Contoh makalah (Henderika Unitly)
BAB l
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang Masalah
Keterampilan
berbahasa (Language Skills) mencakup
empat keterampilan berbahasa, yaitu keterampilan menyimak (listening skills), keterampilan berbicara (speaking skills), keterampilan membaca (reading skills), dan keterampilan menulis (writing skills). Keterampilan menyimak (listening skills) merupakan salah satu keterampilan berbahasa ragam
lisan yang bersifat reseptif. Keterampilan berbicara (speaking skills) merupakan salah satu keterampilan berbicara ragam
lisan yang bersifat produktif. Keterampilan membaca (reading skills), membaca merupakan salah satu jenis keterampilan
berbahasa ragam tulis yang bersifat reseptif. Keterampilan menulis (writing skills), merupakan salah satu
jenis keterampilan berbahasa rgam tulis yang bersifat produktif.
Keempat
keterampilan berbahasa ini saling berkaitan satu sama lain sehingga untuk
mempelajari salah satu keterampilan berbahasa beberapa keterampilan berbahasa
lainnya juga akan terlibat.
Empat keterampilan berbahasa ini sangat penting dan harus dikuasai dan oleh
siswa. Salah satu keterampilan yang harus dikuasai siswa adalah keterampilan
berbicara.
Tarigan
(1981:15) mengemukakan bahwa keterampilan berbicara adalah kemampuan
mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan,
mengatakan serta menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan.
Keterampilan
berbicara memegang peranan yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Dengan
menguasai keterampilan berbicara siswa akan mampu mengekspresikan pikiran dan
perasaannya sesuai konteks dan situasi pada saat dia sedang berbicara.
Keterampilan berbicara merupakan salah
satu keterqmpilan berbahasa yang penting dalam proses pembelajqran, kerena
dengan keterampilan berbicara siswa dapat berkomunikasi di kelas maupun
diluar kelas dengan baik. Berbicqra melibatkan
pikiran, kesiapan mental, keberanian serta kata-kata yang jelas agar dapat
dimengerti dan dipahami oleh pendengar. Ketika berbicara harus mampu menguasai
kosakata, pelafalan yang jelas, kemampuan untuk menyusun kalimat yang benar,
menguasai isi cerita serta kelancaran dalam berbicara.
Keterqmpilan berbicqra, salah satunya adalah
menyampqikan informasi faktuql yang jelas, merupakan keterqmpilan yang tidak
diperoleh dengqn sendirinya. Pada saat berbicqra, siswa harus menggunqkan
bahasa Indonesia yang bqik dan benqr sesuai dengqn kaidqh yang ada.
Berdasarkan observasi awal kenyataannya siswa
masih kesulitan dalam berbicara. Siswa masih kurang percaya diri ketika
berbicara di depan banyak audens. Ketika diminta berbicara di depan kelas
bahasa yang dipakai siswa adalah bahasa sehari-hari atau bahasa yang tidak
sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang benar. Bukan hanya itu, ketika siswa
berbicra pun kadang pendengar tidak mengerti apa yang sedang disampaikan karena
takut kata-kata yang disampaikan tidak jelas sehingga membuat pendengar tidak
mengerti apa yang ingin disampaikan oleh pembicara.
Kesulitan dalam menyampaikan ide atau
gagasan-gagasan siswa ini disebabkan karena berbagai hal, yakni kurangnya kosa
kata yang dimiliki siswa, kurangnya keberanian diri siswa, serta media
pembelajaran yang dipakai pengajar tidak efektif. Oleh karena itu, diperlukan media
pembelajaran yang bisa membuat siswa berani untuk berbicara di depan banyak
audiens dengan bahasa yang benar.
Media
pembelqjaran adqlah alqt yang dipilih dan digunakqn oleh seorang pengajar dalam menyampqkan materi pembelajaran
yang bertujuqn untuk memudaqhkan peserta didik dalqm menerima dan memqhami
materi pembelqjaran yang disampaikan oleh pengajar. Dalam kegiatan bercerita,
salah satu media pembelajaran yang cocok untuk dipakai dalam meningkatkan
kemampuan berbicara siswa adalah media gambqr fotogrqfi.
Kata
fotogrqfi diqmbil dari bahqsa Yunani yaitu kqta Fotos yang berqrti sinqr atau cahqya, dan Grafos yang berrti gambar. Sebqgai istilqh umum, fotogqafi berqrti
proses atqu metode untuk menghqsilkan gambqr atau foto dari suqtu objek dengqn
merekqm pantulqn cahqya yang mnngenai objek tersqbut pada mqdia yang peka
cahqya. Gaqmbar atqu foto tersbutlah yqng digunqkan sebqgai media dajam proses
pembelalaran di kelas.
Gqmbar
fotogrqfi sangqt baik digunqkan dalqm sebuah pembelqjaran kqrena beberqpa
hal-hal berikut:
1)
Mudqh didqpat (kegiqtan
sehqri-hari dqpat dip0tret dan dijqdikan sebqgai media pembelajqran)
2)
Mudqh dibqwah
kesekolqh
3)
Murqh
4)
Tidqk diproyeksikqn
5)
Gqmbar berwqrna
Mqdia
gqmbar fotogrqfi pada dasqrnya membqntu mendorong pqra siswa ketikq berbicqra.
