentuk akar kata ditambahkan prefiks ke- dan sufiks –an secara bersamaan, kemudian
direduplikasikan. Disini prefiks ke-
yang ditambahkan pada bentuk akar kata, akan hilang ketika di reduplikasikan,
dan memunculkan sufiks -an pada
bagian bentuk reduplikasinya.
Begitupula fungsi reduplikasi morfologis yang
dijelaskan sesuai dengan kategori atau kelas katanya masing-masing. Ada fungsi bentuk
reduplikasi dasar yang berupa kelas kata nomina, kelas kata nominal (pembentuk
kelas kata benda/atau nomina). Dari kelas kata nomina, membentuk kelas kata
verba. Fungsi reduplikasi dasar verba, kelas kata verbal (pembentuk kelas kata
kerja /atau verba). Dari kelas kata verba membentuk kelas kata adjektifa, dan
bagitupula sebaliknya, dari kelas kata adjektifa membentuk kelas kata verba
ataupun adverbia. Fungsi kelas kata
adjektifa, kelas kata adjektifal (pembentuk kata sifat/atau adjektifa).
Fungsi reduplikasi dasar adverbia (yang
merupakan fungsi dasar reduplikasi tertutup), Fungsi kelas kata reduplikasi
dasar pronomina, fungsi reduplikasi dasar kelas kata numeralia, serta dari
numeralia menjadi numeralial (pembentuk kata numeralia).
Fungsi kelas kata numeralia, dan kelas kata
kongjungsi. Serta makna reduplikasi morfologi yang bersifat pragmatis. Dimana
maknanya ini disesuaikan dengan konteks kalimat dalam novel Bintang karya Tere
Liye.
5.2
Saran
Berdasarkan hasil
penelitian dan kesimpulan diatas, saran yang dapat diberikan yaitu,
bentuk-bentuk reduplikasi banyak dijumpai dalam buku-buku yang berjendre
sastra. Bukan hanya dalam batas pengucapan lisan oleh masyarakat secara
langsung. Maka oleh karena itu, pengkajian tentang bentuk reduplikasi ini harus
banyak dicermati dengan baik dan penuh ketelitian, agar proses bentuk, fungsi dan maknanya dapat kita ketahui secara benar. Kemudian untuk menentukan makna dari
bentuk reduplikasi, harus sesuai dengan konteks dari kalimat tersebut.
Dengan demikian diharapkan bagi mahasiswa, agar dapat dijadikan rujukan
dari hasil penelitian ini, untuk dipelajari dan memahami bentuk, fungsi, dan
makna reduplikasi morfologi. Harus memperbanyak membaca buku terkait dengan bidang
studi ini untuk memperkaya pengetahuan. Serta bagi peneliti lanjutan,
disarankan agar dapat mengkaji fenomena kebahasaan atau dalam hal ini kajian
linguistik dan khusunya mengenai reduplikasi morfologi atau tata bahasa dengan
lebih luas dan mendalalam.
DAFTAR PUSTAKA
Arifin,
Zaenal. Dan Junaiyah. 2009. Morfologi:
Bentuk, Makna, dan Fungsi. Jakarta: Grasindo
Chaer,
Abdul. 2012. Linguistik Umum.
Jakarta: Rineka Cipta
Chaer,
Abdul. 2015. Morfologi Bahasa Indonesia:
Pendekatan Proses. Jakarta: Rineka Cipta
Kridaklasana,
Harimurti. 2008. Kamus Linguistik. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama
Liye, Tere. 2017. Bintang. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
Muslich, Masnur. 2014. Tata Bentuk Bahasa Indonesia: Kajian
ke Arah Tatabahasa Deskriptif. Jakarta: Bumi Aksara
Moleong,
Lexy J. 2005. Metodologi Penelitian
Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya
Nurgiyantoro,
Burhan. 2000. Teori Pengkajian Fiksi.
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press
Parera,
J. D. 2010. Morfologi Bahasa. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama
Ramlan,
M. 2012. Morfologi: Suatu Tinjauan Deskriptif.
Yogyakarta: Karyono
Verhaar,
J. W. M. 2012. Asas-Asas Linguistik Umum. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press
Zed,
Mestika. 2008. Metode Penelitian
Kepustakaan. Yogyakarta: Yayasan Pustaka
Obor Indonesia
Komentar
Posting Komentar