Contoh Makalah (RAHMAN KOLENGSUSU)

 

BAB I

PENDAHULUAN

 

A.          Latar Belakang Masalah

Bahasa sangat berperan penting dalam kegiatan interaksi sesama manusia di dalam masyarakat. Dengan bahasa, kita dapat berkomunikasi dengan sesama tanpa ada paksaan dari orang lain. Bahasa dapat juga digunakan sebagai alat untuk mengutarakan perasaan atau pendapat kepada orang lain, mengekspresikan kepentingannya, ataupun mempengaruhi orang lain sehingga orang lain tersebut mengerti keinginan kita. Bahasa merupakan sebuah kunci utama dalam hal berkomunikasi yang dimiliki dan digunakan oleh manusia untuk berinteraksi dengan sesama di sekitar lingkungan hidupnya. Eksistensi bahasa hampir meliputi segala bidang kehidupan karena segala sesuatu yang dihayati, dialami, dirasakan, dan dipikirkan oleh seseorang hanya dapat diketahui orang lain jika telah diungkapkan dengan bahasa. Artinya, peranan Bahasa tersebut berkaitan dengan proses komunikasi verbal.

Komunikasi merupakan suatu proses penyampaian pesan yang berlangsung, apabila antara penutur dan mitra tutur (petutur) memiliki kesamaan makna atau persepsi tentang pesan yang dikomunikasikan tersebut. Kesamaan makna atau persepsi antara penutur dan mitra tutur tersebut sangat bergantung pada konteks tuturan. Jadi, makna sebuah tuturan akan berbeda jika konteks tuturannya berbeda.

Tuturan dalam kajian ini termasuk dalam kajian pragmatik. Kajian pragmatik tentang tuturan berartiberbicara tentang tindak tutur. Chaer (2010:29-30) membagi tindak tutur atas tigajenis, yaitu (1) lokusi, (2) ilokusi dan (3) perlokusi. Tindak tuturIlokusi terbagi menjadi lima kategori yaitu deklaratif, refresentatif, ekspresif, direktif, dan komisif.

Salah satu tindak tutur ilokusi yang sering terdapat dalam percakapan adalah  tindak tutur direktif. Tindak tutur ini dalam komunikasi atau percakapan sering digunakan oleh para peserta tutur, baik penutur maupun mitra tutur. Tindak tutur direktif terdapat juga dalam percakapan pada aplikasi GO-JEK.

GO-JEK merupakan perusahaan berjiwa sosial yang memimpin revolusi industri transportasi Ojek. GO-JEK bekerjasama  dengan para pengendara atau pengemudi Ojek berpengalaman di berbagai kota di Indonesia, seperti di Jakarta, Bandung, Bali,  Surabaya juga di kota Ambon, dan menjadi solusi utama dalam pengiriman barang, pesan antar makanan, berbelanja dan berpergian di tengah kemacetan.

Go-Jek merupakan sebuah perusahaan teknologi asal Indonesia yang melayani angkutan melalui jasa ojek. GoJek berdiri pada tahun 2009 di Jakarta oleh Nadiem Makarim. Saat ini gojek telah tersedia di 50 kota di Indonesia. Gojek sebagai social enterpreneurship inovatif untuk mendorong perubahan sektor transportasi informal agar dapat beroperasi secara profesional. Manajemen GoJek menerapkan sistem bagi hasil dengan sekitar 1000 pengemudi ojek yang saat ini berada di bawah naungan GoJek dan tersebar di seluruh Indonesia.  Pembagian hasil  adalah, 80% penghasilan untuk pengemudi ojek dan 20%-nya untuk  perusaan GoJek.

Dalam aplikasi yang digunakan oleh Gojek, biasanya terjadi percakapan antar peserta tutur yaitu pengemudi gojek dan pemesan atau customer. Percakapan yang dilakukan oleh peserta tutur tersebut menggunakan berbagai jenis tindak tutur. Penggunaan tindak tutur yang sering digunakan pada aplikasi transfortasi online/biasa disebut go-jek di kota ambon yaitu tindak tutur direktif. Percakapan yang dilakukan oleh driverdan customer adalah tuturan-tuturan memesan, menyarankan, memerintah, memohon, menasehati, ,merekomendasikan dangan cara tertentu. Contoh tuturan dalam percakapan oleh pengemudi dan pemesan atau pengguna jasa gojek pada aplikasi Gojek di kota Ambon.

Konteks tutur:

Percakapan yang dilakukan oleh seorang ibu sebagai pelanggan dan pengemudi gojek. Percakapan pada fitur yang sudah disediakan oleh gojek.