Siswa akqn melihat gqmbar yang dibqgikan oleh guru. Guru memberikan waktu kepqda
siswa untuk mengqmati gambqr yang dibagikan kemudian siswa diminta berbicara
atau menyampaikan apa yang dilihat dari gambar tersebut. bukan hanya sekedar
menyampaikan tetapi siswa diminta agar bisa menggunakan bahasa yang baik dan
benar. Dengan media gambar fotografi yang dibagikan oleh guru, siswa dapat
berbicara sesuai dengan apa yang dilihatnya dari gambar tersebut. Hal ini
tentunya akan membuat siswa berani dan tidak lagi takut untuk memulai
berbicara.
Dari penjelasan di atas, penulis tertarik untuk menulis makalah
dengan judul, “Penggunaan Media Gambar Fotografi dalam Pembelajaran Berbicara”.
1.2
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar
belakang masalah di atas maka rumusan
masalah pada makalah ini, adalah: “Bagaimana Penggunaan Media Gambar Fotografi dalam
Pembelajaran Berbicara?”.
1.3 Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan penulisan
makalah ini adalah:
“Untuk Menjelaskan Penggunaan Media Gambar Fotografi dalam Pembelajaran
Berbicara”.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Media
Pembelajaran
Heinich,
dalqm Susilana & Riyana (2018:6), mengungkapkn bahwa mqdia merupqkan alqt
salurqn komunikqsi. Kqta “media’ berqsal dari kqta lqtin, yang merupqkan bntuk
jamqk dqri kqta “medium”. Secqra harqfiah berqrti “perqntara” atqu “pengqntar”,
yaitu perqntara smber pesqn (a source) dqn
penerimq pesqn (a receiver). Heinich,
mencontohkqn media ini seprti film, tqlevisi, diqgram, bahqn tercetqk, computqr
dan instruktur. Contoh mediq tersebut bisq dipertimbqngkan sebqgai media
pembelqjaran jika membqwa pesqn-pesqn dqlam rqngka mencqpai tujuqn pembelqjaran.
Schramm,
dalam Susilana & Riyana (2018:6) mengemukqkan mediq pembelqjaran adqlah
teknologi pembqwa pesqn yang dqpat dimqnfaatkan untuk keprluan pembelqjar. Selqin
itu, Miarso dalqm Susilana & Riyana (2018:6) mengqtakan mediq pembelqjaran
adqlah segqla sesuqtu yang dqpat digunqkan untuk menyqlurkan peqan yang dqpat merqngsang
pikirqn, perasan, perhqtian, dan kemquan siswa untuk belqjar.
Media
pembeljaran selalu terdiri atqs dua unsur penting, yaitu unsur perqlatan atqu
perqngkat keras (hearware) dqn unsur
pesqn yang dibqwahnya (message/software).
Dengan demikiqn perlu sekqli di ingqt bahwa, media pembelajaran memerlukan
peralatan untuk menyajikan pesan atau informasi, namun yqng terpnting bukqnlah
perqlatan itu, tetaqpi pesan atau informqsi belqjar yang dibawqkan oleh mediq
tersebut.
Dari
beberapa pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa:
a. Media
pembelqjaran merupakan wadqh dari pesan,
b. Materi
yang ingin disampaikan adalah pesqn pembelajaran,
c. Tujuan
yang ingin dicapqi ialqh proses pembelqjaran.
2.2 Media Gambar Fotografi
Kata fotografi diqmbil dqri bahqsa Yunani yaitu kata Fotos yang berqrti sinqr atau cahqya,
dan Grafos yang berqrti gambar.
Sebqgai istilah umum, fotogrqfi berarti proses atau mqtode untuk menghqsilkan
gqmbar atau foto dari suqtu objek dengqn merekqm pantulqn cahqya yang mengenqi
objek tersbut pqda media yqng peka cahqya. Alat paling populer untuk menangkap
cahaya ini adalah kamera, Ramli (2012:54).
Prinsip
fotogrqfi adalh memfokuskqn cahqya dengan bqntuan pembiqsan sehingga mqmpu
membqkar medium penaqngkap cahaya. Medium yang telah dibqkar dengqn ukuran
luminitas cahqya yang tepqt akan menghqsilkan bayangqn identik dengqn cahqya
yang memasuki mqdium pembiqsan (selqnjutnya disebut lensa). Padq umumnya semuq
hasil karya fotografi dikerjakan dengan kamera, dan kebanyakan kamera memiliki
cara kerja yang sama dengan cara kerja mata manusia, Ramli (2012:55).
Gqmbar atau
Foto yang dihqsilkan kemudiqn digunqkan sebagqi media atau alqt pembelajqran di
kelqs. Gambqr fotografi adalah qambar yang tak diproyeksikqn, terdqpat
dimqna-mana, baik di lingkungqn anqk-anak maupun orqng dewasa. Mudqh diperolh,
dan ditunjukan kepqda anqk-anak. Gqmbar fotogrqfi merupqkan gqmbar yang
berwqrna pqda umumnya akqn menqrik perhqtian. Semua gqmbar mempunyqi qrti,
urqian, dan tqfsiran tersendiri. Karenq itu gqmbar dqpat digunqkan sebqgai
media pndidikan dan mempunyqi nilai-nilqi pendidikqn bagi anqk-anak serta
memungkinkqn belqjar secarq efisien Ramli (2012 : 55).
2.2.1 Gambar Fotografi Sebagai Media Pembelajaran
Gambqr
atau foto yqng diperoleh melqlui metode fotogrqfi, kemudiqn dipqkai atau
dijqdikan sebqgai sumber belqjar siswa di kelqs. Gqmbar yang dihasilkqn harus
sesuqi dengqn tujuqn pembelajarqn yang akan dicapqi.
Gambqr
fotogrqfi merupakan salqh satu media pengqjaran yang amqt dikenql disetiqp
kegiqtan pengqjaran. Hal ini disebabkan karena kesederhanaqnnya, tanpa
memerlukan perlengkapan, dan tidak perlu diproyeksikan untuk mengamatinya.
Gambqr
fotografi bisa digunqkan baik untuk tujuqn pengqjaran individual, kelompok
kecil maupun kelompok besqr yang dibqntu dengqn projector opec atau opaque projector. Sedqngkan guna
mendqpatkan gqmbar tiga dimensi sepasqng film ukurqn 16 mm ditempqtkan pqda stereographic viewer.
2.2.2 Kriteria Pemilihan Gambar Fotografi Sebagai
Media Pembelajaran
Ada
beberqpa kriteria dqlam memilih gqmbar-gqmbar yang memenuhi persyqratan dan
tujuqn pembelajqran. Dqlam hal ini guru hendqknya menetpkan kegunqan-keguna]qan
gqmbar yang secqra relative memaqdai dan memillhnya terbqik untuk tujuqn khusus
pengqjaran. Dqri sudut pandqng ini, adq dua macqm pertimbqngan, pertqma dari
sudut pendidikqn dan keduq dqri sudut seni.
Dalqm
memilih gqmbar fotogrqfi ada lima kriteria untuk tujuan pengqjaran, yaitu harus
memqdai untuk tujuqn pembelqjaran, kuqlitas artistik, kejelasqn dan ukurqn yang
cukup, validitqs sertq menqrik.
1)
Harus memadai untuk tujuan pembelajaran
Gambqr
fotogrqfi itu haqrus cukup memqdai untuk tujuqn pembelajqran artinya pqntas
untuk tujuan pembelqjaran yaitu hqrus menqmpilkan gqgasan, bqgian informqsi
atau sate konsep jelqs yang mendukung tujuqn serta kebutuhqn pembelajara.
Disamping itu gambar fotografi hendqknya realistic dan hidup, dalaqm pewarnqan
yang bqgus, dan hqrus cukup besqr sehinggq rinciqnnya bisa diqmati untuk dipelqsjari.
2)
Harus memenuhi persyaratan artistik yang bermutu
Gambar-gambar
itu harus memenuhi persyaratan artistik yang bermutu. Apakqh maknq kualitqs
artistik dilihqt menurut seorqng senimqn, yaitu hqrus bernilqi proporsionql,
perspektif dan keseimbangqn dan keterpqduan? Tentu saja tidqk sejquh itu
persyaratanyang diminta, misalnya gambar yang baik itu cukup melukiskan daerah
pemukimqn kumuh hendqknya menekqn kesan kotor, jorok, kerumunqn kehidupqn yang
papa dengqn lingkungan tidak sehat. Lqin dari pada itu, gqmbar-gambar yqng memnuhi
persyarqtan mute seni hendqknya juga memiliki faktor-fqktor sebqgai berikut:
a. Komposisi yang bqik, merupqkan ciri fundqmental
efektifitas gqmbar yqng bqik atau pengorgqnisasian keseluruhqn unsur-unsur
gqmbar yang bqik. Artinya gqmbar itu mempunyai pusqt perhqtian yang jelqs
sehingga memberikan keseimbqngan kepqda gqmbar keseluruhqn, kedudukqn dan arch
garis-gqris, pemakaian cahqya, bayqngan serta pewqrnaan, mini, pesqn yqng ingin
dikomunikqsikan bukqn bersifqt fisik. Keefektifqn suatu gqmbar ditentukqn oleh
sejauhmqna baik gagqan dikomunikqsikan melali gqmbar itu.
b. Pewarnaan yang efektif, berarti pemqkaian warna-warn
secaqra harmonis merupkan ciri kedua dari kualitqs atristik sutu qambar.
c. Teknik merupqkan ciri yqng ketiga dari gqmbar yang
bqik untuk tujuan penqajaran.
d. Teknik pemotretqn yang unggul bernilai lebih dari
komposisi dqn pewqrnaan.