Cutomer (pelanggan) : nyong ambil barang di café cahya

Driver (pengemudi) : ngga bisa ibu soalnya ibu pesan makanan baru disini ride. Cancel sah ibu

Customer (pelanggan): io sudah nyong

Driver (pengemudi) : mantap ibu

 

Pada percakapan tersebut terdapat tuturan direktif , yaitu pada tuturan pelanggan yaitu seorang ibu yang menyuruh mengambil barang di café cahaya.Tuturan pengemudi berikutnya juga menunjukkan tuturan direktif yaitu menyarankan. Pengemudi menyarankan agar ibu tersebut membatalkan pilihan pada aplikasi karena yang dimaksudkan adalah mengambil barang tetapi yang dipilih adalah pesanan makanan. Oleh sebab itu pengemudi menganjurkan pelanggan untuk membatalkan pilihan yang sudah salah agar bisa memilih pesan sesuai keinginan ibu sebagai pelanggan. Jadi dalam percakapan-percakapan pada aplikasi Gojek terdapat banyak tuturan direktif, baik oleh pelanggan maupun oleh pengemudi. Oleh sebab itu penulis tertarik untuk mengkaji tuturan direktif yang terdapat dalam percapakan antara pelanggan dan pengemudi gojek yang ada di kota Ambon.

Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik melakukan penelitian tentang “ tindak tutur direktif pada aplikasi gojek di kota ambon” Penelitian ini difokuskan untuk mengetahui tindak tutur direktif apa sajakah yang terdapat dalam percakapan pada aplikasi transportasi daring?(gojek)”

 

B.           Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Tindak Tutur direktif apa sajakah yang terdapat dalam percakapan  pada aplikasi gojek  di kota ambon ?

C.          Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan maka tujuan pada penelitian ini yaitu untuk mendeskripsikan  Tindak tutur direktif dalam percakapan pada aplikasai go-jek di kota ambon?

D.          Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini di harapkan mempunyai manfaat baik secara teoriti smaupun secarapraktis,sebagai berikut

a.      Manfaat Teoretis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan dapat member sumbangan kepada para pembaca mengenai tindak tutur direktif,serta dapat bermanfaat dalam mata kuliah pragmatik.

b.      Manfaat Praktis

a. Penelitian ini bagi pembaca dapat mengetahui tindak tutur direktif yang terjadi dalam percakapan pada aplikasi Gojek.

b. Bagi peneliti lain, penelitian ini dapat menambah wawasan tentang kajian peagmatik, khususnya tindak tutur direktif. Penelitian ini juga dapat digunakan sebagai acuan dan pedoman dalam penelitian-penelitian selanjutnya.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB II

PEMBAHASAN

 

 

A.     Tindak Tutur

Pada hakikatnya setiap tuturan itu memiliki makna dan tujuan tertentu, tidak hanya sekedar ujaran semata akan tetapi sesuatu ungkapan yang menginginkan reaksi dari seseorang yang menerimanya dan berkeinginan yang menerima dapat memberikan tindakan melalui sebuah tuturan. Tindakan-tindakan yang ditampilkan lewat tuturan biasanya disebut dengan tindak tutur. Tindak tutur atau dikenal juga tindak bahasa merupakan salah satu bagian dari kajian pragmatik.

Tindak tutur merupakan kegiatan berbicara dalam suatu bahasa. Bell menyatakan bahwa berbicara dalam suatu bahasa adalah penampilan tindak bahasa (Zamzani,2007: 38). pada praktik penggunaan bahasa yang sesungguhnya itu terdapat tiga macam tindak tutur, yaitu tindak lokusioner/lokusi, tindak ilokusioner/ilokusi dan tindak perlokusioner/perlokusi (Rahardi,2009:17)

B.      Jenis-Jenis Tindak Tutur

Putrayasa (2014 : 87) berpendapat bahwa secara pragmatis setidak-tidaknya terdapat tiga jenis tindakan yang dapat diwujudkan oleh seorang penutur, yakni tindak tutur lokusi (locutionary act), tindak tuturilokusi (illocutionary act), dan tindak tutur perlokusi (perlocutionary act). Tindakan-tindakan tersebut adalah aturan atau norma pengguna bahasa dalam situasi percakapan antara dua pihak, misalnya situasi perkuliahan, situasiperkenalan, situasi upacara keagamaan, dan lain-lain

1.      Tindak Tutur Lokusi

Tindak tutur lokusi adalah tindak tutur dengan kata, frasa, dan kalimat sesuai dengan makna yang dikandung oleh kata, frasa, dan kalimat itu. Tindak tutur ini dapat disebut sebagai the act of saying something. Dalam tindak tutur lokusi tidak dipermasalahkan maksud dan fungsi tuturan yang disampaikan oleh si penutur. Dapat dikatakan bahwa tindak tutur lokusi adalah tindak tutur yang berfungsi untuk menyatakan atau menginformasikan sesuatu, yaitu mengucapkan sesuatu dengan makna kata dan makna kalimat sesuai dengan makna kata itu sendiri kepada mitra tutur.

 

2.      Tindak Tutur Ilokusi

Tindak tutur ilokusi atau illocutionary acts merupakan tindakan yang melakukan sesuatu dengan maksud dan fungsi tertentu di dalam kegiatan bertutur yang sesungguhnya. Dalam aktivitas bertutur tindak tutur ilokusi digolongkan ke dalam lima macam bentuk tuturan, yaitu tindak tutur asertif, tindak tutur direktif,  tindak tutur komisif, tindak tutur ekspresif, dan tindak tutur deklarasi (Rahardi, 2009 : 17).

a.       Tindak Tutur Asertif

Tindak tutur yang mengikat penuturnya akan kebenaran atas apa yang dituturkan. Adapun yang termasuk dalam jenis tindak tutur ini adalah tuturan menyatakan, memberitahukan, menuntut, membanggakan, melaporkan, mengeluh, mengusulkan, dan mengklaim.

b.      Tindak Tutur Direktif

Tindak tutur direktif adalah tindak tutur yang dimaksudkan penuturnya agar mitra tutur melakukan tindakan yang disebutkan di dalam tuturan tersebut. Adapun yang termasuk kedalam kategori tindak tutur ini antara lain meminta, memerintah, memohon, menyarankan, dan menasehati.

c.       Tindak Tutur Komisif

Tindak tutur komisif adalah tindak tutur yang melibatkan penuturnya pada tindakan yang akan datang seperti berjanji, bersumpah, menawarkan, dan memanjatkan do’a.

d.      Tindak Tutur Ekspresif

Tindak tutur ekspresif merupakan tindak tutur yang berfungsi menyatakan atau menunjukkan sikap psikologis penutur terhadap suatu keadaan, seperti berterima kasih, meminta maaf, memuji, meyalahkan, mengucapkan selamat, memaafkan dan berbelasungkawa.

e.       Tindak Tutur Deklaratif

Tindak tutur deklarasi adalah tindak tutur yang dimaksudkan penuturnya untuk menciptakan suatu hal yang baru (status, keadaan, dan sebagainya). Keberhasilan pelaksanaan ilokusi ini akan menimbulkan kesesuaian antara isi proporsi dengan realitas, misalnya menyerahkan diri (berpasrah), memecat, membebaskan, membaptis, menamai, mengucilkan, mengangkat, menunjuk, menentukan, dan menjatuhkan hukuman.

3.      Tindak Tutur Perlokusi

Tindak tutur perlokusi (perlocutionnaire) merupakan tindak tutur yangdiwujudkan oleh tindakan mengatakan sesuatu, dan oleh tindakan performansi(unjuk kerja) dari tindak lokusi dan tindak ilokusi. Tindak perlokusi inimerupakan sekuensi kejadian yang dilakukan dari kondisi awal sampaitercapainya tujuan bicara (Rohali,2001: 117). Tindak tutur perlokusi adalah tindakan yang menumbuhkan pengaruh (effect) kepada mitra tutur. Tindak tuturini dapat disebut dengan “The Act of Affecting Someone”(Rahardi,2005: 36).

Sebuah tuturan yang diutarakan oleh seseorang sering mempunyaidaya pengaruh (perlocution force), atau efek bagi yang mendengarkannya. Efek atau daya pengaruh ini dapat secara sengaja atau tidak sengaja. Tindak tutur perlokusi yaitu tindakan untuk mempengaruhi lawan tutur seperti memalukan, mengintimidasi, membujuk, dan lain-lain (Putrayasa,2014:88). Sedangkan Wijana (1996: 30-35) menjelaskan bahwa tindak tutur dapat dibedakan menjadi tindak tutur langsung dan tindak tutur tidak langsung, dan tindak tutur literal dan tindak tutur tidak literal. 