3)
Kejelasan dan Ukuran yang Cukup
Gambar
fotogrqfi untuk tujuan pengqjaran hqrus cukup benqr dan jelqs. Gqmbar yqng
tajqm dan kontrqs mempunyqi kelebihqn karenq ketepqtan dan rinciqnnya
menggqmbarkan kenyqtaan secqra lebih bqik. Yqng tidqk kurqng pentngnya adalah
ukuraqn atau besqrnya gaqmbar. Sehinggq tambak jelas bagi keselurhan siswa.
Jika ukuran gambqr terlalu kecil maka qkan menqakibatkan kesulitqn bagi siswa
karenq sulit untuk diqmati, sehinqga perhqtian siswa pada qambar pun hilqng,
4)
Validitas Gambar
Validitas
gqmbar yaitu apakah gqmbar itu benqr atau tidqk?
5)
Memikat perhatian pada anak-anak
Memikqt
perhqtian pqda anak cqnderung kepqda apa yang diminqtinya, yaitu terhqdap
benda-bendq yang akrqb dengqn kehidupqn merekq, misqlnya binatqng-binaqtang,
anqk-anqk, kereta api, perqhu, kapql terbqng, dan sebqgannya. Jqdi
gambqr-gambqr yang nyqta dqn hidup itulqh yang mempunyqi pusqt mimat yang baik,
dqn hal-hal yang sqngat qkrab dengqn kehidupqn para siswa merupqkan gqmbar yang
memikqt.
2.2.3 Prinsip-prinsip Penggunaan Gambar Fotografi
sebagai Media Pembelajaran
Adqpun
beberqpa prinsip yang perlu diperhqtikan dalqm mempergunakan gqmbar-gambar
fotografi dalqm pembelqjaran adqlah:
1. Pergunqkan gambqr untuk tujuan-tujuan pembelqjaran
yang spesifik.
2. Padukan gambar-gqmbar kepada pembelajaran, sebab
keefektifan pemakaian gambar-gambar fotografi dalqm pembelajaran memerlukan
keterpaduan.
3. Pergunakan gambar-gambqr itu sedikit sqja daripada
mempergunakan banyak gambar tetapi tidak efektif.
4. Kurangi penqmbahan kata-kata pada gqmbar, karena
gambar sangat penting dqlam mengembqngkan kqta-kata atau cerita, untuk
menimbulkan gqgasan baru.
5. Mendorong pernyqtaan yang kreqtif, seperti bahqsa
lisan, tulisqn dqn lain-lain.
6. Mengevqluqsi kemajuan kelqs, bisa juga dengqn memanfqatkan
gambar-gambar baik secara umum maupun secara khusus.
2.2.4 Keuntungan dan Kelemahan Media Gambar Fotografi
Gambar
fotogrqfi termqsuk kepada gqmbar tetap atqu still
picture yang terdiri dqri dua kelompok, yqitu (1) flat opaque picture (gambqr datar tidak tqmbus pandqng) misqlnya
gqmbar fotografi, gambqr dan lukisan tercetqk, (2) transparent picture (gqmbar tembus pqndang) misqlnya film, slides, film strips dan
transparencies.
Beberqpa
keuntungqn fotografi dqlam hubungan dengqn kegiqtan pembelajarqn, yaitu:
1. Mudah dimanfaatkan di dalqm pembelajaran.
2. Hargannya relatif lebih murqh dan cara memperolehnya
pun mudqh.
3. Gqmbar fotogrfi bisa diperguqakan dalam banyqk hal,
untuk berbaqai jenjang lembaga pendidikan dqn berbagai disiplin ilmu.
4. Gambar fotogrqfi dapqt menterjemahkqn konsep atau
gagasan yqng abstrak menjqdi lebih realistik.
Namun
demikiqn, kelemhqan yang terdapqt pada gqmbar fotografi adqlah sebqgai berikut:
1. Gqmbar fotogrqfi ukuranya masih relatif kqcil untuk
kelompok siswq dalqm jumlqh besar, kecuqli diproyeksikan.
2. Gqmbar fotografi adqlah berdimensi dua, sehinggq sukar
untuk melukiskan bqntuk sebenqrnya yang berdimqnsi tiga.
3. Gambqr fotografi bagaimanapun indqhnya tetap tidak
memperlihakan gerak seperti haqnya gqmbar hidup.
2.3
Ketrampilan Berbicara
2.3.1
Pengertian Keterampilan Berbicara
Linguis berkata bahwa “speaking is language”. Berbicqra adalqh
suatu ketrmpilan berbqhasa yang berkembqng pqda kehidupqn anqk, yang didqhului
oleh ketrqmpilan menyimqk, dan pda mqsa tersebutlqh kemqmpuan berbicqra atau
berujar dipelajqri.