C.  Konteks Tuturan

Pada hakikatnya dalam sebuah komunikasi, interaksi dan tindak tutur tentu antar penutur dan mitra tutur harus memahami konteks yang sedang dibicarakan. Tarigan (2015: 33) menyatakan bahwa konteks dapat diartikan dengan aspek-aspek yang sesuai atau relevan mengenai latar belakang fisik dan sosial suatu ucapan. Selanjutnya diungkapkan bahwa bilamana seseorang akan melakukan komunikasi dengan mitranya, baik dengan bahasa pertama maupun bahasa kedua maka dia harus mengetahui fungsi dari bahasa yang digunakan dalam kumunikasi tersebut. Hal ini dilakukan agar maksud yang disampaikan sipenutur akan dapat diterima dengan baik oleh mitra tuturnya. Begitu juga sebaliknya, mitra tutur harus mengetahui maksud yang disampaikan oleh sipenutur terhadap dirinya yang didukung oleh situasi dan keadaan.

 

D.    Peristiwa Tutur

Peristiwa tutur merupakan suatu kegiatan yang menggambarkan para peserta tutur berinteraksi dengan Bahasa dalam cara-cara konvensional untuk mencapai suatu hasil (Yule, 1996:57). Agar peritiwa tutur itu berjalan dengan baik, maka diperlukan komponen-komponen tutur yang disebut oleh Dell Hymes melalui Rohali( 2001:113) dengan akronim PARLANT yang artinya sebagai berikut: Participants (penutur dan mitra tutur), Acte (bentuk ujaran), Raison (tujuan tutur), Lokale (tempat dan situasi), Agents (alat yang digunakan), Norme (norma/ aturan), Ton dan Type (nada, intonasi dan jenis bentuk ujaran).

Participant, yaitu para peserta tutur, antarsiapa pembicaraan berlangsung, bagaimana status social para penutur. Acte mengacu pada bentuk da nisi ujaran, misalnya pilihan kata yang digunakan, Raisan merujuk pada maksud dan tujuan tuturan. Locale merujuk pada tempat berlangsungnya tuturan. Agents mengacu pada jalur informasi yang digunakan, misalnya Bahasa lisan atau tulisan. Normes mengacu pada norma atau aturan yang berlaku dalam masyarakat sebagai pengguna Bahasa. Ton merujuk pad acara, nada, canda dan sebagainya. Type merujuk pada jenis bentuk penyampaian pesan, misalnya berupa prosa, puisi, pidato dan sebagainya (Rohali, 2001:114).

 

E. Tindak Tutur Direktif dalam percakapan pada Aplikasi Gojek di Kota Ambon

Berikut adalah analisis tindak tutur direktif pada aplikasi gojek di kota ambon

Data 1. Konteks : pengemudi bertanya tentang posisi pelanggan

            Driver((pengemudi) : kk posisi bagian mana

            Customer(pelanggan) : sesuai titik sa kaka

            Customer(pelanggan) : lorong kuburan cina

            Driver(pengemudi) : oke

Pada dialog tersebut terdapat tuturan direktif menyarankan yang di ujarkan oleh pelanggan(customer) kepada pengemudi(driver), dalam tuturan tersebut pelanggan menyarankan agar pengemudi harus berpatokan pada titik jemput yang terdapat pada aplikasi go-jek.

 

Data 2. Konteks : pengemudi menerima pesanan dari orang yang ia kenal

            Customer(pelanggan) : pesanan sesuai aplikasi, ya

            Customer(pelanggan) : bt lamoge

                                                 (saya La Moge)

            Driver(pengemudi) : oke siap

            Customer(pelanggan) : capat! Jang beta cancel

                                                  (cepat! Atau saya batalkan)

            Driver(pengemudi) : siap bapa raja

                                              (siap bapak raja)

Pada dialog tersebut terdapat tuturan direktif berupa memerintah yang di ujarkan oleh pelanggan(ustomer) kepada penegemudi(driver), dalam tuturan tersebut pelanggan memerintahkan driver agar ceepat mengantarkan pesanannya. Dalam hal ini dapat dilihat bahwa pengemudi dan pelanggan merupakan orang yang sudah saling kenal.

 

Data 3 Konteks : pelanggan meminta driver agar menghubunginya ketika samapai di tempat yang diminta oleh pelanggan

            Driver(pengemudi) : halo

            Driver(pengemudi) : titik jemput sesuai, ya

            Customer(pelanggan) : kaka kalo su sampe depan RRI telepon e

                                                 (kaka kalau sudah sampai depan RRI telepon ya)

            Driver(pengemudi) : iya kaka kalau su sampe di RRI bt telepon kk

                                      (iya kakak kalau sudah sampai di RRI saya telepon kakak)

Pada dialog tersebut terdapat tuturan direktif berupa meminta yang di ujarkan oleh pelanggan(customer) kepada pengemudi(driver) dalam tuturan tersebut dapat dilihat pelanggan meminta pengemudi untuk menelponnya ketika telah sampai ke tempat yang sudah ditentukan oleh pelanggan.