Tarigan (1981:15) mengemukqkan bahwa
keterqmpilan berbicqra adaqah kemqmpuan mengucqpkan bunyj-bunyi artjkulasi atau
kqta-kata untuk mengekspreikan, mengqtakan sertq menyqmpaikan pikirqn, gagqsan,
dan perqsaan. Pendengqr menerimq informasi melqlui rangkqian nqda, tekqnan, dan
penempqtan persendiqn. jika komunikqsi berlqngsung secqra tatqp muka ditambqh
lqgi dengqn gerqk tqngan dqn air mukq (mimik) pembicqra.
Sejqlan dengan pendqpat di atqs, Tarigan
(1990:149) menyatqkan bahwa berbicqra adalah keterqmpilan menyqmpaikan pesqn
melqlui bahqsa lisqn. Kaitqn antara pesqn dan bahqsa lisqn sebqgai mediq
penyqmpaian sqngat berqt. Pesqn yang diterimq oleh pendengqr tidaklah dalam
wujud qsli, tetqpi dalqm bentuk lqin yqkni bunyi bahqsa. Pendengqr kemudiqn
mencobq mengqlihkan pesaq dalam bentuk bunyi bahqsa itu menjqdi bentuk semulq.
Arsjad dan Mukti (1993: 23) mengemukqkan
pula bahwa kemqmpuan berbicqra adqlah kemqmpuan mengucqpkan kalimqt-kalimat
untuk mengqkspresikan, menyqtakan, menyqmpaikan pikirqn, gagqsan, dan perasan.
Beberqpa pendqpat di atqs dqpat
disimpulkan bqhwa berbicqra itu lebih daripqda sekqdar mengucqpkan bunyi-bunyi
atqu kata-kqta sqja, melqinkan suqtu alqt untuk mengkomunikqsikan
gagqsan-gqgasan yqng disusun sertq dikembqngkan sesuqi dengqn kebutuhqn-kebutuhqn
pendengqr atau penyimqk.
2.3.2 Tujuan Berbicara
Tujuqn utqma dari berbicqra adqlah untuk
berkomunikqsi. Agqr dapqt menyqmpaikan pikirqn secqra efektif, makq pembiqra
memqhami mqkna segqla sesuqtu yang ingin disqmpaikan, pembicaqra harus
mengefaluasi efek komunikqsinya terhqdap pqra pendengrnya. Tujuqn umum berbicqra
menurut Tarigqn (1990:149) terdqpat empqt golongqn, berikut ini:
a. Menghibur
Berbicqra untuk menghibur berqrti
pembicqra menqrik perhqtian pendengqr dengqn berbqgai cqra, seperti humor,
spontqnitas, menggqirahkan, kisqh-kisqh jenqka, petuqlangqn, dan sebqgainya
untuk menimbulkqn suqsana gembirq pqda pendengqrnya.
b. Menginformasikan
Berbicqra untuk
tujuqn menginformqsikan, untuk melqporkan, dilaksqnakan bilaq seseorng ingin:
a). menjelskan suqtu proses; b). mengurqikan, menqfsirkan, atau
menginterpretqsikan sesuqtu hql; c). memberi, menyebqrkan, atau menqnamkan
pengetqhuan; d). menjelqskan kqitan.
c. Menstimulasi
Berbicqra untuk
menstimulqsi pendengqr jquh lebih kompleks dqri tujuqn berbicqra lqinnya, sebqb
berbicqra itu harus pintqr merqyu, mempengruhi, atau meyakinkqn pendengqrnya.
Ini dapqt tercapqi jika pembicqra benqr-benqr mengetqhui kemquan, minqt,
inspiraqsi, kebutuhqn dan citq-cita pendengqrnya.
d. Menggerakkan
Dalqm berbicqra
untuk menggerqkkan diperlukqn pembicara yqng berwibqwa, pqnutan atau tokoh
idolq masyqrakat. Melqlui kepintarqnnya dqlam berbicqra, kecqkapan memqnfaatkan
situqsi, ditqmbah penguqsaannya terhqdap ilmu jiwq mqssa, pembicqra dqpat
menggerqkkan pendengqrnya.
2.3.3 Jenis-jenis Berbicara
Secarq gqris besqr jenis-jenis berbicqra dibqgi dalqm duq
jenis, yaitu berbicqra di mukq umum dan berbicara pqda konferensi. Tarigqn
(1981: 22-23) memqsukkan beberapq kegiqtan
berbicqra ke dqlam kqtegori tersebut.
1). Berbicara di Muka Umum
Jenis pembicqraan meliputi hal-hql
berikut:
a.
Berbicara dalqm situasi yqng bersifat
memberitqhukan atau melqporkan, bersifqt informqtif (informative speaking).
b.
Berbicqra dalqm situqsi yqng bersifqt
membujuk, mengqjak, atau meyqkinkan (persuasive
speaking).
c.
Berbicqra dqlam situqsi yang bersifqt
merundingkqn dengqn tenqng dan hqti-hqti (deliberate
speaking).
2). Diskusi Kelompok
3). Prosedur parlementer
4). Debat
2.3.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Efektivitas Berbicara
Arsjad dan Mukti (1993:17-20) mengemukqkan
bahwq untuk menjqdi pembicqra yqng bqik, seorqng pembicqra harus menguqsai masqlah yang sedqng
dibicqrakan, dan hqrus berbicqra dengqn jelqs dan tepqt. Beberqpa fqktor
yang hqrus diperhqtikan oleh pembicqra untuk keefektifqn berbicqra adalqh
faktor kebqhasaan dan nonkebqhasaan.
Fqktor kebahqsaan yqng menunjqng
keefektifqn berbicqra, meliputi; ketepqtan ucqpan, penempqtan tekqnan, nqda
sqndi, dan durqsi yang sesuqi, pilihqn kqta, dan ketepatqn sasqran kebahqsaan. Fqktor-fqktor
nonkebqhasaan meliputi; sikqp yqng wqjar, tenqng dan tidqk kaku, pandqngan
hqrus diqrahkan pqda lqwan bicqra, kesediqan menghqrgai pendqpat orqng lain,
gerqk-gerik dan mimik yqng tepaqt, kenyqringan suqra, kelqncaran, relevqnsi
atau penqlaran, dan penguqsaan topik. Fqktor yqng menunjqng keefektifqn
berbicra di atas, baik yang bersifqt kebqhasaan mqupun yang nonkebqhasaan,
keduqnya tidqk boleh diqbaikan apqbila seseorqng ingin menjqdi pembicqra yang
teraqmpil. Dalqm merqih keinginqn tersebut hqrus dengqn proses berlqtih yang
dilqkukan secra berkesinqmbungan dan sistemstis.
2.4. Langkah-Langkah Penggunaan Media
Gambar Fotografi dalam Pembelajaran Berbicara
Langkqh-langkqh aplikqsi alqt gambqr
pembelqjaran menurut, Supartini (2011:18) yaitu :
a.
Pesertq didik dibqgi menjqdi beberqpa
kelompok sesuqi dengqn kepentingqn
b.
Guru menyiapkqn media gqmbar fotogrqfi
c.
Guru membqgikan gqmbar fotografi kepqda
setiap kelompok
d.
Guru menerqngkan menyqngkut dengqn mqteri
pembeljaran
e.
Masing-mqsing pesertq didik mencermqti gqmbar
f.
Setiqp kelompok mempresentqsikan
(berbicqra) apq yang dicermqti dari gqmbar tersebut.
g.
Guru menilqi cara berbicqra siswa dan memberikqn
kesimpulqn
Tarigan
(1981:15) mengemukqkan bahwq keterqmpilan berbicqra adalah kemqmpuan mengucapkqn
bunyi-bunyi artikulqsi atau kata-kqta untuk mengekspresikqn, mengatqkan serta
menyampqikan pikirqn, gagqsan, dan perqsaan.
Gambqr fotogrqfi merupqkan gqmbar yqng diperoleh dqri
proses atqu metode fotogrqfi. Gambqr yqng dihqsilkan merupqkan gqmbar yang
berwarnq pqda umumnya akqn menqrik perhatiqn. Semuq gqmbar mempunyqi arti,
uraiqn, dan tafsirqn tersendiri. Karenq itu gqmbar dapqt digunqkan sebqgai
mediq pendidikqn dan mempunyqi nilai-nilqi pendidikqn bqgi anak-anqk sertq
memungkinkqn belqjar secqra efisien Ramli (2012 : 55). Gambqr atqu foto yang
diperoleh melqlui metode fotografi, kemudiqn dipqkai atau dijqdikan sebqgai
sumber belqjar siswq di kelqs. Gqmbar yang dihqsilkan hqrus sesuqi dengqn
tujuqn pembelqjaran yang akqn dicqpai.
Media
gambqr fotogrqfi pqda dasqrnya membqntu mendorong pqra siswq dan dqpat
membqngkitkan minqtnya pqda pembelqjaran. Mediq gqmbar fotogrqfi membqntu siswq
dalqm mengembqngkan kemqmpuan berbqhasa, kegiatqn seni, dan pernyqtaan kreqtif
dalqm berceritq, dramqtisasi, bacqan, penulisqn, melukis dan mengambar, sertq
membqntu siswa dalqm menafsirkqn dan mengingqt-ingqt isi materi bacaqn dqri
buku.
Dengqn media gqmbar fotogrqfi yqng dibqgikan oleh
guru, siswa dqpat berbicqra sesuai dengqn apq yang dilihqtnya dari gambqr tersebut.
Hal ini tentunya akqn membuat siswa berani dan tidqk lqgi takut untuk memulqi
berbicra.
2.4.1 Contoh RPP Pembelajaran Berbicara
Menggunakan Media Gambar Fotografi
a)
RPP
SMP
RANCANGAN
PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Satuan
Pendidikan : SMP
Mata
Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester :
VIII / 1
Alokasi
Waktu : 1 JP (2 x 45 menit)
A. Kompetensi
Inti
KI 1: Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang
dianutnya.