 

Data 4 Konteks : pelanggan memohon untuk di beri keselamatan

            Driver(pengemudi) : b su sampe ni kaka

                                             (saya sudah sampai nih kakak)

            Driver(pengemudi) : halo

            Customer(pelanggan) : okay kk bentar ya bt doa dulu kak

                                                 (baik kakak, sebentar yah saya berdoa dulu kak)

            Driver(pengemudi) : sip kak

                                             ( baik kak)

            Pada dialog tersebut terdapat tuturan direktif berupa memohon yang di ujarkan pelanggan(customer) kepada pengemudi(driver) dalam tuturan tersebut pelanggan memohon kepada pengemudi agar diberikan waktu sebentar untuk berdoa.

 

Data 5Konteks : pelanggan menasehati driver agar berkata jujur dalam bekerja

Driver(pengemudi) : kaka aplikasi ada gangguan jadi harga zg sesuai jadi 

                                                                          (tidak)                                                                                                                                                 harganya 35

Customer(pelanggan) : kemarin b order dari ponegoro sampai kfc latta 27 ribu

                                                 (saya)

Customer : kaka karja yang batul jang parlente biking bae dpa bae biking

                                                    (jangan)     (bikin)(baik)(dapat)(baik)(bikin)

 tarbae dapa tarbae.

(Buruk)(dapat)(buruk)

Pada data 5, tuturan direktif dilakukan oleh pelanggan yaitu menasehati pengemudi. Pelanggan merasa dibohongi artinya , pengemudi tidak jujur dalam hal menarik tarif. Tuturan pelanggan yaitu: kaka kerja yang batul jang parlente biking bae dapa bae biking tarbae dapa tarbae. Jadi tindaktutur direktif ini yaitu tuturan menasehati.

BAB III

PENUTUP

 

A.  kesimpulan

 

Berdasarkan hasil penelitian tindak tutur direktif pada aplikasi gojek di kota ambon (kajian pragmatik dapat disimpulkan bahwa tindak tutur direktif sebagai tindak tutur yang dipakai oleh penutur untuk menyuruh orang lain melakukan sesuatu, menyatakan apa yang menjadi keinginan penutur. Tindak tutur ini meliputi; perintah, pemesanan, permohonan, pemberian saran baik dalam kalimat positif maupun negatif.

 

B.  Saran

 

Penelitianiniberusahamenyajikankategoritindaktutur direktif dalam aplikasi gojek di kota Ambon. Penulis menyadari masih banyak kekurangan yang terdapat dalam penelitian ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan akan ada penelitian yang mengkaji lebih mendalam mengenai penerapan tindak tutur lainnya dari percakapan antara driver( pengemudi) dan customer(pelanggan) yang masih dapat diteliti lebih lanjut

 

 

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

 

Austin, J. L. 1962. How to Do Things with Words. London: Oxford University Press.

Chaer, Abdul dan Leonie Agustina. 2010. Sosiolinguistik Perkenalan Awal. Jakarta: Rineka Cipta.

Cummings, L. 2007. Pragmatik Sebuah Persfektif Multidisipliner. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Dardjowidjojo, Soenjono. 2014. Psikolinguistik: Pengantar Pemahaman Bahasa Manusia. Jakarta : Yayasan Pustaka Obor Indonesia.

Darma, Yoce Aliah. 2014. Analisis Wacana Kritis (Multiperspektif). Bandung: Refika Aditama.

Ibrahim, Abd. Syukur. 1993. Kajian Tindak Tutur. Surabaya: Usaha Nasional.

Leech, Geoffrey. 2011. Prinsip-Prinsip Pragmatik. (edisi terjemahan M.D.D Oka) Jakarta: Universitas Indonesia Press.

Tarigan, 2015. Pengajaran Pragmatik. Bandung : Angkasa

https://www.duniapengertian.com/2015/07/pengertian-go-jek.html

 

 

 

 

LAMPIRAN

 

Data 3

Data 1

Komentar

Postingan populer dari blog ini

DAFTAR NAMA DOSEN PRODI BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FKIP UNPATTI.

Contoh Skripsi (ANALISIS WACANA KRITIS MODEL NORMAN FAIRCLOUGH PADA TEKS FACEBOOK GRUP NEW PILAR SBT)

Contoh Skripsi (TINDAK TUTUR DIREKTIF PENJUAL DAN PEMBELI DALAM GRUP FACEBOOK KOBISONTA DAGANG)