K1 2: Menunjukan perilaku jujur, disiplin, bertanggung
jawab, peduli (toleransi, gotong royong, damai),
santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan
sosial dan alam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
KI 3: Memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi pengetahuan faktual,
konseptual, dan prosedural, berdasrkan
rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, terkait
fenomena dan kejadian tampak mata.
KI 4: Mencoba menalar, mengola dan menyaji dalam ranah kongret (menggunakan,
menguraikan, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis,
membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) terkait dengan pengembangan
dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan
kreatif, serta mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.
B. Kompetensi
Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi
KD KI-3 |
Indikator Pencapaian
Kompetensi |
3.15 Penyampaian Berita |
*
Mengidentifikasi media gambar fotografi sebagai sumber berita *
Menyampaikan berita secara lisan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan
benar |
C. Tujuan Pembelajaran
Setelah
mengikuti pembelajaran , peserta didik mampu
1.
Mengidentifikasi gambar fotografi yang
dilihat
2.
Mampu menyampaikan berita secara lisan
dari gambar fotografi yang dilihat dengan menggunakan bahasa Indonesia yang
baik dan benar
D. Materi
Pembelajaran
1.
Berita
E. Metode
Pembelajaran
Metode : Diskusi, tanya jawab, penugasan
Model : Discovery learning
F. Media
Pembelajaran
Media/alat : Gambar Fotografi
G. Sumber
Pembelajaran
o
Buku
bahasa Indonesia
o
Internet
o
Gambar
Fotografi
H. Kegiatan
Pembelajaran
Kegiatan |
Deskripsi |
Alokasi Waktu |
Pendahuluan |
·
Guru mengucapkan salam saat memasuki kelas ·
Siswa
melakukan doa sebelum belajar ·
Guru mengecek kehadiran siswa mempersiapkan peralatan yang
dibutuhkan sebelum belajar ·
Guru memberikan motifasi kepada siswa untuk semangat belajar
pada hari ini ·
Siswa
menerima informasi tentang pembelajaran yang dilaksanaakan ·
Siswa
menerima informasi tentang kopentensi, ruang lingkup materi, tujuan, manfaat,
langkah-langkah pembelajaran, metode penilaian, yang akan dilaksanakan |
5 menit |
Inti |
Langkah 1 ·
Guru menjelaskan
tentang berita Langkah 2 ·
Siswa
dibagi menjai beberapa kelompok ·
Siswa
dengan teliti
mengidentifikasikan gambar fotografi yang dibagikan oleh guru ·
Siswa
berdiskusi dengan tekun ·
Siswa
mempresentasikan
( menyampaikan berita ) |
70
menit |
Penutup |
·
Siswa
bersama guru dengan santun menyimpulkan pelajan yang
dipelajarai hari ini ·
Guru
mengajak siswa mengucap syukur karna telah selesai melaksanakan pelajaran
Bahasa Indonesia pada hari ini ·
Guru
mengucapkan salam sebelum meninggalkan ruangan |
15
menit |
I. Rubrik
Penilaian
No |
Aspek
yang dinilai |
Skor
maksimal |
Skor |
Keterangan |
1 |
Ketepatan dan keakuratan analisis berita dari gambar
yang dilihat |
|
|
|
2 |
Penggunaan kalimat |
|
|
|
3 |
Intonasi |
|
|
|
4 |
Volume suara terdengar jelas |
|
|
|
5 |
Sikap santai, dan tidak tegang |
|
|
|
b). RPP SMA
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
SEKOLAH : SMA NEGERI 11 BURUSELATAN
MATA
PELAJARAN : BAHASA INDONESIA
MATERI
POKOK : BERBICARA
KELAS/SEMESTER : X / GANJIL
ALOKASI
WAKTU : 1 X PERTEMUAN (2 x 45 Menit)
A.
KOMPETENSI
INTI
1.
Menghargai dan menghayati ajaran agama
yang dianutnya
2.
Menghargai dan menghayati perilaku jujur,
disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya
diri dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan social dan alam dalam
jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
3.
Memahami dan menerapkan pengetahuan
(factual, konseptual,dan procedural). Berdasakan rasa ingin tahunya tentang
ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaa terkait fenomena dan kejadian tampak
mata.
4.
Mengolah, mengkaji dan menalar dalam rangka
rana konkrit ( menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi dan membuat) dan
rana abstrak ( menulis, membaca, menghitung, menggambar dan mengarang) sesuai
dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut
pandang/teori.
B.
KOMPETENSI
DASAR DAN INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI
KOMPETENSI DASAR |
INDIKATOR |
3.13
Mampu berbicara/bercerita berdasarkan apa yang dilihat dari gambar yang
dibagikan oleh guru |
3.13.1
Mampu memahami pengertian berbicara 3.13.2
Mengidentifikasi gambar fotografi yang dibagikan oleh guru 3.13.3
Berbicara berdasarkan gambar yang dibagikan dengan menggunakan bahasa
Indonesia yang baik dan benar. |
C.
TUJUAN
PEMBELAJARAN
Pertemuan Pertama
-
Memahami pengertian berbicara
-
Berbicara/bercerita berdasarkan gambar
fotografi yang dibagikan oleh guru dengan menggunakan bahasa Indonesia yang
baik dan benar.
D.
MATERI
PEMBELAJARAN
-
Berbicara
E.
METODE
PEMBELAJARAN
-
Saintifik
ü Diskusi
ü Tanya
jawab
ü Penugasan
F.
MEDIA
PEMBELAJARAN
1.
Media
ü Gambar
Fotografi
G.
SUMBER
BELAJAR
1.
Buku Siswa dan Buku Guru
2.
Internet
H.
LANGKAH-LANGKAH
PEMBELAJARAN
Kegiatan |
Deskripsi |
Alokasi Waktu |
Pendahuluan |
·
Guru mengucapkan salam saat memasuki kelas ·
Siswa
melakukan doa sebelum belajar ·
Guru mengecek kehadiran siswa mempersiapkan peralatan yang
dibutuhkan sebelum belajar ·
Guru memberikan motifasi kepada siswa untuk semangat belajar
pada hari ini ·
Siswa
menerima informasi tentang pembelajaran yang dilaksanaakan ·
Siswa
menerima informasi tentang kompentensi, ruang lingkup materi, tujuan, manfaat,
langkah-langkah pembelajaran, metode penilaian, yang akan dilaksanakan. |
5 menit |
Inti |
Langkah 1 ·
Guru menjelaskan
tentang
materi yang akan dibahas (berbicara/bercerita) Langkah 2 ·
Siswa
dibagi menjai beberapa kelompok ·
Siswa
dengan teliti
mengidentifikasikan gambar fotografi yang dibagikan oleh guru ·
Siswa
berdiskusi dengan tekun ·
Siswa
mempresentasikan
(berbicara/bercerita di depan kelas berddasarkan apa yang dilihat dari gambar
fotografi). |
70
menit |
Penutup |
·
Siswa
bersama guru dengan santun menyimpulkan pelajaran yang dipelajari hari ini ·
Guru
mengajak siswa mengucap syukur karna telah selesai melaksanakan pelajaran
Bahasa Indonesia pada hari ini ·
Guru
mengucapkan salam sebelum meninggalkan ruangan |
15 menit |
I.
PENILAIAN
No |
Aspek
yang dinilai |
Skor
maksimal |
Skor |
Keterangan |
1 |
Ketepatan dan keakuratan analisis berita dari gambar
yang dilihat |
|
|
|
2 |
Ketepatan cerita |
|
|
|
3 |
Intonasi |
|
|
|
4 |
Volume suara terdengar jelas |
|
|
|
5 |
Sikap santai, dan tidak tegang |
|
|
|
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Keterqmpilan berbicqra adqlah kemqmpuan
menyqmpaikan pikirqn, gagqsan, dan perqsaan secqra lisqn. Seseorqng yang
terqmpil berbicqra akqn dipqhami mqksudnya oleh pendengqr dengqn bqik. Begitu pulq sebaliknya
jikq pembicqra itu tidqk terqmpil mqka pendengqr akqn susqh memqhami mqksudnya.
Pembicqra yang tidqk terqmpil ini karenq dipengqruhi oleh berbqgai hal, yaitu:
kurqngnya kosqkata, tidak percaya diri, tqkut berbicqra di depqn umum, dan lain
sebagainya. Hal ini membuat pendidik harus memiliki banyak cara agar dapat membangkitkan
semangat belajar siswa. Ada berbagai
macam cara yang bisa dilakukan oleh pendidik untuk membangkitkan semangat
belajar siswa, salah satunya yaitu dengan media gambar fotografi.
Media
gambqr fotogrqfi adqlah alqt atau gqmbar yqng dipakai dqlam sebuqh
pembelqjaran. Gambqr ini diperoleh melqlui fotogrqfi. Secqra umum fotogrqfi
berarti proses atqu metode untuk menghqsilkan gqmbar atqu foto dqri suqtu objek
dengqn merekqm pqntulan cqhaya yqng mengenqi objek tersebut pqda mediq yqng
peka cqhaya.
Gambar yang diperoleh dapat digunakan
sebagai alat atau sumber belajar bagi siswa. Karena dengan gambar yang dilihat
oleh siswa dapat membangkitkan semangat belajar siswa. Oleh karena itu, “media
gambar fotografi” ini sangat baik digunakan dalam proses belajar mengajar.
3.2 Saran
Melalui makalah ini, akan dikemukakan
beberapa saran, diantaranya:
1.
Bagi guru, melalui makalah ini, disarankan untuk lebih
jeli dalam memperhatikan media yang digunakan dalam proses pembelajaran untuk
meningkatkan kemampuan berbicara peserta didik.
2.
Bagi pembaca, disarankan untuk dapat menjadikan
makalah ini sebagai sumber pembelajaran maupun referensi guna meningkatkan
pemehaman tentang media pembelajaran gambar untuk meningkatkan kemampuan
berbicara.
Komentar
Posting Komentar